• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP

SMA ISLAM 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

SKRIPSI

Oleh:

DIAN TRI MURTI NIM K7407059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP

SMA ISLAM 1 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

DIAN TRI MURTI NIM K7407059

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratanmendapatkan

Gelar SarjanaPendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sukirman, M.M. Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd.

(4)

commit to user

iv

HALAMAN REVISI

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Persetujuan Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda tangan

Ketua :Drs. Wahyu Adi, M.Pd ………

Sekretaris : Drs. Sudiyanto, M.Pd ………..

Anggota I : Drs. Sukirman, M.M ………

(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 20 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. ...

Sekretaris : Drs. Sudiyanto, M.Pd. ...

Anggota I : Drs. Sukirman, M.M ...

Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Dian Tri Murti. STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2011.

Tujuan Penelitian adalah (1) Mengetahui perbedaan dalam pencapaian

hasil belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan kooperatif

tipe Jigsaw dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori

metode ceramah tanya jawab tugas. (2) Mengetahui apakah pendekatan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik digunakan dalam pencapaian hasil

belajar siswa dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran ekspositori metode

ceramah tanya jawab tugas.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental nyata (True

Experimental Design) dengan rancangan Posttest Only Control Design. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI program Ilmu Sosial SMA Islam 1 Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 75 siswa. Sampel penelitian diambil dengan

teknik random sampling. Sampel penelitian berjumlah 47 siswa yang berasal dari dua kelas, yaitu kelas XI IS-1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IS-3

sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data untuk nilai kemampuan

akhir menggunakan test objektif. Teknik analisis data yang digunakan adalah

teknik analisis statistik t-test.

Data penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang meliputi ranah

kognitif yang diperoleh dari tes objektif yang berbentuk pilihan ganda dan ranah

afektif serta psikomotor yang diperoleh dengan skala nilai bentuk angka. Analisa

data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan Uji Chi kuadrat

yang digunakan untuk menguji keadaan distribusi sampel, uji homogenitas dengan

metode Bartlet dan uji hipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan

(7)

commit to user

vii

Berdasarkan hasil analisis diperoleh : 1) Perhitungan uji-t dengan taraf

signifikansi 0,05 pada ranah kognitif thitung = 2.1786 > ttabel = 1.68, ranah afektif

thitung = 4.4551 > ttabel = 1.68 dan ranah psikomotor thitung = 2.5150 > ttabel = 1.68,

artinya pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan perbedaan

hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Islam 1 Surakarta pada materi

kertas kerja. 2) Nilai rerata kelas eksperimen ranah kognitif sebesar 72.78, ranah

afektif sebesar 28.11 dan ranah psikomotor sebesar 6.33 lebih tinggi daripada nilai

rerata kelas kontrol ranah kognitif sebesar 68.00, ranah afektif sebesar 24.05 dan

ranah psikomotor sebesar 4.40, artinya kelas yang diajar dengan pendekatan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsawlebih baik hasil belajarnya dibandingkan kelas

(8)

commit to user

viii ABSTRACT

Dian Tri Murti. A COMPARATIVE STUDY ON THE LEARNING

ACHIEVEMENT USING JIGSAW TYPE OF COOPERATIVE

LEARNING AND THE CTT METHOD OF EXPOSITORY LEARNING IN ACCOUNTING SUBJECT OF THE XI GRADERS OF EVEN SEMESTER OF SMA ISLAM 1 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July. 2011.

The objectives of research are to (1) find out the difference of student

learning achievement between using Jigsaw type of Cooperative Learning and

using the CTT method of Expository Learning, and (2) to find out whether or not

the using Jigsaw type of Cooperative Learning is better in the learning

achievement than the CTT method of Expository Learning.

This study employed a true experimental design with Posttest Only

Control Design. The population of research was all XI graders of Social Science

Program of SMA Islam 1 Surakarta in the school year of 2010/2011, consisting of

75 students. The sample of research was taken using random sampling technique.

The sample of research consisted of 47 students coming from two classes: XI

IPS-1 as the experiment group and XI IPS-3 class as the control group. Technique of

collecting data for the final competency value was done using objective test.

Technique of analyzing data used was t-test statistical analysis one.

The data of research contains the student learning achievement including

cognitive domain deriving from multiple-choice objective test and affective as

well as psychomotor domains obtained with the number score value. The data

analysis in this research was done using normality test and Chi Square test used to

examine the sample distribution condition, homogeneity test with Bartlett method

and hypothesis test using t-test to find out the difference of learning achievement.

Based on the result of analysis can be had that: 1) The result of t-test

calculation at significance level of 0.05 in which in the cognitive domain tstatistic =

2.1786 > ttable = 1.68, affective domain tstatistic = 4.4551 > ttable = 1.68, and

psychomotor domain tstatistic = 2.5150 > ttable = 1.68, that means the Jigsaw type of

(9)

commit to user

ix

accounting subject in the XI IPS graders of SMA Islam 1 Surakarta in the work

paper material. 2) The mean value in the experiment class for cognitive domain of

72.78, affective domain of 28.11 and psychomotor domain of 6.33 is higher than

the mean value of control class for cognitive domain of 68.00, affective domain

of 24.05 and psychomotor domain of 4.40, that mean the class taught using Jigsaw

type of Cooperative Learning has the learning achievement better than that taught

(10)

commit to user

x MOTTO

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu

dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.

(Q.S Al-Mujadalah : 11)

Hidup adalah belajar dan berkarya. Belajar untuk terus memperbaiki diri dan

berkarya untuk menuntun lingkungan tampil lebih baik.

(Andreas Viklund)

Dengan seni, hidup menjadi lebih indah.

