• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

3.8 Jadwal dan Lokasi Penelitian

4.2.2 Data Informan

Pada penelitian ini, mengenai startegi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang adapun informan-informan yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang menurut peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Informan dalam penelitian ini adalah stakeholders (semua pihak) baik pemerintah daerah sebagai pembuat kebijakan dan fasilitator, pelaksana penyelenggaraan pembinaan koperasi di Kota Serang, serta pihak lainnya yang memahami terhadap permasalahan pembinaan koperasi di Kota Serang yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, Kepala Seksi Bina Koperasi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, Kepala Seksi Fasilitasi dan Kemitraan Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan dari Kementerian Koperasi dan UKM, serta Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten. Pihak luar yang terkait dalam penelitian ini sebagain informan adalah Pengurus maupun Anggota Koperasi di Kota Serang. Stakeholders yang menjadi

informan adalah Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kota Serang, dan Tokoh Pemerhati atau Pengamat Koperasi Kota Serang. Adapun informan-informan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Informan Penelitian

No.

Informan Status Informan (SI) Jenis

Kelamin Usia

Kode Informan

1. Instansi Pemerintah:Samsul Ma’arif, S.Ag,

M.Pd Kepala Bidang Koperasi dan UMKM

Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang

Laki-laki 54 I1-1

2. Mutiara Nurul Hidayah,

STP, MM Kepala Seksi Bina Koperasi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang

Perempuan 29 I1-2

3. Tondi Apriliaries

Sagala, S.Sos, MM Kepala Seksi Fasilitasi dan Kemitraan Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang

Laki-laki 34 I1-3

4. Ari Syahrina

Rahmadiani, SE Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Perempuan 31 I1-4

5. Muhadiyah Petugas Penyuluh

Koperasi Lapangan dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten

Perempuan 34 I1-5

6.

Koperasi :

Abdullah Irham Penasehat Koperasi

7. Achmad Mulyadi Djuni

Suparta Ketua KPRI ”Mitra Teknologi Sejahtera” Laki-laki 49 I2-2

8. Encu Suhartini Pengurus Koperasi

Wanita Berkarya Perempuan 39 I2-3

9. Dadi Masyudi, S.Pd Ketua Koperasi Tunas

Mandiri Laki-laki 30 I2-4

10. Pardianto Bendahara Koperasi

Bina Usaha Laki-laki 35 I2-5

11.

Stakeholder :

Drs. H. Hidayat Ketua Bidang

Advokasi dan Sosialisasi

DEKOPINDA Kota Serang

Laki-laki 60 I3-1

12. Abdul Fatah, M.Pd Tokoh Pengamat

Koperasi Kota Serang/ Akademisi

Laki-laki 35 I3-2

(Sumber: Peneliti 2016)

4.3 Temuan Lapangan

Data lapangan dalam penelitian ini merupakan data dan fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan yaitu analisis SWOT. Berdasarkan temuan lapangan yang didapatkan oleh peneliti mengenai pembinaan koperasi, pembinaan koperasi itu merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan serta pemasyarakatan koperasi melalui pemberian bimbingan, kemudahan, dan perlindungan kepada koperasi. Berdasarkan hal tersebut untuk menentukan strategi yang akan dibuat dan direkomendasikan oleh peneliti, terlebih dahulu peneliti melihat strategi yang sebelumnya telah dilakukan oleh Dinas terkait. Dalam hal ini, maka pihak yang berwenang untuk melakukan pembinaan kepada

koperasi adalah pihak yang membidangi koperasi yaitu Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi.

Strategi pembinaan koperasi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi sudah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Tahun 2014-2018, dan berikut ini adalah Rencana Strategis Tahun 2014-2018 yang menjadi acuan strategi yang dilakukan bidang koperasi untuk melakukan pembinaan koperasi di Kota Serang sebagai berikut :

Tabel 4.8

Rencana Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Tahun

2014-2018 Bidang Koperasi Kota Serang

Visi : Terwujudnya Pelaku Usaha yang Berdaya Saing, Modern, Maju, Mandiri, dan Tangguh Sebagai Motor Penggerak Perekonomian Daerah Dalam Membangun Kota Serang Madani

Misi IV : Mengembangkan Kapasitas, Kualitas, dan Kemitraan Koperasi dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sosial.

