• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. BAB IV ANALISA DATA

2. Data Observasi

a. Responden I

Ade memiliki tinggi sekitar 160 cm dan berat sekitar 55 kg, berkulit sawo matang. Pertemuan pertama ditujukan untuk membangun rapport, sehingga dalam proses wawancara Ade dapat terbuka dengan peneliti. Pada pertemuan pertama ini responden mengenakan kaos lengan pendek berwarna abu-abu dan celana panjang kain berwarna merah muda, serta mengenakan handuk yang dililitkan menutupi kepalanya. Pertemuan pertama tersebut dilakukan di lobi hotel P yang terletak di jalan Sei Selayang, pukul 10.15 WIB.

Hotel P merupakan penginapan sederhana dengan lingkungan yang bersih. Ruangan lobi terletak tepat di depan pintu masuk. Di depan ruang lobi terdapat 2 kamar, yang salah satunya meupakan kamar responden. Ruangan lobi berukuran sekitar 15 m x 10 m, berisi 4 set sofa, 2 buah kursi goyang, 1 buah meja resepsionis, 1 buah televisi, 2 buah AC. Dalam pertemuan pertama ini peneliti juga berbicara dengan Ibu Dina. Proses membangun rapport berlangsung selama 2 jam. Selama waktu 2 jam ini responden bercerita mengenai awal dirinya memeriksakan diri ke dokter saat di kisaran hingga melakukan pengobatan di Medan. Setelah 2 jam bercerita, peneliti makan siang bersama dengan responden dan ibunya.

Pertemuan kedua, menjadi wawancara pertama peneliti dengan responden. Wawancara pertama dilakukan di lobi hotel P pada pukul 10.30 WIB, dan berlangsung selama 1 jam hingga pukul 11.30 WIB. Responden mengenakan kaos lengan pendek berwarna putih dan mengenakan jaket kain berwarna hitam diluarnya, celana panjang kain berwarna coklat, serta jilbab berwarna coklat. Selama wawancara responden duduk dengan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa dan beberapa kali merubah posisi duduknya untuk memperoleh posisi yang nyaman untuk dirinya.

Situasi selama wawancara pertama cukup kondusif. Tidak ada orang yang lalu lalang di lobi selama wawancara berlangsung. Beberapa kali disela-sela wawancara responden bercanda dengan Putri yang duduk di kursi goyang, yang letaknya 1 meter di depan sofa yang digunakan untuk wawancara.

Selama wawancara pertama responden hampir selalu tersenyum dan tertawa ketika bercerita, baik itu mengenai penyakitnya maupun saat menceritakan tentang persahabatannya. Saat bercerita tentang sahabatnya responden banyak tertawa, terlebih saat mengingat kebersamaannya dengan sahabat. Nada suara responden beberapakali menjadi rendah saat berbicara mengenai penyakitnya, namun satu sampai dua menit kemudian responden dapat menguasai kembali suaranya.

Wawancara kedua dilakukan di dalam kamar hotel P. Ruangan itu berukuran 5 m x 6 m, dan berisi dua buah tempat tidur single yang dipisahkan sebuah meja kecil, sebuah kamar mandi, sebuah televisi, sebuah AC, sebuah meja besar yang dipergunakan untuk meletakkan makanan dan minuman, dan sebuah lemari kayu dengan tiga daun pintu. Selama wawancara responden duduk di tempat tidur dengan bersandarkan bantal yang disusun tinggi, dan peneliti duduk bersila menghadap ke responden. Responden mengenakan kaos lengan pendek berwarna abu-abu dan celana kain berwarna merah muda. Wawancara yang dilakukan di dalam kamar membuat responden tidak perlu mengenakan jilbab, sehingga peneliti dapat melihat rambut responden yang rontok. Selama wawancara berlangsung responden beberapa kali memegang pinggang dan mengeluhkan rasa pegal pada bagian tersebut.

