• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : ANALISIS DATA

PENYAJIAN DATA

IV.2 Data Variabel

IV.2.2 Data Hasil Wawancara dengan Informan Kunci

Hasil Wawancara dengan Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan

Hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak Abdul Rachman selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan pada hari Kamis tanggal 10 February 2011 pukul 08.30 sampai 09.30 dapat dilihat pada daftar wawancara di bawah ini.

1. Bagaimana latar belakang serta sejarah singkat pelaksanaan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan?

Jawab: Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia dilaksanakan secara serentak di seluruh Kantor Imigrasi yang ada di Indonesia pada tanggal 28 Juli 2008. Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia yang berlaku saat ini merupakan pengganti Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik yang dilaksanakan di Kantor Imigrasi selama 2 tahun sejak tanggal 2 February 2006 sampai 25 Juli 2008. Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik ini diganti karena dalam pelaksanaannya ditemukan banyak kekurangan sehingga dinilai tidak efektif dalam hal keamanan pembuatan Pasport serta dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Adapun kelemahan dari sistem ini adalah yang pertama, peralatan atau program yang digunakan oleh Kantor Imigrasi saat menggunakan Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik masih disewa atau dikontrak dari pihak swasta yang mana biaya operasional pelaksanaannya tergolong mahal dan apabila masa kontrak berakhir peralatan tidak menjadi milik Kantor Imigrasi. Oleh sebab itu sistem ini dinilai tidak efisien dilihat dari segi pengeluaran. Kedua, Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik ini tidak memiliki pengamanan yang baik sehingga dengan menggunakan sistem ini masih memungkinkan terjadinya kecurangan seperti penggandaan pasport. Ketiga, dilihat dari segi pelayanan publik, dengan menggunakan sistem ini pelaksanaan penyelesaian pengurusan pasport menjadi sangat lambat sehingga jangka waktu penyelesaian menjadi lama. Hal ini disebabkan jaringan yang menghubungkan antara Kantor Imigrasi dengan Pusat Data Keimigrasian sering mengalami kerusakan sehingga penyaluran data pemohon menjadi terhambat dan memakan waktu yang lama dalam penyelesaian SPRI.

Oleh karena tidak efektifnya sistem ini, maka kemudian diganti menjadi Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia. Peralatan dan program yang digunakan dalam sistem ini merupakan milik pribadi dari Direktorat Jenderal Imigrasi, oleh sebab

itu dalam pelaksanaannya dapat memangkas pengeluaran negara yang digunakan untuk menyewa peralatan seperti pada saat pelaksanaan Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik. Selain itu salah satu keistimewaan dari Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia adalah dalam pelaksanaannya menggunakan perangkat kantor maya (e-office) yang bersifat online di seluruh Kantor Imigrasi di Indonesia. Dengan penerapan e-office dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan permohonan pembuatan SPRI, karena permohonan pembuatan SPRI dapat dilakukan di seluruh Kantor Imigrasi di Indonesia. Selanjutnya dengan penerapan e-office ini dapat menghindari terjadinya pembuatan pasport ganda. Salah satu ciri khas dari Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia adalah penerapan sidik 10 jari dan foto wajah dengan verifikasi raut muka dan sudut retina mata sehingga akan mencegah terjadinya penggandaan pasport karena sistem akan menolak apabila terdapat indikasi penggandaan identitas dengan foto dan sidik jari yang serupa. Kemudian sistem ini juga dilengkapi dengan pengamanan yang berlapis sehingga dapat mencegah terjadinya tindak kejahatan yang berasal dari luar.

