DI KOTA SERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh
Wungu Amali Ilmi NIM. 6661120584
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I : DR. Abdul Apip, M.Si. Dosen Pembimbing II: Listyaningsih, M.Si.
Keberadaan koperasi di Indonesia menjadi sangat penting, karena bangsa Indonesia jika dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakatnya masih rendah. Namun kondisi koperasi di Kota Serang saat ini masih dalam keadaan yang belum optimal. Masih banyaknya koperasi resmi di Kota Serang yang tidak aktif, kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah kepada koperasi, kurangnya pemberian bantuan modal kepada koperasi, masih adanya manajemen koperasi yang dikelola secara sederhana, serta kurangnya partisipasi masyarakat untuk berkoperasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis strategi yang tepat yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang. Teori yang digunakan analisis SWOT David (2010:327). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles & Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi masih belum optimal dan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pembinaan koperasi yaitu strategi penguatan kelembagaan organisasi Dinas Perdagangan Peridustrian dan Koperasi Kota Serang, strategi membangun serta memperkuat kerjasama lintas sektor dalam melakukan pembinaan koperasi, strategi mendorong peran serta masyarakat khususnya pengurus dan anggota koperasi untuk berperan aktif dalam mengembangkan dan memberdayakan koperasi dan strategi penguatan kesadaran dan kepedulian masyarakat Kota Serang untuk hidup berkoperasi.
Wungu Amali Ilmi. 6661120584. Strategy Department of Trade, Industry and Cooperation in the Cooperatives Development in the Serang City. Department of Public Administration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor : Dr. Abdul Apip, M.Si. 2nd advisor : Listyaningsih, M.Si
The existence of cooperatives in Indonesia is very important, because the Indonesian nation when viewed from the level of welfare is still low. But the condition of the cooperative in Serang city is still in a state which has not been optimal. Still many formal cooperatives in Serang inactive, lack of attention and guidance from the government to the cooperative, lack of provision of the cooperative, the persistence of the cooperative management managed modest, and the lack of public participation in cooperatives. This research was conducted to determine and analyze the right strategy undertaken by the Department of Trade, Industry and Cooperatives in the Cooperative Development in the Serang City. The theory used is based on a SWOT analysis (David, 2010:327) determining strategic alternatives. This research used a qualitative approach with descriptive methods. Data analysis technique used is the model of Miles & Huberman. The results of this study indicate that the strategy of the Department of Trade Industry and Cooperative Development Cooperative is still not optimal and the right strategy to be applied in the development of cooperatives is a strategy of strengthening the institutional organization of the Department of Trade of Industry and Cooperatives Serang City, strategy to build and strengthen cross-sector cooperation in fostering cooperative, strategy to encourage community participation, especially administrators and cooperative members to play an active role in developing and empowering cooperatives and strategy to strengthen public awareness and concern for living Serang cooperatives.
Motto :
Maka Sesungguhnya Beserta Kesulitan Itu Ada Kemudahan Dan Hanya Kepada Tuhanmu, Hendaklah Engkau Berharap…
(Qs: Al-Insyiraah 5-8)
Persembahan :
ii
Alhamdulillahirabbila’lamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian
dan Koperasi dalam Melakukan Pembinaan Koperasi di Kota Serang”.
Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak yang selalu membimbing serta mendukung penulis secara
moril dan materil. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari S.Sos M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Rahmawati, M.Si. Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom. Wakil Dekan II Bidang Keuangan dan
Umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
iii
6. Listyaningsih, M.Si. Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dan juga Dosen Pembimbing II yang telah menyetujui atas penelitian skripsi
ini dan yang dengan baik hati memberikan data serta sabar dalam
memberikan bimbingan, masukan, dan pengarahan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
7. Riswanda, Ph.D. Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Dr. Abdul Apip, M.Si. Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah menyetujui
atas penelitian skripsi ini, telah membimbing, memberikan ilmunya, serta
memotivasi penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.
9. Ipah Ema Jumiati, M.Si. Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan pengalaman, membimbing penulis dan memberikan saran dari
awal hingga akhir perkuliahan.
10. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
11. Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang yang telah
iv
telah memberikan informasi kepada peneliti.
14. Kedua Orang Tua-ku yang selalu membimbing dan mengantarkan anaknya
sampai ke dalam tahap perguruan tinggi. Terimakasih banyak Ibu, Ayah.
Dan saudara-saudariku Mas Kukuh, Mas Gunan, Adiku Ilma, dan Mba Tina.
15. Keluarga Ibu Ovien yang telah memberikan motivasi serta materiil kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Sahabat seperjuangan Kamursi, Rengga, Dodo, Mega, Ndew, Vina, Dupeb,
Sella, Gista, Naya, Tiwi, Millda, Nindy, Ka Aida, Ka Tata, Ka Ridwan, Ka
Diana, Yuke dan Ikhsan yang telah membantu, menolong, dan memotivasi
penulis dalam proses pembuatan skripsi ini dan teman-teman seperjuangan
Administrasi Negara angkatan 2012. Semoga kami semua dapat berjuang
dan sukses bersama.
17. Keluarga Pengurus Himane 2013, Himane 2014, BEM FISIP 2015, dan
Kokesma 2013 yang telah memberikan kesempatan untuk belajar
ber-organisasi dan mengembangkan diri.