Dengan ilmu, hidup menjadi lebih mudah

(11)

commit to user

xi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil istimewa ini penulis persembahkan untuk :

Atin Nur Widayati, S.Pd., selaku guru pembimbing

Drs. Kadarusman selaku Kepala Sekolah SMA Islam 1

Surakarta.

(12)

commit to user

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan

hidayah-Nya, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis

untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.

4. Drs. Sukirman, M.M., selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan,

bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

dukungan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi

6. Drs. Kadarusman, selaku Kepala Sekolah SMAIslam I Surakarta dan Atin Nur

Widayati, S.Pd.,selaku guru pembimbing beserta seluruh keluarga besar SMA

Al Islam I Surakarta yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan semangat, kasih sayang serta doa

dan dukungan yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

(13)

commit to user

xiii

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Juli 2011

(14)

commit to user

xiv DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

MOTTO ... x

PERSEMBAHAN ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ...xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Studi Komparasi ... 8

2. Pendekatan Pembelajaran ... 8

a. Pendekatan Pembelajaran Ekspositori ... 9

1). Pengertian Pembelajaran Ekspositori ... 9

2). Karakteristik Pembelajaran Ekspositori ... 10

3). Metode Pembelajaran Ekspositori ... 10

b. Pendekatan Pembelajaran Ekspositori Metode CTT... 12

(15)

commit to user

xv

2). Kekurangan dan Kelebihan Metode CTT ... 13

3). Langkah-langkah Metode CTT ... 15

c. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif ... 15

1). Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 15

2). Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 16

3). Macam-macam Tipe dalam Pembelajaran Kooperatif ... 17

b. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 19

1). Pengertian Jigsaw ... 19

2). Langkah-langkah Jigsaw ... 19

3). Keunggulan dan Kelemahan Jigsaw ... 20

4). Penerapan Jigsaw ... 21

3. Hasil Belajar ... 22

a. Pengertian Hasil Belajar ... 22

b. Aspek-aspek Hasil Belajar ... 23

1). Ranah Kognitif ... 23

2). Ranah Afektif ... 24

3). Ranah Psikomotor ... 24

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 25

d. Alat Penilaian Hasil Belajar ... 26

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 26

C. Kerangka Pemikiran ... 27

D. Hipotesis ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

1. Tempat Penelitian ... 30

2 . Waktu Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

1. Populasi Penelitian ... 31

2 . Sampel Penelitian ... 31

(16)

commit to user

xvi

C. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Variabel Penelitian ... 31

2 . Metode Pengumpulan Data ... 32

3. Instrumen Penelitian ... 33

a. Tes Objektif Pilihan Berganda ... 33

1). Uji Coba Instrumen ... 33

b. Skala Nilai Bentuk Angka ... 36

D. Rancangan Penelitian ... 37

E. Teknik Analisis Data ... 38

1. Uji Prasyarat Analisis ... 38

a. Uji Normalitas ... 39

b. Uji Homogenitas ... 39

2. Uji Hipotesis ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42

A. Deskripsi Data ... 42

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 42

a. Sejarah Berdirinya SMA Islam 1 Surakarta ... 42

b. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta ... 43

c. Data Siswa SMA Islam 1 Surakarta ... 43

d. Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta ... 43

1). Keadaan Fisik SMA Islam 1 Surakarta ... 43

2). Guru dan Staff Karyawan ... 44

3). Kondisi Ruang SMA Islam 1 Surakarta ... 44

2. Data Hasil Belajar Akuntansi ... 44

a. Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol ... 44

1). Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol ... 44

2). Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol ... 47

3). Hasil Belajar Psikomotor Kelas Kontrol ... 50

b. Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen ... 53

1). Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen ... 53

(17)

commit to user

xvii

3). Hasil Belajar Psikomotor Kelas Eksperimen ... 58

a. Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 61

1). Tingkat Kesukaran Soal ... 61

2). Daya Pembeda ... 61

3). Uji Validitas ... 61

4). Uji Reliabilitas ... 62

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 62

1. Uji Normalitas ... 62

2. Uji Homogenitas ... 62

C. Pengujian Hipotesis ... 63

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 64

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 76

A. Simpulan ... 76

B. Implikasi ... 76

C. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 30

Tabel 2. Rancangan Penelitian ... 37

Tabel 3. Daftar Ruang SMA Islam 1 Surakarta ... 44

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi KelasKontrol ... 45

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol ... 48

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi KelasKontrol ... 50

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen... 53

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen... 56

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen... 59

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ... 62

Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas ... 63

(19)

commit to user

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ... 28

Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar

Akuntansi Kelas Kontrol ... 46

Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar

Akuntansi Kelas Kontrol ... 49

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar

Akuntansi Kelas Kontrol ... 52

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar

Akuntansi Kelas Eksperimen ... 55

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar

Akuntansi Kelas Eksperimen ... 57

Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar

(20)

commit to user

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 80

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 88

Lampiran 3.Soal Latihan ... 95

Lampiran 4. Jawaban Soal Latihan ... 97

Lampiran 5. Lembar Jawab Soal Latihan ... 98

Lampiran 6. Soal Posttest ... 99

Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Posttest ... 104

Lampiran 8. Lembar Jawab Soal Posttest ... 105

Lampiran 9. Soal Tes Kemampuan Kognitif ... 106

Lampiran 10. Jawaban Soal Tes Kemampuan Kognitif ... 111

Lampiran 11. Lembar Jawab Tes Kemampuan Kognitif ... 112

Lampiran 12. Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotor ... 113

Lampiran 13. Lembar Hasil Penilaian Afektif dan Psikomotor ... 115

Lampiran 14. Data Induk Penelitian ... 117

Lampiran 15. Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal ... 118

Lampiran 16. Uji Normalitas Kognitif Kelas Eksperimen ... 120

Lampiran 17. Uji Normalitas Kognitif Kelas Kontrol ... 122

Lampiran 18. Uji Homogenitas Kognitif ... 124

Lampiran 19. Uji Hipotesis Kognitif ... 125

Lampiran 20. Uji Normalitas Afektif Kelas Eksperimen ... 126

Lampiran 21. Uji Normalitas Afektif Kelas Kontrol ... 128

Lampiran 22. Uji Homogenitas Afektif ... 130

Lampiran 23. Uji Hipotesis Afektif ... 131

Lampiran 24. Uji Normalitas Psikomotor Kelas Eksperimen ... 132

Lampiran 25. Uji Normalitas Psikomotor Kelas Kontrol ... 134

Lampiran 26. Uji Homogenitas Psikomotor ... 136

Lampiran 27. Uji Hipotesis Psikomotor ... 137

(21)