2. Apakah yang menjadi tujuan dari penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia?

Jawab: Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia diterapkan di seluruh Kantor Imigrasi di Indonesia bertujuan untuk lebih mengefektifkan fungsi dari Kantor Imigrasi itu sendiri sebagai suatu lembaga yang bertugas untuk mengeluarkan Surat Perjalanan Republik Indonesia bagi seluruh Warga Negara Indonesia sebagai bukti identitas dirinya di luar negara Indonesia. Oleh sebab itu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Kantor Imigrasi harus terus meningkatkan kualitas pelayanannnya sehingga tercipta pelayanan publik yang prima di seluruh Kantor Imigrasi. Dengan

menerapkan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia, maka diharapkan Kantor Imigrasi dapat meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat dalam pembuatan SPRI di Kantor Imigrasi khususnya Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan. Selain itu Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemanan dan menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia dari tindak kecurangan dan kejahatan. Oleh sebab itu penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia ini mampu mencegah terjadiya pelaksanaan penggandaan Pasport karena kecanggihan peralatan yang digunakan dalam sistem ini.

3. Apakah kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia di Kantor Imigrsai Kelas 1 Polonia telah memadai?

Jawab: Pada dasarnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan sudah lengkap tetapi jumlah per unitnya masih kurang memadai. Hal ini sangat dirasakan sulit pada saat jumlah pemohon pembuatan SPRI sangat banyak seperti pada saat akhir tahun dan juga pada saat liburan sekolah. Tetapi secara kesuluruhan dengan jumlah sarana dan prasarana yang ada tidak menghambat pelaksanaan dan pelayanan pembuatan SPRI di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan.

4. Apa saja manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan?

Jawab: Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia sangat memberikan manfaat baik bagi Kantor Imigrasi maupun bagi masyarakat. Dengan penerapan sistem ini dapat mempermudah petugas untuk melakukan tugasnya karena dalam sistem ini segala bentuk pelaksanaan dalam pembuatan SPRI dilakukan dengan berbasis komputer

dan perangkat online, maka dapat mempercepat pelaksanaan tugas dari para petugas di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan. Selain itu, manfaat yang dirasakan oleh masyarakat adalah waktu penyelesaian permohonan pembuatan SPRI menjadi lebih cepat.

5. Apakah hasil yang diperoleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan setelah menggunakan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia?

Jawab: Penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia pada Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia pada dasarnya memberikan hasil yang sangat besar, tetapi hasil tersebut tidak secara langsung diterima oleh Kantor Imigrasi. Keuntungan yang diperoleh kemudian dimasukan ke dalam kas negara sebagai salah satu sumber APBN. Hal ini disebabkan karena Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia menggunakan peralatan milik Direktorat Jenderal Imigrasi sendiri, sehingga dalam pelaksanaannya dapat memangkas pengeluaran negara untuk menyewa peralatan seperti pada saat penerapan Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik, oleh sebab itu dengan menerapkan sistem tersebut dapat menambah keuntungan pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Imigrasi yang mana keuntungan tersebut dimasukkan ke dalam kas negara sebagai salah satu sumber APBN.

6. Apa saja yang telah dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan dalam memberikan keterbukaan informasi yang berkaitan dengan tata cara pelaksanaan permohonan pembuatan SPRI, persyaratann yang diperlukan dalam pengurusan permohonan pembuatan SPRI, rincian biaya serta waktu penyelesaian pembuatan SPRI?

Jawab: Pada dasarnya pengurusan permohonan SPRI saat ini sangatlah mudah. Semua orang dapat mengurusnya sendiri, selama mereka bisa membaca. Kantor Imigrasi Kelas

1 Polonia Medan telah memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada seluruh masyarakat mengenai tata cara atau prosedur permohonan pembuatan SPRI serta persyaratan yang dibutuhkan dalam permohonan pembuatan SPRI tersebut. Seluruh informasi yang berkaitan dengan hal tersebut dapat diperoleh dari papan informasi yang terletak di depan pintu masuk Kantor Imigrasi, maka pemohon yang datang untuk melakukan pengurusan pembuatan SPRI dapat mengikuti petunjuk yang telah disediakan tersebut. Selanjutnya mengenai informasi tarif atau biaya pembuatan SPRI dapat dilihat di loket pembayaran dan juga pada papan informasi yang terletak di depan pintu masuk Kantor Imigrasi. Kemudian mengenai waktu penyelesaian akan diinformasikan oleh petugas setelah selesai melakukan wawancara.

