• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA PERKEMBANGAN V

Dalam dokumen Index of /files/disk1/20 (Halaman 92-106)

Tanggal : 27 April 2015 Pukul : 10.00 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan sudah tidak nyeri pada luka jahitan 2. Ibu mengatakan bayinya masih diberi ASI

3. Ibu mengatakan sudah bisa memenuhi kebutuhan dirinya tanpa bantuan orang lain

O : Obyektif

1. Keadaan umum : baik

2. TTV

TD : 110/90 mmHG R : 24 x/menit N : 80 x/menit S : 365°C

3. Kontraksi uterus baik, TFU diantara pertengahan pusat dan simpisis, Fundus teraba keras

4. Payudara simetris kanan dan kiri, areola hiperpigmentasi, puting menonjol dan bersdih dan ASI keluar banyak

5. Luka operasi sudah kering

6. Pengeluaran pervaginam Lochea Sanguinolenta 1 pembalut tidak penuh

A : Assement

Ny. Y P1 A0 umur 22 tahun hari ke lima dengan post Sectio Caessaria

P : Planning

Tanggal : 27 April 20115 Pukul : 10.15 WIB 1. Menganjarkan ibu cara menyusui yang benar

2. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan pada luka bekas operasinya.

3. Mengajari ibu cara perawatan bayi sehari-hari

4. Menganjurkan ibu agar tetap mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dan karbohidrat

E : EVALUASI

Tanggal : 27 April 2015 Pukul : 11.30 WIB 1. Ibu sudah paham dan mengerti cara menyusui yang benar

2. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan dirinya dan menjaga kebersihan pada luka bekas operasi

3. Ibu sudah paham dan mengerti cara perawatan bayi sehari-hari

4. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggii protein dan karbohidrat

B PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan pada Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. Y P1A0

Umur 24 Tahun Dengan Post Sectio Caessaria dengan mengunakan 7 langkah Varney yang meliputi :

1. Pengkajian

Pada pengumpulan data dasar merupakan langkah utama dalam melaksanakan asuhan kebidanan. Pada tahap ini penulis tidak mengalami kesulitan karena pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, pengamatan, dan observasi. Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kedaan pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010)

Pada kasus Ny. Y didapatkan mengeluh nyeri pada luka jahitan

post Sectio Caesarea yang didapatkan dari data subyektif (identitas pasien,

keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, riwayat hamil ini, riwayat penyakit dan pola kebiasaan sehari – hari) dan data obyektif (diambil dari keadaan umum ibu, kesadaran, TTV, keadaan luka jahitan, tinggi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran darah pervaginam). Jadi pada pengkajian ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan.

2. Interpretasi Data

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien pada kasus ibu nifas post Sectio

Caessaria adalah gangguan rasa nyaman (nyeri) pada luka Sectio

Caessaria

Diagnosa kebidanan pada kasus ini yaitu Ny. Y P1A0 umur 24 tahun hari pertama dengan post Sectio Caesarea. Masalah yang muncul yaitu gangguan rasa nyaman (nyeri) dan cemas, kebutuhan yang diberikan adalah dukungan moril. Sehingga pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik.

3. Diagnosa Potensial

Menururut Manuaba (2012), pada kasus Sectio Caessaria rentan terjadi perdarahan, infeksi dan trauma jalan lahir. Pada kasus Ny. Y P1A0

pemberian terapi sesuai advis dokter dan perawatan luka bekas operasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien.

Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

4. Antisipasi

Menurut Wiknjosastro (2005), antisipasi pertama yang dilakukan pada ibu nifas post Sectio Caesarea antara lain kolaborasi dengan dokter SpOG, pemberian antibiotik profilaksis.

Pada kasus Ny. Y P1A0 umur 24 tahun dengan post Sectio

Caessaria antisipasi yang dilakukan yaitu berkolaborasi dengan dr. SpOG

untuk memberikan terapi pada ibu nifas post Sectio Caesarea agar tidak terjadi infeksi yaitu pemberian antibiotik Injeksi Cefotaxime1gr/8 jam serta merawat luka post Sectio Caesarea dengan kassa steril. Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

5. Rencana Asuhan

Menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2012), perencanaan pada ibu nifas infeksi luka post Sectio Caesarea antara lain :

a. Pemberian Analgesia

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital c. Terapi cairan dan diet

d. Ambulasi e. Perawatan luka

f. Laboratorium g. Perawatan payudara

Pada kasus Ny. Y P1A0 umur 24 tahun nifas dengan post Sectio

Caesaria perencanaan yang dilakukan antara lain :

a. Pemberian Analgesia 1) Cefotaxime 1 gr 2) Ketorolak 30 mg 3) Vit C 500mg 4) Cefadroxil 500 mg 5) Asam Mefenamat 500 mg 6) Sulfat Ferosus 500 mg

