BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Peneltian
2) Data hasil Posttest
Pada tabel 24 diketahui kriteria keterampilan berpikir kritis peserta didik sebelum perlakuan (pretest) pada kelas eksperimen I sebelum menggunakan model pembelajaran CORE dan media monopoli memperoleh kategori baik yaitu sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 32.3 persen, sebagian peserta didik masih ada pada kategori sedang 35.5 persen dan rendah 12.9 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen I sebelum diberikan perlakuan (pretest) berada pada kategori rendah memperoleh 48 persentase.
2) Data hasil Posttest Kelas Eksperimen I
Pada kelas eksperimen I skala interval dan distribusi frekuensi
posttest keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan
model pembelajaran CORE dan media pembelajaran monopoli dapat disajikan pada tabel 25.
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Posttest Tes pilihan ganda Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Eksperimen I
Interval F Persetase 55 -62 3 10% 63 - 69 6 19% 70 - 76 9 29% 77 - 83 4 13% 83 - 90 5 16% 91 - 98 4 13% Jumlah 31 100%
Sumber: Data Primer Peneliti, 2019
Kemudian perhitungan penentuan kriteria yang digunakan untuk melihat frekuensi dan persentase dari hasil kategori awal keterampilan berpikir peserta didik setelah perlakuan mengacu pada Azwar pada tabel 18.
Tabel 26. Kategori Hasil Tes Peserta Didik Setelah Perlakuan.
No. Skor F Persentase Kategori
1. <= 65.12 9 29.0 Rendah
2. 65.13 - 76.13 9 29.0 Sedang
3. 76.14 - 87.14 9 29.0 Baik
4. 87.15+ 4 12.9 Sangat baik
Total 31 100.0
Sumber: Data Primer Peneliti, 2019
Pada tabel 26 diketahui kriteria keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah perlakuan (posttest) kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran CORE dan media monopoli pada katagori rendah, sedang dan baik memiliki persentase 29.0 dengan 9 pserta didik, dan pada kategori sangat baik memperoleh persentase 12.9 dengan 4 peserta didik. Hal
eksperimen I setelah diberikan perlakuan (posttest) memiliki peningkatan di lihat dari nilai hasi tersendah peserta didik yaitu 65.12 kebawah diperoleh 9 peserta didik dan kategori nilai sedang diperoleh 9 peserta didik dengan nilai 65.13 sampai 76.13 dengan persentase 29.0. Hal itu dapat dibandingkan dari hasil pretest yang memiliki nilai terendah 50.91 dan nilai kategori sedang memiliki nilai 64.52 dengan persentase 22.6.
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Posttest Angket Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Eksperimen I
Interval F Persetase 50 - 55 4 13% 56 - 60 3 10% 61 - 65 5 16% 66 - 70 9 29% 71 - 75 4 13% 76 - 78 6 19% Jumlah 31 100%
Sumber: Data Primer Peneliti, 2019
Kemudian perhitungan penentuan kriteria yang digunakan untuk melihat frekuensi dan persentase dari hasil kategori awal keterampilan berpikir peserta didik sebelum perlakuan mengacu pada Azwar pada tabel 18.
Tabel 28. Kategori Hasil Tes Peserta Didik Setelah Perlakuan.
No. Skor F Persentase Kategori
1. <= 59.04 7 22.6 Rendah
2. 59.05 - 66.84 5 16.1 Sedang
3. 66.85 - 74.64 13 41.9 Baik
4. 74.65+ 6 19.4 Sangat baik
Pada tabel 28 diketahui kriteria keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah perlakuan (posttest) pada kelas eksperimen I dengan menggunakan model CORE dan media monopoli memperoleh nilai tertinggi sebanyak 13 peserta didik dengan persentase 41.9 dalam kategori baik dengan nilai 66.85 sampai 74.64. Hal itu dapat dibandingkan dari hasil
pretest yang memiliki nilai persentase kategori baik yaitu 32.3 dengan nilai
55.55 samapi 64.12. b. Kelas Eksperimen II
Sebelum dan setelah memberikan perlakuan di kelas eksperimen II , terlebih dahulu diberikan pretest untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis peserta didik. Sabjek pada penelitian ini, sebanyak 31 peserta didik. Untuk menentukan skala interval digunakan rumus 1 + 3.3log n, n merupakan subjek dari penelitian. Hasil perhitungan didapat bahwa n = 31, sehingga skor interval memperoleh banyak kelas 1 + 3,3log (31) = 5.921 dibulatkan menjadi 6 interval. Skala interval (jarak) merupakan skala pengukuran yang dapat digunakan untuk memberikan peringkat antar tingkat. Rentang data diperoleh dari masing-masing skor tertinggi dikurang skor terendah sehingga dapat memperoleh panjang kelas dalam setiap kelas.
1) Data hasil Pretest Kelas Eksperimen II
Pada kelas eksperimen II, skala interval dan distribusi frekuensi
pretest keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan model
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Pretes Tes pilihan ganda Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Eksperimen II
Interval F Persetase 35 - 43 1 3% 44 - 51 2 6% 52 - 59 3 10% 60 - 67 9 29% 68 - 75 11 36% 76 - 81 4 13% 82 - 87 1 3% Jumlah 31 100%
Sumber: Data Primer Peneliti, 2019
Kemudian perhitungan penentuan kriteria yang digunakan untuk melihat frekuensi dan persentase dari hasil kategori awal keterampilan berpikir peserta didik sebelum perlakuan mengacu pada Azwar pada tabel 18.