7. Apakah di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan tersedia layanan pengaduan masyarakat atau bagian yang bertugas untuk melayani pertanyaan serta keluhan dari masyarakat yang melakukan permohonan pembuatan SPRI?

Jawab: Dalam pelaksanaan di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan belum ada secara khusus yang bertugas sebagai layanan masyarakat. Tetapi di depan Pintu masuk Kantor Imigrasi terdapat seorang petugas yang bertugas untuk membantu pemohon yang bertanya dan menanggapi apabila ada pemohon yang kurang mengerti dalam pelaksanaan prosedur pembuatan pembuatan SPRI.

8. Apakah Sumber Daya Manusia yang ada di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan telah memadai dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas?

Jawab: Pada awal penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan, masih terdapat kesulitan-kesulitan dalam pengoperasian sistem baru ini, kemudian Direktorat Jenderal Imigrasi memberikan pelatihan kepada para petugas yang berkaitan langsung dalam pengoperasian sistem ini

sehingga pada saat ini jika dilihat dari segi kualitas, para petugas di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan dapat dikatakan baik. Tetapi jika dilihat dari segi kuantitas, masih diakui bahwa jumlah petugas yang ada di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan masih sangat terbatas, sehingga petugas yang melaksanakan kegiatan di masing-masing bidang masih belum memadai.

9. Apakah ada perlakuan berbeda bagi Warga Negara Indonesia (WNI) Keturunan di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan?

Jawab: Pada dasarnya, dalam pemberian pelayanan tidak ada perbedaan antara Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Indonesia (WNI) Keturunan. Seluruh pemohon yang datang ke Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan mendapatkan perlakuan yang sama. Tetapi terkadang bagi Warga Negara Indonesia (WNI) Keturunan pihak Imigrasi masih meminta mereka untuk menunjukkan Surat Keterangan Berkewarganegaraan Republik Indonesia (SKBRI). Walaupun berdasarkan peraturan perundang-undangan pengurusan SKBRI sudah dihapuskan tetapi petugas imigrasi memiliki kewenangan untuk meminta SKBRI jika ditemukan kecurigaan akan keaslian surat identitas pemohon. Biasanya indikasi keanehan dapat diketahui pada saat pelaksanaan wawancara. Jika pemohon tersebut bukan WNI akan terlihat dari dialek bahasa yang mereka gunakan. Jika petugas wawancara menemukan keanehan tersebut, maka petugas berhak untuk meminta SKBRI dari pemohon tersebut.

10.Apakah model loket dan alur di bagian pelayanan dapat memudahkan masyarakat yang melakukan permohonan pembuatan SPRI?

Jawab: Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan memiliki dua ruangan pelayanan. Pada Ruang 1 terdapat loket pelayanan yang terdiri dari loket penyerahan berkas, loket pembayaran serta loket pengambilan SPRI yang telah selesai. Sedangkan pada ruang 2

terdapat ruang foto dan sidik jari serta ruang wawancara. Perlu diakui bahwa kedua ruangan ini belum mengikuti sistem pelayanan yang terpadu. Hal ini juga disebabkan karena faktor luas Kantor Imigrasi yang masih relatif kecil. Tetapi Pihak Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan juga telah mengupayakan perbaikan model loket pelayanan agar lebih terpadu. Hal ini dibuktikan dengan renovasi yang telah dilakukan pada ruang 1 sehingga saat ini bentuk loket di Ruang 1 sudah lebih terpadu sehingga dapat mempermudah masyarakat sebagai pemohon pembuatan SPRI di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan.

Hasil Wawancara dengan Kepala Urusan Umum Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan

Hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Chairil Lufthi selaku Kepala Urusan Umum Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan pada hari Rabu tanggal 9 February 2011 pukul 10.00 sampai 11.00 dapat dilihat pada daftar wawancara berikut ini

1. Apakah dengan prosedur dan tata cara pembuatan SPRI saat ini dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat yang hendak mengurus SPRI?