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam pada 6 jam pertama

c. Terapi cairan dan diet dengan pemberian infuse dan pemasangan dower cateter

d. Mengajari ibu cara Breast Care

e. Menganjurkan menyusui secara Ondemand

f. Memberikan KIE tentang gizi untuk ibu nifas

g. Mengajarkan ambulasi dengan mengajarkan ibu untuk belajar miring, duduk dan berjalan ke kamar mandi

h. Melakukan Perawatan luka dengan menggunakan kassa steril i. Memberikan KIE tetang cara perawatan luka

j. Laboratorium pemeriksaan pada tanggal 18 April 2015 dengan hasil Hb terakhir 12,5 gram%

k. Menjaga kebersihan diri dan daerah luka agar tetap kering

l. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 27 April 2015

Berdasarakan data diatas tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

6. Pelaksanaan

Menurut Sulistyawati (2009), pada langkah ini asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah perencanaan dilaksanakan secara efisien dan aman. Menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2012), perencanaan pada ibu nifas infeksi luka post Sectio Caesarea antara lain : a. Pemberian Analgesia

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital c. Terapi cairan dan diet

d. Ambulasi e. Perawatan luka f. Laboratorium g. Perawatan payudara

Pada kasus Ny. Y P1A0 umur 24 tahun nifas dengan post Sectio

Caesaria perencanaan yang dilakukan antara lain :

1) Cefotaxime 1 gr 2) Ketorolak 30 mg 3) Vit C 500mg 4) Cefadroxil 500 mg 5) Asam Mefenamat 500 mg 6) Sulfat Ferosus 500 mg

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam pada 6 jam pertama

c. Terapi cairan dan diet dengan pemberian infuse dan pemasangan dower cateter

d. Mengajari ibu cara Breast Care

e. Menganjurkan menyusui secara Ondemand

f. Memberikan KIE tentang gizi untuk ibu nifas

g. Mengajarkan ambulasi dengan mengajarkan ibu untuk belajar miring, duduk dan berjalan ke kamar mandi

h. Melakukan Perawatan luka dengan menggunakan kassa steril i. Memberikan KIE tetang cara perawatan luka

j. Laboratorium pemeriksaan pada tanggal 18 April 2015 dengan hasil Hb terakhir 12,5 gram%

k. Menjaga kebersihan diri dan daerah luka agar tetap kering

l. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 27 April 2015

Dalam pelaksanaan terdapat kesenjangan antara teori dan praktek pada ambulasi yaitu menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2012) pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawat dapat bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurangnya 2 kali pada hari ke dua pasien dapat berjalan dengan pertolongan dan pada kasus Ny. Y P1A0

umur 24 tahun hari pertama hanya dianjurkan untuk melakukan ambulasi apabila tidak merasa nyeri dengan cara miring ke kiri dan ke kanan dan Ny. Y sudah bisa berjalan pada hari ke tiga.

Dalam kasus ini terjadi kesenjangan antara teori dan praktek tetapi tidak mempengaruhi jalannya penyembuhan luka post Sectio Caesarea. 7. Evaluasi

Menurut Saifudin (2006), evaluasi asuhan kebidanan pada post

Sectio Caessaria antara lain keadaan umum, baik dan tanda-tanda vital

normal, tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka post operasi. Pada kasus ini di peroleh evaluasi terakhir sebelum pulang antara lain :

Evaluasi hasil akhirnya yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda – tanda vital normal. Luka post Sectio Caesarea

tidak ada tanda-tanda infeksi, pasien diperbolehkan untuk pulang pada hari ke empat dengan kontrol satu minggu lagi. Berdasarkan data uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

89

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. Y P1A0 Umur 24 Tahun dengan post Sectio Caessaria di RSU Assalam Gemolong” dengan menggunakan 7 langkah Varney yaitu : 1. Pengkajian , pada langkah ini penulis pengumpulan data secara subyektif

yang diperoleh secara langsung secara wawancara yaitu ibu merasakan nyeri pada luka bekas operasi, pengamatan langsung dari pasien dan keluarga pasien. Secara obyektif pada kasus ini adalah perut terdapat luka jahitan post Sectio Caessaria dan luka tertutup kassa, kontraksu uterus keras dan TFU 2 jari dibawah pusat.

2. Interpretasi Data pada kasus ini yaitu Ny. Y P1A0 umur 24 tahun hari pertama dengan post sectio caesarea. Masalah yang muncul yaitu gangguan rasa nyaman (nyeri) dan cemas, kebutuhan yang diberikan adalah dukungan moril.

3. Diagnosa Potensial pada kasus Ny. Y P1A0 umur 24 tahun dengan post

sectio caesarea tidak terjadi infeksi karena pemberian terapi sesuai advis

dokter dan perawatan luka bekas operasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien.

