• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI BAGI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KOTA TANGERANG MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI BAGI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KOTA TANGERANG MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL - FISIP Untirta Repository"

Copied!
219
0
0

Teks penuh

(1)

PERDAGANGAN DAN KOPERASI BAGI USAHA

MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

KOTA TANGERANG MENGHADAPI

PERSAINGAN GLOBAL

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh Diana Pusvita NIM 6661110605

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

Kota Tangerang Menghadapi Persaingan Global. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Drs. Oman Supriyadi, M.Si. Pembimbing II Maulana Yusuf, M.Si.

Fokus penelitian ini adalah Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi Persaingan Global. Masalah yang diidentifikasi oleh peneliti dalam penelitian ini diantaranya adalah modal usaha pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang masih rendah, kurangnya promosi produk-produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang, pemberdayaan yang dilakukan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum optimal. Penelitian ini menggunakan teori J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen dalam manajemen strategis 2003: Pengamatan Lingkungan, Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, dan Evaluasi dan Pengendalian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi Persaingan Global sudah baik, namun masih perlu pembenahan dalam berbagai aspek. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: tidak adanya pusat oleh-oleh Kota Tangerang produksi UMKM sebagai wadah promosi dan publikasi kepada masyarakat dan pendatang baik nasional maupun mancanegara, kurangnya sumber daya manusia yang ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

Kata Kunci: Strategi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(3)

Enterprises (UMKM) Tangerang City facing the Global competition. Public Administration Department, Social and Politic Faculty, Sultan Ageng Tirtayasa University. First Advisor Drs. Oman Supriyadi, M.Si. Second Advisor Maulana Yusuf, M.Si.

The research focus is Strategy of the Department of Industry, Trade and Cooperatives for micro businesses small and medium enterprises (UMKM) Tangerang City facing the global competition. The problems identified by the reseachers in this research are venture capital principals micro, small and medium enterprises (UMKM) Tangerang City still low, the lack of promotion of the products of micro, small and medium enterprises (UMKM) Tangerang City, empowerment conducted Department of Industry, Trade and Cooperatives Tangerang City hasn’t been optimal. This research uses theories of J. David Hunger and Thomas I. Wheelen in Manajemen Strategis 2003: Environmental Observation, the Formulation of Strategy, Implementation of the Strategy, and Evaluation and Control. This research uses qualitative method. The result showed that the strategy of the Department of Industry, Trade and Cooperatives for Micro Small and Medium Enterprises (UMKM) Tangerang City Facing the Global Competition is already good, but it still needs improvements in various aspects. This is due to several factors, such as: the absence of a gift center in Tangerang City by the production of UMKM as promotions and publication to the expat community and both national and international tourists, the lack of human resources existing in the Department of Industry, Trade and Cooperatives.

Keywords: Strategy, Micro Businesses Small and Medium Enterprises

(4)
(5)
(6)
(7)

Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha

berusaha semaksimal mungkin

lampaui apa yang orang lain kira tidak mungkin dilakukan

Buat tujuan, mimpi, harapan, setinggi mungkin dan jangan

pernah berhenti hingga mendapatkannya

Skripsi ini aku persembahkan untuk

Bapak, Mama, Kakak, Adik dan seluruh keluarga tercinta

(8)

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini merupakan salah satu syarat skripsi untuk memperoleh gelar sarjana Strata I (satu) pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Adapun isi dari penelitian ini akan membahas mengenai “Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi Persaingan Global.”

Diharapkan dapat memberikan sedikit pengetahuan bagi pembaca mengenai Bagaimana Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi Persaingan Global.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan penelitian skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai perbaikan dan untuk menambah wawasan dimasa datang.

(9)

upaya menyelesaikan penelitian skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada:

1. Yth. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Yth. DR. Agus Sjafari, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Yth. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si. sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan juga selaku pembimbing akademik yang selalu senantiasa memberikan arahan, bimbingan serta dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Yth. Mia Dwiana, M.Si. sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Yth. Ismanto, S.Sos, M.Si. sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Yth. Rahmawati, S.Sos, M.Si. sebagai Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Yth. Ipah Ema Jumiati, S.Sos, M.Si. sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(10)

9. Yth. Maulana Yusuf, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi. 10. Seluruh dosen dan staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan menjadi fasilitator selama perkuliahan.

11. Kedua orangtuaku tercinta Bapak Taslim Duli dan Ibu Maruyah, yang telah menjadi motivator terbesar selama perjalanan hidupku. Dan juga kakakku Chandra Utama dan adikku Muhamad Arnaldo. Terimakasih atas segala bimbingan, kasih sayang, doa serta motivasi, yang tak henti-hentinya selalu diberikan untukku.

12. Untuk pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang yang telah menjadi informan dan memberikan banyak informasi dan data yang saya butuhkan selama penyusunan skripsi.

13. Untuk pelaku UMKM dan masyarakat Kota Tangerang terimakasih telah menjadi informan dan memberikan data dan informasi yang saya butuhkan selama penyusunan skripsi.

14. Terimakasih untuk dukungan dan motivasinya, sepupu-sepupuku Alzero Faqih Anugrah, Nandhersyah Syahputra, Syella Clarah dan Vera Oktarina. 15. Sahabat-sahabat terbaikku, Dwi Anggara, Amalia Kusumadiani, Aletta

(11)

16. Untuk senior-senior Ilmu Administrasi Negara. Terimakasih atas setiap bantuan, saran, kritik dan dukungan selama penyusunan skripsi.

17. Teman-teman tersayang, Yunita, Lilla Mujiani, Meliyana Agustina, Firstyana Gusti Ayu, Indri Selianawati, Desy Hartining, Dhani Chairani, Nita Retnasari, Naomi Laura Sinurat, Risdayanti Sinaga, Deddy Rusady, Muhammad Rohyadi, Gema Nugraha, Ariawan Lesmana, Inge Yulistya Dewi, Rexy Fajrin Ismail, Antoni Budi Mulya, Beny Fajar Ramadhan, Budi Sumitra, Yudha Wiranata. Terimakasih atas semangat dan motivasinya.