Jawab: Prosedur dan tata cara pembuatan SPRI saat ini dapat dikatakan mudah karena dengan penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia dapat lebih meringkaskan proses pembuatan SPRI di Kantor Imigrasi sehingga pemohon tidak perlu datang berkali-kali ke Kantor Imigrasi. Untuk lebih mempermudah pemohon dalam pelaksanaan permohonan pembuatan SPRI, informasi tentang prosedur dan tata cara pembuatan SPRI di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan dapat dilihat di papan informasi yang terletak di depan Kantor Imigrasi, selain itu Kantor Imigrasi juga

mengeluarkan brosur yang berisi tentang persyaratan, prosedur atau tata cara permohonan pembuatan SPRI, rincian biaya atau tarif pembuatan SPRI serta jangka waktu penyelesaian pembuatan SPRI. Dengan memberikan kejelasan informasi mengenai persyaratan dan prosedur pembuatan SPRI tersebut diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pemohon dalam melakukan permohonan pembuatan SPRI.

2. Bagaimana kefektifan dari Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia?

Jawab: Kefektifan dari Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia adalah dengan penerapan jaringan ke Pusat Data Informasi Keimigrasian yang jauh lebih baik dari sistem sebelumnya sehingga dapat mempercepat dan mempermudah petugas dalam memasukkan data pemohon ke Pusat Data Informasi Keimigrasian untuk dilakukan pengecekan tidak adanya penggandaan SPRI. Oleh sebab itu dengan sistem yang berlaku saat ini sangat efektif dalam segi pelayanan publik dan keamanan dalam menjaga kedaulatan Republik Indonesia.

Hasil Wawancara dengan petugas pada bagian loket

1. Bagaimana operasional tugas yang dilaksanakan pada bagian ini?

Jawab: Pada bagian ini terdiri dari 5 (lima) loket, yaitu 2 (dua) loket untuk penerimaan berkas permohonan pembuatan SPRI, kemudian 1 (satu) loket untuk Lansia, orang sakit, instansi pemerintah, dan biro perjalanan yang memiliki kartu identitas yang diakui, 1 (satu) loket untuk penyerahan bukti tanda permohonan dan 1 (satu) loket untuk pembayaran pembuatan SPRI.

Tugas yang dilaksanakan pada loket penerimaan berkas adalah menerima berkas permohonan yang diberikan pemohon pembuatan SPRI, kemudian petugas memeriksa kelengkapan dari isi berkas tersebut. Setelah berkas permohonan pembuatan SPRI telah lengkap, lalu petugas akan meneruskannya ke bagian input data.

Kemudian tugas yang dilakukan pada loket penerimaan berkas permohonan khusus Lansia, orang sakit, biro perjalanan, dan instansi pemerintah adalah menerima berkas permohonan SPRI yang dalam pembuatannya diwakili oleh orang lain bagi orang sakit dan Lansia serta pembuatan SPRI secara kolektif yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah dan juga pembuatan SPRI yang diwakili oleh suatu biro perjalanan tertentu yang keberadaannya di akui secara hukum sehingga memiliki kartu identitas biro perjalanan tersebut. Lalu pelaksanaan selanjutnya sama seperti pada prosedur permohonan pembuatan SPRI bagi WNI. Tugas yang dilaksanakan pada loket pembayaran biaya pembuatan SPRI adalah menerima biaya atau tarif yang dikenakan pada pemohon yang melakukan permohonan pembuatan SPRI kemudian memberikan nomor perforasi SPRI pada surat Tanda Terima Pembayaran. Dan memberikan Surat Tanda Terima Pembayaran tersebut kepada pemohon sebagai bukti yang harus dibawa pada pelaksanaan foto, sidik jari dan wawancara. Loket terakhir adalah loket pengambilan SPRI. Petugas pada loket ini bertugas untuk mengambil SPRI yang telah selesai dari bagian pencetakan dan laminating Pasport kemudian meminta Tanda Tangan dari Kepala Kantor Imigrasi pada SPRI yang telah selesai. Setelah SPRI di tanda tangani, kemudian petugas loket menyerahkannya kepada pemohon yang bersangkut an.