18. Kawan-kawan KKM 28 Kubang Puji Tahun 2015 dan “Nde” dengan kalian
bertambah lagi cerita perjalanan kehidupan kampus yang saya alami.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
v
skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penulis
melakukan penelitian. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi peneliti sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Serang, November 2016 Penulis
vi ABSTRAK
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 20
1.3 Batasan Masalah ... 20
1.4 Rumusan Masalah ... 21
1.5 Tujuan Penelitian ... 21
1.6 Manfaat Penelitian ... 21
vii
2.1.1 Pengertian Strategi ... 29
2.1.2 Metode Perumusan Strategi ... 32
2.1.3 Analisis SWOT .……... 34
2.1.4 Koperasi …... 40
2.1.4.1 Pengertian Koperasi ... 40
2.1.4.2 Tujuan, Asas/Prinsip, Fungsi dan Peran Koperasi... 42
2.1.4.3 Struktur Organisasi Koperasi ... 44
2.1.4.4 Jenis-jenis Koperasi ... 47
2.1.5 Pembinaan Koperasi ... 50
2.2 Penelitian Terdahulu ... 52
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 55
2.4 Asumsi Dasar Penelitian... 58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 59
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ... 60
3.3 Lokus Penelitian ... 60
3.4 Fenomena yang Diamati ... 61
3.4.1 Definisi Konsep ... 61
viii
3.6.2 Jenis dan Sumber Data ... 72
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 72
3.7.1 Teknik Analisis Data ... 72
3.7.2 Uji Keabsahan Data ... 75
3.8 Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ……….. 78
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Serang ……….. 78
4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang……… 80
4.1.1.2 Keadaan Penduduk Kota Serang ………. 81
4.1.2 Deskripsi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang ………. 84
4.1.2.1 Visi dan Misi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang ……… 85
4.1.2.2 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang ……… 86
4.2 Deskripsi Data ………. 95
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ………... 95
ix
4.3.3 Opportunities (Peluang)………. 143
4.3.4 Threats (Ancaman) ……… 152
4.4 Pembahasan ……… 162
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……….... 180
5.2 Saran ……….. 182
DAFTAR PUSTAKA……… xiv
x
1.3 Jumlah Koperasi Menurut Kabupaten/Kota 2013-2014 ... 7
1.4 Data Keragaan Koperasi Kota Serang 2013/2015 ... 10
1.5 Koperasi yang Mendapatkan Bantuan Pembinaan ... 12
1.6 Koperasi yang Mendapat Bantuan Dana Pembinaan ... .15
1.7 Jumlah Anggota, Manajer, dan Karyawan Koperasi Kota Serang 2013-2014 ... 18
2.1 Matriks TOWS. ... 39
3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 63
3.2 Informan Penelitian ... 66
3.3 Pedoman Wawancara ... 68
3.4 Jadwal Penelitian ... 77
4.1 Luas Wilayah Pembagian Administrasi Kota Serang ………. 80
4.2 Jumlah Penduduk (Jiwa) dan Kepadatan (Jiwa/km2) Penduduk Kota Serang Tahun 2012-2015 ……… 81
4.3 Komposisi Penduduk Kota Serang Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2015 ……… 82
4.4 Komposisi Penduduk Kota Serang Menurut Kelompok Umur 2015…... 82
4.5 Sebaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang diTamatkan di Kota Serang Tahun 2014……….. 83
4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ………. 84
xi
Serang Bidang Koperasi Tahun 2014-2018………. 102
4.10 Matriks SWOT ……… 166
4.11 Faktor Pendukung Pembinaan Koperasi di Kota Serang………. 178
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Kerangka Berfikir ... 57
Gambar 3.1 Proses Analisis Data ... 73
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Perindustrian dan
xiii
LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian
LAMPIRAN II Lembar Persetujuan Sidang Akhir
LAMPIRAN III Pedoman Wawancara
LAMPIRAN IV Member Check
LAMPIRAN V Kategorisasi Data
LAMPIRAN VI Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasiaan
LAMPIRAN VII Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Perindustrian dan
Koperasi Kota Serang
LAMPIRAN VIII Rencana Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan
Koperasi Khusus Bidang Koperasi
LAMPIRAN IX Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Bidang
Koperasi
LAMPIRAN X Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Koperasi Tahun
2011-2014
LAMPIRAN XI Data Koperasi Kota Serang 2015
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan menurut Siagian (1985) merupakan suatu proses perubahan
yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran
utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau
masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan senantiasa beranjak dari
suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju kehidupan yang
lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pembangunan
nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
secara material maupun spiritual dengan berdasarkan pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, serta menjalankan roda perekonomian
dan mewujudkan kesejahteraan sosial. Dengan kata lain, tujuan dari pembangunan
itu adalah untuk mengentaskan kemiskinan sehingga Bangsa Indonesia bisa
menjadi Bangsa yang sejahtera di Negeri-nya sendiri.
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir
ditengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang termasuk di negara
Indonesia. Di Indonesia masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang
senantiasa relevan, bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama
dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena kini
gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multi dimensional yang masih
Oleh sebab itu, salah satu cara dalam mewujudkan pembangunan yang
bertujuan untuk mensejahterakan suatu bangsa sesuai dengan UUD 1945 pada
alinea ke IV adalah dengan dibentuknya suatu usaha bersama berbadan hukum
dengan tujuan mensejahterakan anggotanya secara khusus dan mensejahterakan
masyarakat pada umumnya atau yang disebut dengan Koperasi.
Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang
Perkoperasian. Koperasi di Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Hal tersebut juga didukung dengan adanya
Pasal 33 UUD 1945, pada Ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Berdasarkan hal
tersebut berarti bahwa koperasi telah memiliki kedudukan yang cukup kuat karena
memiliki dasar konstitusional yang jelas.
Saat ini kehidupan berkoperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab
bagi masyarakat Indonesia dengan menjalankan perkoperasian berarti ikut
membangun perekonomiannya. Pemerintah merupakan pemrakarsa ekonomi yang
memiliki misi untuk memajukan koperasi sesuai dengan apa yang dikehendaki,
sehingga mempunyai kemampuan dapat dipergunakan sebagai alat untuk
memajukan ekonomi nasional.
Undang-Undang Dasar telah menempatkan koperasi sebagai soko guru
perekonomian Indonesia. Atas dasar itu pemberdayaan masyarakat melalui
perekonomian. Hal tersebut juga dijelaskan dalam Undang-Undang No 25 tahun
1992 Pasal 4 bahwa fungsi dan peranan koperasi yaitu mengembangkan potensi
dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi
kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat,
mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan
jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.
Keberadaan koperasi di Indonesia menjadi sangat penting, karena bangsa
Indonesia sendiri jika dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakatnya masih
rendah. Dengan adanya koperasi yang berjalan sesuai dengan ketentuannya
memungkinkan tujuan dari adanya koperasi itu dapat tercapai yaitu kesejahteraan
masyarakat dari aspek perekonomian di daerah dapat terwujud. Tetapi kenyataan
saat ini keberadaan koperasi di Indonesia juga tidak serta merta membawa
dampak yang baik bagi masyarakat, karena jika salah dalam melakukan
pengelolaannya tidak akan membawa manfaat bagi para anggotanya dan
masyarakat secara luas. Perkembangan koperasi di Indonesia memang cukup
pesat keberadaannya, hal tersebut sesuai dengan data yang diperoleh. Berikut ini
merupakan data perkembangan koperasi di Indonesia.
