• Tidak ada hasil yang ditemukan

BCS pada sapi

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM HERMANTO GULTOME 1C0150 (Halaman 34-45)

B.2 Konsumsi Pakan Pada Sapi

B.2.5 BCS pada sapi

Dari hasil pemotoan gigi pada sapi kami menyimpulkan bahwa umur pada ternak sapi yang kami rawat kira-kira berumur 5-6 tahun lebih.

B.2.5 BCS pada sapi

Body condition score merupakan suatu metode penilaian secara subyektif melalui tehnik penglihatan (inspeksi) dan perabaan (palpasi) untuk menduga cadangan lemak tubuh terutama untuk sapi pada periode laktasi dan kering. Penilaian BCS telah diterima sebagai metode yang murah dalam pendugaan lemak tubuh yang digunakan baik pada peternakan komersial maupun penelitian . BCS juga

dijadikan sebagai alat untuk menjelaskan status nutrisi ternak melalui evaluasi dari cadangan lemak dari hasil metabolisme, pertumbuhan, laktasi, dan aktivitas (Wright et al.1987).

Pengambilan data untuk menentukan nilai BCS dilakukan sesuai dengan metode Edmonson et al. (1989). Penentuan BCS berdasarkan 8 titik pengamatan dari tubuh sapi yaitu: tonjolan tegak tulang belakang, antara tonjolan tegak dengan tonjolan datar tulang belakang, tonjolan datar tulang belakang, legok lapar, tonjolan tulang pinggul depan dan belakang, daerah antara tonjolan tulang pinggul depan –belakang, daerah antara tonjolan tulang pinggul depan kiri dengan depan kanan, dan daerah antara tulang ekor dengan tonjolan tulang pinggul belakang. Penilaian kondisi tubuh dilakukan dengan cara pengamatan dan perabaan di daerah deposit lemak, yaitu seperti pada daerah punggung dan seperempat bagian sapi paling belakang. Selain itu juga dilakukan perabaan pada daerah penonjolan tulang pada pangkal ekor dan areal pinggang (loin), pangkal ekor, serta pinggang.

DATA PRAKTIKUM DI PETERNAKAN MASYARAKAT 1.DATA PEMILIK:  Nama: Hariyadi saputra  Umur: 25 thaun  Pendidikan terakhir: S-1 fkip bk  Alamat:

Jl.pintu air,danau dendam

 Pekerjaan utama: wiraswasta

 Awal pemeliharaan ternak:

2015

2.TERNAK

 Tujuan pemeliharaan : penggemukan

 Jumlah ternak : 12 ekor

 Jenis ternak : sapi

 Bangsa ternak : sapi bali

 Perkiraan umur ternak : 4 tahun

 Bcs : 2-3

 Awal pemeliharaan : 22 januari 2016

 Lama pemeliharaan : 20 bulan

 Estimasi harga jual : 15-20 juta

3.PAKAN

 Jenis pakan yang diberikan : Hijauan,Konsentrat,Solid

 Cara mendapatkan pakan : Mencari disekitar,Dibeli

 Estimasi kandungan nutrisi : Rumput lapang,Dedak,Pur

ayam

 Estimasi biaya pakan : Rp 6.750.000

4.KANDANG

 Ukuran kandang:

P=12 m,L=4 m,T=3 m,Jenis Kandang Kelompok

 Bahan kandang:

Atap=seng,dinding=bambu,kontruksi=kayu

 Gambar:

 Estimasi biaya pembuatan kandang : Rp.10.000.000

5.KESEHATAN TERNAK

 Nama penyakit yang pernah terdeteksi: diare

 Cara pencegahan penyakit : pengobatan dari dinas

 Nama obat : solid

 Biaya untuk kesehatan ternak : Gratis

6.EKONOMI

 Biaya tenaga kerja/bulan: Rp.

2.000.000,- Biaya lainya:

Dedak = Rp 1.500.000/bulan

Solid = Rp 500.000/bulan

Konsentrat = Rp 4.750.000/bulan

 Volume/berat kompos dan harga kompos

Berat = 300-450 kg/bulan

PEMBAHASAN:

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan kandang yang digunakan adalah kandang panggung yang memiliki ukuran 12 m X 4 m X 3 m dan kontruksi kandangnya terbuat dari kayu, atapnya dari seng, dinding nya terbuat dari bambu, lantai kandang dari tanah dan ada kandang penggembalaan di bagian depan serta gudang tempat pakan sudah ada. Biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan kandang tersebut adalah 10 juta rupiah.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN 3.1.KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Untuk mengetahui recording rata-rata konsumsi pakan dan air minum ternak kambing dan sapi yaitu dengan pemberian pakan dan air minum yang kita lakukan setiap harinya dengan mencatat setiap pemberian dan sisanya.