commit to user

xxi

Lampiran 29. Nilai-nilai dalam Tabel Uji Chi Kuadrat ... 139

Lampiran 30. Nilai-nilai dalam Tabel Product Moment ... 140

Lampiran 31. Daftar Nama Siswa ... 141

Lampiran 32. Daftar Nilai Materi Buku Besar ... 143

Lampiran 33. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 145

Lampiran 34. Daftar Nama Wali Kelas dan Jumlah Siswa SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 146

Lampiran 35. Foto-foto ... 147

(22)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Semakin maju suatu negara, mendorong warganya untuk ikut

mengembangkan diri dalam berbagai pengetahuan dan kemampuan seoptimal

mungkin. Bagi yang kurang mampu menghadapi tuntutan tersebut akan

mengalami kesulitan dalam hidupnya. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah

tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan sarana dalam usaha

memajukan dan mencerdaskan bangsa, maka kemajuan suatu bangsa dapat

dicapai melalui penataan pendidikan yang baik, dengan semakin maju dan

cerdasnya masyarakat, maka cita-cita pembangunan dapat segera tercapai.

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan

memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya

pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan

di Indonesia akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri

ikut bertanggung jawab. Pendidikan Nasional sedang mengalami perubahan yang

cukup mendasar yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah

pendidikan, yang pokok dan dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah

masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih

rendah, ini terlihat dari capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang

masih rendah pula.

Paradigma lama dalam kegiatan belajar mengajar menyatakan bahwa

guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak

berubah karena tuntutan perkembangan jaman (globalisasi). Saat ini paradigma

baru mulai mengembangkan strategi belajar mengajar siswa aktif, sekolah sebagai

suatu institusi atau lembaga pendidikan seharusnya mampu berperan dalam proses

edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan

mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik),

dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik).

(23)

commit to user

siswa, yaitu mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa yang

dipahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu berinteraksi dengan orang lain

secara positif, misalnya antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa

dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang terkait dengan materi pelajaran.

Cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi

proses pembelajaran dan motivasi siswa terhadap suatu materi pelajaran, sehingga

proses pembelajaran menuntut guru untuk menekankan pada siswa terhadap

penguasaan pada materi pelajaran yang diajarkan. Karena dengan penguasaan

materi yang optimal oleh siswa, akan berdampak pada hasil belajar yang dicapai

siswa. Dilain pihak perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya

kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan yang dilaksanakan di kelas

yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah.

SMA Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang mempunyai

input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi sehingga

penguasaan materi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga beraneka

ragam, salah satunya pada mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI

IS yaitu Akuntansi, yang berkaitan erat dengan kemampuan berpikir dan

penala-ran seseopenala-rang. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajapenala-ran

Akun-tansi di kelas, terdapat berbagai permasalahan yang terjadi antara lain sebagai

berikut: siswa kurang aktif di kelas, cenderung tidak pernah mengajukan

pertanyaan dan mengemukakan pendapat di dalam kegiatan pembelajaran, siswa

kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas

yang mengganggu pembelajaran (seperti gaduh, berbicara dengan teman sebang-

ku, dan bermain HP). Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya, memanfaatkan kesempatan

itu.

Berdasarkan pengamatan awal peneliti, rendahnya penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran akuntansi tersebut berasal dari minat yang kurang untuk

belajar akuntansi, kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran

akuntansi karena para siswa cenderung lebih banyak melakukan aktivitas di luar

(24)

commit to user

siswa itu sendiri karena pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru,

dirasa kurang menarik di SMA ini. Selama proses pembelajaran akuntansi masih

menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori yakni guru memberikan

ceramah secara teoritis kepada siswa, siswa mendengarkan dan memahami

penjelasan teoritis dari guru, kemudian menjawab pertanyaan dari guru jika ada,

selanjutnya guru memberikan tugas kemudian memberikan tes akhir, begitulah

aktivitas ini berjalan terus menerus. Rutinitas pendekatan pembelajaran seperti itu

yang kemudian menimbulkan rasa bosan dan sungkan untuk memperhatikan guru

yang sedang mengajar, akibatnya siswa menjadi pasif dan motivasi belajar

siswapun relatif masih rendah, sehingga mengakibatkan hasil belajar mereka juga

rendah. Siswa perlu diajarkan bagaimana cara untuk mendapatkan informasi

sendiri, apakah itu dari guru, teman, bahan-bahan pelajaran, ataupun

sumber-sumber lain. Oleh karena itu perlu diadakan inovasi dalam proses pembelajaran

yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kemandirian sekaligus meningkatkan

hasil belajar siswa, yaitu dengan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Sunal dan Hans pada Isjoni (2010: 12) berpendapat bahwa ”Pembelajaran

kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang

khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja

sama selama proses pembelajaran”. Menurut Jhonson pada Isjoni (2010: 24)

menyatakan :

siswa yang belajar menggunakan cooperative learning akan menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.