Tabel 1.1
Perkembangan Koperasi di Indonesia
Tahun Koperasi Keseluruhan Koperasi Aktif Koperasi Tidak Aktif
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
2011 188.181 100 133.666 70,09 54,515 28.96 2012 194.295 100 139.321 71,70 54.974 28,29 2013 203.701 100 143.117 70,25 60.584 29,74 2014 209.488 100 147.249 70,28 62.239 29,71
Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa keberadaan koperasi di Indonesia
memang mengalami perkembangan yang cukup signifikan setiap tahunnya, tetapi
bukan berarti dengan adanya perkembangan tersebut tidak ada koperasi yang tidak
aktif atau koperasi yang mengalami kerugian. Berdasarkan tabel 1.1 dapat
diketahui bahwa dari tahun 2012 menuju 2013 jumlah koperasi yang tidak aktif
semakin meningkat sekitar 30% setiap tahunnya. Hal tersebut membuktikan
bahwa dengan adanya perkembangan koperasi secara kuantitas tidak dibarengi
dengan perkembangan kualitas dari koperasi itu sendiri, terbukti dari tabel 1.1
bahwa koperasi tidak aktif meningkat setiap tahunnya dari tahun 2012-2014.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh pihak terkait yaitu Menurut
Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan
bahwa dari data yang dimiliki, jumlah koperasi yang terdaftar sebanyak 206 ribu
koperasi, yang tersebar di seluruh Indonesia selama tahun 2014. Tetapi kemudian
dari jumlah tersebut, persentase sebanyak 30% koperasi berstatus tidak aktif,
dengan jumlah sekitar 61 ribu dan sebagian besar koperasi tidak aktif berada di
Pulau Jawa.
(http://bisnis.liputan6.com/read/2158516/61-ribu-koperasi-bakal-dibubarkan-januari, diunduh pada hari rabu, 01 April 2015 pukul 20.15 WIB).
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh Menteri Koperasi dan UKM,
bahwa sekitar 30% koperasi yang tidak aktif sebagian besar koperasi yang berada
di Pulau Jawa. Salah satu daerah yang terdapat di Pulau Jawa adalah Provinsi
Banten. Provinsi Banten merupakan salah satu Provinsi di Indonesia dan
berkedudukan sebagai wilayah penyanggah Ibukota Negara yang banyak memiliki
bertujuan dengan pemenuhan kesejahteraan masyarakatnya sehingga masyarakat
Banten dapat merasakan hasil dari adanya suatu pembangunan tersebut secara
merata agar dapat hidup sejahtera.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Banten Tahun 2012-2017. Struktur investasi Banten sampai saat ini dibentuk dari
sektor swasta dan rumah tangga yang merupakan sektor utama yang menjadi
kekuatan perekonomian di Banten dengan kontribusi sekitar 81,3% antara lain
terdiri dari sumbangan sektor koperasi dan UMKM sebesar 48,78%. Selain itu
dari sektor pemerintah menempatkan posisi sebesar 18,7% yang terdiri dari APBN
8,01%, APBD Provinsi Banten 3,34%, dan APBD Kabupaten/Kota 7,35%.
Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa sumbangan dari sektor koperasi
dan UMKM memiliki kontribusi yang cukup membantu dalam perkembangan
perekonomian di Banten. Maka dari itu Keberadaan Koperasi dan UMKM tidak
bisa di anggap sebelah mata dan harus terus diperhatikan oleh pemerintah, seperti
dengan dilakukannya pembinaan dalam bentuk pelatihan dan sebagainya. Karena
kehadirannya membawa peran penting dalam perkembangan perekonomian di
Provinsi Banten. Berikut ini adalah data kinerja koperasi di Provinsi Banten tahun
Tabel 1.2
Kinerja Koperasi Provinsi Banten Menurut Indikator Produksi
Indikator Tahun Satuan Pertumbuhan
(%)
(Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten, 2016)
Menurut data yang didapatkan dari dinas koperasi dan UKM Provinsi
Banten menggambarkan kinerja koperasi dari tahun 2013 sampai dengan 2014. Di
tahun 2013 ke 2014 jumlah koperasi mengalami penurunan sebesar 235 unit
koperasi, hal tersebut senada dengan penurunan jumlah koperasi aktif sebesar 681
unit dari tahun 2013 ke 2014, penurunan tersebut juga berpengaruh pada
peningkatan koperasi non aktif yang semula 1972 menjadi 2439 unit dan hal
tersebut membawa dampak pada perubahan koperasi tidak aktif yang meningkat
dengan persentase 23,68 %. Penurunan jumlah koperasi yang terjadi juga
berbanding lurus dengan penurunan anggota koperasi. Namun penurunan jumlah
koperasi di tahun 2013-2014 di Provinsi Banten berbanding terbalik dengan
jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) yang mengalami peningkatan sebesar 984,234
dengan persentase pertumbuhan 163,18%.
Keberadaan koperasi memang tidak luput dari adanya suatu permasalahan,
yang kurang berkembang dan permasalahan tersebut juga salah satunya terjadi di
Provinsi Banten. Sebagai salah satu Provinsi yang berada di Indonesia dan
mengalami otonomi daerah, Provinsi Banten memiliki beberapa daerah yang
terdiri dari delapan Kabupaten/Kota antara lain yaitu Kabupaten Serang,
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan dan Kota Serang. Jika dilihat
dari sektor koperasinya masing-masing daerah tersebut memiliki komposisi
koperasi yang berbeda-beda. Dan berikut ini adalah jumlah koperasi menurut
Kabupaten/Kota dan status aktivitas di Provinsi Banten tahun 2013-2014:
Tabel 1.3
Jumlah Koperasi Menurut Kabupaten/Kota 2013-2014
Kabupaten/Kota Aktif Tidak Aktif Jumlah
2013 2014 2013 2014 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Kab Pandeglang 539 375 300 209 839 584 2. Kab Lebak 657 687 108 102 765 789 3. Kab Tangerang 834 945 362 328 1196 1273 4. Kab Serang 792 280 168 733 960 1013 5. Kota Tangerang 626 646 502 502 1128 1148 6. Kota Cilegon 300 317 225 225 525 542 7. Kota Serang 489 240 205 102 694 342 8. Kota Tangerang Selatan 294 319 77 213 371 532 Provinsi Banten 47 88 25 25 72 113
Jumlah Provinsi Banten 4578 3897 1972 2439 6550 6336
(Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten, 2016)
Permasalahan koperasi di daerah menjadi isu yang sangat strategis untuk
dibahas dan dikaji karena mengingat bahwa masih banyak daerah-daerah di
Indonesia khususnya di Provinsi Banten yang kondisi koperasinya semakin lama
semakin menurun baik dari segi kuantitas dan kualitasnya atau bahkan menjadi
Kota Serang merupakan daerah yang berperan sebagai Ibukota dan
menjadi pusat pemerintahan Provinsi Banten, sekaligus berperan sebagai daerah
alternatif penyangga Ibukota Negara karena jaraknya dari Kota Jakarta hanya
sekitar 70 km. Semenjak awal didirikannya hingga saat ini pada tahun 2016 Kota
Serang terdiri dari enam kecamatan, yaitu kecamatan Curug, Walantaka, Cipocok
Jaya, Serang, Taktakan, dan Kasemen. Keenam daerah tersebut dibagi menjadi 66
Kelurahan.
