BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
2. Data Hasil Belajar Akuntansi
1) Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol
Hasil belajar kognitif siswa kelas yang mendapat perlakuan pembelajaran
CTT berupa nilai tes yang diberikan di akhir kegiatan pengajaran (posttest)
Nama Ruang Jumlah Keterangan
Kepala Sekolah 1 Kondisi Baik
Wakil Kepala Sekolah 1 Kondisi Baik
Kelas 10 Kondisi Baik
Guru 1 Kondisi Baik
Bimbingan Konseling 1 Kondisi Baik
Tata Usaha 1 Kondisi Baik
OSIS 1 Kondisi Baik
UKS 2 Kondisi Baik
Pelaksana 1 Kondisi Baik
Laboratorium 3 Kondisi Baik
Perpustakaan 1 Kondisi Baik
Boga 1 Kondisi Baik
Keterampilan 1 Kondisi Baik
Musik 1 Kondisi Baik
Penjaga 1 Kondisi Baik
Kantin 2 Kondisi Baik
Musholla 1 Kondisi Baik
Kamar Kecil Guru 2 Kondisi Baik
commit to user
memiliki rentang 55,0 sampai 80,1. Hasil perhitungan pada lampiran 14 menunjukkan:
Rerata = 68,00 Median (Me) = 70,00 Modus (Mo) = 70,00
Standar Deviasi (SD) = 7,50
Distribusi frekuensi hasil belajar kognitif siswa pada kelas kontrol disajikan di dalam tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkumulatif Kriteria
55,0 - 59,1 57,1 2 2 Kurang 59,2 - 63,3 61,3 3 5 Kurang 63,4 - 67,5 65,5 4 9 Kurang 67,6 - 71,7 69,7 5 14 Sedang 71,8 - 75,9 73,9 4 18 Baik 76,0 - 80,1 78,1 2 20 Baik
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas kontrol di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 9 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah kurang.
b) Terdapat 5 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai
rata-rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah sedang (cukup baik).
c) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah baik.
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai kognitif siswa, yaitu siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa
commit to user
kelas kontrol yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa alasan antara lain, siswa tidak menjalankan perintah guru untuk mempelajarai materi saat di kelas sehingga siswa kurang konsentrasi saat guru menerangkan materi, yang pada akhirnya siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan lebih memilih berbicara sendiri dengan teman sebangku. Pada kelas kontrol selain siswa dengan nilai kemampuan yang tergolong kurang, ada juga sejumlah siswa dengan kemampuan yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki rasa butuh akan belajar, daya serap yang cepat terhadap penjelasan guru dan motivasi belajar tinggi yang berasal dari dirinya sendiri yaitu dengan memperhatikan guru saat mengajar agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan sehingga nilainya baik dan ada juga siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar jam sekolah untuk memperdalam pelajaran akuntansi.
Penilaian kognitif kelas kontrol pada materi sebelumnya yakni buku besar, frekuensi nilai jelek /kurang jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan frekuensi nilai sedang dan frekuensi nilai baik. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas kontrol adalah rendah.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol.
2 3 4 5 4 2 0 1 2 3 4 5 6 57.1 61.3 65.5 69.7 73.9 78.1 F re k u en si Nilai Tengah
commit to user
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu- ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 68,00. Sebelum kelas interval kelom- pok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu kelas interval 55,0-59,1 (titik tengah 57,1) dengan frekuensi 2 siswa, kelas interval 59,2-63,3 (titik tengah 61,3) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas interval 63,4-67,5 (titik tengah 65,5) dengan frekuensi 4 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa ketiga kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 67,6-71,7 (titik tengah 69,7) dengan jumlah frekuensi 5 siswa, karena berada pada kelompok rata-rata maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau cukup baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-rata terdapat 2 kelas interval yaitu kelas interval 71,8-75,9 (titik tengah 73,9) dengan frekuensi 4 siswa dan kelas interval 76,0-80,1 (titik tengah 78,1) dengan frekuensi 2 siswa. Karena berada di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa kedua kelas tersebut memiliki nilai kemampuan baik.
2) Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol
Hasil belajar afektif siswa kelas yang mendapat perlakuan metode CTT berupa nilai sikap yang dipantau guru pada saat kegiatan pengajaran memi- liki rentang 18,0 sampai 31,1, hasil perhitungan pada lampiran 14 menunjukkan:
Rerata = 24,05 Median (Me) = 24,50 Modus (Mo) = 25,00
Standar Deviasi (SD) = 3,43
Distribusi frekuensi hasil belajar afektif siswa pada kelas kontrol disajikan di dalam tabel 5 sebagai berikut :
commit to user
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif Kriteria
18,0 - 20,1 19,1 3 3 Kurang 20,2 - 22,3 21,3 3 6 Kurang 22,4 - 24,5 23,5 4 10 Sedang 24,6 - 26,7 25,7 5 15 Baik 26,8 - 28,9 27,9 3 18 Baik 29,0 - 31,1 30,1 2 20 Baik Sekali
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai afektif siswa kelas kontrol di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah kurang.
b) Terdapat 4 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai
rata-rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah sedang (cukup baik).
c) Terdapat 10 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata. Dari 10 siswa
tersebut dapat dikatakan bahwa 8 siswa memiliki kemampuan baik dan 2 siswa memiliki kemampuan baik sekali.
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai afektif siswa, yaitu siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa kelas kontrol yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa alasan antara lain, kurangnya rasa butuh akan belajar yang berasal dari dalam diri siswa, sehingga siswa tidak mempersiapkan diri sebelum pembelajaran di mulai, yang pada akhirnya siswa umumnya kurang memperhatikan apa yang di sampaikan oleh guru sehingga siswa kurang aktif dalam bertanya mengenai materi yang telah disampaikan guru. Pada kelas kontrol selain siswa dengan nilai kemampuan yang tergolong kurang, ada juga sejumlah
commit to user
siswa dengan kemampuan yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki minat yang tinggi dalam belajar yaitu dengan memperhatikan guru saat mengajar agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan sehingga siswa aktif dalam bertanya. Selain itu siswa umumnya mengulang kembali di rumah tentang materi yang telah di perolehnya di sekolah sehingga nilainya di atas rata-rata.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol.
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu- ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 24,05. Sebelum kelas interval kelom- pok rata-rata terdapat 2 kelas interval yaitu kelas interval 18,0-20,1 (titik tengah 19,1) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas interval 20,2-22,3 (titik tengah 21,3) dengan frekuensi 3 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa kedua kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 22,4-24,5 (titik tengah 23,5) dengan jumlah frekuensi 4 siswa, karena berada pada kelompok
rata-3 3 4 5 3 2 0 1 2 3 4 5 6 19.1 21.3 23.5 25.7 27.9 30.1 F re k u en si Nilai Tengah
commit to user
rata maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau cukup baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu kelas interval 24,6-26,7 (titik tengah 25,7) dengan frekuensi 5 siswa, kelas interval 26,8-28,9 (titik tengah 27,9) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas interval 29,0-31,1 (titik tengah 30,1) dengan frekuensi 2 siswa. Karena berada di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa ketiga kelas tersebut memiliki nilai kemampuan baik dan baik sekali.
