• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DINAS PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN DAN KOPERASI DALAM PEMBINAAN KOPERASI DI KOTA SERANG - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI DINAS PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN DAN KOPERASI DALAM PEMBINAAN KOPERASI DI KOTA SERANG - FISIP Untirta Repository"

Copied!
259
0
0

Teks penuh

(1)

DI KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

Wungu Amali Ilmi NIM. 6661120584

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I : DR. Abdul Apip, M.Si. Dosen Pembimbing II: Listyaningsih, M.Si.

Keberadaan koperasi di Indonesia menjadi sangat penting, karena bangsa Indonesia jika dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakatnya masih rendah. Namun kondisi koperasi di Kota Serang saat ini masih dalam keadaan yang belum optimal. Masih banyaknya koperasi resmi di Kota Serang yang tidak aktif, kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah kepada koperasi, kurangnya pemberian bantuan modal kepada koperasi, masih adanya manajemen koperasi yang dikelola secara sederhana, serta kurangnya partisipasi masyarakat untuk berkoperasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis strategi yang tepat yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang. Teori yang digunakan analisis SWOT David (2010:327). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles & Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi masih belum optimal dan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pembinaan koperasi yaitu strategi penguatan kelembagaan organisasi Dinas Perdagangan Peridustrian dan Koperasi Kota Serang, strategi membangun serta memperkuat kerjasama lintas sektor dalam melakukan pembinaan koperasi, strategi mendorong peran serta masyarakat khususnya pengurus dan anggota koperasi untuk berperan aktif dalam mengembangkan dan memberdayakan koperasi dan strategi penguatan kesadaran dan kepedulian masyarakat Kota Serang untuk hidup berkoperasi.

(3)

Wungu Amali Ilmi. 6661120584. Strategy Department of Trade, Industry and Cooperation in the Cooperatives Development in the Serang City. Department of Public Administration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor : Dr. Abdul Apip, M.Si. 2nd advisor : Listyaningsih, M.Si

The existence of cooperatives in Indonesia is very important, because the Indonesian nation when viewed from the level of welfare is still low. But the condition of the cooperative in Serang city is still in a state which has not been optimal. Still many formal cooperatives in Serang inactive, lack of attention and guidance from the government to the cooperative, lack of provision of the cooperative, the persistence of the cooperative management managed modest, and the lack of public participation in cooperatives. This research was conducted to determine and analyze the right strategy undertaken by the Department of Trade, Industry and Cooperatives in the Cooperative Development in the Serang City. The theory used is based on a SWOT analysis (David, 2010:327) determining strategic alternatives. This research used a qualitative approach with descriptive methods. Data analysis technique used is the model of Miles & Huberman. The results of this study indicate that the strategy of the Department of Trade Industry and Cooperative Development Cooperative is still not optimal and the right strategy to be applied in the development of cooperatives is a strategy of strengthening the institutional organization of the Department of Trade of Industry and Cooperatives Serang City, strategy to build and strengthen cross-sector cooperation in fostering cooperative, strategy to encourage community participation, especially administrators and cooperative members to play an active role in developing and empowering cooperatives and strategy to strengthen public awareness and concern for living Serang cooperatives.

(4)
(5)
(6)
(7)

Motto :

Maka Sesungguhnya Beserta Kesulitan Itu Ada Kemudahan Dan Hanya Kepada Tuhanmu, Hendaklah Engkau Berharap…

(Qs: Al-Insyiraah 5-8)

Persembahan :

(8)

ii

Alhamdulillahirabbila’lamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian

dan Koperasi dalam Melakukan Pembinaan Koperasi di Kota Serang”.

Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan

dari berbagai pihak yang selalu membimbing serta mendukung penulis secara

moril dan materil. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari S.Sos M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, M.Si. Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom. Wakil Dekan II Bidang Keuangan dan

Umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

(9)

iii

6. Listyaningsih, M.Si. Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

dan juga Dosen Pembimbing II yang telah menyetujui atas penelitian skripsi

ini dan yang dengan baik hati memberikan data serta sabar dalam

memberikan bimbingan, masukan, dan pengarahan sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

7. Riswanda, Ph.D. Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Dr. Abdul Apip, M.Si. Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah menyetujui

atas penelitian skripsi ini, telah membimbing, memberikan ilmunya, serta

memotivasi penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

9. Ipah Ema Jumiati, M.Si. Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak

memberikan pengalaman, membimbing penulis dan memberikan saran dari

awal hingga akhir perkuliahan.

10. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

11. Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang yang telah

(10)

iv

telah memberikan informasi kepada peneliti.

14. Kedua Orang Tua-ku yang selalu membimbing dan mengantarkan anaknya

sampai ke dalam tahap perguruan tinggi. Terimakasih banyak Ibu, Ayah.

Dan saudara-saudariku Mas Kukuh, Mas Gunan, Adiku Ilma, dan Mba Tina.

15. Keluarga Ibu Ovien yang telah memberikan motivasi serta materiil kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Sahabat seperjuangan Kamursi, Rengga, Dodo, Mega, Ndew, Vina, Dupeb,

Sella, Gista, Naya, Tiwi, Millda, Nindy, Ka Aida, Ka Tata, Ka Ridwan, Ka

Diana, Yuke dan Ikhsan yang telah membantu, menolong, dan memotivasi

penulis dalam proses pembuatan skripsi ini dan teman-teman seperjuangan

Administrasi Negara angkatan 2012. Semoga kami semua dapat berjuang

dan sukses bersama.

17. Keluarga Pengurus Himane 2013, Himane 2014, BEM FISIP 2015, dan

Kokesma 2013 yang telah memberikan kesempatan untuk belajar

ber-organisasi dan mengembangkan diri.

18. Kawan-kawan KKM 28 Kubang Puji Tahun 2015 dan “Nde” dengan kalian

bertambah lagi cerita perjalanan kehidupan kampus yang saya alami.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(11)

v

skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penulis

melakukan penelitian. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat,

khususnya bagi peneliti sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Serang, November 2016 Penulis