Sesuai dengan visi dari kepala daerah Kota Serang yang terpilih pada
tahun 2013 adalah terwujudnya Kota Serang madani sebagai kota pendidikan
yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pertanian dan budaya. Dari
adanya visi tersebut kemudian dalam ranah pembangunan yang akan dilakukan
berpedoman pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)
Kota Serang Tahun 2014-2018, diarahkan dalam rangka mencapai visi kepala
daerah dengan menerapkan lima misi didalamnya. Salah satu misi dan arah
kebijakan pembangunan Kota Serang pada tahun 2014-2018 adalah dengan
meningkatkan perekonomian daerah melalui penciptaan iklim usaha dan investasi
yang kondusif bagi berkembangnya usaha kecil menengah dan koperasi, serta
industri yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan sosial
yang berkelanjutan. Dari misi pembangunan jangka menengah Kota Serang dalam
bidang koperasi, bertujuan untuk meningkatnya peran kelembagaan dan
permodalan UKM dan koperasi dalam pengembangan ekonomi lokal yang
Berdasarkan misi pembangunan tersebut kemudian menghasilkan dengan
arah kebijakan, yaitu menata, mengembangkan dan meningkatkan kapasitas,
kualitas, dan produktivitas UKM serta iklim kewirausahaan serta membina dan
mengembangkan koperasi. Dari adanya arah kebijakan ini, hal tersebut bertujuan
untuk mengembangkan dan meningkatkan lapangan kerja, kesempatan kerja,
keterampilan dan keahlian bagi tenaga kerja agar kesejahteraan masyarakat dapat
terwujud.
Pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota memiliki
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang fokus dalam menangani urusan di bidang koperasi yaitu Dinas Perdagangan,
Perindustrian dan Koperasi. Dinas ini memiliki tugas untuk melakukan
pengembangan dalam bidang perdagangan, perindustrian serta koperasi dan UKM
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kegiatan koperasi merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk
mensejahterakan anggota koperasi secara khusus dan masyarakat di
lingkungannya secara umum. Tetapi keadaannya saat ini masih terdapat berbagai
permasalahan yang terjadi pada dunia perkoperasian secara nasional dan tidak
terkecuali pada perkoperasian yang ada di Kota Serang. Permasalahan pembinaan
koperasi didaerah khususnya di Kota Serang menjadi isu yang sangat strategis
untuk dibahas dan dikaji karena mengingat Koperasi di Kota Serang mengalami
kemunduran baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Dalam praktiknya kegiatan perkoperasiaan di Kota Serang masih belum
dan wawancara awal. Terdapat beberapa permasalahan mengenai keadaan
koperasi di Kota Serang saat ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, masih banyaknya koperasi resmi di Kota Serang yang tidak aktif.
Koperasi resmi merupakan koperasi yang telah mempunyai badan hukum dan
tercatat dalam Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi. Keberadaan
koperasi yang jelas dan aktif di suatu daerah menggambarkan bahwa kondisi
koperasi tersebut termasuk sehat dan berkembang. Namun berdasarkan observasi
awal yang dilakukan peneliti, terdapat masih banyak koperasi yang tidak aktif
bahkan tidak jelas, selain itu koperasi aktifnya pun semakin berkurang. Hal
tersebut dibuktikan berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Perindustrian dan
Koperasi Kota Serang pada tahun 2013-2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4
Data Keragaan Koperasi Kota Serang 2013 - 2015
Variabel
Tahun
2013 2014 April 2015
Koperasi Aktif 489 204 100
Koperasi Tidak
Aktif 205 102 82
Jumlah
Koperasi 694 342 182
(Sumber: Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015)
Berdasarkan tabel 1.4 terlihat bahwa setiap tahun jumlah koperasi di Kota
Serang semakin berkurang. Pada tahun 2014 jumlah koperasi aktif semakin
berkurang, dari semula 489 menjadi 204 dan berkurang sekitar 285 unit, tetapi
berbanding terbalik dengan jumlah koperasi tidak aktifnya yang semakin kecil
banyak koperasi yang tidak jelas kedudukannya di Kota Serang. Hal tersebut juga
sejalan dengan survei pendataan yang dilakukan pada bulan april tahun 2015 dari
data yang didapatkan tahun 2014, sebelumnya koperasi berjumlah 342, tetapi
setelah dilakukan pendataan pada bulan april 2015 ditemukan sebanyak 182
koperasi, dari 182 koperasi yang terverifikasi tersebut, 100 koperasi dikategorikan
sebagai koperasi aktif, 60 koperasi dikategorikan koperasi tidak aktif, dan 22
koperasi dikategorikan tidak jelas. Dan memperoleh persentase koperasi aktif
sebesar 56%, koperasi tidak aktif 33% dan koperasi tidak jelas 11%. Sejak tahun
2013 hingga 2015 keberadaan koperasi semakin lama semakin berkurang di Kota
Serang, hal tersebut dibuktikan dengan data yang telah dilampirkan diatas.
Terdapatnya jumlah koperasi yang semakin berkurang dan banyaknya koperasi
yang fiktif akan menimbulkan berbagai permasalahan dan secara tidak langsung
akan berpengaruh pada meningkatnya pengangguran dan kurang terserapnya
tenaga kerja di bidang sektor perekonomian rakyat. Selain itu tujuan dan prinsip
koperasi yang dapat mensejahterakan anggota masyarakatnya karena dikelola
dengan asas kekeluargaan sudah tidak terwujud lagi.
