• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. BAB IV ANALISA DATA

1. Latar belakang responden

Deskripsi data responden

Responden I Responden II Responden III

Nama Ade (bukan nama

sebenarnya)

Ari (bukan nama sebenarnya)

Tya (bukan nama sebenarnya) TTL Tanjung Balai, 10 September 1992 Jakarta, 22 Mei 1992 Bekasi, 3 Juni 1990

Umur 18 tahun 18 tahun 20 tahun

Jenis kelamin Wanita Pria Wanita

Agama Islam Islam Islam

Suku Padang-Melayu Jawa Jawa

Urutan kelahiran Anak ke 2 dari 2

bersaudara Anak ke 1 dari 2 bersaudara Anak ke 2 dari 2 bersaudara (kandung)

Pendidikan terakhir SMA SMK SMA

Pekerjaan Pelajar Pelajar Mahasiswa &

Karyawan

Lamanya diagnosa + 7 bulan + 6 bulan + 7 bulan

Pengobatan Medis 1. Kemoterapi

2. Transplantasi sel induk

1. Kemoterapi 1. Kemoterapi

Tempat dan tanggal wawancara 1. Kamis, 11 Maret 2010; di Hotel P pukul 10.30 WIB - 11.30 WIB. 2. Sabtu, 27 Maret 2010, di hotel P 1. Jumat, 7 Mei 2010, di RS D pukul 09.00 WIB - 10.30 WIB. 2. Minggu, 16 1. Jumat, 14 Mei 2010, di rumah responden pukul 10.30 WIB - 12.30 WIB.

- 15.00 WIB. 3. Minggu, 11 Juli 2010, di RS. H pukul 13.00 WIB - 13.20 WIB. RS D pukul 19.30 WIB - 20.10 WIB. a. Responden I

Ade merupakan putri kedua dari pasangan Bapak Adi dan Ibu Dina. Bapak Adi bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), sedangkan Ibu Dina hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Kakak Ade, Novi, adalah seorang mahasiswi di salah satu akademi keperawatan di Siantar. Saat ini Ade baru saja lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Siantar.

Ade mulai mengeluhkan penyakitnya saat duduk di bangku kelas 3 SMA. Sekitar 2 bulan sebelum ujian nasional, Ade tidak dapat melanjutkan sekolah seperti siswa lainnya, karena harus mendapat perawatan di rumah sakit di Medan. Selama di Medan Ade selalu ditemani oleh ibunya. Ayah Ade tidak bisa sering menemani Ade karena harus bekerja, begitu juga dengan kakaknya yang harus tinggal di asrama kampusnya.

Ade adalah anak yang pintar. Ade bahkan telah lulus seleksi PMDK fakultas kedokteran di salah satu universitas negeri di Jogjakarta, walaupun akhirnya Ade tidak mengambil kursi yang telah ia peroleh. Penyakit leukemia yang diderita Ade membuat dirinya tidak dapat melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan.

Peneliti mengenal Ade dari salah seorang kenalan peneliti, yang oleh Ade sudah seperti keluarga. Hal ini memudahkan peneliti dalam memperoleh persetujuan dari Ade dan keluarganya untuk menjadikan Ade sebagai responden penelitian.

b. Responden II

Ari merupakan anak sulung dari pasangan Bapak Yanto dan Ibu Lilik. Bapak Yanto bekerja dinas perhubungan dan Ibu Lilik sebagai guru di salah satu sekolah dasar negeri di Jakarta. Adik responden, Titin, berusia 8 tahun duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. Saat ini Ari baru saja lulus dari bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) internasional C di Jakarta setelah sebelumnya mengikuti ujian nasional susulan. Ari memang tidak lulus dalam Ujian Nasional, karena 2 (dua) hari sebelum Ujian Nasional Ari harus menerima perawatan di Rumah Sakit Islam dengan diagnosa Demam Berdarah.

Ari adalah anak yang mudah bergaul. Hal ini tidak terlepas dari sifatnya yang ramah dan suka bercanda. Sifat Ari ini juga yang memudahkan peneliti untuk bisa dekat dengan dirinya. Walaupun mudah bergaul, Ari memiliki sedikit rasa tidak percaya diri. Hal ini terlihat dari penolakan responden terhadap kebutuhan peneliti untuk merekam sesi wawancara yang berlangsung.

Ari memiliki cita-cita untuk melanjutkan kehidupannya setelah lulus sekolah di Batam. Sebenarnya ini bukan hanya cita-cita Ari seorang diri, melainkan juga merupakan cita-cita bersama dengan sahabat-sahabatnya. Mereka ingin bekerja bersama-samadi bidang perkapalan ataupun yang berhubungan dengan hobi otomotif mereka.

Peneliti mengenal Ari di RS. D. Rumah sakit ini adalah salah satu rumah sakit yang banyak menerima pasien kanker di Jakarta. Ari merupakan pasien leukemia ke lima yang ditemui oleh peneliti di RS. D. Pemilihan Ari sebagai

responden penelitian didasarkan pada kondisi fisiknya yang memungkinkan untuk dilakukannya beberapa sesi wawancara.

Selama satu bulan semenjak mengenal Ari, hampir setiap hari peneliti menemuinya di RS. D. Dari apa yang peneliti perhatikan, satu minggu sekali ada pergantian orang yang menemaninya di rumah sakit. Hal ini tidak dikarenakan kedua orang tua Ari harus bekerja, sehingga hanya bisa menemaninya di akhir pekan. Pada hari kerja, yang menemani Ari adalah oom atau kakak sepupunya, yang menjaga Ari secara bergantian.

c. Responden III

Tya merupakan bungsu dari pasangan Bapak Ridho dan Ibu Siska. Bapak Ridho adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Bekasi, sedangkan Ibu Siska adalah ibu rumah tangga seperti pada umumnya. Kakak Tya, Devi, adalah seorang mahasiswi di salah satu sekolah pariwisata di Jakarta. Selain Devi, Tya memiliki 3 orang saudara tiri, yang merupakan anak dari Bapak Ridho dan almarhum istri pertamanya. Tya juga akan segera memiliki adik tiri, yang merupakan anak dari bapak Ridho dengan Ibu Sita, istrinya. Ibu Siska memiliki penyakit kanker payudara yang membuatnya tidak dapat melakukan dan memenuhi kewajibannya selayaknya orangtua normal. Hal ini yang membuat Tya dapat memaklumi dan menerima pernikahan ayahnya dengan Ibu Sita.

Saat ini Tya adalah mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Bekasi dan karyawan tetap di PT. H. sTya adalah anak yang ceria dan suka menolong. Hal ini membuat Tya disukai dan disayangi oleh teman-temannya, baik

di kampus, teater, maupun di tempat kerjanya. Tya juga merupakan orang yang terbuka terhadap perasaannya. Tya tidak ragu untuk menunjukkan kesedihannya dengan menangis di depan orang lain.

Sama seperti Ari, peneliti juga mengenal Tya di RS. D. Tya merupakan pasien leukemia pertama yang dikenal peneliti di rumah sakit tersebut. Tidak berbeda dengan Ari, pemilihan Tya sebagai responden juga didasarkan pada kondisi fisik Tya yang memungkinkan dirinya untuk diwawancarai oleh peneliti.

Selama dirawat di rumah sakit, Tya ditemani oleh Devi. Ayahnya harus bekerja, sedangkan ibunya tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh Tya sehingga tidak dapat menemani Tya. Penyakit leukemia yang diderita Tya sengaja ditutupi dari ibunya, karena takut jika kondisi ibunya akan semakin mengkhawatirkan jika terlalu memikirkan kondisi Tya.

Dokumen terkait