18. Teman-teman seperjuangan Ilmu Administrasi Negara angkatan 2011 selama menuntut ilmu. Terimakasih atas semua kenangan dan pembelajaran selama empat tahun perkuliahan.

19. Seluruh pengurus dan anggota BEM FISIP Tahun 2012-2014 dan UKM JURNALISTIK Untirta yang telah menjadi kawan dalam pembelajaran berorganisasi selama di Untirta.

Dengan ini penelitian skripsi telah selesai disusun. Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam pembuatan skripsi ini. Maka dari itu kritik dan saran saya harapkan guna memperbaiki dan menyempurnakan skripsi berikut. Penulis pun berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, mahasiswa dan peneliti sendiri.

Serang, Agustus 2015

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN ... LEMBAR ORISINALITAS ... LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

BAB I PENDHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 12

1.3 Batasan Masalah ... 13

1.4 Rumusan Masalah ... 13

(13)

1.5.1 Tujuan Operasional ... 13

1.5.2 Tujuan Fungsional ... 14

1.5.3 Tujuan Individual ... 14

1.6 Manfaat Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 16

2.1.1 Konsep Strategi ... 16

2.1.2 Manajemen Strategi ... 19

2.1.2.1 Proses Manajemen Strategi ... 23

2.1.3 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 33

2.1.3.1 Konsep dan Definisi UMKM ... 33

2.1.3.2 Kriteria UMKM ... 34

2.1.3.3 Daya Saing UMKM... 35

2.1.3.4 Kriteria Produk Unggulan ... 36

2.1.4 Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang Tahun 2014 – 2018... 36

2.1.4.1 Tujuan dan Sasaran ... 36

2.1.4.2 Strategi dan Kebijakan ... 38

2.1.4.3 Program dan Kegiatan... 44

2.2 Penelitian Terdahulu ... 47

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian... 48

(14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 52

3.2 Fokus Penelitian ... 54

3.3 Lokasi Penelitian... 55

3.4 Instrumen Penelitian ... 55

3.5 Informan Penelitian... 59

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 60

3.6.1 Sumber Pengolahan Data ... 60

3.6.1.1 Sumber Data Primer ... 61

3.6.1.2 Sumber Data Sekunder ... 63

3.6.2 Teknik Analisis Data ... 64

3.7 Uji Keabsahan Data ... 67

3.7.1 Triangulasi ... 68

3.7.2 Member Check ... 70

3.8 Jadual Penelitian ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 72

(15)

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

Kota Tangerang ... 76

4.1.2.1 Visi dan Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang ... 77

4.1.2.2 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang ... 78

4.2 Deskripsi Data... 85

4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian ... 85

4.2.2 Data Informan Penelitian... 88

4.3 Deskripsi dan Data Temu Lapangan ... 90

4.3.1 Pengamatan Lingkungan... 91

4.3.1.1 Analisis Eksternal ... 91

4.3.1.1 Analisis Internal ... 104

4.3.2 Perumusan Strategi ... 119

4.3.2.1 Misi ... 119

4.3.2.2 Tujuan ... 122

4.3.2.3 Strategi ... 126

(16)

4.3.3 Implementasi Strategi ... 131

4.3.3.1 Program ... 131

4.3.3.2 Anggaran ... 140

4.3.3.3 Prosedur ... 142

4.3.4 Evaluasi dan Pengendalian... 144

4.4 Pembahasan... 147

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 157

5.2 Saran ... 158

DAFTAR PUSTAKA ...

(17)

DAFTAR TABEL

1.1 Human Development Index (HDI) 2012 ... 2

1.2 Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2008 ... 4

1.3 Data Jumlah Usaha Kecil Menengah Menurut UMKM Berdasarkan Kriteria Usaha Perkecamatan di Kota Tangerang Tahun 2014 ... 8

1.4 Program Kegiatan dan Indikasi Pendanaan ... 9

2.1 Matrik SWOT ... 31

2.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Mengah... 34

2.3 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Renstra Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang Tahun 2014 -2018 ... 42

2.4 Indikator Sasaran dan Indikator Program Pembangunan Daerah Kota Tangerang di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Koperasi Tahun 2014 – 2018 ... 46

3.1 Informan Penelitian... 59

3.2 Jadual Penelitian ... 71

4.1 Daftar Informan ... 89

(18)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Proses Manajemen Strategis ... 24

2.2 Model Manajemen Strategis ... 27

3.1 Proses Analisis Data ... 65

4.1 Peta Kota Tangerang ... 74

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi terus berlangsung dengan laju yang semakin cepat didorong oleh kemajuan teknologi khususnya dibidang transportasi dan komunikasi, serta perubahan pola kebutuhan masyarakat dunia yang semakin banyak dan berkembang. Implementasinya terjadi dibidang ekonomi, diawali oleh perdagangan barang, jasa dan faktor produksi dan kemudian diikuti oleh integrasi ekonomi antar Negara. Berbicara persaingan global tidak terlepas dari kesepakatan perdagangan bebas ASEAN atau ASEAN Free Trade Area (AFTA), China ASEAN Free Trade Area (CAFTA) dan juga Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC).

(20)

tumbuhkembang bila tidak diiringi dengan sumber daya manusia berkualitas yang dapat menciptakan produk-produk siap pakai dalam negeri yang memiliki nilai jual lebih tinggi jika dibandingkan dengan menjual barang mentah.

Tabel 1.1

Human Development Index (HDI) 2012

No

1 18 Singapore 0,895 81,2 10,1 14,4 52.613

2

30 Brunei

Darussalam 0,855 78,1 8,6 15,0 45.69

high human development

3 64 Malaysia 0,769 74,5 9,5 12,6 13.676

medium human development

4 103 Thailand 0,690 74,3 6,6 12,3 7.722

5 114 Philippines 0,654 69,0 8,9 11,7 3.752

6 121 Indonesia 0,629 69,8 5,8 12,9 4.154

7 127 Vietnam 0,617 75,4 5,5 11,9 2.97

8 134 Timor-Leste 0,576 62,9 4,4 11,7 5.446

9 138 Cambodia 0,543 63,6 5,8 10,5 2.095

low human development

10 149 Myanmar 0,498 65,7 3,9 9,4 1.817

(Sumber: Human Development Report 2013 UNDP/ diolah Sutrisno Budiharto)

(21)

lebih luas dibanding ke-9 negara ASEAN lainnya. Luas wilayah berbanding lurus dengan sumber daya alam yang dimiliki, Indonesia kaya akan bahan tambang, dan hasil laut sudah seharusnya dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Selain itu letak geografis Indonesia yaitu dilewati garis khatulistiwa yang menjadikan Indonesia memiliki tanah yang subur dan iklim yang hanya terdapat 2 musim.

Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Tangerang. Kota Tangerang memiliki letak strategis yaitu sebelah barat berbatasan langsung dengan Ibu Kota DKI Jakarta memiliki peran aktif untuk menopang kemajuan Negara. Bandara Internasional Soekarno Hatta yang terletak di wilayah Kota Tangerang dengan berakses ke ruas jalan tol Jakarta-Merak dan tol Serpong-dalam Kota DKI Jakarta yang memberi akses kemudahan arus lalulintas manusia dan barang, Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) RI No. 13 Tahun 1976 Kota Tangerang ditetapkan menjadi daerah penyanggah DKI Jakarta, sejak saat itu Kota Tangerang tumbuh-kembang secara pesat dengan mengunggulkan perekonomian yang bertulang punggung perindustrian, perdagangan dan koperasi. Sebagai daerah penyanggah Ibu Kota Negara DKI Jakarta gerak maju perekonomian Kota Tangerang sangat berkolerasi dengan gerak maju perekonomian nasional.

(22)

industri tetapi juga menjadi kota bisnis, perdagangan dan jasa. Hal ini memperlihatkan kesiapan pemerintah Kota Tangerang untuk menghadapi arus globalisasi khususnya peningkatan dibidang perekonomian dalam menghadapi persaingan global diantaranya perdagangan bebas ASEAN atau ASEAN Free Trade Area (AFTA), China ASEAN Free Trade Area (CAFTA) dan juga Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC). Seiring dengan tumbuh kembangnya Kota Tangerang mendapatkan julukan garda terdepan perekonomian Provinsi Banten. Julukan ini berdasarkan hasil pendataan Pemerintah Kota Tangerang pada oktober 2008 sebagai berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2008 No. Tingkatan Usaha Jenis Usaha Jumlah

1. Usaha Mikro Industri 2.005

2. Perdagangan 43.376

3. Jasa 56.755

4. Usaha Kecil Industri 1.581

5. Perdagangan 9.777

6. Jasa 14.030

7. Usaha Menengah Industri 78

8. Perdagangan 130

9. Jasa 11

(Sumber: Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang 2009

(23)

Melihat banyaknya usaha yang ada di Kota Tangerang, diantaranya pada sektor jasa, perdagangan dan juga industri, maka sangat sesuai bila Kota Tangerang mendapatkan julukan garda perekonomian Provinsi Banten. Apabila potensi unggulan dari usaha-usaha diatas dikembangkan dan dikelola dengan komitmen yang kuat oleh Pemerintah Kota Tangerang khususnya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang maka akan memberikan manfaat yang besar bagi Pemerintah Kota Tangerang dan masyarakat Kota Tangerang dalam memajukan pendapatan dan taraf perekonomian.

Salah satu potensi unggulan UMKM yang ada di Kota Tangerang adalah usaha kerajinan kulit hewan dan usaha kerajinan sandal. Kerajinan kulit hewan yang dibuat oleh Bapak H. Ramli Muhasim, pengrajin kulit hewan asal Kecamatan Pinang yang telah terkenal produksinya menjadi langganan ekspor warga Perancis, Italy, Amerika dan Arab Saudi. Kerajinan berupa tas, sepatu, ikat pinggang dan kantung HP terbuat dari kulit buaya, ular, biawak, sapid dan ikan pari yang didapatkan dari Kalimantan. Usaha kerajinan sandal oleh keluarga Ny. Tio Wan Nio, keluarga keturunan Cina yang bertempat tinggal di Neglasari setelah dilatih dan dibina Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi mendapatkan kepercayaan mengerjakan pembuatan sandal kamar untuk konsumsi tamu-tamu hotel berbintang di Jakarta, Bali, Surabaya dan Lampung.

(24)

dalam negeri dan kesiapan menghadapi persaingan global khususnya kesiapan produk yang dihasilkan dan kesiapan masyarakat Kota Tangerang, sehingga sangat diharapkan oleh masyarakat untuk bisa melalukan pendataan, memberikan penjelasan, pelatihan, pemberdayaan, promosi, pelayanan, dan pengawasan yang sesuai agar masyarakat Kota Tangerang mampu menghadapi dan bersaing nantinya, dan juga Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang melakukan pengembangan-pengembangan dan senantiasa memenuhi kebutuhan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

Rumusan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang sama sebangun dengan rumusan sektor industri, perdagangan dan koperasi skala nasional. Rumusan RPJPD Kota Tangerang 2010- 2025 bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, adalah (1) Memperkuat basis industri manufaktur sehingga menjadi world class industry. (2) Memperkuat industri penggerak pertumbuhan ekonomi. (3) Meningkatkan sumbangan Industri Kecil Menengah (IKM) terhadap PDB dibandingkan dengan sumbangan industri besar. (4) Menguatkan jaringan kerjasama (networking) antara IKM dan industri besar.

Peneliti memfokuskan penelitian ini pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena ketika persaingan global mulai terbuka dengan adanya perdagangan bebas ASEAN atau ASEAN Free Trade Area (AFTA), China ASEAN

(25)

Economic Community (AEC), masyarakat atau usaha pertama yang akan mengalami dampak langsung adalah pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jumlah perusahaan sangat banyak jauh melebihi jumlah usaha besar, terutama dari kategori usaha mikro (UMI) dan usaha kecil (UK). Dengan menggunakan modal sedikit dan sumber daya manusia minim pengetahuan akan mudah dikalahkan oleh pesaing se-ASEAN bahkan dunia.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 2 yaitu: (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menyelenggarakan pemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah. (2) Pemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan: a. pengembangan usaha; b. Kemitraan; c. perizinan; dan d. koordinasi dan pengendalian. Sudah menjadi kewajiban bagi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk keberlangsungan pelaku UMKM menjalankan usahanya.

