• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN

3.2 Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara makro terbagi atas dua kelompok data, yakni data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan langsung di lapangan dengan pendekatan metode survei dan wawancara. Untuk data sekunder lebih diarahkan pada data-data statistik perikanan dan berbagai laporan pada lembaga-lembaga yang terlibat dalam aktivitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perikanan.

Data yang dibutuhkan antara lain: data demografi dan ekonomi kawasan, data oseanografi (suhu permukaan laut/SPL dan Klorofil-a), nelayan dan rumah tangga perikanan, aktivitas perikanan di berbagai level baik pada aktivitas pra tangkap, kegiatan penangkapan, kegiatan pasca tangkap, distribusi dan pemasaran, pengolahan hasil perikanan serta data-data kebijakan pengelolaan perikanan tangkap (khususnya perikanan pelagis kecil).

3.2.2. Metode pengumpulan data 3.2.2.1 Data umum lokasi penelitian

Data umum lokasi penelitian yang meliputi data gambaran umum wilayah, infrasruktur wilayah, eksistensi sektor perikanan dalam perekonomian wilayah, dan gambaran umum perikanan Maluku Tengah. Data merupakan data sekunder, baik dari statistik instansi pemerintah (Bappeda, BPS, dan DKP kabupaten). 3.2.2.2 Data sub sistem alam

(1) Data lingkungan perairan dan daerah penangkapan ikan (DPI)

Data lingkungan perairan yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang berasal dari data Citra MODIS untuk waktu satu tahun, mulai dari Desember 2009 sampai dengan November 2010. Kelompok data yang diambil meliputi: distribusi suhu permukaan (SPL) bulanan dan data distribusi Klorofil-a bulanan.

Data yang digunakan untuk melihat penyebaran kllorofil diperoleh dengan mengakses alamat Ocean Color Web (http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/). Data klorofil yang tersedia diperoleh dari seluruh permukaan bumi dari satelit MODIS. Data Modis yang digunakan ialah data level 3 atau data yang berasal dari variabel geofisik yang disimpan/ dipetakan dalam ruang/waktu yang seragam. Citra (Level 3) yang akan diunduh berformat SMI-HDF (*.bz2)

Data level 3 yang telah diunduh (berformat SMI-HDF (*.bz2)) kemudian diekstrak dan diolah menggunakan SEADAS. Masukan koordinat data dan kategori output yang diinginkan kemudian ekspor data hasil dalam bentuk ASCI (berformat sxc). Data hasil olahan juga dapat berupa gambar (JPEG) maupun histogram (JPEG).

Khusus untuk data DPI dilakukan pengambilan titik langsung di lapangan untuk kawasan-kawasan di pulau Ambon dan Kepulauan Lease, serta bagian Selatan Pulau Seram. Pengambilan titik ini didasarkan pada sebaran lokasi rumpon sebagai lokasi penangkapan ikan dengan purse seine dan pancing tegak, serta lokasi penangkapan ikan dengan alat tangkap bagan dan lokasi penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring insang permukaan (surface gill net).

(2) Data stok ikan pelagis kecil

Pengumpulan data stok ikan pelagis kecil dilakukan dengan pendekatan metode akustik. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

(1) Satu unit purse seiner berukuran P x L x D = 21,0 x 2,8 x 0,8 m;

(2) Satu set scientific echosounding system BioSonic dengan frekuensi operasional 38 kHz dan sudut beam (half power points, -3 dB) 10 derajat;

(3) Satu unit global positioning system (GPS) receiver GRC standard marine survey;

(4) Perangkat lunak Visual Acquisition untuk mengendali seluruh setting operasional dan fungsi-fungsi dari echosounder dan transducer yang terhubung ke sistem akustik tersebut (BioSonic Inc., 2003) dalam pengumpulan data akustik;

(5) Perangkat lunak Visual Analyzer untuk mengestimasi kepadatan ikan dari hasil echo integration (BioSonic Inc., 2004);

63

(6) Satu unit laptop Panasonic Tough Book untuk menjalankan kedua perangkat lunak tersebut, menyimpan data akustik dan hasil analisa;

Pengumpulan data stok ikan pelagis kecil dilakukan di perairan bagian Selatan Kabupaten Maluku Tengah pada tanggal 29-30 Oktober 2011 dan 17-18 Februari 2012. Batasan kawasan yang diberikan sebagai lingkup spasial adalah: 127o52’32,14” sampai dengan 129o49’5,96” BT dan 3o6’58,86” sampai dengan 3o47’34,72” LS.