3) Hasil Belajar Psikomotor Kelas Kontrol
Hasil belajar psikomotor siswa kelas yang mendapat perlakuan metode CTT berupa kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru memiliki rentang 2,0 sampai 7,3. Hasil perhitungan pada lampiran 14 menunjukkan:
Rerata = 4,40 Median (Me) = 4,50 Modus (Mo) = 5,00
Standar Deviasi (SD) = 1,57
Distribusi frekuensi hasil belajar psikomotor siswa pada kelas kontrol disajikan di dalam tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif Kriteria
2,0 - 2,8 2,4 3 3 Kurang 2,9 - 3,7 3,3 3 6 Kurang 3,8 - 4,6 4,2 4 10 Sedang 4,7 - 5,5 5,1 5 15 Baik 5,6 - 6,4 6,0 3 18 Baik 6,5 - 7,3 6,9 2 20 Baik Sekali
commit to user
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai psikomotor siswa kelas kontrol di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah kurang.
b) Terdapat 4 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai rata-rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah sedang (cukup baik).
c) Terdapat 10 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata. Dari 10 siswa tersebut dapat dikatakan bahwa 8 siswa memiliki kemampuan baik dan 2 siswa memiliki kemampuan baik sekali.
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai psikomotor siswa, yaitu siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa kelas kontrol yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa alasan antara lain, kurangnya rasa butuh akan belajar yang berasal dari dalam diri siswa, di tambah lagi dengan lambatnya daya tangkap siswa terhadap materi yang telah di sampaikan oleh guru, selain itu siswa juga mudah putus asa. Hal ini menyebabkan siswa tidak teliti dalam membaca soal dan siswa terlalu terburu-buru dalam menjawab soal sehingga jawabannya kurang tepat. Pada kelas kontrol selain siswa dengan nilai kemampuan yang tergolong kurang, ada juga sejumlah siswa dengan kemampuan yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa memiliki rasa butuh akan belajar dan daya tangkap yang cepat serta tidak mudah putus asa. Hal ini menyebabkan siswa teliti dalam membaca soal dan tidak terburu-buru dalam menjawab soal sehingga jawabannya lebih tepat dan nilainya di atas rata-rata.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
commit to user
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol.
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu- ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 4,40. Sebelum kelas interval kelom- pok rata-rata terdapat 2 kelas interval yaitu kelas interval 2,0-2,8 (titik tengah 2,4) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas interval 2,9-3,7 (titik tengah 3,3) dengan frekuensi 3 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa kedua kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 3,8-4,6 (titik tengah 4,2) dengan jumlah frekuensi 4 siswa, karena berada pada kelompok rata-rata maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau cukup baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu kelas interval 4,7-5,5 (titik tengah 5,1) dengan frekuensi 5 siswa, kelas interval 5,6-6,4 (titik tengah 6,0) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas interval 6,5-7,3 (titik tengah 6,9) dengan frekuensi 2 siswa. Karena berada di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa ketiga kelas tersebut memiliki nilai kemampuan baik dan baik sekali.
b. Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen 1) Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen
3 3 4 5 3 2 0 1 2 3 4 5 6 2.4 3.3 4.2 5.1 6.0 6.9 F re k u en si Nilai Tengah
commit to user
Hasil belajar kognitif siswa kelas yang mendapat perlakuan metode Jigsaw berupa nilai tes yang diberikan di akhir kegiatan pengajaran (posttest) memiliki rentang 60,0 sampai 90,5. Hasil perhitungan pada lampiran 14 menunjukkan:
Rerata = 72,78 Median (Me) = 70,00 Modus (Mo) = 70,00
Standar Deviasi (SD) = 7,38
Distribusi frekuensi hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen disajikan di dalam tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif Kriteria
60,0 - 65,0 62,5 5 5 Kurang 65,1 - 70,1 67,6 9 14 Kurang 70,2 - 75,2 72,7 6 20 Sedang 75,3 - 80,3 77,8 5 25 Baik 80,4 - 85,4 82,9 1 26 Baik 85,5 - 90,5 88,0 1 27 Baik Sekali
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas eksperimen di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 14 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah kurang.
b) Terdapat 6 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai
rata-rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah sedang (cukup baik).
c) Terdapat 7 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata. Dari 7 siswa
tersebut dapat dikatakan bahwa 6 siswa memiliki kemampuan baik dan 1 siswa memiliki kemampuan baik sekali.