(12)

vi ABSTRAK

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 20

1.3 Batasan Masalah ... 20

1.4 Rumusan Masalah ... 21

1.5 Tujuan Penelitian ... 21

1.6 Manfaat Penelitian ... 21

(13)

vii

2.1.1 Pengertian Strategi ... 29

2.1.2 Metode Perumusan Strategi ... 32

2.1.3 Analisis SWOT .……... 34

2.1.4 Koperasi …... 40

2.1.4.1 Pengertian Koperasi ... 40

2.1.4.2 Tujuan, Asas/Prinsip, Fungsi dan Peran Koperasi... 42

2.1.4.3 Struktur Organisasi Koperasi ... 44

2.1.4.4 Jenis-jenis Koperasi ... 47

2.1.5 Pembinaan Koperasi ... 50

2.2 Penelitian Terdahulu ... 52

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 55

2.4 Asumsi Dasar Penelitian... 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 59

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ... 60

3.3 Lokus Penelitian ... 60

3.4 Fenomena yang Diamati ... 61

3.4.1 Definisi Konsep ... 61

(14)

viii

3.6.2 Jenis dan Sumber Data ... 72

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 72

3.7.1 Teknik Analisis Data ... 72

3.7.2 Uji Keabsahan Data ... 75

3.8 Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ……….. 78

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Serang ……….. 78

4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang……… 80

4.1.1.2 Keadaan Penduduk Kota Serang ………. 81

4.1.2 Deskripsi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang ………. 84

4.1.2.1 Visi dan Misi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang ……… 85

4.1.2.2 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang ……… 86

4.2 Deskripsi Data ………. 95

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ………... 95

(15)

ix

4.3.3 Opportunities (Peluang)………. 143

4.3.4 Threats (Ancaman) ……… 152

4.4 Pembahasan ……… 162

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……….... 180

5.2 Saran ……….. 182

DAFTAR PUSTAKA……… xiv

(16)

x

1.3 Jumlah Koperasi Menurut Kabupaten/Kota 2013-2014 ... 7

1.4 Data Keragaan Koperasi Kota Serang 2013/2015 ... 10

1.5 Koperasi yang Mendapatkan Bantuan Pembinaan ... 12

1.6 Koperasi yang Mendapat Bantuan Dana Pembinaan ... .15

1.7 Jumlah Anggota, Manajer, dan Karyawan Koperasi Kota Serang 2013-2014 ... 18

2.1 Matriks TOWS. ... 39

3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 63

3.2 Informan Penelitian ... 66

3.3 Pedoman Wawancara ... 68

3.4 Jadwal Penelitian ... 77

4.1 Luas Wilayah Pembagian Administrasi Kota Serang ………. 80

4.2 Jumlah Penduduk (Jiwa) dan Kepadatan (Jiwa/km2) Penduduk Kota Serang Tahun 2012-2015 ……… 81

4.3 Komposisi Penduduk Kota Serang Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2015 ……… 82

4.4 Komposisi Penduduk Kota Serang Menurut Kelompok Umur 2015…... 82

4.5 Sebaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang diTamatkan di Kota Serang Tahun 2014……….. 83

4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ………. 84

(17)

xi

Serang Bidang Koperasi Tahun 2014-2018………. 102

4.10 Matriks SWOT ……… 166

4.11 Faktor Pendukung Pembinaan Koperasi di Kota Serang………. 178

(18)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Kerangka Berfikir ... 57

Gambar 3.1 Proses Analisis Data ... 73

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Perindustrian dan

(19)

xiii

LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian

LAMPIRAN II Lembar Persetujuan Sidang Akhir

LAMPIRAN III Pedoman Wawancara

LAMPIRAN IV Member Check

LAMPIRAN V Kategorisasi Data

LAMPIRAN VI Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang

Perkoperasiaan

LAMPIRAN VII Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Perindustrian dan

Koperasi Kota Serang

LAMPIRAN VIII Rencana Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan

Koperasi Khusus Bidang Koperasi

LAMPIRAN IX Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Bidang

Koperasi

LAMPIRAN X Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Koperasi Tahun

2011-2014

LAMPIRAN XI Data Koperasi Kota Serang 2015

(20)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan menurut Siagian (1985) merupakan suatu proses perubahan

yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran

utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau

masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan senantiasa beranjak dari

suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju kehidupan yang

lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pembangunan

nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata

secara material maupun spiritual dengan berdasarkan pada Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, serta menjalankan roda perekonomian

dan mewujudkan kesejahteraan sosial. Dengan kata lain, tujuan dari pembangunan

itu adalah untuk mengentaskan kemiskinan sehingga Bangsa Indonesia bisa

menjadi Bangsa yang sejahtera di Negeri-nya sendiri.

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir

ditengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang termasuk di negara

Indonesia. Di Indonesia masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang

senantiasa relevan, bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama

dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena kini

gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multi dimensional yang masih

(21)

Oleh sebab itu, salah satu cara dalam mewujudkan pembangunan yang

bertujuan untuk mensejahterakan suatu bangsa sesuai dengan UUD 1945 pada

alinea ke IV adalah dengan dibentuknya suatu usaha bersama berbadan hukum

dengan tujuan mensejahterakan anggotanya secara khusus dan mensejahterakan

masyarakat pada umumnya atau yang disebut dengan Koperasi.

Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang

Perkoperasian. Koperasi di Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas kekeluargaan. Hal tersebut juga didukung dengan adanya

Pasal 33 UUD 1945, pada Ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Perekonomian

disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Berdasarkan hal

tersebut berarti bahwa koperasi telah memiliki kedudukan yang cukup kuat karena

memiliki dasar konstitusional yang jelas.

Saat ini kehidupan berkoperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab

bagi masyarakat Indonesia dengan menjalankan perkoperasian berarti ikut

membangun perekonomiannya. Pemerintah merupakan pemrakarsa ekonomi yang

memiliki misi untuk memajukan koperasi sesuai dengan apa yang dikehendaki,

sehingga mempunyai kemampuan dapat dipergunakan sebagai alat untuk

memajukan ekonomi nasional.

Undang-Undang Dasar telah menempatkan koperasi sebagai soko guru

perekonomian Indonesia. Atas dasar itu pemberdayaan masyarakat melalui

(22)

perekonomian. Hal tersebut juga dijelaskan dalam Undang-Undang No 25 tahun

1992 Pasal 4 bahwa fungsi dan peranan koperasi yaitu mengembangkan potensi

dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi

kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat,

mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan

jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

Keberadaan koperasi di Indonesia menjadi sangat penting, karena bangsa

Indonesia sendiri jika dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakatnya masih

rendah. Dengan adanya koperasi yang berjalan sesuai dengan ketentuannya

memungkinkan tujuan dari adanya koperasi itu dapat tercapai yaitu kesejahteraan

masyarakat dari aspek perekonomian di daerah dapat terwujud. Tetapi kenyataan

saat ini keberadaan koperasi di Indonesia juga tidak serta merta membawa

dampak yang baik bagi masyarakat, karena jika salah dalam melakukan

pengelolaannya tidak akan membawa manfaat bagi para anggotanya dan

masyarakat secara luas. Perkembangan koperasi di Indonesia memang cukup

pesat keberadaannya, hal tersebut sesuai dengan data yang diperoleh. Berikut ini

merupakan data perkembangan koperasi di Indonesia.