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Meningkatkan Koperasi yang Tangguh dan Mandiri Peningkatan Usaha Koperasi Sebagai Pelaku Ekonomi yang Mandiri dan Terarah Pembinaan dan Peningkatan Terhadap Penguatan Kelembagaan Koperasi Agar Jumlah Koperasi Aktif Tumbuh dan

Berkembang Mengembangkan dan Meningkatkan Kapasitas, Kualitas, dan Produktivitas Koperasi Menuju Iklim Kewirausahaan yang Sehat (Sumber : Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015) Berdasarkan tabel 4.8 strategi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi khususnya bidang Koperasi dalam membina koperasi di Kota Serang adalah dengan pembinaan dan peningkatan terhadap

penguatan kelembagaan koperasi agar jumlah koperasi aktif tumbuh dan berkembang. Dengan adanya strategi tersebut disusun beberapa kegiatan atau program yang dijalankan setiap tahunnya. Dan rencana kerja bidang koperasi Kota Serang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9

Rencana Kerja Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota

Serang Bidang Koperasi Tahun 2014-2015

Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Target Kinerja Pada Tahun

2014 2015

Meningkatkan

koperasi yang tangguh dan mandiri Peningkatan usaha koperasi sebagai pelaku ekonomi yang mandiri dan terarah

Jumlah koperasi aktif 120 125

Jumlah anggota

koperasi 10.400 10.550

Jumlah aset koperasi 2.3 M 2.4 M

Tersedianya data

koperasi yang valid di Kota Serang dan adanya pembangunan sistem informasi perencanaan pembangunan perkoperasiaan - 100 Koperasi dan 1 Dokumen Pendataan Terselenggaranya hari ulang tahun koperasi tingkat Kota Serang dan adanya koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi 1 Kali Kegiatan Rangkaian Peringatan Harkop 1 Kali Kegiatan Rangkaian Peringatan Harkop Terselenggaranya pembinaan pengawasan terhadap koperasi di Kota 12 Koperasi

Serang dan pemberian penghargaan kepada koperasi berprestasi Adanya penerapan teknologi sederhana/manajemen modern pada jenis-jenis usaha koperasi

- 100 Koperasi Terselenggaranya sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasiaan - 100 Koperasi Terwujudnya koperasi berbadan hukum bekerja sama dengan notaris

- -

(Sumber : Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015) Dalam melakukan pembinaan koperasi, Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang khususnya bidang koperasi melakukan kegiatan-kegiatan atau program yang sudah terdapat dalam rencana kerja yang dimiliki oleh dinas tersebut, namun jika dalam kegiatan pembinaan harus melakukan beberapa kegiatan diluar rencana kerja tersebut tetap diperbolehkan. Berdasarkan tabel 4.8 yang berisikan rencana kerja atau strategi yang dilakukan pegawai di bidang koperasi dalam membina koperasi masih ada beberapa yang belum dilaksanakan dengan baik atau pelaksanaannya belum optimal antara lain yaitu adanya penerapan teknologi sederhana/manajemen modern pada jenis-jenis usaha koperasi, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti terdapat informasi bahwa kegiatan penerapan teknologi tersebut berupa penerapan teknologi modern dalam melakukan pembukuan seperti pelatihan aplikasi akuntansi dan sebagainya. Salah satu program tersebut dirasa masih belum optimal karena pelaksanaannya sendiri jarang untuk dilaksanakan kepada

koperasi-koperasi di Kota Serang, selain itu juga penyebab kegiatan tersebut jarang untuk dilaksanakan karena para pegawai ataupun petugas penyuluh koperasi lapangannya pun belum mampu untuk memberikan ilmu tentang penerapan teknologi sederhana/ manajemen modern karena memang petugas penyuluh koperasi lapangan tidak dibekali dengan ilmu pengaplikasian format-format laporan keuangan. Dari beberapa strategi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang khususnya di bidang koperasi dalam membina koperasi terlihat belum tepat dalam penentuan strateginya selain itu dalam pelaksanannya juga belum optimal karena terdapat beberapa penyebab.

