• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Konsumsi Pakan dan Air Minum Ternak Sapi

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM HERMANTO GULTOME 1C0150 (Halaman 28-34)

B.2 Konsumsi Pakan Pada Sapi

B.2.1 Data Konsumsi Pakan dan Air Minum Ternak Sapi

Pemberian Tambahan Sisa Konsumsi Pemberian Tambahan Sisa Konsumsi Pemberian Tambahan Sisa Konsumsi

1 SAPI 1 10,1 25,1 1,3 33,8 1,0 - - 1,0 10,8 7,3 5,0 13,1 2 SAPI 2 11,55 5,035 6,98 9,6 1,0 - - 1,0 7,62 2,71 5,71 4,6 3 SAPI 3 10 16,23 4,1 22,1 1,0 - - 1,0 10 7,02 7,7 9,3 4 SAPI 4 10,3 18,1 2,6 25,8 1,0 - - 1,0 11,2 7,2 5,0 13,3 5 SAPI 1 13,6 22,7 4,2 32,1 1,0 - - 1,0 10,5 12,0 7,7 14,8 6 SAPI 2 13,09 5,63 3,75 15,0 1,0 - - 1,0 6,75 8,265 1,89 13,1 7 SAPI 3 10 15,12 2,88 22,2 1,0 - - 1,0 - 7,92 - 7,9 8 SAPI 4 12,1 17,1 5,8 23,4 1,0 - - 1,0 10,1 11,4 8,8 12,7 9 SAPI 1 13,8 11,7 3,5 22,0 1,0 - - 1,0 12,2 8,7 6,6 14,3 10 SAPI 2 11,46 6,235 3,75 14,0 1,0 - - 1,0 7,62 5,26 1,89 11,0 11 SAPI 3 10,43 5,13 2,95 12,6 1,0 - - 1,0 10,67 3,72 - 14,4 12 SAPI 4 9,9 19,4 1,3 28,1 1,0 - - 1,0 10,3 7,3 9,9 7,6 13 SAPI 1 9,3 26,8 3,6 32,4 1,0 - - 1,0 11,8 9,7 6,3 15,1 14 SAPI 2 12,04 9,835 2,62 19,3 1,0 - - 1,0 7,56 5,8 2,82 10,5 15 SAPI 3 8,15 20,61 2,1 26,7 1,0 - 1,0 11,28 5,075 - 16,4 16 SAPI 4 9,8 24,7 3,6 30,9 1,0 - - 1,0 10,7 10,9 4,9 16,7 17 SAPI 1 14,4 26,3 2,4 38,3 1,0 - - 1,0 11,4 11,9 7,9 15,4 18 SAPI 2 14,7 9,755 3,97 20,5 1,0 - - 1,0 5,385 6,98 1,45 10,9 19 SAPI 3 8,505 - 1,97 6,5 1,0 - - 1,0 10,12 - 4,445 5,7 20 SAPI 4 9,3 13,8 3,2 19,9 1,0 - - 1,0 9,5 7,3 4,4 12,3 11,1 15,0 3,3 22,8 1,0 - - 1,0 9,3 7,3 4,6 12,0 Rata-rata 08 Oktober 2016 09 Oktober 2016 4 5 05 Oktober 2016 06 Oktober 2016 07 Oktober 2016 HARI ke 1 2 3

Air Minum (liter/hari) KELOMPOK

NO TANGGAL Rumput (kg/hari) Konsentrat (kg/hari)

Pembahasan :

Pakan merupakan faktor utama untuk menunjang pertumbuhan maupun produksi ternak, yang artinya jika kita memberikan pakan yang lebih terhadap ternak, maka sama halnya ternak juga akan memberikan produksi yang lebih terhadap peternaknya (Abidin,Z.2003).

Menurut Rosida (2006) menyatakan bahwa konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Konsumsi meliputi proses mencari pakan, mengenal dan mendekati pakan, proses bekerjanya indera ternak terhadap pakan, proses memilih pakan dan proses menghentikan makan. Mariam (2004) menyatakan bahwa jumlah konsumsi pakan merupakan faktor penentu yang paling penting dalam menentukan jumlah zat-zat makanan yang didapat oleh ternak.