Tabel 1.1

Perkembangan Koperasi di Indonesia

Tahun Koperasi Keseluruhan Koperasi Aktif Koperasi Tidak Aktif

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2011 188.181 100 133.666 70,09 54,515 28.96 2012 194.295 100 139.321 71,70 54.974 28,29 2013 203.701 100 143.117 70,25 60.584 29,74 2014 209.488 100 147.249 70,28 62.239 29,71

(23)

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa keberadaan koperasi di Indonesia

memang mengalami perkembangan yang cukup signifikan setiap tahunnya, tetapi

bukan berarti dengan adanya perkembangan tersebut tidak ada koperasi yang tidak

aktif atau koperasi yang mengalami kerugian. Berdasarkan tabel 1.1 dapat

diketahui bahwa dari tahun 2012 menuju 2013 jumlah koperasi yang tidak aktif

semakin meningkat sekitar 30% setiap tahunnya. Hal tersebut membuktikan

bahwa dengan adanya perkembangan koperasi secara kuantitas tidak dibarengi

dengan perkembangan kualitas dari koperasi itu sendiri, terbukti dari tabel 1.1

bahwa koperasi tidak aktif meningkat setiap tahunnya dari tahun 2012-2014.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh pihak terkait yaitu Menurut

Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan

bahwa dari data yang dimiliki, jumlah koperasi yang terdaftar sebanyak 206 ribu

koperasi, yang tersebar di seluruh Indonesia selama tahun 2014. Tetapi kemudian

dari jumlah tersebut, persentase sebanyak 30% koperasi berstatus tidak aktif,

dengan jumlah sekitar 61 ribu dan sebagian besar koperasi tidak aktif berada di

Pulau Jawa.

(http://bisnis.liputan6.com/read/2158516/61-ribu-koperasi-bakal-dibubarkan-januari, diunduh pada hari rabu, 01 April 2015 pukul 20.15 WIB).

Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh Menteri Koperasi dan UKM,

bahwa sekitar 30% koperasi yang tidak aktif sebagian besar koperasi yang berada

di Pulau Jawa. Salah satu daerah yang terdapat di Pulau Jawa adalah Provinsi

Banten. Provinsi Banten merupakan salah satu Provinsi di Indonesia dan

berkedudukan sebagai wilayah penyanggah Ibukota Negara yang banyak memiliki

(24)

bertujuan dengan pemenuhan kesejahteraan masyarakatnya sehingga masyarakat

Banten dapat merasakan hasil dari adanya suatu pembangunan tersebut secara

merata agar dapat hidup sejahtera.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Banten Tahun 2012-2017. Struktur investasi Banten sampai saat ini dibentuk dari

sektor swasta dan rumah tangga yang merupakan sektor utama yang menjadi

kekuatan perekonomian di Banten dengan kontribusi sekitar 81,3% antara lain

terdiri dari sumbangan sektor koperasi dan UMKM sebesar 48,78%. Selain itu

dari sektor pemerintah menempatkan posisi sebesar 18,7% yang terdiri dari APBN

8,01%, APBD Provinsi Banten 3,34%, dan APBD Kabupaten/Kota 7,35%.

Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa sumbangan dari sektor koperasi

dan UMKM memiliki kontribusi yang cukup membantu dalam perkembangan

perekonomian di Banten. Maka dari itu Keberadaan Koperasi dan UMKM tidak

bisa di anggap sebelah mata dan harus terus diperhatikan oleh pemerintah, seperti

dengan dilakukannya pembinaan dalam bentuk pelatihan dan sebagainya. Karena

kehadirannya membawa peran penting dalam perkembangan perekonomian di

Provinsi Banten. Berikut ini adalah data kinerja koperasi di Provinsi Banten tahun

(25)

Tabel 1.2

Kinerja Koperasi Provinsi Banten Menurut Indikator Produksi

Indikator Tahun Satuan Pertumbuhan

(%)

(Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten, 2016)

Menurut data yang didapatkan dari dinas koperasi dan UKM Provinsi

Banten menggambarkan kinerja koperasi dari tahun 2013 sampai dengan 2014. Di

tahun 2013 ke 2014 jumlah koperasi mengalami penurunan sebesar 235 unit

koperasi, hal tersebut senada dengan penurunan jumlah koperasi aktif sebesar 681

unit dari tahun 2013 ke 2014, penurunan tersebut juga berpengaruh pada

peningkatan koperasi non aktif yang semula 1972 menjadi 2439 unit dan hal

tersebut membawa dampak pada perubahan koperasi tidak aktif yang meningkat

dengan persentase 23,68 %. Penurunan jumlah koperasi yang terjadi juga

berbanding lurus dengan penurunan anggota koperasi. Namun penurunan jumlah

koperasi di tahun 2013-2014 di Provinsi Banten berbanding terbalik dengan

jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) yang mengalami peningkatan sebesar 984,234

dengan persentase pertumbuhan 163,18%.

Keberadaan koperasi memang tidak luput dari adanya suatu permasalahan,

(26)

yang kurang berkembang dan permasalahan tersebut juga salah satunya terjadi di

Provinsi Banten. Sebagai salah satu Provinsi yang berada di Indonesia dan

mengalami otonomi daerah, Provinsi Banten memiliki beberapa daerah yang

terdiri dari delapan Kabupaten/Kota antara lain yaitu Kabupaten Serang,

Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota

Tangerang, Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan dan Kota Serang. Jika dilihat

dari sektor koperasinya masing-masing daerah tersebut memiliki komposisi

koperasi yang berbeda-beda. Dan berikut ini adalah jumlah koperasi menurut

Kabupaten/Kota dan status aktivitas di Provinsi Banten tahun 2013-2014:

Tabel 1.3

Jumlah Koperasi Menurut Kabupaten/Kota 2013-2014

Kabupaten/Kota Aktif Tidak Aktif Jumlah

2013 2014 2013 2014 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Kab Pandeglang 539 375 300 209 839 584 2. Kab Lebak 657 687 108 102 765 789 3. Kab Tangerang 834 945 362 328 1196 1273 4. Kab Serang 792 280 168 733 960 1013 5. Kota Tangerang 626 646 502 502 1128 1148 6. Kota Cilegon 300 317 225 225 525 542 7. Kota Serang 489 240 205 102 694 342 8. Kota Tangerang Selatan 294 319 77 213 371 532 Provinsi Banten 47 88 25 25 72 113

Jumlah Provinsi Banten 4578 3897 1972 2439 6550 6336

(Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten, 2016)

Permasalahan koperasi di daerah menjadi isu yang sangat strategis untuk

dibahas dan dikaji karena mengingat bahwa masih banyak daerah-daerah di

Indonesia khususnya di Provinsi Banten yang kondisi koperasinya semakin lama

semakin menurun baik dari segi kuantitas dan kualitasnya atau bahkan menjadi

(27)

Kota Serang merupakan daerah yang berperan sebagai Ibukota dan

menjadi pusat pemerintahan Provinsi Banten, sekaligus berperan sebagai daerah

alternatif penyangga Ibukota Negara karena jaraknya dari Kota Jakarta hanya

sekitar 70 km. Semenjak awal didirikannya hingga saat ini pada tahun 2016 Kota

Serang terdiri dari enam kecamatan, yaitu kecamatan Curug, Walantaka, Cipocok

Jaya, Serang, Taktakan, dan Kasemen. Keenam daerah tersebut dibagi menjadi 66

Kelurahan.