Kedua, kurangnya pembinaan dan perhatian dari Dinas Perdagangan
Perindustrian dan Koperasi Kota Serang kepada pengurus koperasi di Kota
Serang. Bantuan dan pembinaan dari pemerintah daerah Kota Serang sebenarnya
sudah dilakukan tetapi hanya kepada sebagian kecil koperasi dan tidak merata
untuk keseluruhan koperasi yang berada didaerah tersebut. Berdasarkan observasi
dan wawancara awal dengan para pengurus koperasi bahwa mereka jarang sekali
baik dan benar sesuai dengan prosedur yang berlaku seperti pelatihan akuntansi,
manajemen. Keadaannya saat ini adalah koperasi yang sudah maju yang menjadi
obyek pembinaan dari dinas terkait, maka dari itu pemerintah melihatnya bahwa
koperasi di Kota Serang itu sudah mampu untuk mengelola koperasinya dengan
baik, padahal masih banyak koperasi yang tidak maju atau tidak berkembang yang
belum mendapatkan sentuhan seperti pembinaan dan pelatihan. Koperasi maju itu
sendiri merupakan koperasi yang berkembang yaitu kegiatan operasional
koperasinya berjalan dan terus mendapatkan keuntungan dari kegiatan operasional
perkoperasiaannya serta meningkat perkembangannya. Sedangkan koperasi yang
tidak maju adalah koperasi yang tidak berkembang dimana kegiatan
perkoperasiannya statis dalam satu kegiatan saja dan kurang membawa
keuntungan bagi anggota. Berdasarkan hal tersebut terdapat 48 koperasi yang
pernah memperoleh pembinaan dari Dinas Perdagangan Perindustrian dan
Koperasi Kota Serang adalah sebagai berikut :
Tabel 1.5
Koperasi yang Mendapatkan Bantuan Pembinaan
NO NAMA KOPERASI PEMBINAAN DARI PEMKOT YA/TDK THN INTENSITAS
1 Menara Banten Ya 2014 12
2 Binawinaya Teknologi Ya 2014 1
2 KPRI SMPN I KOTA SERANG "HANDAYANI"
Ya 2014 12
3 Mandiri Sejahtera Ya 2012 1
4 TIM PENGGERAK PKK "MADANI" KOTA SERANG
Ya 2012 2
5 Melati 88 Ya 2013 1
6 KOCIPTA Ya 2014 1
UNTIRTA (KOKIPTA)
8 PRIMKOP KARTIKA SULTAN AGENG TIRTAYASA
Tidak 0 0
9 PRIMKOP GAKUBA Ya 2014 1
10 KOPERASI PENDIDIKAN TIRTAYASA (KOPENTA)
Ya 2014 1
11 KOPERASI PEGAWAI PASUNDAN Ya 1 2014
12 AL-HIKMAH IAIN SMH BANTEN Ya 1 2014
13 KOCIPTA FINANCE Ya 1 2013&2014
14 Al-Islam Ya 1 2010
15 KOKESMA UNTIRTA Ya 1 2013&2014
16 CAHAYA ABADI Ya 2014 3
32 KOPEGTEL "RANGGON" DIVA Site Operation Serang dan Cilegon
Ya 2015 1
33 SEHAT SINGANDARU Ya 2012 2
38 MITRA SEJAHTERA Ya 2014 1
(Sumber: Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015)
Berdasarkan tabel 1.5 terlihat bahwa pembinaan yang dilakukan oleh Dinas
Perdagangan Perindustrian dan Koperasi tidak merata kepada seluruh koperasi di
Kota Serang selain itu juga terdapatnya beberapa koperasi yang mendapatkan
pembinaan dengan intensitas lebih dari satu kali dalam satu tahun periode
pembinaan contohnya saja koperasi menara banten yang mendapatkan pembinaan
sebanyak 12 kali dalam satu tahun yaitu tahun 2014. Berdasarkan hal tersebut
terlihat bahwa pembinaan yang dilakukan oleh Dinas terkait masih tebang pilih
antar koperasi.
Ketiga, kurangnya pemberian bantuan modal koperasi. Menurut data yang
didapatkan dari dinas terkait bahwa hanya terdapat 15 koperasi yang sudah
memperoleh bantuan modal, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.6 di bawah ini
Tabel 1.6
Koperasi yang Mendapat Bantuan Dana Pembinaan
NO NAMA KOPERASI
"HANDAYANI" AKTIF Ya 2012 Bank 205.000.000
4 Mandiri Sejahtera AKTIF Ya 2012 Pemkot
5 TIM PENGGERAK PKK "MADANI"
KOTA SERANG TDK AKTIF Ya 2010 Pemkot 50.000.000
6 CAHAYA ABADI TDK AKTIF Ya 2013 pemprov 30.000.000
7 BANGUN CARAKA ARTHA KORPRI
BANTEN AKTIF Ya 2012-2014 Korpri 300.000.000
8 KPRI Winaya Karya UPTD
Pendidikan Curug AKTIF Ya 2012 Bank 475.000.000
9 An Nur ponpes alkautsar AKTIF Ya 2012 Pusat
10 Abdi Pertiwi TDK AKTIF Ya 2012 Pusat 50.000.000
11 BINA USAHA AKTIF Ya 2013 Pusat 650.000.000
12 Primer Koperasi Kavling Brimob
"TERATAI SEMBILAN' AKTIF Ya 2010 Pusat 50.000.000
13 BMT EL-HAMID 156 TDK AKTIF Ya 2014 Pemprov 400.000.000
14 BMT MASJID AGUNG SERANG AKTIF Ya 2005 Pusat 500.000.000
15 BINA TERANG TDK JELAS Ya 2012 Pusat 20.000.000 (Sumber : Dinas Perdagangan Peridustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015)
Berdasarkan tabel 1.6 bahwa terdapat 15 koperasi yang pernah
mendapatkan bantuan dana pembinaan atau modal dan tidak menyeluruh kepada
seluruh koperasi yang ada di Kota Serang. Pihak pemerintah memang seharusnya
perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang memang sulit dalam masalah
permodalan. Dengan adanya bantuan permodalan diharapkan akan membantu
kegiatan usaha pada koperasi namun hal tersebut juga harus sejalan dengan
pengelolaan dana pembinaan yang baik, transparan, dan bertanggung jawab
dana pembinaan atau permodalan dan pemerintah yang memberikan dana tersebut
sehingga jika pengelolaan modal berjalan dengan transparan dan bertanggung
jawab kegiatan pemberian modal akan terus berjalan dan berkelanjutan untuk
koperasi-koperasi berikutnya. Dengan diberikan modal kepada koperasi yang
membutuhkan, koperasi tersebut dapat berkembang dalam melakukan usahanya.
Namun bantuan- bantuan modal yang diberikan masih bersifat sporadis belum
terstruktur dan berkelanjutan sehingga dampaknya masih belum dirasakan oleh
koperasi di Kota Serang.
Keempat, masih adanya unit koperasi yang melakukan manajemen
pengelolaan koperasi dengan cara yang sederhana. Hal tersebut sesuai dengan
hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Listyaningsih sebagai pengamat
koperasi Kota Serang (wawancara pada jumat, 19 Juni 2015 pukul 15.48 WIB di
gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untirta). Bagus tidaknya koperasi
itu terlihat dari mampunya pengurus melakukan manajemen atau pengelolaan
yang baik didalam suatu kegiatan koperasi. Tetapi keadaannya di Kota Serang
koperasinya masih melakukan pengelolaan atau manajemen koperasi yang
sederhana. Hal tersebut di karenakan oleh sumber daya manusia yang kurang
berkompeten dalam melakukan pengelolaan keuangan dan hal tersebut pasti akan
membawa dampak pada pengelolaan saldo keuangan atau sisa hasil usaha yang
berkurang atau rendah di koperasi tersebut. Selain itu pengelolaan koperasi yang
masih tradisional tersebut terlihat pada masih adanya koperasi yang jarang
melakukan RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan tidak melaporkan hasilnya kepada
Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang. Padahal hal tersebut
penting dilakukan untuk menjelaskan pengelolaan koperasi dan sisa hasil usaha
selama satu tahun periode kepada para anggota dan pengurus lainnya, selain itu
untuk membicarakan kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dan hal
tersebut juga telah tertuang pada Undang-Undang No 25 Tahun 1992.