Dalam pendekatan pembelajaran kooperatif terdapat banyak sekali tipe

pembelajaran yang ada didalamnya seperti: Jigsaw, Think Pair Share, Nembered Heads Together, Two Stay Two Stray, Group Investigation, Make a Match, Listening Team, Inside Outside Circle, Bamboo Dancing, dan lain - lain. Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menerapkan pendekatan pembelajaran

(25)

commit to user

Melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan

dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran.

Model pembelajaran jigsaw membawa konsep pemahaman inovatif, dan

menekankan keaktifan siswa, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan

memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

ketrampilan berkomuni- kasi.

Beberapa alasan lain yang menyebabkan pendekatan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak

adanya persaingan antar siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk

menyelesaikan masalah dalam mengatasi berbagai pemikiran yang berbeda. siswa

dalam kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang

ditugaskan padanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota kelompoknya

yang lain. Siswa juga senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru,

serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Dalam

model jigsaw ini peranan guru sangat kompleks, di samping sebagai fasilitator,

guru juga berperan sebagai manajer dan konsultan dalam memberdayakan

kelompok belajar siswa. Oleh karena itu model pembelajaran jigsaw sangat

sesuai diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep dalam

pembelajaran akuntansi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan meneliti lebih

lanjut mengenai perbedaan hasil belajar akuntansi menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pendekatan pembelajaran ekspositori

metode ceramah, tanya jawab dan tugas dengan judul: “Studi Komparasi Hasil

Belajar Antara Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan

Pendekatan Pembelajaran Ekspositori Dengan Ceramah Tanya Jawab

Tugas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Semester Genap SMA

(26)

commit to user

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka

dapat diidentifikasi berbagai macam permasalahan, diantaranya adalah :

1. Kurang bervariasinya pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam

mengajar.

2. Siswa merasa bosan dengan pendekatan pembelajaran guru yang kurang

bervariasi.

3. Adanya rasa bosan dari siswa menyebabkan materi yang disampaikan guru

tidak sepenuhnya terserap oleh siswa sehingga hasil belajarnya kurang

maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, sebagaimana telah penulis uraikan

diatas, dapat diketahui bahwa masalah yang terjadi di lingkungan sekolah cukup

kompleks. Agar kegiatan penelitian lebih terfokus serta mengingat keterbatasan

penulis dalam kegiatan penelitian ini, maka penulis membatasi kegiatan penelitian

pada pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif dan

pendekatan pembelajaran ekspositori sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran kooperatif adalah suatu cara pendekatan atau

serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada

peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.

2. Pendekatan pembelajaran ekspositori adalah suatu konsep belajar secara

tradisional, dimana guru berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan

siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru,

sehingga siswa cenderung bersikap pasif.

3. Hasil belajar adalah nilai atau hasil penilaian belajar yang dicapai siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari uraian di atas, perumusan masalah yang dapat dikemukakan

(27)

commit to user

1. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian hasil belajar siswa antara

pembelajaran yang menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw dengan

pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori dengan ceramah,

tanya jawab, dan pemberian tugas?

2. Apakah pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik digunakan

dalam pencapaian hasil belajar siswa dibandingkan dengan pendekatan

pembelajaran ekspositori dengan ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan pokok yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui perbedaan dalam pencapaian hasil belajar siswa antara

pembelajaran yang menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw dengan

pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori metode ceramah

tanya jawab tugas.

2. Untuk mengetahui apakah pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

lebih baik digunakan dalam pencapaian hasil belajar siswa dibandingkan

dengan pendekatan pembelajaran ekspositori metode ceramah tanya jawab

tugas.

F. Manfaat Penelitian

Aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang sudah sepantasnya

mengharapkan sesuatu yang berguna untuk kepentingannya. Demikian pula dalam

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Untuk memberikan sumbangan teori di bidang pendidikan khususnya

mengenai pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Untuk memberikan alternatif pendekatan pembelajaran, sehingga guru dapat

memilih pendekatan pembelajaran yang tepat untuk siswanya.

(28)

commit to user

Untuk memberikan variasi pembelajaran kepada siswa selaku peserta didik,

dengan memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis dan lebih aktif

dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Bagi Penulis

Untuk membekali penulis sebagai calon guru mengenai

pendekatan-pendekatan pembelajaran khususnya mengenai pendekatan-pendekatan pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw.

(29)

commit to user

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Studi Komparasi

Studi berasal dari kata “Study” yang berarti belajar atau mempelajari.

Studi dapat diartikan usaha untuk mempelajari secara seksama (Purwadarminta,

1989: 513).

Van Dallen dalam Arikunto (2002: 236-237) menyebutkan bahwa

“Penelitian komparasi yaitu ingin membandingkan dua atau tiga kejadian dengan

melihat penyebab-penyebabnya”.

Aswarni Sudjud dalam Arikunto (2002: 236) mengemukakan bahwa

“Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan

perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja,

tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu

prosedur kerja”.

Menurut Suharsimi (2002: 31) studi komparasi adalah suatu penyelidik

-an y-ang bertuju-an memb-andingk-an dua perkara/fenomena atau lebih.

Kesimpulan berdasarkan beberapa pengertian di atas bahwa studi

komparasi adalah penelitian yang membandingkan antara beberapa variabel yang

saling berhubungan dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan atau

persamaan-persamaannya.

2. Pendekatan Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya (2010: 127) “Pendekatan dapat diartikan sebagai

titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran”. Margono

(1995: 39) menyatakan bahwa “Pendekatan adalah jalan satu arah yang ditempuh

oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, dilihat dari sudut

bagaimana materi itu disusun dan disajikan”.