Pengumpulan data pada penelitian ini didesain mengikuti transek paralel acak sebagaimana dianjurkan oleh Simmonds and MacLennan (2005) dan Latumeten (2010). Dalam pengumpulan data akustik tersebut, transducer dibenamkan sedalam 1,5 meter pada salah satu sisi kapal dan diseret dengan kecepatan rata-rata 6 (enam) knot disepanjang jalur pengambilan data. Parameter sistem akustik yang diset untuk pengambilan data akustik pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai parameter sistem yang diset dalam pengambilan data akustik

Parameter Nilai

Data Threshold -100.00 dB

Ping Rate 2.00 ping per second

Collection Range 2 to 302 m

Pulse Width 0.50 ms

Absorption Coefficient 0.00605 dB/m

Salinity 34.00ppt

Water Temperature 28.00 deg C

Sound Velocity 1540.20 m/s

Satuan jarak baku sampling (Elementary Sampling Distance Unit, ESDU) pada pengambilan data akustik di setiap lokasi sampling tersebut ditetapkan selama satu menit atau kira-kira sepanjang 185 meter.

Penyesuaian posisi dan arah pelayaran kapal dengan posisi dan arah garis- garis transek yang telah didesain itu, dikontrol menggunakan GPS GRC standard marine survey. Posisi dan waktu perolehan data di tiap ESDU direkam secara simultan dan otomatis, sehingga luaran echointegrator yang diperoleh telah

dilengkapi dengan data posisi dan waktu perolehannya yang juga disimpan secara otomatis (automatically saved) di harddisk komputer.

Pengambilan data akustik sebagaimana dijelaskan di atas, dilakukan mulai pagi hari (pukul 08.00 WIT) hingga sore hari (19.00 WIT), sementara data ikan untuk keperluan verifikasi jenis, ukuran dan berat ikan yang terdeteksi, diperoleh dengan teknik sampling acak sederhana (simple random sampling) terhadap hasil tangkapan pukat cincin dan bagan milik nelayan yang beroperasi di dalam kawasan perairan yang diteliti.

3.2.2.3 Data sub sistem manusia

(1) Data nelayan dan rumah tangga perikanan

Pengumpulan data potensi sumber daya nelayan meliputi: jumlah dan perkembangan nelayan dan RTP selama 10 tahun (2001-2010) pada setiap kawasan pengembangan perikanan pelagis kecil. Pengumpulan data ini diarahkan untuk dua jenis data, primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan langsung pada nelayan sampel untuk setiap jenis alat tangkap melalui wawancara terstruktur. Data sekunder dikumpulkan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Tengah melalui identifikasi data statistik yang ada.

Sampel nelayan dan RTP dipilih dari desa-desa utama yang mengembangkan perikanan pelagis kecil. Untuk setiap kawasan dipilih dua sampai tiga desa, dengan jumlah pelaku usaha untuk setiap unit penangkapan sebanyak tiga sampai lima orang. Jumlah responden untuk nelayan mencapai 81 orang dari sembilan kawasan, dengan demikian jumlah responden nelayan rata- rata sembilan orang per kawasan.

(2) Data API dan upaya penangkapan ikan

Data ini meliputi jumlah API dan upaya penangkapan ikan pelagis kecil per tiap jenis API di seluruh kawasan yang dikaji. Untuk menggali data tentang dinamikanya, maka pengumpulan data diarahkan pada data tahunan dari tahun 2001-2010. Data ini merupakan sekunder yang dikumpulkan pada DKP Maluku Tengah, namun demikian untuk mendukung kebutuhan analisis dilakukan konfirmasi lapangan dengan pendekatan wawancara semi terstruktur.