Sesuai dengan visi dari kepala daerah Kota Serang yang terpilih pada

tahun 2013 adalah terwujudnya Kota Serang madani sebagai kota pendidikan

yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pertanian dan budaya. Dari

adanya visi tersebut kemudian dalam ranah pembangunan yang akan dilakukan

berpedoman pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)

Kota Serang Tahun 2014-2018, diarahkan dalam rangka mencapai visi kepala

daerah dengan menerapkan lima misi didalamnya. Salah satu misi dan arah

kebijakan pembangunan Kota Serang pada tahun 2014-2018 adalah dengan

meningkatkan perekonomian daerah melalui penciptaan iklim usaha dan investasi

yang kondusif bagi berkembangnya usaha kecil menengah dan koperasi, serta

industri yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan sosial

yang berkelanjutan. Dari misi pembangunan jangka menengah Kota Serang dalam

bidang koperasi, bertujuan untuk meningkatnya peran kelembagaan dan

permodalan UKM dan koperasi dalam pengembangan ekonomi lokal yang

(28)

Berdasarkan misi pembangunan tersebut kemudian menghasilkan dengan

arah kebijakan, yaitu menata, mengembangkan dan meningkatkan kapasitas,

kualitas, dan produktivitas UKM serta iklim kewirausahaan serta membina dan

mengembangkan koperasi. Dari adanya arah kebijakan ini, hal tersebut bertujuan

untuk mengembangkan dan meningkatkan lapangan kerja, kesempatan kerja,

keterampilan dan keahlian bagi tenaga kerja agar kesejahteraan masyarakat dapat

terwujud.

Pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota memiliki

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

yang fokus dalam menangani urusan di bidang koperasi yaitu Dinas Perdagangan,

Perindustrian dan Koperasi. Dinas ini memiliki tugas untuk melakukan

pengembangan dalam bidang perdagangan, perindustrian serta koperasi dan UKM

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kegiatan koperasi merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk

mensejahterakan anggota koperasi secara khusus dan masyarakat di

lingkungannya secara umum. Tetapi keadaannya saat ini masih terdapat berbagai

permasalahan yang terjadi pada dunia perkoperasian secara nasional dan tidak

terkecuali pada perkoperasian yang ada di Kota Serang. Permasalahan pembinaan

koperasi didaerah khususnya di Kota Serang menjadi isu yang sangat strategis

untuk dibahas dan dikaji karena mengingat Koperasi di Kota Serang mengalami

kemunduran baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Dalam praktiknya kegiatan perkoperasiaan di Kota Serang masih belum

(29)

dan wawancara awal. Terdapat beberapa permasalahan mengenai keadaan

koperasi di Kota Serang saat ini diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, masih banyaknya koperasi resmi di Kota Serang yang tidak aktif.

Koperasi resmi merupakan koperasi yang telah mempunyai badan hukum dan

tercatat dalam Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi. Keberadaan

koperasi yang jelas dan aktif di suatu daerah menggambarkan bahwa kondisi

koperasi tersebut termasuk sehat dan berkembang. Namun berdasarkan observasi

awal yang dilakukan peneliti, terdapat masih banyak koperasi yang tidak aktif

bahkan tidak jelas, selain itu koperasi aktifnya pun semakin berkurang. Hal

tersebut dibuktikan berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Perindustrian dan

Koperasi Kota Serang pada tahun 2013-2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4

Data Keragaan Koperasi Kota Serang 2013 - 2015

Variabel

Tahun

2013 2014 April 2015

Koperasi Aktif 489 204 100

Koperasi Tidak

Aktif 205 102 82

Jumlah

Koperasi 694 342 182

(Sumber: Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015)

Berdasarkan tabel 1.4 terlihat bahwa setiap tahun jumlah koperasi di Kota

Serang semakin berkurang. Pada tahun 2014 jumlah koperasi aktif semakin

berkurang, dari semula 489 menjadi 204 dan berkurang sekitar 285 unit, tetapi

berbanding terbalik dengan jumlah koperasi tidak aktifnya yang semakin kecil

(30)

banyak koperasi yang tidak jelas kedudukannya di Kota Serang. Hal tersebut juga

sejalan dengan survei pendataan yang dilakukan pada bulan april tahun 2015 dari

data yang didapatkan tahun 2014, sebelumnya koperasi berjumlah 342, tetapi

setelah dilakukan pendataan pada bulan april 2015 ditemukan sebanyak 182

koperasi, dari 182 koperasi yang terverifikasi tersebut, 100 koperasi dikategorikan

sebagai koperasi aktif, 60 koperasi dikategorikan koperasi tidak aktif, dan 22

koperasi dikategorikan tidak jelas. Dan memperoleh persentase koperasi aktif

sebesar 56%, koperasi tidak aktif 33% dan koperasi tidak jelas 11%. Sejak tahun

2013 hingga 2015 keberadaan koperasi semakin lama semakin berkurang di Kota

Serang, hal tersebut dibuktikan dengan data yang telah dilampirkan diatas.

Terdapatnya jumlah koperasi yang semakin berkurang dan banyaknya koperasi

yang fiktif akan menimbulkan berbagai permasalahan dan secara tidak langsung

akan berpengaruh pada meningkatnya pengangguran dan kurang terserapnya

tenaga kerja di bidang sektor perekonomian rakyat. Selain itu tujuan dan prinsip

koperasi yang dapat mensejahterakan anggota masyarakatnya karena dikelola

dengan asas kekeluargaan sudah tidak terwujud lagi.

Kedua, kurangnya pembinaan dan perhatian dari Dinas Perdagangan

Perindustrian dan Koperasi Kota Serang kepada pengurus koperasi di Kota

Serang. Bantuan dan pembinaan dari pemerintah daerah Kota Serang sebenarnya

sudah dilakukan tetapi hanya kepada sebagian kecil koperasi dan tidak merata

untuk keseluruhan koperasi yang berada didaerah tersebut. Berdasarkan observasi

dan wawancara awal dengan para pengurus koperasi bahwa mereka jarang sekali

(31)

baik dan benar sesuai dengan prosedur yang berlaku seperti pelatihan akuntansi,

manajemen. Keadaannya saat ini adalah koperasi yang sudah maju yang menjadi

obyek pembinaan dari dinas terkait, maka dari itu pemerintah melihatnya bahwa

koperasi di Kota Serang itu sudah mampu untuk mengelola koperasinya dengan

baik, padahal masih banyak koperasi yang tidak maju atau tidak berkembang yang

belum mendapatkan sentuhan seperti pembinaan dan pelatihan. Koperasi maju itu

sendiri merupakan koperasi yang berkembang yaitu kegiatan operasional

koperasinya berjalan dan terus mendapatkan keuntungan dari kegiatan operasional

perkoperasiaannya serta meningkat perkembangannya. Sedangkan koperasi yang

tidak maju adalah koperasi yang tidak berkembang dimana kegiatan

perkoperasiannya statis dalam satu kegiatan saja dan kurang membawa

keuntungan bagi anggota. Berdasarkan hal tersebut terdapat 48 koperasi yang

pernah memperoleh pembinaan dari Dinas Perdagangan Perindustrian dan

Koperasi Kota Serang adalah sebagai berikut :