Pada kegiatan praktikum yang telah dilakukan pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Pakan diberikan 10% dari berat badan sesuai dengan pernyataan. Abidin Z (2003) yang

menyatakan bahwa “pemberian pakan 10% dari berat badan dikarenakan kapasitas rumen sapi yang besar dalam mengolah bahan pakan. Air minum juga jangan sampai habis, penambahan air minum sangat penting untuk dilakukan.”

Pada praktikum kali ini dilakukan pemeliharaan sapi dengan bobot berat badan awal diperkirakan 230,36 kg. Hal yang dilakukan adalah pemeliharaan dan melihat pertambahan yang terjadi selama 4 hari praktikum. Dalam praktikum ini ternak diberi pakan hijauan berupa rumput lapang, konsentrat dan air minum.

Abidin,Z (2003) berpendapat bahwa “Sapi potong memerlukan ransum berdasarkan bahan kering sebanyak 2,0% dari bobot tubuh. Sapi penggemukan mengkonsumsi pakan 2,0-3,0 % dari bobot badan, tetapi bila hanya diberi hijauan saja seringkali perlu 5,0 – 7,0 % dari bobot badan, terutama bila diberikan hijauan berkualitas rendah”. Sedangkan pada saat praktikum, jumlah pakan konsentrat yang diberikan pada ternak sapi kelompok 3 hanya 1% dari bobot berat badan ternak sapi. Sehingga pada saat pemberian pakan konsentrat, pakan konsentrat yang diberikan selalu saja habis tidak bersisa sama sekali. Ini dikarenakan jumlah kebutuhan akan konsentrat yang disediakan kurang ketersediaannya.

B.2.2 Produksi

NO HARI ke TANGGAL KEL. Panjang Badan (cm) Tinggi Badan (cm) Lingkar dada (cm) Berat Badan (Kg)

1 1 Ira Afriani 115,0 108,0 149,0 221,1907749 2 2 M. Iqbal Rohmadoni 115,0 108,0 149,0 221,1907749 3 3 Siska 115,0 108,0 149,0 221,1907749 4 4 Gojo Kondeta 115,0 108,0 149,0 221,1907749 5 5 Supardiono 115,0 108,0 149,0 221,1907749 6 6 Aceng Irama 115,0 108,0 149,0 221,1907749 7 7 Efri Sahriandi 115,0 108,0 149,0 221,1907749 8 8 Pandu Armas 115,0 108,0 149,0 221,1907749 9 9 Edi Saputra Silitonga 115,0 108,0 149,0 221,1907749 10 10 Handri Wahyudi 115,0 108,0 149,0 221,1907749 11 1 Dede Indra Saputra 109,0 111,0 145,0 215,2928967 12 2 Syukri Halim Jatmiko 109,0 111,0 145,0 215,2928967 13 3 Rahmad Irwanda 109,0 111,0 145,0 215,2928967 14 4 Egi Nopranda 109,0 111,0 145,0 215,2928967 15 5 Siska Aprilia 109,0 111,0 145,0 215,2928967 16 6 Saurmaida Sinurat 109,0 111,0 145,0 215,2928967 17 7 Muhammad Risqy Adha 109,0 111,0 145,0 215,2928967 18 8 Sawaluddin Fanhar 109,0 111,0 145,0 215,2928967 19 9 Rahmad Kari Awaluddin 109,0 111,0 145,0 215,2928967 20 10 Zulhaji 109,0 111,0 145,0 215,2928967 21 1 Hendri Yulianto 115,0 114,0 148,0 230,3557196 22 2 M. Ikshan Nasution 115,0 114,0 148,0 230,3557196 23 3 Faizal Mahdiz Zaman 115,0 114,0 148,0 230,3557196 24 4 Bani Darul Ulum 115,0 114,0 148,0 230,3557196 25 5 Lilik Novita Sari 115,0 114,0 148,0 230,3557196 26 6 Alven Syahril Muslim 115,0 114,0 148,0 230,3557196 27 7 Sefrianda 115,0 114,0 148,0 230,3557196 28 8 Oktavia Arumaningsih 115,0 114,0 148,0 230,3557196 29 9 Hermanto Gultom 115,0 114,0 148,0 230,3557196 31 1 Ahmad Sudrajat 116,0 111,0 155,0 246,0124539 32 2 Dian Astrianto 116,0 111,0 155,0 246,0124539 33 3 Yesi Indah Sari 116,0 111,0 155,0 246,0124539 34 4 Muhammad Yasin 116,0 111,0 155,0 246,0124539 35 5 Rahmad Saputra 116,0 111,0 155,0 246,0124539 36 6 Ahmad Fahrurozi 116,0 111,0 155,0 246,0124539 37 7 Mei Suryani Sianturi 116,0 111,0 155,0 246,0124539 38 8 Rizal Renaldo 116,0 111,0 155,0 246,0124539 39 9 Risky Kaspidana Ginting 116,0 111,0 155,0 246,0124539