Menurut Peter Salim dan Yani Salim (1991: 329) mengatakan bahwa

(30)

commit to user

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah suatu usaha

untuk mendekati atau mendekatkan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Istilah pembelajaran menurut Purwadarminta dalam Gino et al (1999: 30)

sama dengan instruction atau pengajaran. Pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Menurut Gino et al (1999: 32),

“Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat

siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam

kegiatan belajar mengajar”.

Driscoll dalam Slavin (2008: 170) mendefinisikan “Pembelajaran sebagai

perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman”. Kesimpulan

berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa pembelajaran adalah upaya yang

dilakukan oleh guru agar terjadi perubahan tingkah laku sehingga diperoleh

kemampuan baru dalam diri siswa.

Jadi pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang

dipergunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

a. Pendekatan Pembelajaran Ekspositori

1) Pengertian Pembelajaran Ekspositori (Ekspository Learning)

Dalam pembelajaran ekspositori (ekspository learning) Syaiful Bahri

Djamarah dan Aswan Zain (2002: 23) mengemukakan bahwa guru

menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,

sistematik dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan

mencernanya saja secara tertib dan teratur.

Menurut Wina Sanjaya (2010: 179) “Pembelajaran ekspositori adalah

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara

verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar

siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal”.

(31)

commit to user

contoh soal siswa diminta mengerjakan soal secara individu atau bersama-sama.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembe-

lajaran ekspositori adalah pembelajaran yang berorientasi kepada guru

dalam penyampaian materi pembelajaran yang dilakukan secara terstruktur

dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan tersebut dapat dikuasai

siswa dengan baik.

2) Karakteristik Pembelajaran Ekspositori

Menurut Wina Sanjaya (2010: 179) terdapat beberapa karakteristik

pembelajaran ekspositori, yaitu :

a) Pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi

pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan pembelajaran ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.

b) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran

yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

c) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu

sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang diuraikan.

3) Metode Pembelajaran Ekspositori

Dalam prakteknya, metode mengajar dalam pendekatan ekspositori tidak

digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa

metode mengajar. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:

110-118) kemungkinan kombinasi metode mengajar yang diterapkan oleh

guru antara lain :

a) Ceramah, Tanya Jawab dan Tugas (CTT)

(32)

commit to user

tugas, misalnya membuat kesimpulan hasil ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi, dan sebagainya.

b) Ceramah, Diskusi dan Tugas (CDT)

Penggunaan ketiga jenis metode mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan pemberian informasi kepada siswa tentang bahan yang akan didiskusikan oleh siswa, lalu memberikan masalah untuk didiskusi-kan. Kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa.

Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan/informasi me- ngenai bahan apa yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada akhir kegiatan diskusi siswa diberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan saat itu juga. Maksudnya untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa melalui diskusi tersebut. Dengan demikian, tugas ini sekaligus merupakan umpan balik bagi guru terhadap hasil diskusi yang dilakukan siswa.

c) Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen (CDE)

Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun yang didemonstrasikan, baik oleh guru maupun oleh siswa (yang dianggap mampu untuk melakukan demonstrasi), tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksanakan demonstrasi, seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstrasikannya (biasanya suatu proses), sehingga semua siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi tersebut dengan baik.

Metode eksperimen adalah metode yang siswanya mencoba mem- praktekan suatu proses tersebut, setelah melihat/mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator. Eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan kebenaran sesuatu, misalnya menguji sebuah hipotesis. Dalam pelaksanaannya, metode demon- strasi dan eksperimen dapat digabungkan; artinya, setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan (ceramah).

d) Ceramah, Sosiodrama dan Diskusi (CSD)

Sebelum metode sosiodrama digunakan, terlebih dahulu harus diawali dengan penjelasan dari guru tentang situasi social yang akan didramatisasikan oleh para pemain/pelaku. Tanpa diberikan penjelas- an, anak didik tidak akan dapat melakukan peranannya dengan baik. Karena itu, ceramah mengenai masalah sosial yang akan didemon-strasikan penting sekali dilaksanakan sebelum melakukan sosiodrama.

(33)

commit to user

hentikan. Selanjutnya diadakan diskusi, bagaimana jalan cerita se- lanjutnya, atau pemecahan masalah selanjutnya.

e) Ceramah, Problem Solving dan Tugas (CPT)

Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya timbul suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu

menggunakan metode pemecahan masalah atau problem solving, sebagai

jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan tugas-tugas, baik individu maupun tugas kelompok, sehingga siswa melakukan tukar pikiran dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak

menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih optimal.

f) Ceramah, Demonstrasi dan Latihan (CDL)

Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari bahan yang dipelajarinya. Karena itu, metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah latihan dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai bentuk keterampilan tertentu yang akan dilakukannya. Kemudian untuk metode demonstrasi di sini dimaksud- kan untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa.

b. Pendekatan Pembelajaran Ekspositori Metode CTT

1) Hakikat Metode CTT

Penggunaan metode ceramah pada proses belajar mengajar memang

terkadang menimbulkan kesenjangan komunikasi (communication gap)

ketika pesan yang disampaikan oleh guru tidak diterima sama sekali oleh

siswa, dan juga terjadi kesalahan komunikasi, yaitu ketika penerimaan pesan

atau pemahaman siswa tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh guru.

Kedua hal ini menyebabkan metode ceramah kurang efektif. Ketidak

efektifan tersebut ditunjukkan dengan besar pesan atau materi yang dapat

diserap dan diingat oleh siswa. Untuk memaksimalkan penerimaan dan

ingatan siswa terhadap pelajaran, diperlukan pembelajaran yang melibatkan

lebih dari satu indera siswa dalam proses belajar mengajar. Implikasinya

adalah harus menggunakan metode ceramah bervariasi dalam proses belajar

mengajar. Ceramah bervariasi yang dimaksud adalah memvariasikan

(34)

commit to user

142) mengemukakan empat komponen yang dapat divariasikan dalam

metode ceramah bervariasi, yaitu “(1)metode, (2)media, (3)penampilan,

(4)bahan sajian”.