Dan diperkuat dengan adanya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Peningkatan Daya Saing Nasional Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi Association of Southeast Asian Nations

(26)

pembiayaan; b. pengembangan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam rangka peningkatan eligibilitas dan kapabilitas daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; c. mendorong pemberdayaan sektor riil dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Tabel 1.3

Data Jumlah UMKM Berdasarkan Kriteria Usaha Perkecamatan Di Kota Tangerang Tahun 2014

No Kecamatan UKM Jumlah

Mikro Kecil Menengah

1 Batu Ceper 442 56 4 502

2 Benda 201 25 5 231

3 Cibodas 3.617 214 8 3.839

4 Ciledug 231 53 25 309

5 Cipondoh 175 221 32 428

6 Jatiuwung 876 257 38 1.171

7 Karang Tengah 243 73 7 323

8 Karawaci 516 30 7 553

9 Larangan 190 318 218 726

10 Neglasari 122 25 2 149

11 Periuk 452 50 45 547

12 Pinang 683 78 10 771

13 Tangerang 289 77 27 393

Total 8.037 1.477 428 9.942

(Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang)

(27)

daripada skala menengah. UMKM terbanyak ada pada kecamatan Cibodas sebanyak 3.839 UMKM dan terendah pada kecamatan Benda sebanyak 231 UMKM.

Tabel 1.4

Program Kegiatan dan Indikasi Pendanaan

Program Kegiatan Tahun 2014 Tahun 2015

Angg. (Rp) Angg. (Rp)

Rp. 350.000.000 Rp. 358.000.00

(28)

Iklim Usaha yang Kondusif

Perencanaan Koordinasi dari Penembangan UMKM

Rp. - Rp.200.000.000

Fasilitasi Pengembangan UMKM Rp. - Rp.200.000.000 Pendataan UMKM di Kota Tangerang Rp. - Rp. -

(Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang)

Table di atas merupakan indikasi pendanaan untuk kegiatan di UMKM pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Jumlah dana yang dikeluarkan cukup banyak sehingga sudah sepatutnya mengalami peningkatan dan perkembangan daya saing Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang signifikan. Sesuai dengan kenaikan pendanaan dari tahun ke tahun, berarti kenaikan juga pada hasil yang akan didapatkan.

Berdasarkan observasi awal di lapangan dengan melakukan wawancara, dan mencari tau rencana strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang, penulis menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam menanyakan hal terkait strategi Usaha Makro Kecil dan Menengah (UMKM). Dan peneliti juga telah melakukan observasi awal ke lapangan untuk melihat secara jelas dengan membandingkan apa yang telah dikatakan pihak dinas. Terlihat kurang adanya kesiapan pemerintah menghadapi persaingan global ini.

(29)

Pelaku UMKM masih menggunakan modal sendiri dan sulit mendapatkan modal dari lembaga-lembaga permodalan lain karena pelaku UMKM belum dapat melakukan managemen pembukuan dan managemen keuangan secara baik. Pelaku UMKM Kota Tangerang masih menggunakan sistem manual dan belum rapih dalam membuat laporan keuangan seperti pengeluaran dan pemasukkan selama menjalankan usaha.

Kedua, kurangnya promosi produk produk Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM). Promosi merupakan salah satu cara untuk mempercepat penjualan produk, bila tidak melakukan promosi darimana masyarakat bisa tau produk apa saja yang dihasilkan oleh UMKM Kota Tangerang. Namun, sarana promosi tidak disediakan oleh pihak pemerintah, seperti sentra oleh-oleh dan kerajinan Kota Tangerang untuk menarik minta pembeli baik lokal maupun pendatang. Padahal gagasan untuk membuat gedung promosi produk unggulan sudah dicanangkan sejak tahun 2009 namun hingga sekarang belum terealisasikan. Promosi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang hanya ada pada event tahunan seperti Tangerang Expo dan ulangtahun Kota Tangerang. Website Kota Tangerang pun tidak dimanfaatkan sebagai sarana promosi, padahal bila dimanfaatkan dengan baik akan memberikan hasil optimal pada tahap promosi yang akan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM.

(30)

disperindagkop hanya sebatas seminar dan pelatihan yang sifatnya sementara. Seminar dan pelatihan diberikan 2-3 hari disebuah tempat yang telah ditentukan, sehingga tidak begitu efektif. Sebuah pelatihan yang hanya 2-3 hari tanpa adanya praktik lapangan tidak akan membuat pelaku UMKM menjadi kreatif, inovatif dan memahami cara-cara untuk berkembang. Dana yang dianggarkan untuk pemberdayaan UMKM cukup besar sudah seharusnya bisa membuat UMKM tumbuh dan berkembang. Padahal bila disperindagkop membuat sebuah pelatihan berkala akan mendapatkan hasil yang beberapa kali lebih baik dibanding hanya pelatihan seperti itu.

Berdasarkan penjelasan dan masalah-masalah yang sudah dipaparkan di atas maka penulis ingin mengetahui Bagaimana Strategi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi Persaingan Global.

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah melakukan penelitian langsung ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Kota Tangerang ditemukan masalah-masalah. Adapun yang menjadi identifikasi masalah yaitu:

1. Modal usaha pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang masih rendah.

(31)

3. Pemberdayaan yang dilakukan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum optimal.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan. Hal ini dikarenakan adanya fokus penelitian, maka akan memberikan batasan studi yang akan dilakukan, agar tidak terjebak dengan banyaknya data yang terdapat dilapangan. Maka fokus penelitian adalah Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi Persaingan Global.

1.4 Rumuasan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi Persaingan Global?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Operasional

(32)

1.5.2 Tujuan Fungsional

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, yaitu Pemerintah Kota Tangerang, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di wilayah Kota Tangerang dan masyarakat Kota Tangerang.

1.5.3 Tujuan Individual

Untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

1.6 Manfaat Penelitian

Tercapainya tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat bagi:

1. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang

(33)

2. Peneliti

Penelitian ini bermanfaat karena dapat digunakan sebagai bahan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang teori dan konsep yang diperoleh selama mengikuti program perkuliahan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terutama yang berkaitan dengan matakuliah Manajemen Strategi, Analisis Kebijakan Publik, Formulasi Kebijakan Publik, Implementasi Kebijakan Publik, Evaluasi Kebijakan, Komunikasi Administrasi, Perencanaan Pembangunan Daerah, Otonomi Daerah dan lain sebagainya.