113,7 110,9 149,1 227,7 Kloter : 3 Rata-rata NAMA MHS SAPI 3 SAPI 4 SAPI 1 SAPI 2 05 Oktober 2016 1 Pembahasan :

Menurut Tomaszewska et al., (1993) bahwa laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana berat tubuh awal fase penggemukan berhubungan dengan berat dewasa.

Pertumbuhan menurut Williams (1982) adalah perubahan bentuk atau ukuran seekor ternak yang dapat dinyatakan dengan panjang, volume ataupun massa. Pertumbuhan dapat dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan bobot yang terjadi

pada seekor ternak muda yang sehat serta diberi pakan, minum dan mendapat tempat berlindung yang layak.

Dalam praktikum kali ini Perkembangan tubuh ternak sangat lumayan memuaskan karena dapat pertambahan berat badan yang lumayan sekitar 40,17 kg. Dalam proses praktikum berlangsung, kami memperkirakan bobot badan awal sapi sekitar 230,36 kg dan pada hari terakhir kami hanya memperkirakan dengan cara menghitung lingkar dada pangkat 2 dibagi 10.840 dan hasil nya sebesar 270,53 kg. Hal ini menurut kami sangat berpengaruh dalam pemberian pakan yang cukup baik seperti penambahan pakan konsentrat. Maka jika dikaitkan dengan hasil data pertambahan produksi sapi pada kelompok kami maka sangat tepat berhubungan dari sisi peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dada dan bobot yang terjadi serta penambahan berat badannya sekitar 40,17 kg.

B.2.3 Fisiologi

Respirasi (x/menit) Denyut Nadi (x/menit) T. Rektal (oC) Temperatur (oC) Kelembaban (%)

1 1 Ira Afriani 34,0 36,0 38,7 28,0 68,0 2 2 M. Iqbal Rohmadoni 28,0 30,0 38,7 28,0 68,0 3 3 Siska 30,0 38,0 38,7 28,0 68,0 4 4 Gojo Kondeta 30,0 44,0 38,7 28,0 68,0 5 5 Supardiono 32,0 36,0 38,7 28,0 68,0 6 6 Aceng Irama 28,0 34,0 38,7 28,0 68,0 7 7 Efri Safriandi 32,0 34,0 38,7 28,0 68,0 8 8 Pandu Armas 36,0 32,0 38,7 28,0 68,0 9 9 Edi Saputra Silitonga 34,0 36,0 38,7 28,0 68,0 10 10 Handri Wahyudi 32,0 35,0 38,0 28,0 68,0 11 1 Dede Indra Saputra 24,0 52,0 38,0 31,0 66,0 12 2 Syukri Halim Jatmiko 36,0 42,0 38,0 31,0 66,0 13 3 Rahmad Irwanda 32,0 50,0 38,0 31,0 66,0 14 4 Egi Nopranda 46,0 58,0 38,0 31,0 66,0 15 5 Siska Aprilia 48,0 54,0 38,0 31,0 66,0 16 6 Saurmaida Sinurat 42,0 52,0 38,0 31,0 66,0 17 7 Muhammad Risqy Adha 38,0 58,0 38,0 31,0 66,0 18 8 Sawaluddin Fanhar 36,0 52,0 38,0 31,0 66,0 19 9 Rahmad Kari Awaluddin 46,0 56,0 38,0 31,0 66,0 20 10 Zulhaji 38,0 56,0 38,0 31,0 66,0 21 1 Hendri Yulianto 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 22 2 M. Ikshan Nasution 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 23 3 Faizal Mahdiz Zaman 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 24 4 Bani Darul Ulum 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 25 5 Lilik Novita Sari 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 26 6 Alven Syahril Muslim 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 27 7 Sefrianda 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 28 8 Oktavia Arumaningsih 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 29 9 Hermanto Gultom 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 30 10 Feny Adelina Putri 52,0 58,0 37,0 27,0 64,0 31 1 Ahmad Sudrajat 30,0 54,0 36,0 26,0 62,0 32 2 Dian Astrianto 32,0 62,0 36,0 26,0 62,0 33 3 Yesi Indah Sari 34,0 52,0 36,0 26,0 62,0 34 4 Muhammad Yasin 38,0 50,0 36,0 26,0 62,0 35 5 Rahmad Saputra 28,0 54,0 36,0 26,0 62,0 36 6 Ahmad Fahrurozi 24,0 64,0 36,0 26,0 62,0 37 7 Mei Suryani Sianturi 26,0 52,0 36,0 26,0 62,0 38 8 Rizal Renaldo 28,0 54,0 36,0 26,0 62,0 39 9 Risky Kaspidana Ginting 32,0 58,0 36,0 26,0 62,0

