• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA DAN ANALISIS

4. Perilaku Konsumen

3.4.1 Data Karya Sejenis

3.4.1.1 Data Film Maya

Maya 2015

Gambar 3.1 Poster Film Maya (Sumber www.Java Film.com)

Judul : Maya

Sutradara : Veemsem Lama Skenario : Tom Cullingham

Produksi : Februari 2015

Dalam film Veemsem Lama sebagai sutradara menceritakan kisah tentang Maya yang diperankan oleh 3 anak yaitu Maya (Asmhita Tamang), Bikram (Suraj Tamang), Kancha (Aakash Malla). Dia adalah seorang gadis yang menceritakan tentang 3 anak Nepal yang kehilangan tempat dan melarikan diri dari pedagang budak, dan mencari jati diri mereka, mereka mengelilingi seputar daerah Kathmandu seolah memperlihatkan kehidupan sosial di daerah sana, dan mereka melarikan diri dari tempat pedagang di bawah umur meunjukan seolah mereka memperlihatkan iman yang tak pernah

58 berakhir, scene dimana mereka makan, dan salah satu peran yang bernama Bikram mencarikan makan dan menjaga mereka ketika keluar sebuah penginapan dan scene dimana mereka membuat rumah dan menjaga maya ketika di culik itu menunjukan tokoh menguatkan tentang pertemanan mereka, scene dimana mereka menunjukan

59 bagaimana cara mereka bertahan hidup untuk melewati hari demi hari menunjukan bahwa pertahanan mereka sangat kuat satu sama lain. Ada scene menatap langit bersama-sama dan keputusan mereka pergi untuk tujuan sebuah kebahagiaan memiliki arti bahwa sebuah mimpi yang sederhana, ada beberapa scene yang menunjukan tentang kebudayaan yang menjadikan ciri khas india yaitu holli dan peribadatan mereka.

Tokoh Maya menceritakan bahwa sosok wanita kuat dan berani dalam mengambil keputusan, jadi dapat disimpulkan bahwa babak yang ada di film ini menceritakan tentang Survive Pertemanan, bertahan, mimpi yang sederhana, iman yang tak pernah berakhir, kehidupan sosial, homeless.

Tabel 3.2 Analisis Penokohan dan Alur Cerita Visual

Gambar 3.2 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Maya dan 3 temannya berlari untuk mengindar dari petugas yang mengejarnya, suasana disana sangat ramai.

Pada scene ini menjelaskan tentang ketegangan mereka mencari tempat persembunyian, situasi disana ketika mereka berlari seolah memberitahukan

suasana kehidupan sosial.

60 Visual

Gambar 3.4 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Footage pemandangan pada siang hari di daerah Kathmandu.

Pada scene tersebut menunjukan bahwa suasana siang hari, dan keadaan di

daerah tersebut.

61 Gambar 3.5 Penokohan dan Alur

(Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Footage diatas terlihat seorang pekerja Batu Bara

Scene ini memeprlihatkan seolah masyarakat sanan sebagian nya selain pedagang juga pekerja Batu Bara.

Visual

Gambar 3.6 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Footage diatas memperlihatkan suasana banyaknya anak bekerja sebagai pembuat Batu Bata.

Pada footage tersebut memperlihatkan bahwa memepekerjakan paksa anak kecil sedang bekerja di pembuatan Batu Bata.

62 Visual

Gambar 3.7 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Maya dan teman-temannya terlihat sedang tidur di sebuah terowongan yang berada di kota tersebut.

Pada scene ini memperlihatkan keadaan cara mereka bertahan dan Kancha terlihat kedingingan menunjukan seolah dirinya hal yang baru dengan keadaan

seperti itu.

Visual

Gambar 3.8 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Footage diatas menunjukan keadaan pada siang hari di tengah perkotaan.

Pada scene ini menunjukan keadaan dan situasi di sebuah perkotaan.

63 Visual

Gambar 3.9 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Maya terlihat sedang memegang lonceng besar.

Maya terlihat seperti mau melakukan peribadatan dengan keadaan membungkukan setengah badannya.

Visual

Gambar 3.10 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Terlihat maya dan Kancha sedang berdoa.

Ekspresi Maya dan Kancha mengartikan bahwa mereka berdoa amat sangat serius dan

64 Visual

Gambar 3.11 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Maya dan teman-temannya terlihat sedang menghadap kepada sebuah

patung.

Shot ini menunjukan bahwa situasi apa yang mereka jalani, mereka tidak mengabaikan akan kepercayaan.