Berdasarkan data yang di dapat dari Dinas Perdagangan Perindustrian dan
Koperasi Kota Serang, hanya sebanyak 58 koperasi aktif yang menyerahkan RAT
di tahun 2014 dan sebanyak 28 koperasi aktif di tahun 2015. Hal tersebut masih
bisa dikatakan rendah jika dilihat dari jumlah koperasi keseluruhan yang terdapat
di Kota Serang. Dari adanya kemampuan manajemen koperasi yang masih
tradisional atau sederhana dan rendah yang melakukan laporan pertanggung
jawaban mengakibatkan hal-hal seperti di atas terjadi.
Kelima, Kurangnya partisipasi masyarakat Kota Serang untuk berkoperasi.
Hal tersebut dikarenakan jumlah masyarakat Kota Serang yang menjadi anggota
koperasi itu masih kecil. Hal itu bisa dibuktikan dengan persentase hanya sebesar
2.02% masyarakat Kota Serang yang hidup berkoperasi di tahun 2014 dari jumlah
penduduk Kota Serang pada tahun 2014.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Serang, pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Serang berjumlah 613.774 jiwa
dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata sebesar 2.301 jiwa/km2. Jumlah
tersebut mengalami peningkatan sebanyak 2.413 jiwa dari tahun 2013 yang
berjumlah 589.581 jiwa atau Laju Pertambahan Penduduk (LPP) Tahun 2014
sebanding dengan jumlah anggota koperasi di daerah tersebut. Berdasarkan hal
tersebut dapat terlihat dari data jumlah anggota koperasi Kota Serang berikut ini.
Tabel 1.7
Jumlah Anggota, Manajer, dan Karyawan Koperasi
Kota Serang Tahun 2013-2015
Kabupaten/Kota Anggota
(orang)
Manajer (orang) Karyawan
(orang)
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
Kota Serang 44.312 12.402 10.190 22 32 19 122 153 127
(Sumber: Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015)
Berdasarkan tabel 1.7 terlihat bahwa setiap tahunnya masyarakat yang
menjadi anggota koperasi semakin berkurang, hal itu juga senada dengan semakin
berkurangnya jumlah koperasi aktif di Kota Serang. Cukup signifikan
berkurangnya anggota dari tahun 2013 ke 2015 dalam waktu dua tahun koperasi
di Kota Serang berkurang sebanyak 34.122 anggota.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa masih kurangnya partisipasi
masyarakat untuk berkoperasi terlihat dari rendahnya anggota koperasi di daerah
tersebut. Keadaan tersebut disebabkan karena pendapat beberapa alasan, seperti
masyarakat Kota Serang yang sudah tidak begitu percaya dengan adanya badan
usaha yang beratas namakan koperasi yang suka mengambil uang simpanan para
anggota koperasinya, hal itu dikarenakan tidak adanya keterbukaan beberapa
koperasi sehingga dalam pengelolaannya pun tidak jelas. Selain itu juga
terdapatnya koperasi yang fiktif atau palsu sehingga masyarakat yang tidak
mengatas namakan koperasi. Dengan adanya berbagai penyebab tersebut,
sesungguhnya koperasi itu adalah soko guru perekonomian dan bisa menjadi salah
satu cara untuk memberdayakan masyarakat dengan cara berpartisipasi aktif
dalam kehidupan berkoperasi dengan cara membuka usaha bersama dan lain
sebagainya. Tetapi keadaanya saat ini tidak seperti itu masyarakat masih kurang
dalam berpartisipasi untuk ikut koperasi.
Hal-hal tersebut di atas mengindikasikan bahwa masih adanya masalah
dalam pembinaan per-koperasiaan di Kota Serang. Pihak yang mempunyai tugas
dan wewenang untuk melakukan pembinaan koperasi adalah Dinas yang
menaungi masalah perkoperasiaan khususnya di Kota Serang adalah Dinas
Perdagangan Perindustrian dan Koperasi, Dinas tersebut telah melakukan berbagai
upaya untuk melakukan pembinaan koperasi, yaitu dengan melakukan strategi
pembinaan dan peningkatan terhadap penguatan kelembagaan koperasi agar
jumlah koperasi aktif tumbuh dan berkembang. Dengan adanya strategi tersebut
tujuannya adalah untuk meningkatkan koperasi yang tangguh dan mandiri serta
sasarannya adalah dengan peningkatan usaha koperasi sebagai pelaku ekonomi
yang mandiri dan terarah dengan kebijakannya yaitu mengembangkan dan
meningkatkan kapasitas, kualitas, dan produktivitas koperasi menuju iklim
kewirausahaan yang sehat. Namun sesuai dengan observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti, strategi pembinaan koperasi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan
Perindustrian dan Koperasi masih belum optimal karena masih terdapatnya
berbagai permasalahan yang telah dijelaskan diatas. Oleh karena itu, peneliti
Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang” agar
dapat merekomendasikan strategi yang tepat untuk melakukan pembinaan
koperasi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi di
Kota Serang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berlandaskan pada latar belakang masalah tersebut di atas, dapat di
identifikasikan permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1. Masih banyaknya koperasi resmi di Kota Serang yang tidak aktif 2. Kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah kepada koperasi
di Kota Serang.
3. Kurangnya pemberian bantuan modal koperasi.
4. Masih adanya manajemen koperasi yang dikelola secara sederhana. 5. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk berkoperasi di Kota Serang.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian diperlukan untuk lebih
mempersempit masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti
memfokuskan pada Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas yang telah dipaparkan, maka
sebagai rumusan masalah yang akan dikaji adalah Bagaimana Strategi Dinas
Perdagangan Perindustrian dan Koperasi yang Tepat dalam Pembinaan Koperasi
di Kota Serang?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti mempunyai tujuan untuk
mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai Strategi yang
sebaiknya dilakukan Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam
Pembinaan Koperasi di Kota Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
Tercapainya tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, maka hasil
penelitian diharapkan dapat menghasilkan manfaat:
1. Teoritis
a. Penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat digunakan sebagai
bahan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang
teori-teori dan konsep-konsep yang diperoleh selama perkuliahan
dibandingkan dengan penerapannya secara nyata.
b. Memberikan pengetahuan yang lebih tentang Ilmu Administrasi
Negara khususnya yang berkaitan dengan Strategi Dinas
Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi
2. Praktis
a. Manfaat bagi penulis atau peneliti adalah menambah ilmu
pengetahuan khususnya Ilmu Administrasi Negara yang berkaitan
tentang masalah dalam Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan
Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang.
b. Manfaat yang didapat oleh pihak Pemeritah Daerah Kota Serang
adalah sebagai bahan masukan yang bergunan untuk meningkatkan
kinerja Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dan untuk
meningkatkan Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan
Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang
c. Manfaat bagi masyarakat adalah membangun kesadaran masyarakat
dan paham akan berkoperasi yang baik dan benar, sehingga koperasi
di Kota Serang dalam lebih maju dan berkembang.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan
yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari ruang
lingkup yang paling umum hingga menukik kea rah yang paling
spesifik dan relevan dengan judul. Materi dari uraian ini dapat
pengamatan dan wawancara dengan pihak terkait. Latar belakang
masalah perlu diuraikan secara aktual dan logis.