3. Pelaku UMKM dan Masyarakat Kota Tangerang

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Strategi

Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, dalam bukunya Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan (1988:12). Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi, strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi ialah rencana yang disatukan: strategi mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu. Strategi itu mnyeluruh: strategi meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian.

(35)

pasukan dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Husein Umar (2002:7) strategi adalah hal menetapkan arah kepada “ manajemen ” dalam arti orang tentang sumberdaya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan didalam pasar. Dengan kata lain, definisi strategi mengandung dua komponen yaitu: Future Intention dan

competitive advantage atau keunggulan bersaing.

Strategi merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan. Strategi terdiri atas aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan (George Stainer, Strategic Planning, 1979, Free Press).

Henry Mintzberg dalam bukunya The Rise and Fall of Strategic Planning

(1994) mengatakan bahwa kata strategi dapat digunakan dalam berbagai cara atau situasi:

“(1) Strategy is a plan, a how, a means of getting from here to there; (2)

Strategy is a pattern in actions over time; (3) Strategy is position; that is; reflects to offer particular markets; (4) Strategy is perspective, that is, vision and direction.

Michael Porter dalam artikelnya yang berjudul Competitive Strategy dalam

(36)

yang penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang memuaskan (sesuai target).

Adapun kata strategik merupakan kata sifat yang menjelaskan implementasi strategi. Menurut kamus Oxford edisi Learner (2003), strategic berarti menjalankan strategi dengan perencanaan, target waktu dan tujuan yang jelas.

Stretegik adalah tindakan yang menjawab tiga pertanyaan besar, yaitu: (1) di mana kita saat ini?; (2) ke mana kita ingin pergi?; (3) bagaimana posisi bisnis (kinerja finansial-kinerja nonfinansial); (4) kapan dan bagaimana kita sampai ke sana?.

Mungkin akan lebih mudah memahami konsep strategi dari pendapat Kenichi Ohmae (1982), The Mind of The Strategist, Business Planning for Competitive Advantage, Penquin Book. Menurut Ohmae, berfikir strategic akan menghasilkan penyelesaian yang lebih kreatif dan berbeda bentuknya daripada berfikir secara mekanik dan intuisi (Rachmat, 2013:2).

Selain itu ada beberapa pengertian strategi yang disadur dari beberapa pakar strategi oleh Fredi Rangkuti (2001:3 – 4) sebagai berikut:

Learned, Chrishtensen, Andrew dan Guth (1965):

(37)

Porter (1985):

Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.

Chandler (1962):

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

2.1.2 Manajemen Strategi

Menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2003:4) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Strategis”, “Strategic Management is that a set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a

corporation.” Artinya, manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan.

(38)

Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh satu organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah pula. Dengan kata lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya makin lama makin tinggi.

Manajemen strategik berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam praktek. Manajemen strategik dapat dipandang sebagai hal yang mencakup tiga macam elemen utama. Terdapat adanya analisis strategik dimana penyusun strategi (strategis) yang bersangkutan berupaya untuk memahami posisi strategik organisasi yang bersangkutan.

Terdapat pula adanya pilihan strategik yang berhubungan dengan perumusan aneka macam arah tindakan, evaluasi, dan pilihan antara mereka. Akhirnya terdapat pula implementasi strategi yang berhubungan dengan merencanakan bagaimana pilihan strategi dapat dilaksanakan. Don Harvey dalam bukunya yang berjudul,”Business policy and Strategic Management”, menyatakan pandangan-pandangan berikut tentang manajemen strategik.

(39)

timbulnya perumusan sasaran-sasaran organisasi, strategi-strategi dan pengembangan rencana-rencana, tindakan-tindakan dan kebijakan untuk mencapai sasaran-sasaran strategik tersebut untuk organisasi yang bersangkutan secara total.

Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, dalam bukunya Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan (1988:6). Manajemen strategis (strategic management) adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.

Manajemen Strategis adalah suatu rencana yang disusun dan dikelola dengan memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan agar pengaruh rencana tersebut bisa memberikan dampak positif bagi organisasi tersebut secara jangka panjang. Salah satu fokus kajian dalam manajemen strategis ingin memberikan dampak penerapan konsep strategis kepada perusahaan secara jangka panjang atau sustainable termasuk dari segi profit yang stabil. Profit yang stabil dipengaruhi oleh stabilitas penjualan uang terus mengalami pertumbuhan (constant growth) (Irham Fahmi, 2013:2).

Siagian (2000) menjelaskan bahwa manajemen strategic adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

(40)

Manajemen strategik adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategik adalah proses penetapan tujuan organisasi. Pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran serta pengalokasian sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategik mengombinasikan aktivitas- aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen strategik merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang disusun oleh dewan direktur dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategik memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan terkait erta dengan bidang perilaku organisasi.

Barney (1997: 27) mengartikan manajemen strategik sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi, sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.

(41)

2.1.2.1 Proses Manajemen Strategi

(42)

T

(43)

Menurut Michael A. Hitt, R. Duane Ireland dan Robert E. Hoskisson proses manajemen strategis dimaksudkan untuk menjadi suatu pendekatan rasional, untuk membantu perusahaan merespon dengan efektif terhadap tantangan-tantangan lingkungan persaingan. Proses ini menuntut perusahaan untuk mempelajari lingkungan eksternal dan internalnya agar dapat mengidentifikasikan peluang- peluang dan ancaman pasarnya dan menentukan bagaimana menggunakan kompetensi-kompetensi intinya dalam usaha mendapatkan hasil strategis yang diinginkan. Dengan pengetahuan ini, perusahaan membentuk tujuan strategisnya sehingga ia dapat mendayagunakan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi intinya, dan memenangkan perang persaingan dalam ekonomi global. Mengalir dari tujuan strategis, misi strategis menspesifikasikan, secara tertulis, produk-produk yang ingin diproduksi oleh perusahaan tersebut dan pasar yang ingin dilayaninya ketika mendayagunakan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi-kompetensinya.