4. Antisipasi pada kasus Ny. Y P1A0 umur 24 tahun nifas dengan post Sectio

Caessaria antisipasi yang dilakukan yaitu berkolaborasi dengan dr. SpOG

untuk memberikan terapi nifas post sectio caesarea yaitu Injeksi antibiotik Cefotaxime1gr/8 jam serta merawat luka post sectio caesarea dengan kassa steril.

5. Rencana Asuhan pada kasus Ny. Y P1A0 umur 24 tahun nifas dengan post

Sectio Caesaria sesuai dengan teori, perencanaan yang telah dibuat yaitu

mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital sign, mengobservasi kontraksi uterus, perdarahan, pengeluaran lochea, mengobservasi input dan output cairan, diet nutrisi tinggi kalori dan protein melakukan mobilisasi dengn miring kanan kiri, duduk dan belajar berjalan dan memberi terapi sesuai advis dokter.

6. Pelaksanaan kasus ibu Ny.Y P1 A0 umur 24 tahun nifas dengan post Sectio

Caessaria ini disesuaikan dengan rencana asuhan yang sudah dilakukan

secara menyeluruh

7. Evaluasi pada hasil akhir Ny. Y P1 A0 umur 24 tahun yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda – tanda vital normal. Luka post

Sectio Caesarea tidak ada tanda-tanda infeksi, pasien diperbolehkan untuk

pulang pada hari ke empat dengan kontrol satu minggu lagi.

8. Pada kasus Ny.Y P1A0 umur 24 tahun dengan Post Sectio Caessaria

terdapat kesenjangan antara teori dan praktek pada pelaksanaan pada ambulasi yaitu menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2012) pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawat dapat

bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurangnya 2 kali pada hari ke dua pasien dapat berjalan dengan pertolongan dan pada kasus Ny. Y P1A0

umur 24 tahun hari pertama hanya dianjurkan untuk melakukan ambulasi apabila tidak merasa nyeri dengan cara miring ke kiri dan ke kanan dan Ny. Y sudah bisa berjalan pada hari ke tiga. Hal tersebut dikarenakan pasien masih merasa takut untuk melakukan Ambulasi dini, sehingga dibutuhkan waktu bertahap untuk melakukan Ambulasi.

9. Pada kasus ini pemecahan masalah kesenjangan antara teori dan kasus memberikan dukungan moril pada ibu nifas post Sectio Caessarea agar tidak merasa takut untuk melakukan mobilisasi.

B. Saran

Dari studi kasus ibu nifas Ny. Y P1A0 Umur 24 Tahun dengan post Sectio

Caessaria di RSU Assalam Gemolongsaran yang dapat penulis berikan adalah

sebagai berikut :

1. Rumah Sakit.

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam menangani pasien serta dapat memberikan kenyamanan pasien rawat inap dalam beristirahat.

2. Bagi Klien.

Diharapkan kepada klien untuk tidak takut dalam melakukan ambulasi dini dan kontrol luka bekas jahitan sesuai advis dokter (satu minggu setelah operasi) agar dapat segera mendeteksi tanda-tanda infeksi.

3. Bagi Tenaga Kesehatan.

Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan mampu memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan pada institusi agar menambah referensi dan sebagai wacana bagi mahasiswa di perpustakaan mengenai Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan Post Sectio Caessarea.

DAFTARPUSTAKA

Aini, 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dengan Post Sectio Caessarea Pad aNy.

T di Bangsal Mawar I RSU Moewardi.SIKes Aisyah Surakarta.

Amarwati, E.R danWulandari,D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta :Mitra Cedikia.

Baston, H, Hall, Jenifer. 2010. Midwifery Essentials Postnatal. Jakarta : EGC.

Depkes RI, 2011. Angka Kematian Ibu. http//www.google.com/depkesri diakses 13 November 2014.

Histriani L, 2012. Asuhan Keidanan pada Ibu Nifas pada Ny.S Umur 25 Tahun Post

Sectio Caessarea di RSUD Pandangarang Boyolali. Karya Tulis

Ilmiah Akademik Kebidanan Kusuma Husada Surkarta.

Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2012. Asuhan Keperawatan Post Operasi.

Yogyakarta :NuhaMedika.

Manuaba dkk. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.

___________.2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC.

Manuaba, I. B. G. 2012.Buku Ajar Pengantar Kuliah Teknik Operasi Obstetri dan

Keluarga Berencana. Jakarta : Trans Info Media.

Maulana, 2012. Penyakit Kehamilan dan Pengbatanya.Yogyakarta : Kata Hati.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurarif Dkk 2013, Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.

Nurarif, A.H. dan Kusuma, H. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnsa

Medisdan NAN NIC-NOC. Yogyakarta : Medication.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.

Jakarta : Medika Salemba.

Prawirohardjo, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan (Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur

Penlitian).Yogyakarta : Rohima Press.

Saifudin, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Tridasa Printer.

Sulistyawati, A.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Andi.

Dalam dokumen Index of /files/disk1/20 (Halaman 92-106)

Dokumen terkait