• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

II. LANDASAN TEOR

7. First (or last) of maxima , menggunakan seluruh keluaran dari fungsi keanggotaan, sepert

2.6 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan bagian dari teknik analisis dan perancangan

sistem yang terstruktur. DFD digunakan untuk mempelajari aturan bagaimana informasi masuk dalam sistem dan bagaimana proses perubahan informasi selama berada pada sistem (Kishore dan Naik, 2001).

DFD digambarkan dalam bentuk simbol-simbol yang berbeda antara sumber data dan tujuan data (external entity), proses, aliran data, dan penyimpanan data. DFD dari suatu sistem dapat digambarkan menjadi beberapa tingkat dengan perbedaan pada tingkat kejelasannya dalam menggambarkan sistem. Pada umumnya setiap tingkat DFD terdiri dari dua sampai enam proses. Masing-masing proses dapat dijabarkan lagi menjadi tingkat yang lebih detail, sampai seluruh proses sudah tergambarkan dengan detail sehingga tidak dapat diuraikan lagi.

2.7 Lahan Pertanian

Lahan pertanian merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan komoditas pertanian. Ada berbagai macam istilah yang perlu dipelajari dalam lahan pertanian, baik yang menyangkut ciri-ciri lahan atau keadaan sumber daya lahan sampai dengan kebutuhan dan persyaratan tumbuhnya suatu tanaman pada lahan tersebut.

Secara umum, lahan adalah bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (Djaenudin et al, 2003). Sedangkan Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007) mengartikan lahan sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, reliaf, hidrologi, dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya.

Lahan pertanian sendiri dapat diklasifikasikan lagi sesuai dengan tujuan pertanian yang akan dilakukan. Ada lahan yang memang berpotensi untuk menjadi lahan pertanian, namun ada pula lahan yang berpotensi menjadi lahan peternakan, hutan, atau cagar alam. Bahkan lahan yang sesuai untuk daerah pertanian dapat dibagi lagi menjadi lahan yang sesuai untuk tanaman padi, palawija, perkebunan, atau tanaman-tanaman khusus lainnya. Berbagai istilah tentang lahan akan diuraikan di bawah ini, mulai dari karakteristik lahan, kualitas lahan, kesesuaian lahan, dan evaluasi lahan.

2.7.1 Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan atau land characteristic merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi (Djaenudin et al, 2003). Karakteristik lahan ini merupakan parameter-parameter yang diperlukan dalam proses evaluasi lahan, supaya pengguna (user) dapat mengetahui kesesuaian antara lahan yang dimiliki dan proses pengolahan yang akan dilakukan, sehingga dapat menghasilkan komoditas pertanian yang baik. Perbedaan parameter akan menentukan perbedaan dalam proses evaluasi lahan yang dilakukan. Saat ini ada beberapa sumber yang melakukan evaluasi kesesuaian lahan dengan parameter yang berbeda-beda, seperti Staff PPT (1983), Bunting (1981), Sys et al (1993), CSR/FAO (1983), Driessen (1971) (Djaenudin et al, 2003).

Pada dasarnya setiap tanaman memerlukan karakter dan kualitas lahan yang berbeda untuk dapat mendukung pertumbuhannya secara optimal. Misalnya tanaman padi, untuk dapat menghasilkan produksi padi yang baik dan berlimpah diperlukan lahan dengan kandungan C- organik yang tinggi. Makin tinggi kadar C-organik pada lahan tersebut, produktivitas padi akan makin tinggi (Karama et al, 1990 dalam Mulyani et al, 2001). Secara garis besar, karakteristik lahan dikelompokkan menjadi 2, yaitu karakteristik fisik (morfologi atau fisik) dan karakteristik atau sifat-sifat kimia. Kedua kelompok karakteristik tersebut mempunyai pengaruh yang bervariasi dalam proses evaluasi lahan. Sifat fisik atau morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang (Hardjowigeno, 2007). Berikut ini adalah rincian untuk beberapa karakteristik lahan yang sering digunakan pada saat proses evaluasi lahan.

1. Warna Tanah

Warna tanah merupakan petunjuk dari beberapa sifat tanah lainnya karena tanah kaya akan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organik pada tanah tersebut, maka warna tanah akan semakin gelap. Warna tanah juga banyak dipengaruhi oleh senyawa Fe. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang ada pada Munsell Soil Color Chart.

Menurut Munsell, warna tanah disusun dari 3 variabel, yaitu hue (warna spektrum yang dominan), value (banyaknya sinar yang dipantulkan), dan chroma (kemurnian atau kekuatan hue). Tanah yang mengandung lebih dari 1 warna, maka masing-masing warna harus disebutkan dengan menyebutkan warna yang dominan. Pada saat mempelajari warna tanah di lapang, perlu pula disebutkan apakah penentuan warna dilakukan pada saat tanah dalam kondisi basah, kering, atau lembab.