2. Untuk mengetahui recording rata-rata fsiologi ternak kambing dan sapi yaitu dengan melakukan pengukuran respirasi, denyut jantung, temperatur rektal, dan temperatur udara, dengan mencatat setiap hasil pengukurannya dengan melakukan itu maka kita akan tahu untuk memprediksi apakah ternak dalam kondisi baik atau tidak baik.

3. Untuk mengetahui recording rata-rata produksi ternak kambing dan sapi yaitu dengan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, panjang badan, dan lingkar dada setiap tiga kali sehari dan mencatat hasilnya.

4. Pemilik mempunyai ternak sapi sebanyak 12 ekor dengan BCS 3. 5. Kandang sapi menggunakan dinding dari bambu,atap dari seng,kontruksi kandang dari kayu dan lantai kandang dari tanah 3.2.SARAN

Dalam pelaksanaan praktikum ini adapun saran yang dapat kami berikan yaitu :

1. Diharapkan mahasiswa lebih serius dalam melakukan praktikum. 2. Mahasiswa lebih pagi datang nya agar praktikum pada pagi hari

lebih cepat selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Z.2003. Konsumsi Pakan Ternak Ruminansia.Universitas

Hasanuddin: Makasar.

Edmonson AJ, Lean IJ, Weaver LD, Loid JW, Farver T, Webster G. 1989.

A Body Condition Scoring Chart for Holstein dairy cows. J Dairy Sci.

72: 68

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada

University Press.Yogyakarta.

Housebandry. 2009. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis

Ternak. Yogyakarta

Mariam,T. 2004. Perbedaan Pertambahan Bobot Badan, Konsumsi dan

Efisiensi Pakan Antara Sapi Jantan PO Dengan Fries Holland Dalam

Kondisi Peternakan Rakyat. Skripsi. Fakultas Peternakan,

Universitas Padjajaran, Bandung.

Parakkasi, A. 2001. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia.

Universitas Indonesia. Jakarta.

Rahmat D. 2006. Analisis dan Pengembangan Pola Pemuliaan

(Breeding Scheme) Domba Priangan yang berkelanjutan.

[Disertasi] Bogor. Program Pascasarjana InstitutPertanian

Rosida, I. 2006. Analisis Potensi Sumber Daya Peternakan Kabupaten

Tasikmalaya sebagai Wilayah Pengembangan Sapi Potong. Skripsi.

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Siregar, S. 1984. Pengaruh ketinggian tempat terhadap konsumsi

makanan dan pertumbuhan kambing dan domba lokal di daerah

Yogyakarta. Majalah Ilmu dan Peternakan, I (5) : 176-183.

Smith,J.J dan J.P Kamping. 1988. Sirkulatory physiology.2nd edition.

Taofk A, dan Depison. 2008. Hubungan Antara Lingkar Perut dan Volume Ambing Dengan Kemampuan Produksi Susu Kambing

Peranakan Ettawa. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan. Vol.XI. No. 2.

Bandung

Tillman, A. D., H. Hari., R. Soedomo., P. I.Soeharto dan L. Soekanto.

1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar.Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Tobing,NettyL. 2010. Manajemen & teknologi menuju swasembada

daging sapi 2014 Pengaruh formulasi pakan terhadap kandungan

pakan ternak ruminansia. Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia

Tomaszewska,M.W.,I..M Mastika., A. Djajanegara., S. Gardiner dan T.R

Wiradarya.1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia.

Sebelas Maret University Press,Surakarta.

Wright LA, Russel AJF, Whyte TK, McBean AJ, McMillen. 1987. Effects of

body condition, food intake and temporary calf separation on duration of the post-partum anoestrus period and associated LH,

FSH and prolaktin concentration in beef cows. Anim. Prod.

45:395-402.

Zahera, Rika. 2011. Memanfaatkan Limbah Kulit Pisang untuk Pakan

LAMPIRAN

FOTO KANDANG PRAKTIKUM LAPANGAN

FOTO BERSAMA PRAKTIKAN DENGAN PEMILIK SAPI

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM HERMANTO GULTOME 1C0150 (Halaman 34-45)

Dokumen terkait