Viusal

Gambar 3.16 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Maya yang berada di depan dan diikuti teman-tema di belakang Maya yang menaiki di sebuah tangga.

Scene mengartikan bahwa mereka bertiga harus terus melewati sebuah tahapan demi mencapai sebuah tujuann mimpi yang tinggi.

65 visual

Gambar 3.17 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Khanca dan Bikram memberi kejutan kepada Maya membuat sebuah rumah yang alakadarnya.

Pada scene ini memberi arti bahwa Maya di beri rasa ruang dan aman agar lebih terjaga setelah mengalami syok

akibat kejadian sebelumnya.

Visual

Gambar 3.18 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Maya terlihat menangis dan Khanca terlihat masih bingung karena rumah yang disusun nya rusak.

Raut wajah Khanca seolah memperlihatkan usaha dia membuat aman saudaranya merassa gagal, dan ekspresi Maya sangat bersedih karena dia merasa tidak aman lagi dan

harapann nya musnah.

66 Visual

Gambar 3.19 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Terlihat maya sedang beridiri menghadap ke arah kamera dengann tatapan tajam, dengan pipi yang diolesi 2 warna hijau dan merah, dan gaya tangan yang

mengumpat.

Tatapan tajam maya menandakan seolah ada harapan lain, dan 2 warna yang berada di pipi nya seperti menunjukan khas negara tersebut.

Visual

Gambar 3.20 Penokohan dan Alur (Sumber:Java Film, 2015)

Deskripsi Analisis

Maya,Khanca,Bikram mereka menyatu dengan teman yang sebaya dan merayakan holy secara bersamaan.

Ekspresi Maya dan temannya seolah bahagia penuh karena telah mendapatkan apa yang mereka punya yaitu kebersamaan, juga holy it

diartikanu dari kebudayaan orang india.

67 Analisis Alur

Film “Maya” ini menggunakan alur Linear. Alur cerita maju, terdapat beberapa adegan sehingga pada gambar pertama menunjukan bahwa awalnya permasalahan dan memulai menunjukan kehidupan sosial, kepercayaan juga beberapa kebudayaan disana. Mereka dianggap melarikan diri dari perdagangan anak kecil di bawah umur, dan memilih untuk menemukan kebahagiaan dengan cara mengikuti hak nya dan melewati beberapa rintangan.

Pada film terjadi beberapa periode waktu, yang pertama adalah pada saat Maya dan teman-temannya melarikan diri dari tempat perdagangan anak. Film ini terfokus pada saat mereka melarikan diri dan menjelaskan suasana kehidupan sosial disana.

Periode ke-2 adalah pada saat ia melakukan peribadatan di antara kerumunan pedagang, seolah menunjukan rasa syukur mereka juga dalam keadaan apapun tetap yakinn terhadap kuasa tuhan atau kepercayaan mereka. Periode ke-3 dimana mereka tidur disebuah lorong dan merasa gelisah menunjukan ketidak nyamanan dan berusaha menyesuaikan situasi tersebut. Periode ke-4 adalah ketika mereka melakukan buruh batu bata di salah satu tempat yang menunjukan juga pekerja batu bara, seolah menunjukan sebagian besar masyarakat disana sebagai peburuh.

Pada tahap eksposisi, mencertiakan tentang kehidupan mereka yang berusaha mencari sebuah pencapaian untuk kebahagiaan, namun tanpa mereka sadari dengan kebebasan yang mereka dapat juga, mempunyai teman yang menjaga satu sama lain sudah merupakan kebahagiaan dan tak melupakan adat kepercayaan yang mereka tanam kepada Tuhan.

Perpindahan dari tahap eksposisi ke tahap konflik terjadi secara langsung karena tokoh mengalami permasalahan pada awal cerita, tetapi ada tahap tensi menurun pada saat ia melakukan sebuah peribadatan terhadap kepercayaan mereka sendiri.

konflik mulanya meninggi lagi pada saat Maya ingin membuang air kecil namun ditariknya oleh seorang pria yang mabuk dan melecehkannya.

68 It’s Thai Way 2019

Gambar 3.21 Thumbnail Youtube Kebudayaan Baduy Luar (Sumber Kurniawan Ciel)

Judul : Kebudayaan Baduy Luar Publlisher : Kurniawan Ciel

Produksi : 28 Januari 2020

Film Dokumenter yang berjudul Kebudayaan Baduy luar ini, menceritakan sebuah kebudayaan dan kehidupan sosial yang berada di Baduy Luar. Dengan penyampaian pesan dalam bentuk video dokumenter narasi oleh leuhur di kampung adat baduy sebagai informasi kepada masyarakat luas bahwa di Baduy Luar mempunyai lahan pertanian, kerajinan khas suku baduy luar, juga adat kepercayaan yang mereka anut.