Tabel 30. Kategori Hasil Tes Peserta Didik Sebelum Perlakuan. No. Skor F Persentase Kategori
1. <= 55.41 6 19.4 Rendah
2. 55.42 - 66.77 10 32.3 Sedang 3. 66.78 - 78.14 10 32.3 Baik
4. 78.15+ 5 16.1 Sangat baik
Total 31 100.0
Sumber: Data Primer Peneliti, 2019
Pada tabel 30 diketahui kriteria keterampilan berpikir kritis peserta didik sebelum perlakuan (pretest) pada kelas eksperimen II sebelum menggunakan model pembelajaran CORE dan media ular tangga memperoleh kategori sangat baik yaitu sebanyak 5 peserta didik dengan persentase 16.1 persen dan kategori baik yaitu sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 32.3 persen, sebagian peserta didik masih ada pada
kategori sedang 32.3 persen dan rendah 19.4 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen II sebelum diberikan perlakuan (pretest) masih berada pada kategori rendah dengan memperoleh 51.7 persentase. Keterampilan berpikir kritis peserta didik sebelum menggunakan perlakuan pembelajaran dapat juga dilihat dari hasil angket peserta didik pada tabel 31.
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Pretes Angket Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas Eksperimen II
Interval F Persetase 40 - 46 3 10% 47 - 52 10 32% 53 - 58 6 20% 59 - 64 8 26% 65 - 70 2 6% 71 - 76 2 6% Jumlah 31 100%
Sumber: Data Primer Peneliti, 2019
Kemudian perhitungan penentuan kriteria yang digunakan untuk melihat frekuensi dan persentase dari hasil kategori awal keterampilan berpikir peserta didik sebelum perlakuan mengacu pada Azwar pada tabel 18.
Tabel 32. Kategori Hasil Angket Peserta Didik Sebelum Perlakuan.
No. Skor F Persentase Kategori
1. <= 46.18 3 9.7 Rendah
2. 46.19 - 54.90 12 38.7 Sedang 3. 54.91 - 63.62 12 38.7 Baik
4. 63.63+ 4 12.9 Sangat baik
Total 31 100.0
Pada tabel 32 diketahui kriteria keterampilan berpikir kritis peserta didik sebelum perlakuan (pretest) model pembelajaran CORE dan media ular tangga pada kelas eksperimen II memperoleh kategori sangat baik yaitu sebanyak 4 peserta didik dengan persentase 12.9 persen dan kategori baik yaitu sebanyak 12 peserta didik dengan persentase 38.7 persen, sebagian peserta didik masih ada pada kategori sedang 38.7 persen dan rendah 9.7 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen II sebelum diberikan perlakuan (pretest) masih berada pada kategori sedang dengan memperoleh 48.4 persentase.
2) Data hasil Posttest Kelas Eksperimen II
Pada kelas Eksperimen II , skala interval dan distribusi frekuensi
posttest keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan
model CORE dan media ular tangga dapat disajikan pada tabel 33. Tabel 33. Distribusi Frekuensi Posttest Tes pilihan ganda Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Eksperimen II
Interval F Persetase 35 - 43 1 3% 44 - 51 0 0% 52 - 59 3 10% 60 - 67 3 10% 68 - 75 14 45% 76 - 81 4 13% 82 - 87 5 16% 88 - 95 1 3%
Sumber: Data Primer Peneliti, 2019
Kemudian perhitungan penentuan kriteria yang digunakan untuk melihat frekuensi dan persentase dari hasil kategori awal keterampilan
berpikir peserta didik ssetelah perlakuan mengacu pada Azwar pada tabel 18.
Tabel 34. Kategori Hasil Tes Peserta Didik Sebelum Perlakuan.
No. Skor F Persentase Kategori
1. <= 62.95 5 16.1 Rendah
2. 62.96 - 73.39 6 19.4 Sedang
3. 73.40 - 83.83 14 45.2 Baik
4. 83.84+ 6 19.4 Sangat baik
Total 31 100.0
Sumber: Data Primer Peneliti, 2019
Pada tabel 34 diketahui kriteria keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah perlakuan (posttest) pada kelas kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran CORE dan media ular tangga memperoleh nilai tertinggi sebanyak 14 peserta didik dengan persentase 45.2 dalam kategori baik. Hal tersebut menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen II setelah diberikan perlakuan
(posttest) berada pada kategori baik dengan memiliki nilai 73.40 sampai
83.83 dengan persentase 45.2.
Tabel 35. Distribusi Frekuensi Posttest Angket Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Eksperimen II
Interval F Persetase 47 - 52 2 6% 53 - 57 2 6% 58 - 62 8 26% 63 - 67 6 19% 68 - 72 7 24% 73 - 78 6 19% Jumlah 31 100%
Kemudian perhitungan penentuan kriteria yang digunakan untuk melihat frekuensi dan persentase dari hasil kategori awal keterampilan berpikir peserta didik setelah perlakuan mengacu pada Azwar pada tabel 18.
Tabel 36. Kategori Hasil Tes Peserta Didik Setelah Perlakuan.
No. Skor F Persentase Kategori
1. <= 58.05 5 16.1 Rendah
2. 58.06 - 66.10 10 32.3 Sedang
3. 66.11 - 74.14 10 32.3 Baik
4. 74.15+ 6 19.4 Sangat baik
Total 31 100.0
Sumber: Data Primer Peneliti, 2019
Pada tabel 36 diketahui kriteria keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah perlakuan (posttest) pada kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran CORE dan media ular tangga memperoleh nilai tertinggi sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 32.3 dalam kategori baik dan sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen II setelah diberikan perlakuan
(posttest) berada pada kategori baik dengan memiliki nilai 58.06 - 74.14
dengan persentase 32.3