Berdasarkan Observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa secara keseluruhan memang strategi pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang masih belum optimal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh I1-2 adalah sebagai berikut :

”Pembinaan sih tetap saja berjalan walaupun kami belum optimal karena dari anggarannya terbatas, kita juga ya mesti ada peningkatan lagi lah, karena kita juga koperasinya banyak tapi aparaturnya sedikit, kita juga aparaturnya pemahaman di bidang koperasi masih belum maksimal atau kurang, PPKL-nya juga belum terlalu paham jadi pembinaan yang kita lakukan memang masih banyak PR karena banyak faktor yang menyebabkan pembinaannya dirasa belum optimal”. (Wawancara, di Kantor Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, tanggal 14 Juli 2016 pukul 10.55)

Pernyataan tersebut juga didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh I3-1 sebagai berikut :

“Sejauh ini pembinaan yang dilakukan belum maksimal, dari segi jumlah dan kualitasnya kurang apalagi sarana prasarana, anggaran juga apalagi.

Jadi memang kami dari dekopinda juga menyarankan kalau pembinaan yang dilakukan dinas itu bisa lebih baik lagi”. (Wawancara, di Kediaman narasumber di Kota Serang, 4 Agustus 2016 pukul 11.11)

Pendapat serupa juga disampaikan oleh I2-1 bahwa pihak Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi belum optimal dalam melakukan pembinaan karena belum mempunyai role model. Seperti yang disampaikan berikut ini:

“Kalau komentar saya sih gini, pembinaan itu dilakukan sesuai dengan norma tapi belum menggigit, alasannya karena dia belum punya role model, dan dia bukan pemain professional. Secara normative sih oke, tapi dilapangan prakteknya belum. Jadi ya pembinaannya masih gitu-gitu aja mba”. (Wawancara di kediaman narasumber I2-1 tanggal 14 agustus 2016 pukul 19.45)

Berdasarkan pernyataan yang telah disampaikan oleh I1-2, I3-1 dan I2-1

terlihat bahwa pegawai di Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi khususnya di bidang koperasi memang belum optimal dalam membina koperasi. Dan hal tersebut salah satunya juga di sebabkan karena penentuan strategi yang belum tepat dalam melaksanakan pembinaan kepada koperasi-koperasi di Kota Serang. Berdasarkan observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa strategi yang telah di tetapkan dan digunakan sebelumnya oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi masih belum optimal. Dengan adanya hal tersebut maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Analisis SWOT dari Fred. R. David untuk merekomendasikan strategi yang sebaiknya dilakukan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang khususnya di bidang koperasi untuk melakukan pembinaan kepada koperasi dengan membandingkan pada strategi yang sebelumnya telah ada dan

digunakan oleh Dinas tersebut untuk membina koperasi. Dengan menggunakan teknik analisis SWOT dapat membantu memilih strategi alternatif agar koperasi di Kota Serang menjadi lebih berkembang sehingga dapat mensejahterakan anggotanya secara khusus dan masyarakat Kota Serang secara umum.

4.3.1 Strengths (Kekuatan)

Strengths merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi yaitu hal-hal positif yang menjadi kekuatan dalam mencapai tujuan. Strengths bersifat internal bukan hal-hal yang datang dari luar, strengths biasanya berisi manfaat organisasi, anggaran organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM), dan kemampuan teknologi. Tujuan dari penilaian kekuatan dalam organisasi ialah untuk melihat keunggulan dari suatu organisasi agar dapat mengurangi kelemahan dan menutupi ancaman agar dapat mencapai tujuan organisasi tersebut. Koperasi merupakan salah satu lembaga berbadan hukum yang memiliki banyak manfaat di kehidupan masyarakat yaitu karena bisa membawa dampak sosial dan ekonomi bagi anggotanya dan masyarakat secara umum. Keberadaan koperasi menjadi sangat penting karena koperasi mempunyai peran yang tidak bisa dilepaskan begitu saja dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Keberadaan koperasi memiliki peran yang sangat penting jika koperasi itu dilaksanakan oleh seluruh anggota dan pengurus secara benar sesuai dengan prinsip perkoperasiaan seperti dilakukan secara swadaya dan gotong royong pastinya masyarakat Kota Serang

yang ikut dalam berkoperasi bisa sejahtera kehidupannya. Seperti yang disampaikan oleh I1-1 sebagai berikut:

” Sebenarnya koperasi itu penting peranannya jika dilaksanakan secara benar prinsip koperasinya oleh seluruh anggota pengurus dan seisi di koperasi tersebut. Bahkan saya meyakini kalau masyarakat mengerti tentang koperasi, operasional koperasi itu seperti apa, prinsip-prinsip koperasi itu seperti apa, mereka mendirikan koperasi kemudian melaksanakan itu semua, gotong royong iurannya. Saya yakin masyarakat Kota Serang ini akan sejahtera, saya yakin asal dilaksanakan, bukan mendirikan koperasi hanya ketika pengen dapat bantuan bukan itu, kalau dilaksanakan prinsipnya, kekeluargaannya, gotong royongnya, koperasi itukan jalan kalau simpan pinjam, yaa jangan pinjam mulu simpannya engga tetapi dibangun tuh modal sendirinya, saya yakin pasti masyarakat Kota Serang yang berkoperasi bisa sejahtera”. (Wawancara di Kantor Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, tanggal 19 Juli 2016 pukul 14.00)

Seperti yang disampaikan oleh I1-1 yang menyatakan bahwa koperasi itu penting peranannya jika prinsip koperasinya dilakukan atau dijalankan secara benar oleh seluruh anggota dan pengurus di dalam koperasi tersebut. Ketika koperasi dalam keadaan sehat, baik, dan berkembang maka masyarakat atau seluruh anggota koperasi akan mendapatkan manfaatnya dan bisa dipastikan bahwa masyarakat Kota Serang yang berkoperasi bisa sejahtera kehidupan sosial dan ekonominya. Seperti yang disampaikan oleh I1-2 sebagai berikut :

“ Peran koperasi saat ini yah sangat penting, sebenarnya koperasi kan bermanfaat ya untuk masyarakat. Mereka kan bisa memberikan pinjaman kepada masyarakat. Banyak juga kan kalau mereka yang sebagai pedagang kecil/usaha mikro tidak bisa mengakses bank atau lebih susah untuk mengakses ke bank makanya salah satunya itu mereka para pedagang kecil tersebut atau masyarakat ikut dalam koperasi untuk mengambil pinjaman”. (Wawancara, di Kantor Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, tanggal 14 Juli 2016 pukul 10.55)

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-2 bahwa begitu sangat pentingnya keberadaan koperasi saat ini, karena koperasi bermanfaat untuk masyarakat seperti dengan dibantunya anggota koperasi yang membutuhkan dana bisa langsung mengakses ke-koperasi dan dengan mengakses koperasi juga tidak memberatkan anggota yang menggunakan fungsi koperasi sebagai sarana simpan pinjam. Karena bagi para pedagang kecil/ usaha mikro akan lebih sulit untuk mendapatkan akses bank jika tidak memiliki persyaratan-persyaratan yang diajukan. Maka dari itu tujuan dari adanya koperasi selain mensejahterakan anggotanya juga bertujuan untuk membendung arus rentenir karena, para rentenir tersebutlah yang memberikan beban yang berat bagi masyarakat dengan segala persyaratan yang memberatkan jika masyarakat sudah masuk dan mengakses rentenir untuk meminjam barang maupun uang. Hal tersebut juga disampaikan oleh I3-1 sebagai berikut :