Tabel 1.5

Koperasi yang Mendapatkan Bantuan Pembinaan

NO NAMA KOPERASI PEMBINAAN DARI PEMKOT YA/TDK THN INTENSITAS

1 Menara Banten Ya 2014 12

2 Binawinaya Teknologi Ya 2014 1

2 KPRI SMPN I KOTA SERANG "HANDAYANI"

Ya 2014 12

3 Mandiri Sejahtera Ya 2012 1

4 TIM PENGGERAK PKK "MADANI" KOTA SERANG

Ya 2012 2

5 Melati 88 Ya 2013 1

6 KOCIPTA Ya 2014 1

(32)

UNTIRTA (KOKIPTA)

8 PRIMKOP KARTIKA SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tidak 0 0

9 PRIMKOP GAKUBA Ya 2014 1

10 KOPERASI PENDIDIKAN TIRTAYASA (KOPENTA)

Ya 2014 1

11 KOPERASI PEGAWAI PASUNDAN Ya 1 2014

12 AL-HIKMAH IAIN SMH BANTEN Ya 1 2014

13 KOCIPTA FINANCE Ya 1 2013&2014

14 Al-Islam Ya 1 2010

15 KOKESMA UNTIRTA Ya 1 2013&2014

16 CAHAYA ABADI Ya 2014 3

32 KOPEGTEL "RANGGON" DIVA Site Operation Serang dan Cilegon

Ya 2015 1

33 SEHAT SINGANDARU Ya 2012 2

(33)

38 MITRA SEJAHTERA Ya 2014 1

(Sumber: Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015)

Berdasarkan tabel 1.5 terlihat bahwa pembinaan yang dilakukan oleh Dinas

Perdagangan Perindustrian dan Koperasi tidak merata kepada seluruh koperasi di

Kota Serang selain itu juga terdapatnya beberapa koperasi yang mendapatkan

pembinaan dengan intensitas lebih dari satu kali dalam satu tahun periode

pembinaan contohnya saja koperasi menara banten yang mendapatkan pembinaan

sebanyak 12 kali dalam satu tahun yaitu tahun 2014. Berdasarkan hal tersebut

terlihat bahwa pembinaan yang dilakukan oleh Dinas terkait masih tebang pilih

antar koperasi.

Ketiga, kurangnya pemberian bantuan modal koperasi. Menurut data yang

didapatkan dari dinas terkait bahwa hanya terdapat 15 koperasi yang sudah

memperoleh bantuan modal, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.6 di bawah ini

(34)

Tabel 1.6

Koperasi yang Mendapat Bantuan Dana Pembinaan

NO NAMA KOPERASI

"HANDAYANI" AKTIF Ya 2012 Bank 205.000.000

4 Mandiri Sejahtera AKTIF Ya 2012 Pemkot

5 TIM PENGGERAK PKK "MADANI"

KOTA SERANG TDK AKTIF Ya 2010 Pemkot 50.000.000

6 CAHAYA ABADI TDK AKTIF Ya 2013 pemprov 30.000.000

7 BANGUN CARAKA ARTHA KORPRI

BANTEN AKTIF Ya 2012-2014 Korpri 300.000.000

8 KPRI Winaya Karya UPTD

Pendidikan Curug AKTIF Ya 2012 Bank 475.000.000

9 An Nur ponpes alkautsar AKTIF Ya 2012 Pusat

10 Abdi Pertiwi TDK AKTIF Ya 2012 Pusat 50.000.000

11 BINA USAHA AKTIF Ya 2013 Pusat 650.000.000

12 Primer Koperasi Kavling Brimob

"TERATAI SEMBILAN' AKTIF Ya 2010 Pusat 50.000.000

13 BMT EL-HAMID 156 TDK AKTIF Ya 2014 Pemprov 400.000.000

14 BMT MASJID AGUNG SERANG AKTIF Ya 2005 Pusat 500.000.000

15 BINA TERANG TDK JELAS Ya 2012 Pusat 20.000.000 (Sumber : Dinas Perdagangan Peridustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015)

Berdasarkan tabel 1.6 bahwa terdapat 15 koperasi yang pernah

mendapatkan bantuan dana pembinaan atau modal dan tidak menyeluruh kepada

seluruh koperasi yang ada di Kota Serang. Pihak pemerintah memang seharusnya

perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang memang sulit dalam masalah

permodalan. Dengan adanya bantuan permodalan diharapkan akan membantu

kegiatan usaha pada koperasi namun hal tersebut juga harus sejalan dengan

pengelolaan dana pembinaan yang baik, transparan, dan bertanggung jawab

(35)

dana pembinaan atau permodalan dan pemerintah yang memberikan dana tersebut

sehingga jika pengelolaan modal berjalan dengan transparan dan bertanggung

jawab kegiatan pemberian modal akan terus berjalan dan berkelanjutan untuk

koperasi-koperasi berikutnya. Dengan diberikan modal kepada koperasi yang

membutuhkan, koperasi tersebut dapat berkembang dalam melakukan usahanya.

Namun bantuan- bantuan modal yang diberikan masih bersifat sporadis belum

terstruktur dan berkelanjutan sehingga dampaknya masih belum dirasakan oleh

koperasi di Kota Serang.

Keempat, masih adanya unit koperasi yang melakukan manajemen

pengelolaan koperasi dengan cara yang sederhana. Hal tersebut sesuai dengan

hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Listyaningsih sebagai pengamat

koperasi Kota Serang (wawancara pada jumat, 19 Juni 2015 pukul 15.48 WIB di

gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untirta). Bagus tidaknya koperasi

itu terlihat dari mampunya pengurus melakukan manajemen atau pengelolaan

yang baik didalam suatu kegiatan koperasi. Tetapi keadaannya di Kota Serang

koperasinya masih melakukan pengelolaan atau manajemen koperasi yang

sederhana. Hal tersebut di karenakan oleh sumber daya manusia yang kurang

berkompeten dalam melakukan pengelolaan keuangan dan hal tersebut pasti akan

membawa dampak pada pengelolaan saldo keuangan atau sisa hasil usaha yang

berkurang atau rendah di koperasi tersebut. Selain itu pengelolaan koperasi yang

masih tradisional tersebut terlihat pada masih adanya koperasi yang jarang

melakukan RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan tidak melaporkan hasilnya kepada

(36)

Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang. Padahal hal tersebut

penting dilakukan untuk menjelaskan pengelolaan koperasi dan sisa hasil usaha

selama satu tahun periode kepada para anggota dan pengurus lainnya, selain itu

untuk membicarakan kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dan hal

tersebut juga telah tertuang pada Undang-Undang No 25 Tahun 1992.

Berdasarkan data yang di dapat dari Dinas Perdagangan Perindustrian dan

Koperasi Kota Serang, hanya sebanyak 58 koperasi aktif yang menyerahkan RAT

di tahun 2014 dan sebanyak 28 koperasi aktif di tahun 2015. Hal tersebut masih

bisa dikatakan rendah jika dilihat dari jumlah koperasi keseluruhan yang terdapat

di Kota Serang. Dari adanya kemampuan manajemen koperasi yang masih

tradisional atau sederhana dan rendah yang melakukan laporan pertanggung

jawaban mengakibatkan hal-hal seperti di atas terjadi.