69 Tabel 3.2 Penokohan dan Alur cerita

Visual

Gambar 3.22 Penokohan dan Alur (Sumber: Kurniawan Ciel, 2020)

Deskripsi Analisis

Scene ini adalah pembukaan dari film dokumenter Kebudayaan Baduy Luar.

Scene ini ingin memvisualkan tentang Kehidupan sebuah pemandangam di luar pedesaan.

Visual

Gambar 3.23 Penokohan dan Alur (Sumber: Kurniawan Ciel, 2020)

Deskripsi Analisis

Scene ini menunjukan sebuah tempat sumber air di pedesaan Baduy Luar.

Gambar tersebut adalah salah satu tempat sumber air.

70 kehidupa di adat suku abduy luar.

Visual

Gambar 3.25 Penokohan dan (Sumber: Kurniawan Ciel,

2020)

Deskripsi Analisis

Scene ini menunjukan salah seorang suku baduy sedang memanjat pohon kawung (Aren).

Pada scene ini memberitahukan bahwa adat mereka membuat

71

Deskripsi Analisis

Shot wajan di atas tungku, juga ada seseorang yang sedang mengangkat salah satu tempat masak yang akan dituangkan ke dalam wajan.

Shot tersebut menjelaskan proses pembuatan gula aren yang mereka

shot diatas terdapat beras di dalam boboko yang akan ditumbuk.

Scene ini menjelaskan bahwa adat mereka setelah panen padi, selalu menghaluskan beras dengan cara menumbuknya sendiri.

Terlihat orang tersebut sedang berjalan dengan pakaian yang menjadi perbandingan antara suku baduy luar dan baduy dalam.

72

Scene ini menunujkan bahwa dengan pakian yang mereka pakai menjadi ciri khas mereka yang dijadikan sebagai ciri khas dari orang lokal nya sendiri tidak mengadakan adanya batasan maupun aturan terhadap perbedaan manusia satu sama lain.

Visual

Gambar 3.30 Penokohan dan Alur

(Sumber: Kurniawan Ciel, 2020)

Deskripsi Analisis

Shot ini memperlihatkan sebuah desa dengan bangunan yang sama.

Salah satu adat dengan atap, bangunan yang serupa. Menjadikan ciri khas adat tempat tinggal mereka yang tidak lepas dari pesan leluhur mereka.

Visual

73 mereka, yang dijadikan tempat kebutuhan mereka seperti buang air besar, membersihkan badan mereka,dll. kampung adat baduy luar merupakan lahan yang harus mereka lestarikan, sebagai salah satu rasa syukur mereka menjaga alam yang sudah diberi oleh sang pencipta.

Visual

74 berkumpul di depan salah satu rumah.

Pemandangan tersebut menunjukan suasana, juga perkumpulan mereka memperlihatkan karena aturan yang tidak memperbolehkannya sekolah.

Visual

Gambar 3.34 Penokohan dan Alur

(Sumber: Kurniawan Ciel, 2020)

Deskripsi Analisis

Shot ini menunjukan suasana di daerah mereka.

Keadaan pada scene ini menjelaskan sebagai perbedaan antara orang lokal dan orang luar dari cara mereka berpakaian, dan suasana di baduy luar tidak seramai desa biasanya.

Visual

Gambar 3.35 Penokohan dan Alur (SumberKurniawan Ciel, 2020 )

Deskripsi Analisis

75 Terlihat bangunan rumah dengan jarak

yang berdekatan.

Yang menjadi ciri khas struktur bangunan juga jarak yang berdekatan seolah menandakan bawa mereka harus rukun satu sama lain.

Visual kecil yang sudah diajarkan membuat kain.

Anak kecil disini sudah diajarkan

Gambar 3.37 Penokohan dan Alur (Sumber: Kurniawan Ciel,2020)

Deskripsi Analisis

Terlihat seorang wanita dewasa sedang membuat kain.

Shot wanita dewasa disini sedang menunjukan cara membuat pola kain yang besar.

Visual

76 Gambar 3.38 Penokohan dan Alur

(Sumber: Kurniawan Ciel, 2020)

Deskripsi Analisis

Shot ini menunjukan kain yang berjajar dan beberapa motif.

Kain yang berjajar tersebut dengan motif dan warna yang berbeda-beda, mungkin itu merupakan pola juga ciri khas mereka yang mempunyai makna sendiri.