Salah satu variasi metode ceramah yang paling sering digunakan adalah

metode ceramah-tanya jawab-tugas. Metode ceramah-tanya jawab-tugas

merupakan penggabungan atau variasi antara metode ceramah dengan

metode tanya jawab dan metode tugas. Variasi metode ceramah-tanya

jawab-tugas ini bertujuan untuk meningkatkan keefektifan pengajaran

dengan metode ceramah, maka di samping memanfaatkan

keunggulan-keunggulannya, juga diupayakan mengatasi kelemahan-kelemahannya yakni

dengan diterapkannya metode tanya jawab dan metode tugas.

2) Kelebihan dan Kekurangan Metode CTT

a) Metode Ceramah

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 110) metode

ceramah mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain :

Kelebihan Metode Ceramah : (1)Guru mudah menguasai kelas

(2)Mudah mengorganisasikantempat duduk/kelas

(3)Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar

(4)Mudah mempersiapkan dan melaksanaknnya (5)Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. Kelemahan Metode Ceramah :

(1)Mudah menjadi verbalisme ( pengertian kata-kata )

(2)Yang visual menjadi rugi, yang auditif ( mendengar ) lebih besar menerimanya.

(3)Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.

(4)Guru menyimpulkan bahawa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.

(5)Menyebabkan siswa menjadi pasif.

b)Metode Tanya Jawab

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 107-108)

metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan dan kekura-ngan antara

(35)

commit to user

Kelebihan Metode Tanya Jawab :

(1)Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.

(2)Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.

(3)Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

Kelemahan Metode Tanya Jawab :

(1)Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.

(2)Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.

(3)Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang

(4)Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

c) Metode Tugas

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 98) metode

tugas memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain :

Kelebihannya :

(1)Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok

(2)Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru (3)Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa

(4)Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Kekurangannya :

(1)Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain

(2)Khusus untuk tugas kelompok , tidk jarang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu sajka, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.

(3)Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa

(4)Sering memberikan tugas yang monoton ( tak bervariasi ). Dapat menimbulkan kebosanan siswa.

d)Metode Ceramah Tanya Jawab Tugas (CTT)

Dengan adanya variasi atau penggabungan antara metode ceramah

dengan metode tanya jawab serta metode pemberian tugas, maka dapat

(36)

commit to user

ceramah tersebut dimanfaatkan, sedangkan kelemahan-kelemahannya

yang berupa kurangnya keterlibatan siswa dapat diatasi dengan dengan

keunggulan-keunggulan yang terdapat pada metode tanya jawab,

begitupun juga kelemahan-kelemahan pada metode tanya jawab yang

berupa tidak meratanya pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada

siswa dapat diatasi dengan keunggulan pada metode pemberian tugas.

3) Langkah-langkah Metode CTT

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 111)

langkah-langkah penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas ini

yaitu :

a) Persiapan, yakni menciptakan kondisi belajar siswa.

b) Pelaksanaan

(1)Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan pelajaran (metode ceramah)

(2)Asosiasi/komparasi, artinya memberi kesempatan pada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui tanya jawab (metode tanya jawab) sebagai variasi/pengembangan metode untuk mengaktifkan siswa/melibatkan siswa dalam pembelajaran.

(3)Generalisasi/kesimpulan, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan melalui hasil ceramah (metode tugas) atau mengerjakan soal-soal yang telah disediakan.

c) Evaluasi, yakni mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa

mengenai bahan yang telah diterimanya, melaui tes lisan dan tulisan atau tugas lain.

c. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Menurut Slavin dalam Isjoni (2010: 17) menyebutkan bahwa cooperative

learning merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama,

pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama

dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman

sebaya.

Menurut Jhonson & Jhonson dalam Isjoni (2010: 17) mengemukakan

cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke

(37)

commit to user

kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain

dalam kelompok tersebut.

Anita Lie dalam Isjoni (2010: 16) menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cooperative learning merupakan strategi yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa dengan tingkat kemampuan atau

jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran harus

menekankan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama,

oleh sebab itu penanaman keterampilan cooperative sangat perlu dilakukan, dengan menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi, berani

bertanya dan berbagi tugas.

2) Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pada hakekatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok,

tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan cooperative learning. Menurut

Bennet dalam Isjoni (2010: 41) menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat

membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok, yaitu:

a) Positive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

b) Interaction Face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara.

c) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam

anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu

temannya, karena tujuan dalam cooperative learning adalah menjadikan

setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.

d) Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,

(38)

commit to user

e) Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

(proses kelompok), yaitu siswa belajar ketrampilan bekerjasama dan berhubungan yang sangat diperlukan di masyarakat.

Dalam cooperative learning tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan

khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini

berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan

kerja dapat dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama

kegiatan.

Menurut Lungdren dalam Isjoni (2010: 46-48) mengemukakan keteram-

pilan-keterampilan selama kooperatif tersebut sebagai berikut:

a) Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal

(1)Menggunakan kesepakatan, adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.

(2)Menghargai kontribusi, berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain.

(3)Mengambil giliran dan berbagi tugas, artinya setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok.

(4)Berada dalam kelompok, maksudnya setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung

(5)Berada dalam tugas, adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.

(6)Mendorong partisipasi, berarti mendorong semua anggota ke- lompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.

(7)Mengundang orang lain, maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas.

(8)Menyelesaikan tugas dalam waktunya.