65

Sampel API pelagis kecil yang dipilih adalah lima jenis API yang dominan di wilayah penelitian dan memiliki tujuan penangkapan terhadap jenis-jenis ikan pelagis kecil. Distribusi jumlah responden per jenis API, masing-masing: (1) pukat pantai sebanyak 16 responden; (2) pukat cincin sebanyak 17 responden; (3) jaring insang hanyut sebanyak 16 responden; (4) bagan apung sebanyak 16 responden; dan (5) pancing tegak sebanyak 16 responden. Total jumlah responden untuk pengkajian produktivitas API dan perkembangan usahanya sebanyak 81 responden yang sesuai dengan jumlah sampel API yang dikumpulkan datanya. (3) Data produksi ikan pelagis kecil

Data ini meliputi volume dan nilai produksi ikan pelagis pada tiap kawasan pengembangan. Data dinamika produksi difokuskan pada perkembangan produksi dari tahun 2001-2010 untuk setiap jenis alat tangkap, komoditas dan distribusi di seluruh kawasan. Data ini adalah data sekunder dari DKP Maluku Tengah dan dilakukan konfimasi lapangan dengan pendekatan wawancara semi terstruktur.

(4) Data pengolahan hasil perikanan pelagis kecil

Data ini meliputi distribusi spasial pelaku usaha pengolahan, rumah tangga pengolah, dan rata-rata produksi setiap jenis olahan. Data yang mendukung dalam mengekspresikan dinamika pengolahan dikumpulkan secara tahunan (2001-2010), khususnya untuk volume dan nilai produksi olahan setiap jenis komoditas pelagis kecil. Data ini juga merupakan data sekunder dari DKP Maluku Tengah, namun untuk kebutuhan pengembangan analisis, dilakukan konfimasi lapangan dengan pendekatan wawancara semi terstruktur.

Sampel untuk pelaku usaha pengolahan hasil perikanan dipilih dari desa- desa utama yang mengembangkan kegiatan pengolahan hasil perikanan. Jumlah responden pelaku usaha pengolahan tiap kawasan sebanyak lima orang, sehingga total jumlah pelaku usaha pengolahan hasil perikanan mencapai 45 orang.

(5) Data distribusi dan pemasaran ikan pelagis kecil

distribusi dan pemasaran ikan pelagis kecil pada tiga ruang lingkup yaitu: lokal/antar kawasan dalam wilayah Maluku Tengah dan Maluku, antar pulau dan ekspor. Untuk mendukung analisis dinamikanya, dikumpulkan data tahunan produksi dan pemasaran porduksi ikan pelagis kecil yang dikeluarkan oleh setiap kawasan. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan desk study yang dilengkapi melalui konfirmasi lapangan, terutama pada pelaku usaha distribusi dan pemasaran.

Sampel untuk pelaku usaha distribusi dan pemasaran hasil perikanan dipilih pusat-pusat kegiatan distribusi dan pemasaran yang terkonsentrasi pada pusat-pusat kawasan. Jumlah responden untuk pelaku usaha dan distribusi hasil perikanan, masing-masing lima orang per kawasan atau total jumlah responden pelaku usaha pengolahan mencapai 45 orang.

3.2.2.4 Data sub sistem pengelolaan (1) Data pengelolaan berbasis kebijakan

Data ini meliputi seluruh kebijakan dan implementasinya dalam konteks pengelolaan perikanan di Maluku Tengah, baik kebijakan pusat, provinsi maupun kabupaten. Data alokasi program tahunan dikumpulkan untuk mencermati dinamikanya melalui pernyataan roadmap pengelolaan berbasis kebijakan pemerintah. Data yang terkait dengan ekspresi dinamika pengelolaan berbasis kebijakan dalam periode pembangunan perikanan 2006-2010. Pengumpulan data menggunakan pendekatan desk study terhadap dokumen-dokumen kebijakan, perencanaan dan laporan implementasinya dalam lima tahun terakhir.