Kelima, Kurangnya partisipasi masyarakat Kota Serang untuk berkoperasi.

Hal tersebut dikarenakan jumlah masyarakat Kota Serang yang menjadi anggota

koperasi itu masih kecil. Hal itu bisa dibuktikan dengan persentase hanya sebesar

2.02% masyarakat Kota Serang yang hidup berkoperasi di tahun 2014 dari jumlah

penduduk Kota Serang pada tahun 2014.

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Serang, pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Serang berjumlah 613.774 jiwa

dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata sebesar 2.301 jiwa/km2. Jumlah

tersebut mengalami peningkatan sebanyak 2.413 jiwa dari tahun 2013 yang

berjumlah 589.581 jiwa atau Laju Pertambahan Penduduk (LPP) Tahun 2014

(37)

sebanding dengan jumlah anggota koperasi di daerah tersebut. Berdasarkan hal

tersebut dapat terlihat dari data jumlah anggota koperasi Kota Serang berikut ini.

Tabel 1.7

Jumlah Anggota, Manajer, dan Karyawan Koperasi

Kota Serang Tahun 2013-2015

Kabupaten/Kota Anggota

(orang)

Manajer (orang) Karyawan

(orang)

2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015

Kota Serang 44.312 12.402 10.190 22 32 19 122 153 127

(Sumber: Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Kota Serang, 2015)

Berdasarkan tabel 1.7 terlihat bahwa setiap tahunnya masyarakat yang

menjadi anggota koperasi semakin berkurang, hal itu juga senada dengan semakin

berkurangnya jumlah koperasi aktif di Kota Serang. Cukup signifikan

berkurangnya anggota dari tahun 2013 ke 2015 dalam waktu dua tahun koperasi

di Kota Serang berkurang sebanyak 34.122 anggota.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa masih kurangnya partisipasi

masyarakat untuk berkoperasi terlihat dari rendahnya anggota koperasi di daerah

tersebut. Keadaan tersebut disebabkan karena pendapat beberapa alasan, seperti

masyarakat Kota Serang yang sudah tidak begitu percaya dengan adanya badan

usaha yang beratas namakan koperasi yang suka mengambil uang simpanan para

anggota koperasinya, hal itu dikarenakan tidak adanya keterbukaan beberapa

koperasi sehingga dalam pengelolaannya pun tidak jelas. Selain itu juga

terdapatnya koperasi yang fiktif atau palsu sehingga masyarakat yang tidak

(38)

mengatas namakan koperasi. Dengan adanya berbagai penyebab tersebut,

sesungguhnya koperasi itu adalah soko guru perekonomian dan bisa menjadi salah

satu cara untuk memberdayakan masyarakat dengan cara berpartisipasi aktif

dalam kehidupan berkoperasi dengan cara membuka usaha bersama dan lain

sebagainya. Tetapi keadaanya saat ini tidak seperti itu masyarakat masih kurang

dalam berpartisipasi untuk ikut koperasi.

Hal-hal tersebut di atas mengindikasikan bahwa masih adanya masalah

dalam pembinaan per-koperasiaan di Kota Serang. Pihak yang mempunyai tugas

dan wewenang untuk melakukan pembinaan koperasi adalah Dinas yang

menaungi masalah perkoperasiaan khususnya di Kota Serang adalah Dinas

Perdagangan Perindustrian dan Koperasi, Dinas tersebut telah melakukan berbagai

upaya untuk melakukan pembinaan koperasi, yaitu dengan melakukan strategi

pembinaan dan peningkatan terhadap penguatan kelembagaan koperasi agar

jumlah koperasi aktif tumbuh dan berkembang. Dengan adanya strategi tersebut

tujuannya adalah untuk meningkatkan koperasi yang tangguh dan mandiri serta

sasarannya adalah dengan peningkatan usaha koperasi sebagai pelaku ekonomi

yang mandiri dan terarah dengan kebijakannya yaitu mengembangkan dan

meningkatkan kapasitas, kualitas, dan produktivitas koperasi menuju iklim

kewirausahaan yang sehat. Namun sesuai dengan observasi awal yang dilakukan

oleh peneliti, strategi pembinaan koperasi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan

Perindustrian dan Koperasi masih belum optimal karena masih terdapatnya

berbagai permasalahan yang telah dijelaskan diatas. Oleh karena itu, peneliti

(39)

Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang” agar

dapat merekomendasikan strategi yang tepat untuk melakukan pembinaan

koperasi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi di

Kota Serang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berlandaskan pada latar belakang masalah tersebut di atas, dapat di

identifikasikan permasalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Masih banyaknya koperasi resmi di Kota Serang yang tidak aktif 2. Kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah kepada koperasi

di Kota Serang.

3. Kurangnya pemberian bantuan modal koperasi.

4. Masih adanya manajemen koperasi yang dikelola secara sederhana. 5. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk berkoperasi di Kota Serang.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian diperlukan untuk lebih

mempersempit masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti

memfokuskan pada Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam

(40)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas yang telah dipaparkan, maka

sebagai rumusan masalah yang akan dikaji adalah Bagaimana Strategi Dinas

Perdagangan Perindustrian dan Koperasi yang Tepat dalam Pembinaan Koperasi

di Kota Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti mempunyai tujuan untuk

mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai Strategi yang

sebaiknya dilakukan Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam

Pembinaan Koperasi di Kota Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Tercapainya tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, maka hasil

penelitian diharapkan dapat menghasilkan manfaat:

1. Teoritis

a. Penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat digunakan sebagai

bahan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang

teori-teori dan konsep-konsep yang diperoleh selama perkuliahan

dibandingkan dengan penerapannya secara nyata.

b. Memberikan pengetahuan yang lebih tentang Ilmu Administrasi

Negara khususnya yang berkaitan dengan Strategi Dinas

Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi

(41)

2. Praktis

a. Manfaat bagi penulis atau peneliti adalah menambah ilmu

pengetahuan khususnya Ilmu Administrasi Negara yang berkaitan

tentang masalah dalam Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan

Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang.

b. Manfaat yang didapat oleh pihak Pemeritah Daerah Kota Serang

adalah sebagai bahan masukan yang bergunan untuk meningkatkan

kinerja Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dan untuk

meningkatkan Strategi Dinas Perdagangan Perindustrian dan

Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang

c. Manfaat bagi masyarakat adalah membangun kesadaran masyarakat

dan paham akan berkoperasi yang baik dan benar, sehingga koperasi

di Kota Serang dalam lebih maju dan berkembang.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan

yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari ruang

lingkup yang paling umum hingga menukik kea rah yang paling

spesifik dan relevan dengan judul. Materi dari uraian ini dapat

(42)

pengamatan dan wawancara dengan pihak terkait. Latar belakang

masalah perlu diuraikan secara aktual dan logis.

1.2 Identifikasi Masalah

Menjelaskan identifikasi peneliti terhadap permasalahan yang muncul

dari uraian pada latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah

dapat diajukan dalam bentuk pernyataan.