commit to user
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai kognitif siswa, yaitu siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa kelas eksperimen yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa alasan antara lain, siswa tidak menjalankan perintah guru untuk mempelajarai materi saat di kelas sehingga siswa kurang konsentrasi saat guru menerangkan materi, yang pada akhirnya siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan lebih memilih berbicara sendiri dengan teman sebangku. Pada kelas eksperimen selain siswa dengan nilai kemampuan yang tergolong kurang, ada juga sejumlah siswa dengan kemampuan yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki rasa butuh akan belajar, daya serap yang cepat terhadap penjelasan guru dan motivasi belajar tinggi yang berasal dari dirinya sendiri yaitu dengan memperhatikan guru saat mengajar agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan sehingga nilainya baik dan ada juga siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar jam
sekolah untuk memperdalam pelajaran akuntansi. Selain itu dengan
penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa merasa senang dan lebih bersemangat dalam menerima pelajaran.
Penilaian kognitif kelas eksperimen pada materi sebelumnya yakni buku besar, frekuensi nilai jelek /kurang jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan frekuensi nilai sedang dan frekuensi nilai baik. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen adalah rendah.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
commit to user
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen.
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu- ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 72,78. Sebelum kelas interval kelom- pok rata-rata terdapat 2 kelas interval yaitu kelas interval 60,0-65,0 (titik tengah 62,5) dengan frekuensi 5 siswa dan kelas interval 65,1-70,1 (titik tengah 67,6) dengan frekuensi 9 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa kedua kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 70,2-75,2 (titik tengah 72,7) dengan jumlah frekuensi 6 siswa, karena berada pada kelompok rata-rata maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau cukup baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu kelas interval 75,3-80,3 (titik tengah 77,8) dengan frekuensi 5 siswa, kelas interval 80,4-85,5 (titik tengah 82,9) dengan frekuensi 1 siswa dan kelas interval 85,5-90,5 (titik tengah 88,0) dengan frekuensi 1 siswa. Karena berada di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa ketiga kelas tersebut memiliki nilai kemampuan baik dan baik sekali.
5 9 6 5 1 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 62.5 67.6 72.7 77.8 82.9 88.0 F re k u en si Nilai Tengah
commit to user
2) Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen
Hasil belajar afektif siswa kelas yang mendapat perlakuan metode Jigsaw berupa nilai sikap yang dipantau guru pada saat kegiatan pengajaran memiliki rentang 21,0 sampai 32,3. Hasil perhitungan pada lampiran 14 menunjukkan:
Rerata = 28,11 Median (Me) = 28,00 Modus (Mo) = 28,00
Standar Deviasi (SD) = 2,82
Distribusi frekuensi hasil belajar afektif siswa pada kelas eksperimen disajikan di dalam tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif Kriteria
21,0 - 22,8 21,9 1 1 Kurang 22,9 - 24,7 23,8 2 3 Kurang 24,8 - 26,6 25,7 3 6 Kurang 26,7 - 28,5 27,6 8 14 Sedang 28,6 - 30,4 29,5 7 21 Baik 30,5 - 32,3 31,4 6 27 Baik
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai afektif siswa kelas ekspe- rimen di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah kurang.
b) Terdapat 8 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai
rata-rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah sedang (cukup baik).
