BAB II. KAJIAN PUSTAKA
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti dibidang pendidikan sangat beragam, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan pada kajian penelitian
yang relevan untuk melakukan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Penelitian yang telah dilakukan oleh Jayanti, Ismail, & Rispawati (2017: 5-9) yang berjudul pengaruh model pembelajran koperative tipe CORE terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran PPKn. Hasil penelitiannya menunjukan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan berpikir kritis pada peserta didik yaitu faktor internal berupa dari dalam diri peserta didik dan faktor eksternal berupa faktor dari luar peserta didik yakitu keadaan lingkungan disekitar peserta didik. Salah satu faktor eksternal berupa metode dan model pembelajaran menjadi faktor domain yang dapat mempengaruhi lingkungan belajar sehingga dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis peserta didik untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran CORE dalam proses pembelajaran mampu mengarahkan pada kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran PPKn, karena dalam model pembelajaran CORE terdapat komponen berpikir ktiris. Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil pengukuran kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan soal pilihan ganda memperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen 66,97 dan kelas eksperimen II 60,82. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model pembelajaran CORE terhadap berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran PPKn.
Penelitian yang dilakukan oleh Wati, et al. (2019: 115) berjudul pengaruh penerapan model pembelajaran CORE untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa, pada proses pembelajaran peserta didik dilatih dan diarahkan untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga peserta didik dapat menjadi aktif. Pada penggunaan model pembelajaran CORE, dalam proses pembelajarannya mengutamakan kaeaktifan peserta didik dan membantu untuk menemukan dan memahami pengetahuan yang diperoleh menajdi mudah sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
Penelitian yang dilakukan oleh Fisher, Yaniawati, & Kusumah (2017: 20-22) yang berjudul the use of CORE model by metacognitive skill approach in
developing characters junior high school student. Hasil penelitian menunjukan
bahwa salah satu dari nilai karakter yang muncul pada aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CORE adalah nilai karakter komunikatif, karena hampir semua sintak model pembelajaran CORE mengandung nilai komunikatif. Persamaan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran CORE pada proses pembelajaran. Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak pada tujuan yang diinginkan yaitu penggunaan model pembelajaran CORE dengan menggunakan pendekatan keterampilan metakognitif berpengaruh pada pengembangan karakter peserta didik, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti agar penggunaan model pembelajaran CORE berpengaruh pada keterampilan berpikir kritis peserta didik.
Penelitian yang dilakukan oleh Safitri, Handayani, & Umamah (2014: 13) yang berjudul the application of model CORE to enhance creativity and
learning outcomes history of students. Pada penelitian ini menunjukan bahwa
hasil belajar yang dianalisis pada aspek kognitif dan aspek pisikomotorik dalam belajar menggunakan model pembelajaran CORE untuk meningkatkan hasil belajar dan kreativitas peserta didik terdapat pengaruh yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek psikomotorik peserta didik yang meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 62, 29% menjadi 71,57% dan siklus II ke siklus III meningkat menjadi 77,21%. Hasil peningkatan belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran CORE dapat dilihat pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 70,96%, pada siklus II memperoleh nialai rata-rata 77,41%, dan pada siklus III memperoleh nilai rata-rata 83,87%. Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak pada tujuan yang diinginkan yaitu penggunaan model pembelajaran CORE untuk meningkatankan kreativitas dan hasil belajara peserta didik, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti agar penggunaan model pembelajaran CORE berpengaruh pada keterampilan berpikir kritis peserta didik.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Waren (2011: 34-35) dalam penggunaan media monopoli yang berjudul using monopoly to introduce
concepts of race and ethnic relations. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan
bahwa permainan monopoli dapat digunakan untuk menyorotin konsep sosiologi. Hal tersebut dilihat dari hasil diskusi di kelas jauh lebih baik karena dihubungkan dengan pengalaman pribadi peserta didik. Weren (2011: 35) juga mengungkapkan bahwa agar guru dapat memasukan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media belajar permaian ke dalam persiapan
pembelajaran. Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak pada tujuan yang diinginkan yaitu penggunaan media pembelajaran untuk memperkenalkan konsep ras dan hubungan etnis, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti agar penggunaan media pembelajaran monopoli dapat berpengaruh pada keterampilan berpikir kritis peserta didik. Persamaan dari tujuan penelitian ini adalah melihat keaktifan peserta didik dengan menggunakan media permainan monopoli.
Penelitian yang dilakukan Dirgantara, et al. (2019: 268) berjudul the use
of monopoly media to improve primary student’s critical thinking skill in science learning. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan model
pembelajaran inkuiri yang dibantu oleh media monopoli dapat meningkatkan berpikir kritis peserta didik. Selain itu juga media pembelajaran monopoli menarik motivasi peserta didik dalam belajar sehingga kegiatan didalam kelas menjadi aktif. Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak pada penggunaan model pembelajaran, yaitu model pembelajaran inkuiri sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran CORE. Persamaan dari tujuan penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran monopoli yang berperan sebagai alat sarana dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik.
Penelitian tersebut senada dengan penelitian Blakley (Yoon et al. 2014: 111) yang menyatakan bahwa media belajar permaian monopoli dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan. Hal ini diukur dari tugas dalam permainan monopoli yang mendorong keterampilan berpikir untuk mencari
pertimbangan yang alternatif dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, dalam permainan monopoli, peserta didik dapat menunjukkan sikap yang positif dalam berkalaborasi dengan teamnya. Pada penelitian diatas, dapat di simpulkan bahwa permainan monopoli efektif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, ini di sebabkan karena media permainan nya sudah dimengerti dan menarik.
Selanjutnya penelitian Anggraini, Relmasira, & Hardini (2018: 324) mengungkapkan bahwa melalui permainan media ular tangga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, hasil peneltian dapat dilihat selama proses pembelajaran rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik meningkat dari pra tingkakan menjdap 1,49 yang tergolong rendah. Pada siklus pertama yaitu 2,22 termasuk dalam kriteria cukup dan pada siklus II menjadi 2,85 dengan kriteria kritis. Pada penelitian yang dilakukan Astiti (2017) hasil penelitian menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar pada siklus pertama memperoleh peserta didik 72,50% dan meningkat pada siklu ke II menjadi 88,57 %. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diterapkan dengan menggunakan media ular tangga.
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dengan model pembelajaran CORE dengan menggunakan media monopoli dan ular tangga menjadikan peserta didik lebih aktif pada kegiatan pembelajaran berlangsung dan dapat mengkonstruksi pengetahuannya serta dapat meningkatkan keterampilan
berpikir, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mencoba model pembelajaran CORE dengan menggunakan media monopoli dan ular tangga terhadap keterampilan berpikir kritis pada mata pelajaran PPKn, karena model pembelajaran CORE, media monopoli, dan media ular tangga memiliki pengaruh yang positif pada mata pelajaran dan memberikan motivasi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari model pembelajaran CORE dengan menggunakan media monopoli dan ular tangga terhadap berpikir kritis peserta didik.