Visual

Gambar 3.39 Penokohan dan Alur (Sumber: Kurniawan Ciel, 2020)

Deskripsi Analisis

Shot lampu yang menyala di malam hari. Di kampung baduy luar mereka menolak listrik dari pemerintah untuk desa mereka, namun hanya ada beberapa penerangan di luar ruangan untuk menerangi akses jalan.

Analisis

77 film “Kebudayaan Baduy Luar” dalam media Dokumenter ini menggunnakan alur Linear. Alur cerita maju, tidak ada kilas balik dari film tersebut. Pada awal pembukaan dapat dilihat bahwa suasana tersebut menunjukan pemadangan di daerah pedesaan dengan tambahan Bumper, pada Film ini tidak menunjukan cerita flashback.

Pada film ini memiliki beberapa scene dengan jeda yang cepat, pada saat alur tersebut berganti footage menunjukan tempat juga pola kehidupan mereka sehari-hari. Ada beberapa kesenian anyaman, lahan pertanian, dan sungai. Selain itu mereka juga menunjukan cara membuat suatu kesenian, juga makanan dengan proses pembuatannya.

Pada tahap eksposisi menceritakan tentang suatu wilayah di Kampung Baduy Luar dengan berbagai keanekaragaman budaya yang dimiliki mereka, termasuk toleransi terhadap menghargai antar manusia meskipun berbeda ras. Mereka juga mempunyai ciri khas dari segi bangunan, pola warna juga bentuk. Seperti rumah adat juga pakaian yang mereka pakai.

78 Charming Thai Dance

Gambar 3.38 Thumbnail Youtube A Pilgrimage To Ancestor’s Land (Sumber Mahatma Putra)

Judul : Perjalanan Ke Tanah Leluhur Batak Publisher : Mahatma Putra

Produksi : Maret 2014

Kebudayan yang di jelaskan dalam Dokumenter berjudul “Perjalanan Ke Tanah Leluhur Batak” menjelaskan tentang Kebudayaan, analisi kehidupan, juga kesenian yang ada di Batak, Dokumenter ini berbentuk narasi, meceritakan proses cara mereka berlatih bela diri, nilai-nilai agama, hingga beberapa peradaban yang ada di adat mereka,.

79 Tabel 3.3 Penokohan Alur dan Cerita

Visual

Gambar 3.38 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014)

Deskripsi Analisis

Terlihat sekelompok penari yang sedang berjajar.

Opening film dokumenter ini di awali beberapa footage kehidupan yang ada di batak.

Visual

Gambar 3.39 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014 )

Deskripsi Analisis w

Nampak seseorang memegang beras yang akan dituangkan ke dalam wadah.

Penuangan beras ke dalam wadah tersebut dibuat karena akan ada menyelenggarakan upacara adat.

80 Visual

Gambar 3.40 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014 )

Deskripsi Analisis

Shot ini menunjukan suasana kehidupan, sekaligus mata pencaharian terbesar di daerah mereka.

Tempat ini memperlihatkan suasana sekaligus mata pencaharian besar dari jaman dahulu .

Visual

Gambar 3.41 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014))

Deskripsi Analisis

3 orang pria yang sedang berkumpul di suatu ruangan.

3 orang tersebut sedang bersiap-siap untuk melaksanakan latihan bela diri di adat mereka.

Visual

81 Gambar 3.42 Penokohan dan Alur

(Sumber: Mahatma Putra, 2014 )

Deskripsi analisis

Sekelompok laki-laki yang berada di atas dengan gerakan dan ekspresi wajah yang sserius.

Raut wajah dan gerakan tersebut mempunyai arti dari setiap pola nya.

visual

Gambar 3.43 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014 )

Deskripsi Analisis

Scene ini terlihat 1 orang pelatih yang sedang memasang sabuk untuk melatih beladiri kepada anak didiknya.

Kostum dan properti mereka sama, seolah menandakan bahwa mereka harus satu langkah dan kompak di setiap gerakan.

Visual

82 Visual

Gambar 3.44 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014 )

Deskripsi Analisis

Pelatih beladiri sedang menyiapkan sesajen. Benda yang berbeda mempunyai arti dalam artefak mereka yang berbeda-beda, dam sesuai kepercayaan yang mereka ikuti.

Visual

Gambar 3.45 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014 )

Deskripsi Analisis

Dalam scene ini menjelaskan tentang tempat pemakaman orang di zaman dahulu.

Pemakaman yang berjajar itu menjadikan tempat yang mengandung sejarah juga simbol di daerah mereka.

83 Gambar 3.46 Penokohan dan Alur

(Sumber: Mahatma Putra, 2014 )

Deskripsi analisis

Salah satu wanita yang sedang menjaga dagangan di pasar.