2. Apakah dalam pelaksanaan tugas ini pernah mengalami kesulitan?

Jawab: Dalam menjalankan tugas pada bagian loket ini belum pernah mengalami kesulitan secara teknis dalam operasionalisasi pekerjaan mereka. Kesulitan yang terjadi pada bagian ini lebih diakibatkan karena kurangnya jumlah petugas yang tersedia di Kantor Imigrasi khususnya pada bagian loket. Sehingga mereka merasa kesulitan dalam melayani pemohon yang banyak pada saat jumlah pemohon di kantor Imigrasi meningkat.

3. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pada bagian ini?

Jawab: Pada bagian loket, sarana dan prasarana yang dibutuhkan tidak terlalu banyak karena pada dasarnya tugas pokok pada bagian ini adalah menerima berkas dan memeriksa kelengkapan dari berkas tersebut, sehingga yang dibutuhkan pada bagian ini adalah jumlah petugas yang memadai. Pada loket pembayaran digunakan 1 unit komputer yang digunakan untuk melihat data pemohon dan menandakan bahwa pemohon tersebut telah melakukan pembayaran sehingga dapat dikeluarkan nomor perforasi yang akan dimasukkan pada SPRI pemohon yang bersangkutan. Pada dasarnya kelengkapan dari sarana dan prasarana pada bagian ini sudah memadai dalam mendukung pelaksanaan tugas dari bagian ini.

4. Pernahkan terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas di bagian loket?

Jawab: Dalam pelaksanaan tugas di bagian ini pernah mengalami kesalahan tetapi intensitas kesalahannya tidak sering, Kesalahan yang umumnya terjadi adalah kesalahan pada hal pemanggilan nomor antrian pemohon. Kesalahan tersebut terjadi pada saat jumlah pemohon yang datang ke Kantor Imigrasi sedang banyak. Faktor lain yang

mengakibatkan kesalahan tersebut terjadi adalah karena jumlah petugas pada bagian ini kurang memadai.

5. Bagaimana kesiapan petugas dalam memberikan bantuan bagi pemohon yang memerlukan bantuan?

Jawab: Pada dasarnya petugas di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan selalu siap dalam memberikan bantuan bagi para pemohon yang memerlukan bantuan. Bantuan yang biasa diberikan adalah membantu pemohon jika ada yang kurang mengerti mengenai prosedur permohonan pembuatan SPRI. Selain itu, jika ada pemohon yang bertanya, petugas juga siap untuk menjawab guna membantu pemohon yang merasa kesulitan.

Hasil wawancara dengan petugas pada bagian input data

1. Bagaimana operasional tugas yang dilaksanakan pada bagian ini?

Jawab: Bagian input data bertugas untuk menginput atau memasukkan data ke dalam Sistem Pusat Data Keimigrasian. Pemasukkan data dilakukan berdasarkan pada formulir permohonan yang telah diisi dan diserahkan oleh pemohon kepada bagian loket penerimaan berkas. Selain itu petugas pada bagian ini juga memindai identitas pemohon yang juga diserahkan pada penyerahan berkas. Hal ini dilakukan guna menyocokkan data yang diisi pada formulir permohonan dengan surat identitas pemohon seperti KTP, Akte lahir dan Kartu Keluarga. Selanjutnya data yang telah diinput oleh petugas akan diteruskan ke Pusat Data Keimigrasian secara online untuk memastikan apakah pemohon tersebut sudah pernah melakukan permohonan pembuatan SPRI atau belum. Setelah dilakukan pemeriksaan di Pusat Data Keimigrasian, data tersebut akan di reply kembali beserta nomor bukti pendaftaran yang mana nomor ini akan terus berlaku bagi