(9)Menghormati perbedaan individu, berarti bersikap menghormati terhadap budaya, suku, ras atau pengalaman dari semua siswa.

b) Keterampilan Kooperatif Tingkat Menengah

Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan peng- hargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkn dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisasikan dan mengurangi ketegangan.

c) Keterampilan Kooperatif Tingkat Akhir

(39)

commit to user

3) Macam-macam Tipe dalam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Anita Lie (2005: 55) tipe-tipe atau metode yang ada dalam

pembelajaran kooperatif antara lain :

(a) Mencari Pasangan (Make a Match) yaitu siswa mencari pasangan

sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan

(b) Bertukar Pasangan. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk

bekerja sama dengan orang lain.

(c) Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think Pair Share) yaitu siswa diberi

kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

(d) Berkirim Salam dan Soal yaitu teknik belajar yang memberikan

kesempatan siswa untuk melatih membuat pertanyaan sendiri dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.

(e) Kepala Bernomor (Numbered Heads) yaitu setiap siswa saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

(f) Kepala Bernomor Terstruktur (Numbered Heads Together) merupakan

modifikasi dari teknik belajar kepala bernomor.

(g) Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) memberikan kesempatan

kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.

(h) Keliling Kelompok yaitu teknik belajar yang masing-masing anggota

kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.

(i) Kancing Gemerincing yaitu setiap siswa diberi kesempatan untuk

mengeluarkan pendapatnya masing-masing, jadi dalam teknik ini diharapkan tidak akan ada siswa yang lebih dominan untuk berpendapat.

(j) Keliling Kelas yaitu masing-masing kelompok mendapatkan

kesempatan untuk memamerkan hasil kerja mereka dan melihat hasil kerja kelompok lain.

(k) Lingkaran Kecil Lingkaran Besar (Inside-Outside Circle) yaitu siswa

yang membuat lingkaran saling bertukar informasi antara satu dengan yang lainnya.

(l) Tari Bambu merupakan modifikasi dari teknik belajar Inside-Outside

Circle

(m) Bercerita Berpasangan (Paired Storytelling) merupakan teknik bela- jar

yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengar- kan, berbicara dan berkelompok.

(n) Jigsaw adalah teknik belajar yang mendorong siswa aktif dan saling

(40)

commit to user

d. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

1) Pengertian Jigsaw

Menurut Anita Lie (2005: 69) Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al

sebagai pendekatan cooperative learning. Tehnik atau tipe ini biasa

digunakan dalam pengajaran membaca , menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Metode ini digunakan dalam beberapa mata pelajaran seperti, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama dan

bahasa. Jigsaw cocok untuk semua kelas atau tingkatan. Dalam Jigsaw, guru

memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Menurut Isjoni (2010: 54) Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan

saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi

yang maksimal.

2) Langkah-langkah Jigsaw

Aronson dalam www.Jigsaw.org menjelaskan bahwa pengguna- an

Jigsaw di dalam kelas sangat mudah dilakukan, pelaksanaannya me- liputi

langkah-langkah sebagai berikut :

(a)Membagi siswa secara berkelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang

heterogen dari jenis kelamin, suku, ras dan kemampuan.

(b)Menunjuk seorang siswa dari setiap kelompok sebagai pemimpin.

(c)Membagi materi menjadi 5-6 bagian.

(d)Setiap siswa harus mempelajari satu bagian materi yang diberikan kepada

mereka.

(e)Memberi waktu pada setiap siswa untuk membaca materi bagian mereka

sekurang-kurangnya dua kali sehingga materi terkuasai. Dalam hal ini tidak mengharuskan mereka menghafal.

(f)Membentuk kelompok ahli yang setiap anggotanya berasal dari

kelompok asal dengan bagian materi yang sama.

(g)Membawa siswa kembali ke kelompok asal mereka.

(h)Setiap siswa mempresentasikan materi bagiannya yang telah dibahas

dalam kelompok ahli kepada kelompok asal mereka.

(i)Guru dapat berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk

(41)

commit to user

(j)Pada akhir pelajaran siswa diminta untuk mengerjakan tes atau kuis tentang materi yang telah mereka pelajari dalam kelompok secara keseluruhan. Agar mereka lebih serius.

3) Keunggulan dan Kelemahan Jigsaw

Menurut Aronson dalam www.Jigsaw.org penggunaan Jigsaw memiliki

beberapa keunggulan, antara lain :

(a)Banyak pengajar yang menyatakan bahwa Jigsaw mudah dipelajari.

(b)Banyak pengajar yang lebih menyukai pengajaran dengan Jigsaw.

(c)Jigsaw dapat digunakan bersama dengan strategi belajar yang lain.

(d)Jigsaw efektif bahkan bila hanya di lakukan satu jam perhari.

(e)Jigsaw mudah di lakukan.

Dalam penggunaan Jigsaw di kelas bukan tidak mungkin berjalan tidak

mulus, beberapa masalah mungkin dapat terjadi. Biasanya siswa yang

dominan akan berbicara terlalu banyak dan mengontrol kelompoknya,

sementara siswa yang lambat, kesulitan untuk memberikan presentasinya.

Masalah juga dapat muncul dari siswa pandai, mungkin akan merasa

bosan dengan anggota kelompok lamban. Masalah-masalah ini sering terjadi

meskipun tidak berakibat fatal. Jigsaw memberi jalan tersendiri untuk

mengatasi masalah tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Aronson dalam

www.Jigsaw.org :

a) Masalah siswa yang dominan

Siswa dalam kelas Jigsaw mendapatkan giliran untuk menjadi pemimpin

diskusi dan mereka menyadari bahwa kerja kelompok akan lebih efektif bila setiap siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan materinya sebelum dikomentari atau diberi pertanyaan. Hal ini akan meningkatkan ketertarikan pada kelompok dan mengurangi mendominasi salah satu siswa.

b) Masalah siswa yang lambat

Sebelum siswa menampilkan laporannya kepada kelompok siswa terlebih dahulu berdiskusi dengan kelompok ahlinya yang terdiri dari siswa yang hendak mempersiapkan permasalahan yang sama. Setiap siswa akan

mendapat kesempatan untuk mendiskusikan laporan dan

memodifikasinya berdasarkan saran dari kelompok ahli. Guru dapat memastikan bahwa apa yang mereka peroleh dari diskusi ini tepat. Biasanya kelompok dapat mengatasi masalahnya sendiri sehingga guru tidak diperlukan untuk memonitor lebih dekat.

c) Masalah siswa pandai yang bosan

(42)

commit to user

kelompok belajar heterogen. Setiap anggota dari masing-masing kelompok

bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan

yang diberikan, kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan

demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara

kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang

sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini

disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok

asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan didalam

kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri.

Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai

berikut:

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Gambar 1. Ilustrasi kelompok JIGSAW Keterangan :

Siswa anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang

sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang

ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu

sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan

selesai , para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok semula

(asal) dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah

(43)

commit to user

mereka dapatkan pada saat pertemuan dikelompok ahli. Selanjutnya diakhir

pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi

yang telah dibahas.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Agus Suprijono (2011: 5) menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi

dan keterampilan”. Menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Hasil belajar diperoleh siswa setelah mengikuti pengajaran dalam

waktu tertentu. Hasil belajar merupakan keberhasilan siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar.

Untuk mengetahui hasil belajar seorang siswa perlu diadakan kegiatan

penilaian dengan menggunakan evaluasi atau tes. Menurut Sudjana (2009: 22)

penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang

telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Penilaian berfungsi sebagai alat untuk

mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah hasil penilaian usaha belajar siswa yang diperoleh setelah mengikuti

proses belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat

yang dapat menunjukkan kemampuan siswa. Selain itu pengukuran hasil

belajar dapat juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam

belajar. Sedangkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran ditunjukkan

dengan peningkatan hasil belajar siswa, jika pendekatan dalam proses

pembelajaran baik (efektif dan efisien) maka hasil belajar siswa meningkat,

sebaliknya jika pendekatan dalam proses pembelajaran tidak baik maka hasil

belajar siswa kemungkinan menurun atau tetap (stabil).

b. Aspek-Aspek Hasil Belajar

Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar

(44)

commit to user

pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian

harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan

ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).

1) Ranah Kognitif

Menurut Bloom dalam Uzer Usman (2005: 34-35) ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang tediri dari enam bagian

antara lain :

a) Ingatan/Recall

Mengacu kepada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.

b) Pemahaman

Mengacu kepada kemampuan memahami makna. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.

c) Penerapan/Aplikasi

Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan, prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.

d) Analisis

Mengacu kepada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan.

e) Sintesis

Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerlukan tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berpikir yang lebih tinggi daripada kemampuan sebelumnya.

f) Evaluasi

Mengacu kepada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap

nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat

kemampuan berpikir yang tinggi.

2) Ranah Afektif

Menurut Uzer Usman (2005: 34) ranah afektif mencakup tujuan-tujuan

(45)

commit to user

minat. Klasifikasi tujuan afektif tersebut menurut Krathwohl dalam W.Gulo

(2004: 155-156) dibagi menjadi lima tahapan antara lain :

a) Menerima (receiving) b) Menanggapi (responding) c) Penilaian (valuing)

d) Mengorganisasi (organization)

e) Mempribadikan nilai characterization (value complex)

Implikasi dari masing-masing tahapan tersebut diuraikan oleh Uzer

Usman (2005: 39) antara lain :

a) Penerimaan : mendengarkan materi pelajaran dengan penuh perhatian, memperlihatkan kesadaran akan kepentingan belajar.

b) Memberi respon : bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan, aktiv dalam diskusi kelas, aktiv bertanya, mampu bekerjasama dengan yang lain.

c) Penilaian : menunjukkan rasa tenggang rasa dengan kesejahteraan yang lain.

d) Pengorganisasian : merumuskan rencana hidup sesuai dengan

kemampuan dan kepercayaan.

e) Karakterisasi : Menemukan kepercayaan diri dalam bekerja sendiri, disiplin.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan indikator afektif yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a) Kedisiplinan

b) Kemampuan memperhatikan pelajaran

c) Keaktivan berdiskusi

d) Tenggang rasa

e) Kemampuan berargumentasi

f) Kerjasama antar anggota tim

g) Keaktivan bertanya

h) Tanggung jawab

3) Ranah Psikomotor

Menurut Bloom dalam Sudjana (2009: 23) ranah psikomotor berkenaan

dengan hasil belajar ketermpilan dan kemampuan bertindak. Ada enam

aspek ranah psikomotor, yakni :

Gambar

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar
Gambar 1. Ilustrasi kelompok JIGSAW
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan hidayahn-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul Strategi Komunikasi

Khadziq, (2016) Konvergensi Media Surat Kabar Lokal (Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet Pada Koran Tribun Jogja dalam Membangun Industri Media

Lewat karyanya yang berjudul The Peasants‟ Revolt of Banten in 1888 , 11 Sartono bahkan mendefinisikan secara lebih sempit lagi dengan batasan bahwa sejarah

Pendekatan pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) berbeda dengan pendekatan pada tingkat pendidikan dasar. Usia remaja adalah masa bermain dengan kelompok dan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian ini ialah pemilik usaha Kebab Buah Si Babah sebagai

Universitas

Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas ekstrak alga coklat ( Sargassum sp ) 2% dalam pelembab pada kulit kering. Tujuan : Menganalisa efektivitas

penyemprotan, waktu penyemprotan, lama penyemprotan, arah angin, pemakaian alat pelindung diri) terhadap aktivitas kolinesterase darah pada petani tomat di Kecamatan