“Sebenarnya peran koperasi itu sangat penting, dimana koperasi itu sendiri tujuannya untuk mensejahterakan anggotanya dan untuk membendung arus dari pada rentenir. Jika dilihat dari sejarahnya, awalnya dibentuk koperasi pada tahun 1896 dimana ada seorang patih yang bernama R. Aria Wiriatmadja pada saat jaman Belanda di Purwokerto. Beliau melihat sangat prihatin dengan keberadaan para pegawai negerinya yang terlibat dengan para rentenir. Maka dari itu dibentuklah suatu koperasi. Dengan berjalannya waktu, dari pemerintahan Belanda selalu menghambat perkembangan koperasi dengan bermacam-macam peraturan yang merepotkan. Sampai dengan pemerintahan jepang dimanfaatkan untuk kepentingan biaya perang mereka. Pada jaman kemerdekaan, barulah diadakan kongres pertama di tahun 1947 tepatnya tanggal 12 Juli 1947. Dan dari tanggal itulah di deklarasikan mejadi Hari Koperasi Indonesia sampai dengan sekarang. Jadi koperasi ini sebenernya sangat bermanfaat sekali bagi ekonomi kerakyatan karena disini tujuannya adalah untuk membangun ekonomi kerakyatan dan keberadaan koperasi sangat membantu sekali bagi masyarakat”.(Wawancara, di Kediaman Narasumber I3-1di Kota Serang, tanggal 4 Agustus 2016 pukul 11.11)

Berdasarkan pernyataan I3-1 bahwa peran koperasi itu sangat penting dimana sejarah awal tujuan dibentuknya koperasi selain untuk mensejahterakan anggotanya selain itu juga untuk membendung arus dari pada rentenir. Karena berdasarkan sejarah awal dibentuknya koperasi pada saat pemerintahan belanda pada tahun 1896 oleh seorang patih yang bernama R. Aria Wiriatmadja, beliau sangat prihatin dengan keberadaan pegawai negerinya yang terlibat dengan para rentenir. Maka dari itu pada saat jaman kemerdekaan tanggal 12 juli 1947 diadakan kongres pertama yang saat ini tanggal tersebut di deklarasikan menjadi Hari Koperasi Indonesia sampai dengan saat ini. Jadi tujuan diadakannya koperasi itu sebenarnya sangat bermanfaat sekali bagi ekonomi kerakyatan pada masa itu dan masa sekarang karena tujuannya untuk adalah untuk membangun ekonomi kerakyatan Indonesia dan keberadaan koperasi sangat membantu sekali bagi masyarakat di Indonesia.

Keberadaan koperasi bisa tidak mempunyai peran apa-apa dimasyarakat jika filsafah koperasi tersebut tidak dilakukan, tetapi jika di mulai dari adanya kesamaan kepentingan dan adanya sifat gotong royong pasti akan mempunyai peran di masyarakat dan kalau hal tersebut lahir terlebih dahulu sebelum badan hukum yang terbentuk maka dapat dipastikan koperasi akan berjalan dan menjadi salah satu alat atau wadah untuk kesejahteraan bersama, tetapi jika badan hukum yang terbentuk terlebih dahulu untuk suatu kepentingan tertentu maka sebenarnya koperasi tersebut tidak lahir seutuhnya menjadi koperasi yang membawa manfaat bagi masyarakat sekitar atau dapat dikatakan koperasi tidak mempunyai peran apa-apa di masyarakat. Karena koperasi tersebut lahir harus dari adanya

kesepakatan anggota dengan dimulai dari kepentingan ekonomi yang sama dan menjadi bersama-sama untuk menjalankan ekonomi tersebut sehingga istilah koperasi itu dari, oleh dan anggota bisa terwujud. Seperti yang disampaikan oleh I3-2 sebagai berikut :