1.2 Identifikasi Masalah
Menjelaskan identifikasi peneliti terhadap permasalahan yang muncul
dari uraian pada latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah
dapat diajukan dalam bentuk pernyataan.
1.3 Batasan Masalah
Menjelaskan keterbatasan kemampuan dan kemampuan berfikir
peneliti terhadap permasalahan dari uraian latar belakang dan
identifikasi masalah.
1.4 Rumusan Masalah
Dari sejumlah masalah hasil identifikasi peneliti diatas, ditetapkan
masalah yang paling penting yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Pembatasan masalah mencakup fokus dan lokus penelitian, termasuk
didalamnya membuat batasan definisi konsep dan operasional yang
digunakan dalam penelitian.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai
dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah
dirumuskan. Isi dan tujuan penelitian sejalan dengan isi dari tujuan
1.6 Manfaat Penelitian
Menjelaskan manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat teoritis dan
praktis temuan penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara
singkat dan jelas.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Landasan teori berupa mengkaji teori dan konsep yang relevan dengan
permasalahan dan variable peelitian, kemudian menyusunnya secara
teratur dan rapi sehingga akan memperoleh konsep penelitian yang
jelas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Menjelaskan kajian penelitian yang perah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah atau
penelitian sebelumnya.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari
perbincangan kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca mengenai hipotesisnya dan penjelasan tersebut dilegkapi
2.4 Asumsi Dasar
Asumsi dasar menjelaskan tentang perkiraan awal peneliti terhadap
suatu masalah atau kajian yang diteliti. Biasanya untuk memperjelas
maksud peneliti, dan peneliti menggunakan presentase dalam asumsi
dasar.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Bagian ini menguraikan tentang tipe/pendekatan penelitian atau
metode dari suatu penelitian.
3.2 Ruang Lingkup / Fokus Penelitian
Membatasi dan menjelaskan subtansi materi kajian penelitian yang
akan dilakukan.
3.3 Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.
3.4 Variabel Penelitian
a. Variabel Konsep
memberikan penjelasan tentang konsep dari variable yang akan diteliti
menurut pendapat peneliti.
b. Variabel Operasional
merupakan penjabaran konsep atau variable penelitian dalam rician
3.5 Instrumen Penelitian
Menjelaskan tentang instrument penelitian yang digunakan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian kualitatif
instrument penelitian yang digunakan adalah peneliti itu sendiri.
3.6 Informan Penelitian
Menjelaskan informan penelitian yang mana yang memberikan
berbagai macam informasi yang dibutuhkan sesuai dengan penelitian.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya yang sesuai
dengan sifat data yang diteliti.
3.8 Jadwal Penelitian
Menjelaskan tentang waktu penelitian secara rinci dari awal sampai
akhir penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian
secara jelas, struktur organisasi dari populasi/ sampel (dalam penelitian
ini menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain
yang berhubungungan dengan obyek penelitian.
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah
4.3 Temuan Lapangan
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah
dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif.
4.4 Pembahasan
Merupakan pembahasan lebih lanjut dari lebih rinci terhadap hasil
penelitian.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat
dan juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan
permasalahan serta asumsi dasar penelitian.
5.2 Saran
Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan laporan
penelitian skripsi.
LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Menurut Sugiyono (2012:43) teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan
generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan
perilaku dalam berbagai organisasi baik organisasi formal maupun organisasi
informal. Berbagai definisi tentang teori dapat dikemukakan ada empat kegunaan
teori di dalam penelitian yaitu:
1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi, dan generalisasi yang logis. 2. Teori berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan, dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan.
3. Teori sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.
4. Teori sebagai pisau bedah untuk suatu penelitian.
Maka dari itu pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang
berkaitan dengan masalah penelitian mengenai Strategi Dinas Perdagangan
Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang, yang akan
dikaji dengan beberapa teori dalam ruang lingkup Administrasi Negara untuk
mendukung penelitian ini, diantaranya adalah teori Strategi, Analisis SWOT,
Koperasi dan tidak lupa peneliti melampirkan penelitian terdahulu sebagai bahan
2.1.1 Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategia (stratos :
militer, dan ag: pemimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi
seorang jendral, dimana jendral tersebut dibutuhkan untuk memimpin
suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi
merupakan cara terbaik yang dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu.
Selain itu pula bahwa strategi adalah suatu cara atau langkah yang harus
ditempuh oleh organisasi dalam mencapai tujuannya dalam menentukan
persaingan dengan para kompetitornya.
Strategi secara umum adalah proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai. Sedangkan secara khusus strategi merupakan tindakan yang
bersifat senantiasa meningkat dan terus menerus.
Strategi menurut Thompson dalam Olivier (2007:2)
mendefinisikan strategi adalah:
“Sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir, hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Strategi merupakan cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dipergunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungan yang pasti dihadapi”.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai suatu
menunjukkan arah saja tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya.
Strategi menurut David (2010:18-19) mendefinisikan strategi
adalah sebagai berikut:
“Sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan biasanya lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan atau organisasi”.
Dengan demikian strategi merupakan pola umum yang terdiri dari
tahapan untuk mencapai tujuan yang dimulai dari cara pelaksanaan dan
langkah sebagai pedoman untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi dalam
segala hal digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala
tindakan untuk pembuatan tujuan tidak terlepas dari strategi. Agar semua
perencanaan dari suatu kegiatan tercapai dengan baik, tentunya harus
sesuai dengan strategi yang telah tersusun dengan baik. Oleh karena itu,
perlu ditetapkan kriteria strategi dalam mencapai suatu tujuan yaitu:
a. Strategi pemberdayaan masyarakat
b. Strategi peningkatan kapasitas sumber daya
c. Strategi perlindungan sosial
Strategi itu tidak saja dilakukan oleh organisasi yang berorientasi
pada keuntungan saja atau private, namun juga dibutuhkan dan dilakukan
oleh organisasi yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan.
Sedangkan menurut Dirgantoro (2005:5) dalam bukunya
“Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan Implementasi” mengatakan
bahwa strategi adalah:
“Hal menetapkan arah kepada “manajemen” dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan didalam pasar.