Input-input strategis perusahaan memberikan dasar untuk tindakan-tindakan strategisnya untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi-strategi. Tindakan merumuskan dan mengimplementasikan strategis ini sangat menentukan, kritikal, untuk mencapai daya saing strategis dan mendapatkan laba diatas rata-rata.

(44)

efektif akan mencari umpan balik yang memungkinkan mereka memperbaiki strategi-strategi yang telah dipilih. Pemisahan formulasi strategi dari implementasi strategi dalam gambar tersebut hanya untuk tujuan diskusi saja. Dalam realitanya, kedua tindakan ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai hasil strategis yang diinginkan hanya ketika mereka diintegrasikan dengan hati-hati. Pada formulasi strategis, pihak saingan menghadapi, dan berusaha mengantisipasi, setiap tindakan lawannya. Jadi dinamika persaingan merupakan input yang penting dalam merumuskan dan menerapkan semua strategi. Selanjutnya strategi kerjasama, strategi ini semakin meningkatkan penggunaannya dalam ekonomi global, dan digunakan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dengan membentuk relasi yang menguntungkan dengan perusahaan-perusahaan ini.

Untuk mempelajari tindakan-tindakan langsung yang diambil untuk menerapkan strategi-strategi dengan sukses. Pertama, menggunakan mekanisme yang berbeda untuk mengurus perusahaan. Dengan tuntutan akan perbaikan- perbaikan pengaturan perusahaan oleh berbagai stakeholders, organisasi-organisasi ditantang untuk mengatur dengan cara yang akan memuaskan kepentingan

(45)

Gambar 2.2

Model Manajemen Strategis

Pengamatan

Lingkungan

Eksternal

Lingkungan

Sosial

Lingkungan

Perumusan Strategi Implementasi Strategi Evaluasi dan

Pengendalian

Misi

Tujuan

Strategi

Tugas

Internal

Struktur

Budaya

Sumber Daya

Kebijakan

Program

Anggaran

Prosedur

Kinerja

Umpan Balik

(Sumber: J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2003:1))

Menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2003:9), proses manajemen strategis meliputi empat elemen dasar: (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan strategi, (3) implementasi strategi, dan (4) evaluasi dan pengendalian.

1. Pengamatan Lingkungan

(46)

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian: lingkungan kerja dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum - kekuatan itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.

b. Analisis internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variable-variabel itu meliputi struktur, budaya dan sumber daya organisasi.

2. Perumusan Strategi

(47)

perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.

a. Misi

Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup. Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain.

b. Tujuan

Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi. Beberapa bidang dimana perusahaan perlu membuat sasaran dan tujuan adalah:

a. Profitabilitas (laba bersih);

b. Efisiensi (biaya rendah);

c. Pertumbuhan (kenaikan pada aset total, penjualan);

d. Kekayaan pemegang saham;

e. Penggunaan sumber daya;

(48)

g. Kontribusi untuk karyawan;

h. Kontribusi untuk lingkungan;

i. Kepemimpinan dasar (inovasi, kreativitas);

j. Kelangsungan hidup; dan atau

k. Kebutuhan pribadi manajemen puncak.

c. Strategi

Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

d. Kebijakan

(49)

Tabel 2.1

kekuatan Internal disini

Kelemahan (W)

(Sumber : Hunger and Wheelen, (2003:231))

1. S-O strategi : Mengejar peluang dengan menggunakan kekuatan yang ada.

2. W-O strategi : Mengatasi kelemahan untuk mengejar peluang. 3. S-T strategi : Menggunakan kekuatan untuk mengatasi/mengurangi

dampak dari ancaman.

(50)

3. Implementasi Strategi

Implementasi strategi merupakan proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan.

a. Program

Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yag diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal perusahaan, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

b. Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.

c. Prosedur

(51)

4. Evaluasi dan Pengendalian

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas- aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer di semua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali.

2.1.3 Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) 2.1.3.1 Konsep dan Definisi UMKM

Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam BAB I (Ketentuan Umum), Pasal 1 dari UU tersebut.

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

(52)

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2.1.3.2 Kriteria UMKM

Kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 BAB IV Pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau nilai asset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan. Dengan kriteria seperti yang terdapat pada table dibawah ini:

Tabel 2.2

Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No. URAIAN

KRITERIA

ASSET OMSET

(53)

2. USAHA KECIL > 50 jt - 500 jt > 300 jt - 2,5 M 3. USAHA MENENGAH > 500 jt - 10 M > 2,5 M - 50 M

Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga pemerintahan, seperti Kementerian Peridustrian dan Badan Pusat Statistik (BPS), selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk membedakan skala usaha antar Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dna Usaha Besar. Misalnya, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UMI (atau disektor industri manufaktur umum disebut industri rumah tangga) adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang; UK anatara 5 hingga 19 pekerja; dan UM dari 20 sampai dengan 99 orang. Perusahaan-perusahaan dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk dalam kategori UB. (Dr.Tulus T.H Tambunan, 2009:16)

2.1.3.3 Daya Saing UMKM

(54)

2.1.3.4 Kriteria Produk Unggulan

Dewasa ini hampir semua pemerintah daerah telah mengembangkan produk atau komoditas unggulan daerah. Kriteria produk unggulan adalah (Tambunan dan Nasution, 2006): (1) menggunakan bahan baku lokal, (2) sesuai dengan potensi dan kondisi daerah, (3) memiliki pasar yang luas, (4) mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, (5) merupakan sumber pendapatan masyarakat, (6) volume produksi yang cukup besar dan kontinyu, (7) merupakan ciri khas daerah, (8) memiliki daya saing relatif tinggi, dan (9) dapat memacu perkembangan komoditas yang lain.