“Sebenarnya kalau koperasi itu dimulai dari kesamaan kepentingan dan sifat gotong royong pasti mempunyai peran di masyarakat, dan kalau itu yang hadir terlebih dahulu sebelum badan hukum maka yakinlah koperasi itu akan berjalan dan menjadi instrument untuk kesejahteraan bersama. Tetapi kalau hadirnya badan hukum dulu yang dibikin maka ini bukan jadi koperasi sebenarnya jadi hanya badan hukum doang untuk suatu kepentingan tertentu tetapi koperasinya mah gajadi. Makanya koperasi itu lahirnya harus dari anggota berdasarkan kesepakatan, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa koperasi itu akan ada tokoh, akan ada orang-orang yang menggerakkan tapi pada akhirnya memang harus dimulai dari kepentingan ekonomi yang sama dan menjadi bersama-sama untuk menjalankan ekonomi itu, sehingga istilah koperasi dari, oleh dan untuk anggota itu bisa dilakukan. Tetapi kenyataanya koperasi saat ini kalau ada bantuan yang didapat dia aktif tetapi kalau tidak dapat bantuan dia tidak aktif lagi. Selain itu persentase jumlah anggota koperasi aktif dengan jumlah masyarakat di Kota Serang itu jumlahnya masih kecil sekitar 5% saja dan itu tidak akan berarti apa-apa untuk pertumbuhan perekonomian di Kota Serang. Sebenenrnya kalau koperasi masih seperti ini koperasinya ga berjalan dan tidak berperan di masyarakat. Dan menurut saya kalau seperti itu koperasi di Kota Serang tidak punya peran apa-apa. (Wawancara di Kantor Koperasi Civitas Akademika Untirta, tanggal 30 Agustus 2016 pukul 13.50)

Berdasarkan hasil wawancara dengan I3-2 bahwa koperasi bisa tidak memiliki peran apa-apa di masyarakat khususnya di Kota Serang jika koperasi tersebut dibentuk bukan berdasarkan adanya kemauan dari semua anggota dan kepentingan bersama melainkan dari adanya suatu kepentingan tertentu yang tidak membawa keuntungan untuk bersama-sama. Maka keberadaan koperasi jika sejak awal dilahirkannya seperti itu tidak akan berarti dan tidak akan membawa dampak yang akan dirasakan oleh anggotanya secara khusus maupun masyarakat daerah Kota Serang secara umum. Tetapi jika dibentuknya koperasi

berdasarkan dengan adanya kepentingan ekonomi bersama dengan asas gotong royong untuk memajukan kepentingan ekonomi koperasi tersebut secara bersama-sama maka hal tersebut bisa dan diyakini akan membawa manfaat bagi seluruh anggota maupun pengurus dan dapat mensejahterakan masyarakat Kota Serang. Namun memang tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan atau persentase jumlah koperasi aktif dan masyarakat Kota Serang yang ikut berkoperasi masih hanya 5% saja dan hal tersebut jika terus seperti itu tidak akan berarti apa-apa untuk pertumbuhan perekonomian di Kota Serang.

Permasalahan koperasi menjadi isu yang sangat strategis yang sedang menjadi topik hangat baik di lingkup nasional maupun di daerah. Mengingat masih rendahnya kondisi koperasi disetiap daerah di Indonesia yang akan berpengaruh juga untuk perekonomian karena salah satu fungsi dan peran koperasi untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya akan terhambat jika keadaan atau kondisi koperasi di Indonesia semakin lama semakin menurun kualitasnya sehingga dibutuhkannya pembinaan yang aktif dan massif agar koperasi di Indonesia bisa terus ada dan berkembang kualitasnya.

Di Indonesia pemerintah pusat maupun daerah provinsi, kabupaten/kota melalui Kementerian Koperasi dan UKM serta SKPD terkait yang mengurusi masalah perkoperasian terus melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas koperasi agar bisa terus berkembang sehingga membawa peran bagi ekonomi kerakyatan yang terus meningkat kesejahterannya. Upaya yang dilakukan oleh

instansi terkait salah satunya adalah dengan adanya pembinaan koperasi. Pembinaan koperasi juga menjadi bagian terpenting bagi kehidupan perkoperasian dengan adanya upaya tersebut dirasakan dapat membawa perkembangan yang baik bagi koperasi tetapi juga pembinaan yang dilakukan harus secara maksimal dan optimal. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 telah mengamanatkan bahwa koperasi itu harus di bina, dengan dilakukannya pembinaan koperasi oleh pihak SKPD daerah Kabupaten/ Kota ataupun Provinsi maupun pusat sekalipun. Ini merupakan salah satu kekuatan dari Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang untuk melakukan pembinaan koperasi karena memang kebijakan tersebut sudah di atur di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasiaan dan sudah menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Perdagangan

Dokumen terkait