Selain itu Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner dalam Rangkuti
(1998:4) strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif
terhadap peluang dan acaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat mempengaruhi organisasi.
Selain definisi-definisi yang sifatnya umum ada juga yang lebih
khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahald dalam
Husein (2008:31), strategi didefinisikan bahwa strategi itu merupakan :
“Tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi”.
Menurut Umar (2008:31) strategi itu berasal dari bahasa Yunani
kuno yang berarti “Seni Berperang”. Suatu strategi mempunyai
dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasar-dasarnya
Menurut Jauch dan Glueck, dalam bukunya Manajemen Strategis
dan Kebijakan Perusahaan (1988:12). Strategi adalah:
“Rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Strategi adalah sarana yag digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi, strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi ialah rencana yang disatukan: strategi mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu. Strategi itu menyeluruh: strategi meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian”.
Berdasarkan definisi-definisi strategi yang disampaikan oleh para
ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi juga dapat
digambarkan secara umum yaitu suatu pola rencana yang merupakan
respon terhadap peluang dan ancaman yang berasal dari luar organisasi
serta kekuatan dan kelemahan dari organisasi itu sendiri yang sangat
berpengaruh terhadap keberlangsungan organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi yang dilakukan dengan cara membentuk sebuah
kebijakan/keputusan, program tindakan yang berkaitan dengan sumber
daya.
2.1.2 Metode Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi yang terpenting adalah bagaimana
pemilikan suatu strategi dilakukan menurut William R. King proses
a. Pengembangan strategi (strategic development)
b. Penyempurnaan (refinement)
c. Evaluasi
Pengembangan strategi meliputi pencairan strategi dalam rangka
pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Penyempurnaan strategi merupakan
elaborasi strategi-strategi yang ditentukan apakah dapat dianggap
memungkinkan untuk mewujudkan tujuan yang memiliki aspek-aspek
tertentu. Evaluasi strategi dimaksudkan suatu pertimbangan terhadap
berbagai strategi yang telah dipilih, dikembangkan dan disempurnakan
untuk memastikan alternatif mana yang paling sesuai untuk dapat
digunakan sebagai upaya dalam mencapai tujuan yang ditentukan.
Perumusan strategi antara lain dapat didasarkan atas hasil analisis
SWOT (strengths, weakness, opportunities, dan threats analysis)
sebagaimana dilakukan pada waktu mengadakan premises perencanaan
yang lazimnya juga disebut situation audit dengan memanfaatkan
kekuatan dan kesempatan tertungkap.
Dalam pengadaan premises melalui analisis SWOT dapat
terungkap data strategis yang terdiri atas kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan tantangan. Faktor-faktor tersebut berasal dari keadaan
ekstern, dan prakiraan keadaan (ekstern dan intern) serta disebut sebagai
profil keuntungan strategis (kekuatan dan kelemahan) serta profil
2.1.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT menurut David (2010:327) adalah :
“Sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi yaitu Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada satu pun paduan yang paling benar. Bahwa strategi pertama adalah strategi SO, strategi kedua adalah strategi WO, strategi ketiga adalah strategi ST, dan strategi keempat adalah strategi WT”.
Analisis SWOT menurut Pearce and Robinson dalam Christine
(2011:200) adalah :
“Teknik historis yang terkenal dimana para pemimpin menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis organisasi. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari “kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternalnya (peluang dan ancaman). Kesesuaian yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang organisasi serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini memiliki impilkasi yang bagus dan mendalam bagi desain dari strategi yang berhasil”.
Analisis SWOT merupakan bagian dari manajemen strategi,
dengan cara manganalisis faktor eksternal maupun internalnya. Analisis
SWOT merupakan salah satu instrument analisis yang ampuh apabila
digunakan dengan tepat menurut Siagian (2007:172). SWOT merupakan
akronim untuk kata-kata Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan),
Opportunities (Peluang), Threats (Ancaman). Faktor kekuatan dan
kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi termasuk satuan bisnis
lingkungan yang dihadapi oleh organsiasi atau perusahaan atau satuan
bisnis yang bersangkutan.
Jika analisis SWOT dapat merupakan instrument yang ampuh
dalam melakukan analisis stratejik, kemapuhan tersebut terletak pada
kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan
peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang, sehingga dapat
sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang
terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang
timbul dan harus dihadapi. Jika para penentu strategi perusahaan mampu
melakukan kedua hal tersebut dengan tepat, biasanya upaya untuk memilih
dan menentukan strategi yang efektif membuahkan hasil yang diharapkan.
Dan berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya
adalah:
1. Kekuatan (Strengths)
Faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetensi
khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilihan
keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran. Dikatakan demikian
karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan
sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam
merumuskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani
oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh bidang-bidang
positif, keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok,
loyalitas pengguna produk dan kepercayaan para berbagai pihak yang
berkepentingan.
2. Kelemahan (Weakness)
Faktor-faktor kelemahan di dalam suatu organisasi atau suatu
perusahaan biasanya adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam prakteknya
berbagai keterbatasan dan kemampuan tersebut biasanya terdapat pada
sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan
manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan
tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati oleh para pengguna
atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang
memadai.
3. Peluang (Opportunities)
Faktor-faktor peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang
menguntungkan bagi suatau satuan bisnis atau organisasi. dan berikut ini
adalah berbagai situasi yang dimaksud antara lain:
1. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan penggunaan produk.
2. Identifikasi suatu segmem pasar yang belum mendapat perhatian. 3. Perubahan dalam bentuk persaingan.
4. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.
4. Ancaman (Threats)
Faktor ancaman ini merupakan faktor yang berbanding terbalik
dengan faktor peluang. Maksudnya faktor ancaman ini adalah faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak
diatasi faktor ancama ini akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang
bersangkutan baik utuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Berikut ini adalah contoh-contoh faktor ancaman yang terjadi adalah
sebagai berikut:
1. Masuknya pesaing baru di apsar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis.
2. Pertumbuhan pasar yang lamban.
3. Meningkatkan posisi tawar pembeli produk yang dihasilkan.
4. Menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu.
5. Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai. 6. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang sifatnya
restrifik.
Setelah dilakukan analisis SWOT yang memetakan analisis
lingkungan eksternal dan internal organisasi, maka perusahaan tentunya
memikirkan bagaimana organisasi menggunakan analisis SWOT dalam
menuangkan strategi yang akan dilakukan. Menurut Hunger dan Wheelen
dalam Agung (2003:230) dalam penyusunan strategi, organisasi tidak
selalu harus mengejar semua peluang yang ada. Tetapi perusahaan dapat
membangun suatu keuntungan kompetitif dengan mencocokkan
kekuatannya dengan peluang masa depan yang akan dikejar. Untuk dapat