2.1.4 Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang Tahun 2014-2018

2.1.4.1 Tujuan dan Sasaran 2.1.4.1.1 Tujuan

Untuk mendukung misi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Tangerang tahun 2014-2018 khususnya untuk misi Kota Tangerang

“Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja, dan daya

(55)

1. Terwujudnya pemantapan dan pengembangan sistem manajemen keuangan administrasi keuangan dan asset daerah secara transparan dan akuntabel;

2. Terwujudnya aparatur pemerintahan daerah yang cerdas, bermoral, inovatif, dan profesional;

3. Terwujudnya pemantapan dan pengembangan pemenuhan peralatan dan perlengkapan keadministrasian perkantoran;

4. Terwujudnya pemantapan dan pengembangan terhadap pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan daerah yang layak dan memadai;

5. Pemantapan dan pengembangan keberdayaan sektor UMKM dan koperasi sebagai pendukung kegiatan ekonomi daerah berbasis sumberdaya lokal;

6. Terwujudnya pemantapan dan pengembangan sistem dan jaringan perdagangan daerah dan peningkatan perlindungan konsumen; 7. Terwujudnya pemantapan dan pengembangan sistem dan jaringan

perindustrian daerah dan peningkatan kapasitas industri kecil dan menengah.

2.1.4.1.2 Sasaran

(56)

1. Tersedianya berbagai jenis pelaporan capaian kinerja pelaksanaan kegiatan dan keuangan SKPD;

2. Tersedianya aparatur SKPD yang mampu mematuhi dan melaksanakan peraturan kepemerintahan daerah yang berlaku; 3. Tersedianya pelayanan terhadap pemenuhan sarana-prasaran teknis

dan keadministrasian perkantoran (peralatan dan perlengkapan kerja/kantor);

4. Tersedianya pemenuhan dan pengembangan kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan daerah yang layak dan memadai;

5. Terwujudnya pemantapan dan pengebangan keberdayaan sektor UMKM dan koperasi sebagai pendukung kegiatan ekonomi daerah berbasis sumberdaya lokal;

6. Terwujudnya pemantapan dan pengembangan sistem dan jaringan perdagangan daerah dan peningkatan perlindungan konsumen;

7. Terwujudnya pemantapan dan pengembangan sistem dan jaringan perindustrian daerah dan peningkatan kapasitas industri kecil dan menengah.

2.1.4.2 Strategi dan Kebijakan 2.1.4.2.1 Strategi

(57)

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang, maka strategi yang akan dilakukan dalam periode 2014-2018 adalah sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan sistem dan mekanisme pengelolaan pelaporan kinerja dan keuangan SKPD;

2. Peningkatan kapasitas pelaku UMKM;

3. Pengendalian mutu dan peningkatan akses pelaku UMKM;

4. Pengembangan dan peningkatan kemandirian koperasi dan UMKM melalui upaya penyehatan kelembangaan dan peningkatan kapasitas manajemen;

5. Terselenggaranya pemantapan dan pengembangan sistem ketahanan pangan daerah yang meliputi ketersediaan pangan dan distribusi; 6. Terselenggara pemantapan dan pengembangan sistem dan jaringan

perdagangan daerah dan peningkatan perlindungan konsumen; 7. Terselenggaranya sistem dan jaringan perindustrian daerah dan

peningkatan kapasitas industri kecil dan menengah;

8. Membangun dan mengembangkan sistem kedisiplinan yang tegas, objektif, dan konsisten;

(58)

10. Membangun dan mengembangkan sistem pemenuhan dan pengembangan kebutuhn sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan daerah yang layak dan memadai.

2.1.4.2.2 Kebijakan

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwewenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi instansi pemerintah. Kebijakan yang ditetapkan dalam periode 2014- 2018 adalah sebagai berikut:

1. Membangun sistem/tata cara pelaporan kinerja dan keuangan SKPD yang terpadu;

2. Menyediakan sarana-prasarana pendukung pengelolaan pelaporan kinerja dan keuangan SKPD;

3. Meningkatkan kemampuan/kompetensi aparatur SKPD dalam pengelolaan pelaporan kinerja dan keuangan SKPD:

4. Pengembangan kinerja koperasi dan UMKM; 5. Pemberdayaan pelaku koperasi dan UMKM;

6. Pemantauan ketersediaan harga Sembilan bahan pokok; 7. Pengembangan potensi perdagangan;

(59)

9. Pengembangan potensi industri, pemberdayaan pelaku industri dan pengembangan industri kompetitif dan ramah lingkungan;

10. Menyosialisasikan peraturan pemerintahan daerah secara intensif dan menyeluruh;

11. Menyediakan sarana-prasarana pendukung kedisiplinan yang lengkap dan memadai;

12. Menyusun dan menyosialisasikan standar pelayanan pemenuhan sarana-prasarana dan keadministrasian perkantoran (peralatan dan perlengkapan kerja/kantor);

13. Menyediakan pelayanan pemenuhan sarana-prasarana dan keadministrasian perkantoran (peralatan dan perlengkapan kerja/kantor);

14. Menyusun dan menyosialisasikan standar pemenuhan dan pengembangan kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan daerah yang layak dan memadai;

(60)

Tabel 2.3

Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Renstra Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang Tahun 2014-2018

1. Membangun sistem/tata cara pelaporan kinerja dan keuangan SKPD yang terpadu;

(61)

keadministrasian

standar pemenuhan dan pengembangan

kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan daerah yang layak dan memadai; 2.Menyediakan pelayanan

pemenuhan dan

pengembnagan

(62)

kapasitas

Pengembangan potensi perdagangan.

(63)

2.1.4.3.1 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

Kegiatan:

1. Kegiatan penyelenggaraan promosi produk UMKM melalui pameran.

2. Kegiatan Pembangunan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT). 3. Kegiatan Sosialisasi Program KUR.

2.1.4.3.2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

Kegiatan:

1. Kegiatan memfasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi usaha mikro kecil menengah.

2. Kegiatan penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan. 3. Kegiatan pelatihan maajemen pengelolaan koperasi.

2.1.4.3.3 Program Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif

Kegiatan:

1. Sosialisasi kebijakan tentang usaha mikro kecil menengah. 2. Perencanaan koordinasi dan pengembangan UMKM. 3. Fasilitasi pengembangan UMKM.