Setengah jam kemudian peneliti dan responden meneruskan wawancara di ruang makan hotel P. Hal ini dikarenakan pelayanan room service yang akan membersihkan ruangan kamar responden. Ruang makan hotel P terdiri dari 5 buah meja makan, masing-masing dengan empat kursi, sebuah meja panjang yang

digunakan sebagai tempat untuk meletakkan pajangan dan air minum. Wawancara dilakukan di meja yang terletak di depan pintu masuk ruang makan, dan peneliti

duduk menghadap responden dengan membentuk sudut 900 dengannya. Tidak ada

orang di ruang makan hotel P selain responden dan peneliti. Wawancara kedua ini berlangsung selama 1 jam, mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

Wawancara ketiga dilakukan di ruang perawatan Rumah Sakit H. Ruangan tersebut berukuran 3 m x 6 m, yang didalamnya terdapat dua buah tempat tidur

single yang dipisahkan sekitar ½ m, sebuah meja dengan sebuah sofa panjang,

sebuah televisi, sebuah kamar mandi, dan sebuah AC. Tidak seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, wawancara ketiga berlangsung seentar, mulai dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 13.30 WIB, karena kondisi responden yang tidak terlalu sehat. Responden mengenakan kaos lengan pendek berwarna putih, dan menutupi dirinya dengan selimut mulai dari bagian perut sampai menutupi bagian kaki.

b. Responden II

Ari merupakan remaja dengan tinggi sekitar 167 cm dan berat sekitar 42 kg, berkulit sawo matang. Sebelum pertemuan wawancara peneliti sudah beberapa kali menemui responden untuk membangun rapport serta memastikan kondisi responden. Pertemuan wawancara dilakukan setelah peneliti yakin bahwa kondisi responden memungkinkan untuk melakukan sesi wawancara. Semua proses membangun rapport dan proses wawancara berlangsung di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.

Wawancara pertama dilakukan di ruang perawatan responden. Ruangan ini merupakan ruangan besar dengan 8 (delapan) ”ruangan” kecil, 4 (empat) di sisi kiri dan 4 (empat di sisi kanan), yang dipisahkan oleh gorden berwarna merah muda, 2 (dua) ruang kamar mandi, 1 (satu) buah AC, dan 1 (satu) buah televisi. Di bagian ujung kamar terdapat 10 (sepuluh) jendela tinggi yang memanjang dari sisi kiri ke sisi kanan ruangan. Setiap ”ruangan” kecil berisi 1 (satu) buah tempat tidur

single, 1 (satu) buah meja dengan lemari kecil, 1 (satu) buah meja makan beroda

untuk pasien, 1 (buah) tiang infus, dan 1 (satu) buah kursi. ”Ruangan” responden berada di bagian ujung kamar (di samping jendela). Proses wawancara pertama berlangusng selama 1½ jam, mulai dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 10.30 WIB. Responden mengenakan jaket sweater dengan motif abstrak berwarna hijau dan celana training berwarna biru. Selama wawancara responden duduk bersila di tepi tempat tidur menghadap peneliti yang duduk di kursi. Selama proses wawancara responden beberapa kali memainkan handphone dan melihat ke jendela yang ada di belakang peneliti. Responden tertawa hampir di sepanjang proses wawancara.

Wawancara kedua juga dilakukan di ruang perawatan responden. Selama proses wawancara peneliti duduk di tempat tidur bersama responden. Peneliti dan responden duduk hampir berhadapan menghadap ke arah jendela. Responden mengenakan jaket sweater berwarna biru dengan motif abstrak dan celana pendek kain berwarna coklat yang ditutupi selimut berwarna merah muda. Sama seperti wawancara pertama, di wawancara kedua ini responden juga banyak tertawa.

Wawancara berlangsung selama 40 menit, mulai pukul 19.30 WIB hingga pukul 20.10 WIB.