Ekspresi wanita tersebut sedang melayani pembeli, tempat perdagangan tesebut seolah terlihat di pasar tradisional.

Visual

Gambar 3.47 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014)

Deskripsi Analisis

Shot ini terlihat segerombolan orang masuk ke sebuah tempat peribadatan.

Pada shot ini menunjukan bahwa mereka akan melaksanakan peribadatan sesuai dengan aturan kepercayaan yang mereka ikuti.

Visual

84 Gambar 3.49 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra,2014)

Deskripsi analisis

Seorang kepala desa sedang memasanag sebuah kain yang djadikan ikat atau penutup kepala yang di padukan.

Gestur kepala desa dengan raut wajah yang menghadap ke cermin, sambil memasang ikat menggunakan kain putih.

Visual

Gambar 3.50 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014)

Deskripsi Analisis

Terlihat kepala desa sedang berjualan ikan. Selain menjadi kepala desa, ia juga mencari nafkah berjualan ikan dipasar.

Visual

Gambar 3.51 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014)

Deskripsi Analisis

Scene ini terlihat seorang kakek tua Scene tersebut terlihat kakek tua yang sangat

85 sedang memainkan alat musik yang

bernama suling.

menghayati alunan dari lagu yang diiringi oleh suling yang dimainkannya.

Visual

Gambar 3.63 Penokohan dan Alur (Sumber: Mahatma Putra, 2014)

Deskripsi Analisis

Pada scene ini terlihat mereka melakukan peribdatan.

Pada scene ini perempuan tersebut selaku orang yang suka menyembuhkan penyakit yang terkena guna-guna, ia memohon doa kepada roh yang dipercaya.

Visual

Gambar 3.64 Penokohan dan Alur (Sumber : Mahatma Putra, 2014)

Deskripsi Analisis

Terlihat seorang anak kecil sedang berkumpul di dalam satu ruangan.

Anak kecil itu berkumpul di dalam kelas untuk bersekolah, kostum yang mereka kenakan berbeda, mengartikan bahwa beragam kepercayan di daerah mereka namun saling menghargai satu sama lain.

Visual

86

Gambar 3.65 Penokohan dan Alur Sumber : Mahatma Putra, 2014)

Deskripsi Analisis

Pada shot ini menunjukan kepala kerbau yang tergeletak.

Pada shot ini menjelaskan bahwa kepala kerbau menunjukan sebuah simbol kematian yang akan di lakukan sebuah upacara adat kematian dan pernikahan .

87 3.5 Hasil Analisis

Dari hasil pengumpulan data dan analisis data, penulis dapat membuat kerangka sebagai berikut:

Bagan 3.1 Kerangka Proses Pengumpulan Analisis Data Untuk Tema Besar Sumber: Dok. Pribadi, 2019

Dari data analisis objek diatas yang telah penulis uraikan, penulis dapat menyimpulkan bahwa nilai-nilai kearifan lokal di masyarakat Kampung Pasir Garut tidak banyak diketahui oleh masyarakat Garut sendiri. Adanya nilai sosial, nilai adat, dan nilai budaya menjadikan Kampung Pasir memiliki banyak aspek kebudayaan di dalamnya yang dapat dikenal juga dipelajari oleh masyarakat luas khususnya generasi muda melalui film dalam media Dokumenter.

Dari hasil analisis khalayak sasar atau target audience yang penulis lakukan, orang yang bisa menonton film dalam media Dokumenter tentang Angklung Buncis di daerah Kampung Pasir Garut, dapat ditonton dari usia 14 tahun. Pada analisis ini target dituju memang sangat luas, karena pentingnya masyarakat luar mengenal kebudayaan yang mengandung unsur kearifan lokal, dan pada usia remaja awal mereka dapat menyikapi suatu dengan cara baik.

Dari hasil analisis data karya sejenis, ketiga film dengan genre yang berbeda dapat mengangkat tema yang sama. Khususnya pada film “Maya” dan film “Ke tanah

88 luhur Batak” dengan genre petualangan dan video bergenre dokumenter. Tema besar yang diangkat merupakan petualangan mengenai kehidupan yang mempertahankan kebudayaan di era modern ini. Kalau dari sisi alur yang ditunjukan tergolong mudah mudah ditebak oleh penonton karena akan menggambarkan tentang suasana kehidupan juga bagaimana kebudayaan yang mengandung unsur kearifan lokal dan mempunyai makna juga simbol tersendiri pada masyarakat tersebut.

Dokumen terkait