(64)

Tabel 2.4

Indikator Sasaran dan Indikator Program Pembangunan Daerah Kota Tangerang di Disperindakop bagi UMKM dan Koperasi Tahun 2014 – 2018

SASARAN (MISI) pengembangan kebudayaan sektor UMKM dan koperasi sebagai

Program penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi usaha mikro kecil menengah

Presentase UMKM yang dibina/dilatih terhadap total jumlah UMKM

(65)

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam hal ini, peneliti mengambil dua penelitian sebelumnya, sebagai perbandingan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu pertama berdasarkan penelitian terdahulu pada skripsi Universitas Sumatera Utara yang dilakukan oleh Ulfa Anastasia Maureen Purba, mahasiswa Departemen Imu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Tahun 2013 yang berjudul “Peranan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi Kabupaten Serdang Berdagai Dalam Memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah”, dengan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi sudah dapat dikatakan baik dilihat dari kinerja mereka dalam memberikan pembinaan, pelatihan dan mengikutsertakan para pedagang dalam setiap pameran produk UMKM baik di tingkat Kabupaten dan Provinsi, walaupun tidak sedikit juga pedagang yang tidak mau ikut berpartisipasi pada pembinaan tersebut mengingat beberapa pedagang UMKM dodol bengkel tidak terdaftar karena tidak memiliki izin usaha sehingga mereka tidak ikut serta karena takut dikenakan sanksi dari perbuatan mereka.

(66)

menunjukkan bahwa peranan Pemko Medan (Disperindag) dalam pemberdayaan UKM, baik dari segi perkembangan modal usaha, perkembangan produksi usaha industri, serta perkembangan pemasaran barang produksi dapat dikatakan kurang aktif. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan-tanggapan responden yang telah diterima dilapangan. Pelaku UKM merasa Disperindag membantu mereka setengah hati, karena walaupun Disperindag memberikan bimbingan tentang cara meningkatkan pemasaran barang, Pemko Medan sama sekali tidak membantu.

Dalam penelitian ini membahas mengenai Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Menghadapi Persaingan Global dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang dalam hal ini membahas tentang bagaimana Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Menghadapi Persaingan Global.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

(67)

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang. Ketiga, Pemberdayaan yang dilakukan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum optimal.

Permasalahan yang telah disebutkan di atas akan dianalisis dengan metode kualitatif dengan pendekatan induktif, menggunakan teori manajemen strategis J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen dalam bukunya Manajemen Strategis. Pada proses manajemen strategis yaitu, Pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi dan pengendalian. Serta akan ditambahkan dengan konsep dan teori yang sesuai dengan permasalahan yang ada dilapangan untuk membantu menganalisis dengan baik setiap detail permasalahan.

(68)

Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi

Persaingan Global

1. Modal usaha pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang masih rendah.

2. Kurangnya promosi produk- produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang.

3. Pemberdayaan yang dilakukan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum optimal.

Menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2003:9), proses manajemen strategis terdiri dari:

1. Pengamatan lingkungan, 2. Perumusan strategi 3. Implementasi strategi 4. Evaluasi dan pengendalian.

(69)

2.3 Asumsi Dasar

(70)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitan adalah seperangkat asumsi yang saling berkolerasi satu dengan yang lain mengenai fenomena alam semesta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif yaitu penelitian tentang data yang ditentukan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat wawancara antara peneliti dan informan. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3) yang menyatakan

“metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya (Sukmadinata, 2006:94).

(71)

yang wajar. Dalam melakukan penelitiannya, peneliti merupakan alat utama dalam pengumpulan data karena penelitilah yang langsung terjun ke lapangan mencari data dengan wawancara secara mendalam. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti. Orang yang diteliti dipandang sebagai partisipan, konsultan atau kolega peneliti dalam menangani kegiatan penelitiannya. Penelitian kualitatif mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden tentang bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pendekatan secara induktif. Analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan. Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam data. Kedua,

analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuta keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan.

Kelima, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik. (Moleong, 2005:10)

(72)

mengetahui Bagaimana pada strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang Menghadapi Persaingan Global, maka metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif induktif.

3.2 Fokus Penelitian

(73)

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang untuk mengetahui strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang menghadapi persaingan global. Penentuan lokasi penelitian ini karena Kota Tangerang memiliki letak strategis dan menjadi penyanggah Ibu Kota Jakarta sehingga Kota Tangerang memiliki kewajiban untuk gerak maju mendukung perekonomian nasional khususnya untuk menghadapi persaingan global.

3.4 Instrumen penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

(74)

Nasution (1988) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.”

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya dalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan berkembang instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2012:224) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

(75)

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.

(76)

bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Penelitian ini data yang diteliti adalah data lisan dan tulisan, oleh sebab itu untuk mendapatkan data dibutuhkan alat bantu berupa daftar pertanyaan untuk mewawancarai informan dan tape recorder. Tape recorder digunakan untuk merekam wawancara informan. Data tulisan juga berasal dari program Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Koa Tangerang. Hasil rekaman kemudian ditranskripsikan melalui peralatan sehingga memudahkan untuk mengelompokkan data.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel di atas merupakan data jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah
Tabel 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang tercantum dalam versi Lovasz yang diusulkan oleh banyak orang, Lovasz awalnya dipahami sebagai kasus khusus dari yang lain, maka masalah di teori graph yang meminta

Berkaitan dengan adanya perkembangan yang terjadi dalam satu Tahun Anggaran di Kabupaten Mukomuko, untuk itu Rencana Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pemberian perasan S.crassifolium berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan tidak berpengaruh terhadap jumlah daun, berat basah dan berat

Fakta di lapangan tersebut didukung dengan pengakuan dari guru lain yang mengatakan bahwa guru kelas 4 ketika memberikan materi pembelajaran acuan utama

Ditetapkan di Sidoarjo Pada Tanggal 12 Juni 2013 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SIDOARJO.. SEDATI.

Apabila pegawai kerja waktu tertentu tidak lulus dalam proses pengangkatan pegawai tetap, dan apabila kinerja, perilaku serta loyalitasnya dinilai baik , maka pegawai tersebut

asus komplikasi abses serebri pada pasien tetralogy o allot yang tidak dioperasi paling sering pada anak di atas usia  tahun. Pada studi pada pasien P&',

Klasifikasi tanah dengan cara USCS membagi tanah dalam 3 bagian utama yaitu: tanah berbutir kasar (coarse grained soils), tanah berbutir halus (fine grained soils) dan