(2) Data dinamika pengelolaan dengan pendekatan model struktural

Data yang diambil meliputi data-data kebijakan dan persepsi responden tentang perkembangan kebijakan pengembangan kawasan perikanan di Maluku Tengah, baik kebijakan politik, sosial ekonomi serta lingkungan perairan dan SDI. Data yang terkait dengan komponen ini adalah data kuisioner model persamaan struktural yang didistribusikan pada responden sebanyak 176 orang, dengan komposisi responden meliputi: DKP Maluku Tengah 15 orang (termasuk staf pengelola UPTD PPI), Bappeda Maluku Tengah lima orang, politisi Maluku

67

Tengah lima orang, DKP Provinsi Maluku 10 orang dan Bappeda Provinsi Maluku tiga orang, nelayan di tiap kawasan kawasan penelitian 12 orang (total nelayan= 108), pelaku usaha pengolahan hasil perikanan pelagis kecil 13 orang, dan pelaku usaha distribusi dan pemasaran 12 orang, perusahaan perikanan lima orang.

Dalam mendukung analisis pengembangan kawasan perikanan pelagis kecil, dikumpulkan informasi dari informan kunci di lokasi sampel seperti, pemilik alat tangkap bukan nahkoda, pejabat atau tokoh kelompok nelayan, pejabat dan petugas dinas kelautan dan perikanan, akademisi, pengusaha dan nelayan pada setiap jenis alat tangkap yang dianalisis. Pertanyaan yang disampaikan merupakan informasi mendalam terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas penangkapan ikan pelagis kecil dan kemungkinan pengembangannya, disamping efisiensi kebijakan dan regulasi di tingkat daerah yang berkaitan dengan kegiatan perikanan tangkap.

3.2.2.5 Data implikasi dinamika sistem perikanan pelagis kecil (1) Data kelayakan finansial

Data-data dalam kategori ini meliputi unsur-unsur biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Umur teknis dan ekonomi untuk setiap alat tangkap utama juga dicatat sebagai dasar untuk pengembangan analisis. Data lain yang dikumpulkan meliputi, harga produk, sistem bagi hasil, penerimaan dan pengeluaran lain yang terkait dalam analisis ini.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan pendekatan wawancara terstruktur, penelusuran data statistik perbankan dan catatan nelayan atau pemilik unit penangkapan. Kombinasi teknik pengumpulan data ini untuk menemukan nilai aktual yang terjadi di lapangan.

(2) Data komoditas unggulan dan unit penangkapan ikan pilihan

Data-data yang dimaksudkan meliputi nilai produksi, harga, wilayah pemasaran, nilai tambah, MSY, effort optimum, hasil tangkapan tahun 2010 dan tingkat pemanfaatannya. Data-data ini dikumpulkan dengan pendekatan teknik pengumpulan data statistik perikanan dan wawancara terstruktur.

Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara acak dengan stratifikasi jenis alat tangkap yang difokuskan pada pusat-pusat kegiatan perikanan tangkap yang tersebar di lokasi penelitian. Obyek penelitian adalah unit penangkapan ikan yang dominan menangkap ikan pelagis kecil dan masih aktif beroperasi pada saat berlangsung penelitian. Secara keseluruhan, jumlah sampel alat tangkap disesuaikan dengan tujuan penelitian dan metode analisis yang digunakan. Sampel unit penangkapan yang dipilih antara lain: (1) pukat pantai; (2) pukat cincin; (3) jaring insang (4) bagan perahu; dan (5) pancing tegak.

Data primer dikumpulkan dengan kuesioner melalui wawancara terstruktur terhadap responden utama yaitu: nelayan dan/atau anak buah kapal, juragan pemilik, dan juragan bukan pemilik alat tangkap. Data ini mencakup jumlah dan jenis alat tangkap, ukuran-ukuran utama kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan ikan, fishing base, lama operasi penangkapan, musim penangkapan, biaya investasi, biaya operasi penangkapan, jumlah nelayan per unit penangkapan, jenis dan jumlah ikan yang ditangkap (produksi per jenis ikan), harga ikan dan rantai pemasaran ikan, sistem pembagian hasil perikanan, pendapatan nelayan, data teknis alat tangkap dan kapal penangkap, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam operasi penangkapan.

Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah terkait seperti: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tengah, Departemen Kelautan dan Perikanan, Lembaga Swadaya Masyarakat perikanan, dan institusi non-pemerintah lainnya berupa informasi resmi dari berbagai publikasi ilmiah serta literatur penunjang.

Dokumen terkait