Baik di wawancara pertama ataupun wawancara kedua, responden banyak mengubah nada bicaranya sehingga tampak dibuat-buat, misalnya seperti bernyanyi, membaca puisi, ataupun berpidato. Responden juga beberapa kali menyelipkan lelucon dalam sesi wawancara, walaupun beberapa kali juga responden terdiam ketika menjawab pertanyaan dari peneliti.

c. Responden III

Tya adalah remaja dengan tinggi sekitar 165 cm dan berat sekitar 50 kg, berkulit putih. Sebelum pertemuan wawancara peneliti sudah beberapa kali menemui responden untuk membangun rapport. Wawancara dilakukan setelah kondisi responden memungkinkan untuk diwawancara. Proses membangun

rapport dilakukan di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.

Wawancara dilakukan di kediaman responden, di Bekasi. Proses wawancara dimulai pukul 11.00 WIB dan berakhir pukul 13.30 WIB. Wawancara itu sendiri berlangsung selama 1 jam 45 menit, dan terbagi dalam 2 sesi wawancara. Sesi pertama berlangusng selama 1 jam 15 menit. Dan sesi kedua berlangusng selama 30 menit. Jeda diantara kedua sesi adalah selama 35 menit, digunakan untuk makan siang dan minum obat bagi responden.

Wawancara berlangusng di 2 (dua) tempat, pertama ruang tamu rumah responden, dan kedua dilakukan di kamar responden. Wawancara yang dilakukan di ruang tamu responden berlangsung selama 15 menit. Ruang tamu responden

berukuran 3 m x 5 m, yang diisi dengan 1 set sofa, terdiri dari 1 buah sofa panjang untuk 3 orang dan 2 buah sofa kecil untuk 1 orang yang letaknya masing-masing di sisi kanan dan kiri sofa panjang dan membentuk sudut 900 dari sofa panjang tersebut. Di atas meja terdapat 1 buah vas bunga, 2 buah tempat kue, 1 gelas minuman, dan 1 botol jus. Di dalam ruang tamu itu juga diparkir sebuah sepeda motor. Dari ruang tamu dapat dilihat 3 buah pintu, 2 diantaranya adalah ruangan kamar, dan 1 pintu lagi adalah pintu yang menuju ruangan belakang (dapur dan kamar mandi). Disebelah ruang tamu terdapat ruang TV, yang terdiri dari 1 buah TV, 1 set sound system, dan sebuah sofa berukuran sedang untuk 2 orang.

Responden duduk di sofa kecil, sedangkan responden duduk di sofa yang besar. Responden mengenakan kaos tanpa kerah berwarna putih dan celana kain berwarna merah muda. Setelah 15 menit, proses wawancara sempat berhenti selama 10 menit karena ibu responden keluar dari kamar responden. Peneliti kemudian menyalami ibu responden dan berbasa-basi sebentar. Ibu responden memilih duduk di ruang TV. Setelah berbincang sebentar, peneliti dan responden memutuskan untuk melanjutkan wawancara di kamar responden. Responden mengakui bahwa dirinya tidak ingin wawanara tersebut didengar oleh ibu responden. Hal ini dikarenakan penyakit leukemia yang diderita responden ditutupi dari ibunya.

Ruangan kamar responden berukuran 3 m x 4 m, yang terdiri dari 1 buah tempat tidur besar untuk 2 orang, 1 buah meja belajar, 1 buah AC dan 1 buah pengharum ruangan yang mengeluarkan aromanya setiap 10 menit sekali. Di atas tempat tidur terdapat 2 buah bantal, 1 buah guling, 1 buah boneka beruang

berukuran besar, 3 buah boneka beruang berukuran sedang, dan belasan boneka beruang berukuran kecil. Di atas meja terdapat beberapa macam obat, 1 buah gelas, 2 buah kotak handphone, dan beberapa buah buku dan majalah. Ruangan ini memang sengaja tidak diisi dengan banyak barang, agar tidak ada debu yang menumpuk.

A.3. Data Wawancara

Dokumen terkait