1.3 Batasan Masalah

Menjelaskan keterbatasan kemampuan dan kemampuan berfikir

peneliti terhadap permasalahan dari uraian latar belakang dan

identifikasi masalah.

1.4 Rumusan Masalah

Dari sejumlah masalah hasil identifikasi peneliti diatas, ditetapkan

masalah yang paling penting yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Pembatasan masalah mencakup fokus dan lokus penelitian, termasuk

didalamnya membuat batasan definisi konsep dan operasional yang

digunakan dalam penelitian.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah

dirumuskan. Isi dan tujuan penelitian sejalan dengan isi dari tujuan

(43)

1.6 Manfaat Penelitian

Menjelaskan manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat teoritis dan

praktis temuan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara

singkat dan jelas.

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Landasan teori berupa mengkaji teori dan konsep yang relevan dengan

permasalahan dan variable peelitian, kemudian menyusunnya secara

teratur dan rapi sehingga akan memperoleh konsep penelitian yang

jelas.

2.2 Penelitian Terdahulu

Menjelaskan kajian penelitian yang perah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah atau

penelitian sebelumnya.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari

perbincangan kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca mengenai hipotesisnya dan penjelasan tersebut dilegkapi

(44)

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar menjelaskan tentang perkiraan awal peneliti terhadap

suatu masalah atau kajian yang diteliti. Biasanya untuk memperjelas

maksud peneliti, dan peneliti menggunakan presentase dalam asumsi

dasar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Bagian ini menguraikan tentang tipe/pendekatan penelitian atau

metode dari suatu penelitian.

3.2 Ruang Lingkup / Fokus Penelitian

Membatasi dan menjelaskan subtansi materi kajian penelitian yang

akan dilakukan.

3.3 Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.

3.4 Variabel Penelitian

a. Variabel Konsep

memberikan penjelasan tentang konsep dari variable yang akan diteliti

menurut pendapat peneliti.

b. Variabel Operasional

merupakan penjabaran konsep atau variable penelitian dalam rician

(45)

3.5 Instrumen Penelitian

Menjelaskan tentang instrument penelitian yang digunakan oleh

peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian kualitatif

instrument penelitian yang digunakan adalah peneliti itu sendiri.

3.6 Informan Penelitian

Menjelaskan informan penelitian yang mana yang memberikan

berbagai macam informasi yang dibutuhkan sesuai dengan penelitian.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya yang sesuai

dengan sifat data yang diteliti.

3.8 Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang waktu penelitian secara rinci dari awal sampai

akhir penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi dari populasi/ sampel (dalam penelitian

ini menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain

yang berhubungungan dengan obyek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah

(46)

4.3 Temuan Lapangan

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah

dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif.

4.4 Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut dari lebih rinci terhadap hasil

penelitian.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat

dan juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan

permasalahan serta asumsi dasar penelitian.

5.2 Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan laporan

penelitian skripsi.

LAMPIRAN

(47)

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Menurut Sugiyono (2012:43) teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan

generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan

perilaku dalam berbagai organisasi baik organisasi formal maupun organisasi

informal. Berbagai definisi tentang teori dapat dikemukakan ada empat kegunaan

teori di dalam penelitian yaitu:

1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi, dan generalisasi yang logis. 2. Teori berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan, dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan.

3. Teori sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.

4. Teori sebagai pisau bedah untuk suatu penelitian.

Maka dari itu pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang

berkaitan dengan masalah penelitian mengenai Strategi Dinas Perdagangan

Perindustrian dan Koperasi dalam Pembinaan Koperasi di Kota Serang, yang akan

dikaji dengan beberapa teori dalam ruang lingkup Administrasi Negara untuk

mendukung penelitian ini, diantaranya adalah teori Strategi, Analisis SWOT,

Koperasi dan tidak lupa peneliti melampirkan penelitian terdahulu sebagai bahan

(48)

2.1.1 Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategia (stratos :

militer, dan ag: pemimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi

seorang jendral, dimana jendral tersebut dibutuhkan untuk memimpin

suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi

merupakan cara terbaik yang dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu.

Selain itu pula bahwa strategi adalah suatu cara atau langkah yang harus

ditempuh oleh organisasi dalam mencapai tujuannya dalam menentukan

persaingan dengan para kompetitornya.

Strategi secara umum adalah proses penentuan rencana para

pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,

disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut

dapat dicapai. Sedangkan secara khusus strategi merupakan tindakan yang

bersifat senantiasa meningkat dan terus menerus.

Strategi menurut Thompson dalam Olivier (2007:2)

mendefinisikan strategi adalah:

“Sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir, hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Strategi merupakan cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dipergunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungan yang pasti dihadapi”.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan

manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai suatu

(49)

menunjukkan arah saja tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik

operasionalnya.

Strategi menurut David (2010:18-19) mendefinisikan strategi

adalah sebagai berikut:

“Sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan biasanya lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan atau organisasi”.

Dengan demikian strategi merupakan pola umum yang terdiri dari

tahapan untuk mencapai tujuan yang dimulai dari cara pelaksanaan dan

langkah sebagai pedoman untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi dalam

segala hal digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan

tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala

tindakan untuk pembuatan tujuan tidak terlepas dari strategi. Agar semua

perencanaan dari suatu kegiatan tercapai dengan baik, tentunya harus

sesuai dengan strategi yang telah tersusun dengan baik. Oleh karena itu,

perlu ditetapkan kriteria strategi dalam mencapai suatu tujuan yaitu:

a. Strategi pemberdayaan masyarakat

b. Strategi peningkatan kapasitas sumber daya

c. Strategi perlindungan sosial

(50)

Strategi itu tidak saja dilakukan oleh organisasi yang berorientasi

pada keuntungan saja atau private, namun juga dibutuhkan dan dilakukan

oleh organisasi yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan.

Sedangkan menurut Dirgantoro (2005:5) dalam bukunya

“Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus, dan Implementasi” mengatakan

bahwa strategi adalah:

“Hal menetapkan arah kepada “manajemen” dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan didalam pasar.

Selain itu Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner dalam Rangkuti

(1998:4) strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif

terhadap peluang dan acaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan

internal yang dapat mempengaruhi organisasi.

Selain definisi-definisi yang sifatnya umum ada juga yang lebih

khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahald dalam

Husein (2008:31), strategi didefinisikan bahwa strategi itu merupakan :

“Tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi”.

Menurut Umar (2008:31) strategi itu berasal dari bahasa Yunani

kuno yang berarti “Seni Berperang”. Suatu strategi mempunyai

dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasar-dasarnya

(51)

Menurut Jauch dan Glueck, dalam bukunya Manajemen Strategis

dan Kebijakan Perusahaan (1988:12). Strategi adalah:

“Rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Strategi adalah sarana yag digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi, strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi ialah rencana yang disatukan: strategi mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu. Strategi itu menyeluruh: strategi meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian”.