c) Terdapat 15 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata, hal ini dapat
commit to user
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai afektif siswa, yaitu siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa kelas eksperimen yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa alasan antara lain, kurangnya rasa butuh akan belajar yang berasal dari dalam diri siswa, sehingga siswa tidak mempersiapkan diri sebelum pembelajaran di mulai, yang pada akhirnya siswa umumnya kurang memperhatikan apa yang di sampaikan oleh guru sehingga siswa kurang aktif dalam bertanya mengenai materi yang telah disampaikan guru. Pada kelas eksperimen selain siswa dengan nilai kemampuan yang tergolong kurang, ada juga sejumlah siswa dengan kemampuan yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki minat yang tinggi dalam belajar yaitu dengan memperhatikan guru saat mengajar agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan sehingga siswa aktif dalam bertanya. Selain itu siswa umumnya mengulang kembali di rumah tentang materi yang telah di perolehnya di sekolah sehingga nilainya di atas rata-rata. Selain itu siswa aktif dalam berdiskusi dengan kelompoknya sehingga setiap siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan ide atau gagasannya.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar
1 2 3 8 7 6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 21.9 23.8 25.7 27.6 29.5 31.4 F re k u en si Nilai Tengah
commit to user
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu- ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 28,11. Sebelum kelas interval kelom- pok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu kelas interval 21,0-22,8 (titik tengah 21,9) dengan frekuensi 1 siswa, kelas interval 22,9-24,7 (titik tengah 23,8) dengan frekuensi 2 siswa dan kelas interval 24,8-26,6 (titik tengah 25,7) dengan frekuensi 3 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa ketiga kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 26,7-28,5 (titik tengah 27,6) dengan jumlah frekuensi 8 siswa, karena berada pada kelompok rata-rata maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau cukup baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-29,5,9) dengan frekuensi 7 siswa dan kelas interval 30,5-32,3 (titik tengah 31,4) dengan frekuensi 6 siswa. Karena berada di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa kedua kelas tersebut memiliki nilai kemampuan baik.
3) Hasil Belajar Psikomotor Kelas Eksperimen
Hasil belajar psikomotor siswa kelas yang mendapat perlakuan metode Jigsaw berupa kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan soal. yang diberikan oleh guru memiliki rentang nilai 3,0 sampai 8,3. Hasil perhitungan pada lampiran 14 menunjukkan:
Rerata = 6,33 Median (Me) = 6,00 Modus (Mo) = 6,00
Standar Deviasi (SD) = 1,36
Distribusi frekuensi hasil belajar psikomotor siswa pada kelas eksperimen disajikan di dalam tabel 9 sebagai berikut :
commit to user
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif
Kriteria 3,0 - 3,8 3,4 1 1 Kurang 3,9 - 4,7 4,3 2 3 Kurang 4,8 - 5,6 5,2 3 6 Kurang 5,7 - 6,5 6,1 8 14 Sedang 6,6 - 7,4 7,0 7 21 Baik 7,5 - 8,3 7,9 6 27 Baik
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai psikomotor siswa kelas eksperimen di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah kurang.
b) Terdapat 8 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai
rata-rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah sedang (cukup baik).
c) Terdapat 13 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah baik.
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai psikomotor siswa, yaitu siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa kelas eksperimen yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa alasan antara lain, kurangnya rasa butuh akan belajar yang berasal dari dalam diri siswa, di tambah lagi dengan lambatnya daya tangkap siswa terhadap materi yang telah di sampaikan oleh guru, selain itu siswa juga mudah putus asa. Hal ini menyebabkan siswa tidak teliti dalam membaca soal dan siswa terlalu terburu-buru dalam menjawab soal sehingga jawabannya kurang tepat. Pada kelas eksperimen selain siswa dengan nilai kemampuan yang tergolong kurang, ada juga sejumlah siswa dengan
commit to user
kemampuan yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa memiliki rasa butuh akan belajar dan daya tangkap yang cepat serta tidak mudah putus asa. Hal ini menyebabkan siswa teliti dalam membaca soal dan tidak terburu-buru dalam menjawab soal sehingga jawabannya lebih tepat dan nilainya di atas rata-rata.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen.
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu- ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 6,33. Sebelum kelas interval kelom- pok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu kelas interval 3,0-3,8 (titik tengah 3,4) dengan frekuensi 1 siswa, kelas interval 3,9-4,7 (titik tengah 4,3) dengan frekuensi 2 siswa dan kelas interval 4,8-5,6 (titik tengah 5,2) dengan frekuensi 3 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa ketiga kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 5,7-6,5 (titik tengah 6,1) dengan jumlah frekuensi 8 siswa, karena berada pada kelompok rata-rata