2. Tekstur

Tekstur menyatakan ukuran butir-butir tanah. Secara umum tanah dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan ukuran butirnya, yaitu fragmen batuan (rock fragment) yang berukuran > 2 mm dan fraksi tanah halus (fine earth fraction) yang berukuran < 2 mm. Pada beberapa evaluasi lahan, tekstur hanya digunakan untuk menyatakan butir tanah yang berukuran < 2 mm (fraksi tanah halus), sedangkan fragmen batuan dinyatakan sebagai bahan kasar. Penentuan tekstur tanah di lapang dilakukan dengan cara memijit tanah basah diantara jari-jari tangan sambil dirasakan halus kasarnya, yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir, debu, dan liat.

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus dan dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu : pasir (2mm-50μ), debu (50μ-2μ), dan liat (< 2μ). Masing-masing kelompok tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kelas struktur seperti dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kelas tekstur tanah

Kelas Tekstur Sifat Tanah

Pasir Rasa sangat kasar, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola serta gulungan.

Pasir Berlempung Rasa kasar, sedikit sekali melekat, dapat dibentuk bola namun mudah hancur.

Lempung Berpasir Rasa agak kasar, agak melekat, dapat dibuat bola dan mudah hancur.

Lempung Rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

Lempung Berdebu Rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

Debu Rasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

Kelas Tekstur Sifat Tanah

Lempung Berliat Rasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk gulungan bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur. Lempung Liat Berpasir Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat

dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur.

Lempung Liat Berdebu Rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat.

Liat Berpasir Rasa halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung.

Liat Berdebu Rasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung.

Liat Rasa berat, halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung.

Tekstur tanah selain berpengaruh terhadap sifat fisik tanah, juga mempengaruhi sifat kimia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanah yang bertekstur kasar kemampuan mengikat bahan organik dan juga basa-basa dapat tukar tergolong rendah. Sebagai contoh tanah dengan tekstur pasir berkorelasi negatif sangat nyata dengan C, N, P, K, dan Aldd (Suharta, 2007).

3. Drainase

Drainase merupakan pengaruh laju perlokasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara dalam tanah, atau dengan kata lain drainase tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam menahan air. Drainase tanah dibagi menjadi beberapa kelas drainase dimana masing-masing kelas menunjukkan mudah tidaknya air hilang dari tanah. Kelas drainase suatu lahan akan dapat menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada lahan tersebut, karena ada tanaman-tanaman tertentu yang hanya dapat tumbuh dengan baik pada lahan dengan kelas drainase yang baik, namun ada pula tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada lahan dengan drainase buruk.

Kelas drainase ditentukan di lapang dengan melihat adanya gejala-gejala pengaruh air dalam penampang tanah yang dapat dilihat dengan mengamati warna tanah. Tanah yang berwarna pucat atau kelabu kebiruan menunjukkan bahwa ada pengaruh genangan air yang kuat,

sehingga tanah tersebut dikatakan masuk dalam kelas drainase buruk. Sedangkan tanah yang berwarna merah atau coklat menunjukkan bahwa tidak ada air yang menggenang pada tanah tersebut sehingga tanah dikatakan mempunyai kelas drainase baik.

Berdasarkan kemampuan tanah dalam menahan air, kelas drainase tanah dikelompokkan menjadi 7 kelas. Pembagian kelas-kelas drainase yang ada dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kelas drainase tanah

Kelas Drainase Sifat Tanah

Cepat (Excessively Drained)

Mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi, mempunyai daya menahan air yang rendah. Tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan alumunium serta warna gley (reduksi).

Agak Cepat (Somewhat Excessively Drained)

Mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi dan daya menahan air yang rendah. Tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan alumunium serta warna gley (reduksi).

Baik (Well Drained) Mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya menahan air sedang, lembab, tapi tidak cukup basah dekat permukaan. Tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 100.

Agak Baik (Moderately Well Drained)

Mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai agak rendah dan daya menahan air rendah, tanah basah dekat ke permukaan. Tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 50.

Agak Terhambat

(Somewhat Poorly

Drained)

Mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai sangat rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke permukaan. Tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 25.

Kelas Drainase Sifat Tanah

Terhambat (Poorly Drained)

Mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah berwarna gley (reduksi) dan bercak atau karatan besi dan atau mangan sedikit pada lapisan sampai permukaan.

Sangat Terhambat (Very Poorly Drained)

Mempunyai konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya menahan air sangat rendah, tanah basah secara permanen dan tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah berwarna gley (reduksi) permanen sampai pada lapisan permukaan.

Dokumen terkait