Berdasarkan definisi-definisi strategi yang disampaikan oleh para

ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara yang

digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi juga dapat

digambarkan secara umum yaitu suatu pola rencana yang merupakan

respon terhadap peluang dan ancaman yang berasal dari luar organisasi

serta kekuatan dan kelemahan dari organisasi itu sendiri yang sangat

berpengaruh terhadap keberlangsungan organisasi dalam mencapai tujuan

organisasi yang dilakukan dengan cara membentuk sebuah

kebijakan/keputusan, program tindakan yang berkaitan dengan sumber

daya.

2.1.2 Metode Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi yang terpenting adalah bagaimana

pemilikan suatu strategi dilakukan menurut William R. King proses

(52)

a. Pengembangan strategi (strategic development)

b. Penyempurnaan (refinement)

c. Evaluasi

Pengembangan strategi meliputi pencairan strategi dalam rangka

pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Penyempurnaan strategi merupakan

elaborasi strategi-strategi yang ditentukan apakah dapat dianggap

memungkinkan untuk mewujudkan tujuan yang memiliki aspek-aspek

tertentu. Evaluasi strategi dimaksudkan suatu pertimbangan terhadap

berbagai strategi yang telah dipilih, dikembangkan dan disempurnakan

untuk memastikan alternatif mana yang paling sesuai untuk dapat

digunakan sebagai upaya dalam mencapai tujuan yang ditentukan.

Perumusan strategi antara lain dapat didasarkan atas hasil analisis

SWOT (strengths, weakness, opportunities, dan threats analysis)

sebagaimana dilakukan pada waktu mengadakan premises perencanaan

yang lazimnya juga disebut situation audit dengan memanfaatkan

kekuatan dan kesempatan tertungkap.

Dalam pengadaan premises melalui analisis SWOT dapat

terungkap data strategis yang terdiri atas kekuatan, kelemahan,

kesempatan, dan tantangan. Faktor-faktor tersebut berasal dari keadaan

ekstern, dan prakiraan keadaan (ekstern dan intern) serta disebut sebagai

profil keuntungan strategis (kekuatan dan kelemahan) serta profil

(53)

2.1.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT menurut David (2010:327) adalah :

“Sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi yaitu Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada satu pun paduan yang paling benar. Bahwa strategi pertama adalah strategi SO, strategi kedua adalah strategi WO, strategi ketiga adalah strategi ST, dan strategi keempat adalah strategi WT”.

Analisis SWOT menurut Pearce and Robinson dalam Christine

(2011:200) adalah :

“Teknik historis yang terkenal dimana para pemimpin menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis organisasi. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari “kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternalnya (peluang dan ancaman). Kesesuaian yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang organisasi serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini memiliki impilkasi yang bagus dan mendalam bagi desain dari strategi yang berhasil”.

Analisis SWOT merupakan bagian dari manajemen strategi,

dengan cara manganalisis faktor eksternal maupun internalnya. Analisis

SWOT merupakan salah satu instrument analisis yang ampuh apabila

digunakan dengan tepat menurut Siagian (2007:172). SWOT merupakan

akronim untuk kata-kata Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan),

Opportunities (Peluang), Threats (Ancaman). Faktor kekuatan dan

kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi termasuk satuan bisnis

(54)

lingkungan yang dihadapi oleh organsiasi atau perusahaan atau satuan

bisnis yang bersangkutan.

Jika analisis SWOT dapat merupakan instrument yang ampuh

dalam melakukan analisis stratejik, kemapuhan tersebut terletak pada

kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan

peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang, sehingga dapat

sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang

terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang

timbul dan harus dihadapi. Jika para penentu strategi perusahaan mampu

melakukan kedua hal tersebut dengan tepat, biasanya upaya untuk memilih

dan menentukan strategi yang efektif membuahkan hasil yang diharapkan.

Dan berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya

adalah:

1. Kekuatan (Strengths)

Faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan

termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetensi

khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilihan

keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran. Dikatakan demikian

karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan

sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam

merumuskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani

oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh bidang-bidang

(55)

positif, keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok,

loyalitas pengguna produk dan kepercayaan para berbagai pihak yang

berkepentingan.

2. Kelemahan (Weakness)

Faktor-faktor kelemahan di dalam suatu organisasi atau suatu

perusahaan biasanya adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal

sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius

bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam prakteknya

berbagai keterbatasan dan kemampuan tersebut biasanya terdapat pada

sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan

manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan

tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati oleh para pengguna

atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang

memadai.

3. Peluang (Opportunities)

Faktor-faktor peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang

menguntungkan bagi suatau satuan bisnis atau organisasi. dan berikut ini

adalah berbagai situasi yang dimaksud antara lain:

1. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan penggunaan produk.

2. Identifikasi suatu segmem pasar yang belum mendapat perhatian. 3. Perubahan dalam bentuk persaingan.

4. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.

(56)

4. Ancaman (Threats)

Faktor ancaman ini merupakan faktor yang berbanding terbalik

dengan faktor peluang. Maksudnya faktor ancaman ini adalah faktor-faktor

lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak

diatasi faktor ancama ini akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang

bersangkutan baik utuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Berikut ini adalah contoh-contoh faktor ancaman yang terjadi adalah

sebagai berikut:

1. Masuknya pesaing baru di apsar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis.

2. Pertumbuhan pasar yang lamban.

3. Meningkatkan posisi tawar pembeli produk yang dihasilkan.

4. Menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu.

5. Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai. 6. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang sifatnya

restrifik.

Setelah dilakukan analisis SWOT yang memetakan analisis

lingkungan eksternal dan internal organisasi, maka perusahaan tentunya

memikirkan bagaimana organisasi menggunakan analisis SWOT dalam

menuangkan strategi yang akan dilakukan. Menurut Hunger dan Wheelen

dalam Agung (2003:230) dalam penyusunan strategi, organisasi tidak

selalu harus mengejar semua peluang yang ada. Tetapi perusahaan dapat

membangun suatu keuntungan kompetitif dengan mencocokkan

kekuatannya dengan peluang masa depan yang akan dikejar. Untuk dapat

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Pemberdayaan dalam Penataan Pedagang Pasar Wisata Tawangmangu oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar, Skripsi, Jurusan

Hal ini dapat dilihat masih banyak industri yang belum menerapkan hasil dari pembinaan yang di berikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana contohnya

Hasil dari strategi pengembangan industri pengolahan apel berbasis ekonomi lokal yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu antara

1) Pembinaan. KASIE Binwasdal Bidang Koperasi Kabupaten Semarang menjelaskanbahwa sejak awal Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan

Hasil dari strategi pengembangan industri pengolahan apel berbasis ekonomi lokal yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu antara

Mengetahui bagaimana strategi Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi dalam Penataan Pedagang Kaki Lima, khususnya Penataan PKL yang berada di Jalan

KETIGA : Indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Penelitian ini dengan permasalahan pembinaan UMKM oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah merupakan kajian yang akan dilakukan dengan memilah kualitas