pemohon tersebut sehingga apabila pemohon tersebut melakukan perpanjangan SPRI, petugas tidak perlu lagi melakukan penginputan data namun cukup dengan memasukkan nomor bukti pendaftaran karena data pemohon telah tersimpan di Pusat Data Keimigrasian. Setelah itu petugas memberikan berkas pemohon ke bagian verifikasi data untuk dilakukan pemeriksaan ulang agar tidak terjadi kesalahan dan melihat apakah pemohon dengan data yang input pernah masuk dalam data data pencekalan keimigrasian.

2. Apakah dalam pelaksanaan tugas ini pernah mengalami kesulitan?

Jawab: Dalam pelaksanaan tugas ini belum pernah mengalami kesulitan, justru dengan penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia membuat pekerjaan pada bagian ini menjadi semakin mudah karena sering dilakukan perubahan yang mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam hal pembuatan SPRI. Apalagi dengan penerapan formulir online saat ini akan lebih mempermudah petugas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan pengisian formulir secara online, pemohon telah membantu meringankan tugas input data, sehingga dapat mempercepat pengurusan pembuatan SPRI. Dengan pengisian formulir secara online tersebut, petugas hanya perlu memasukkan nomor bukti pra permohonan dan kemudian memeriksa kecocokan data yang diinput oleh pemohon dengan surat identitas yang diserahkan sebagai kelengkapan berkas.

3. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pada bagian ini?

Jawab: Pada dasarnya kelengkapan sarana dan prasarana pada bagian ini sudah memadai. Karena pada bagian ini setiap petugas memiliki peeralatan masing-masing, mulai dari komputer, alat pemindai serta jaringan yang sangat cepat. Oleh karena

kecanggihan dari sarana yang yang digunakan maka dapat dikatakan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki sudah memadai. Tetapi jika dilihat dari jumlah petugas yang mengerjakan pekerjaan ini masih sangat minim. Pada bagian ini terdapat 4 (empat) orang petugas, yang mana jumlah ini tidak memadai pada saat jumlah pemohon pembuatan SPRI sangat banyak. Oleh sebab itu, hal ini memungkinkan terjadinya kesalahan dalam hal pengetikan identitas pemohon. Tetapi untuk mengantisipasi hal tersebut, petugas sangat terbantu dengan sistem yang berlaku saat ini, karena dengan sistem penerbitan SPRI ini akan menolak apabila terjadi perbedaan data yang diinput dengan data hasil pindaian identitas pemohon, maka petugas dapat mengetahui kesalahannya dan dapat memperbaikinya.

Hasil wawancara dengan petugas pada bagian foto dan sidik jari 1. Bagaimana operasional tugas yang dilaksanakan pada bagian ini?

Jawab: Pada bagian ini, petugas melakukan pengambilan foto dan sidik 10 jari pemohon. Pelaksanaan dari pengambilan foto dan sidik 10 jari ini dapat dilakukan setelah pemohon melakukan pembayaran pada loket pembayaran. Dengan melakukan pembayaran, berarti pemohon telah membeli blanko pasport yang kemudian diberikan nomor perforasi atau nomor urut antrian data yang telah diinput pada bagian input data. Foto dan sidik 10 jari yang dilakukan akan langsung dihubungkan dengan data yang telah diinput dan kemudian dikirimkan ke Pusat Data Informasi Keimigrasian untuk diperiksa kecocokan data dengan hasil foto wajah dan sidik 10 jari yang dilakukan pada pemohon, sehingga akan mencegah terjadinya pemalsuan atau penggandaan pasport. Apabila terdapat indikasi penggandaan maka sistem akan menolak dan mengeluarkan tanda pencekalan terhadap pemohon tersebut. Dalam proses pengambilan foto, petugas

harus memastikan wajah pemohon dalam posisi menghadap ke depan lensa kamera.