27,6

50,4 37,4 28,1 65,1

HARI ke TANGGAL KEL. NAMA MHS

Rata-Rata SAPI 2 05 Oktober 2015 1 SAPI 3 SAPI 4 Fisiologis Lingkungan SAPI 1 NO Pembahasan :

Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fsik dan kimis dalam tubuh organisme dalam lingkungan sekitarnya. Menurut Frandson,1993 respirasi pada sapi normal berkisar antara 24-42 kali/menit. Maka menurut pendapat dari literatur tersebut sapi yang kami rawat dalam keadaan normal dan tidak normal, dikarenakan pada hari kedua sampai hari terakhir respirasi pada ternak tidak sesuai dengan literatur. Jika kami bandingkan hasil pengukuran respirasi dari kelompok lain, kami memperoleh data yang

tidak sama dengan pendapat Frandson,1993 dan berarti sapi yang kami rawat keseluruhan dalam keadaan kurang normal.

Hasil pengukuran frekuensi denyut jantung pada ternak sapi adalah 26-40 kali per menit. Hal ini dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik yang terdiri dari lingkungan, aktivitas dan stress.

Temperatur rectal sapi pada kelompok kami tergolong bagus sesuai dengan suhu normal. Menurut Robert E. (2004) “kisaran temperatur normal yaitu 36,7 ºC sampai 39,1ºC. Temperatur rectal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah temperatur lingkungan, aktiftas, pakan, minuman dan pencernaan produksi panas oleh tubuh, secara tidak langsung tergantung oleh makanan yang diperoleh dan banyaknya persediaan makanan dalam saluran pencernaan.” Kami bandingkan juga data temperatur rektal sapi kelompok 1,2 dan 4 yang berada pada kisaran normal menurut literatur. Itu dipengaruhi oleh faktor pakan dan minuman yang baik yang kami lakukan pada saat praktikum.

Hasil pengamatan pada temperatur udara di lingkungan kandang selama masa pemeliharaan, diperoleh hasil rata-rata pada suhu

29,58oC. Hasil pengamatan dari kelembaban udara di lingkungan

kandang, diperoleh hasil rata-rata pada kelembaban udara sebesar 61,08% .

Kelembaban udara dari suatu lingkungan kehidupan ternak merupakan salah satu unsur iklim. Dimana kelembaban lingkungan mempengaruhi kesehatan ternak. Kelembaban yang terlalu tinggi akan mempertinggi kejadian penyakit saluran pernapasan bagi ternak ,dan juga kelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.

Suhu dan kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan stress pada ternak sehingga suhu tubuh, respirasi dan denyut jantung meningkat, serta konsumsi pakan menurun, akhirnya menyebabkan produktivitas ternak rendah. Selain itu berbeda dengan factor lingkungan yang lain seperti pakan dan kesehatan, maka iklim tidak

dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia (Djoko Sarwono, 1985).

B.2.4 Umur Ternak

Dari hasil pemotoan gigi pada sapi kami menyimpulkan bahwa umur pada ternak sapi yang kami rawat kira-kira berumur 5-6 tahun lebih.

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM HERMANTO GULTOME 1C0150 (Halaman 28-34)

Dokumen terkait