Materi ini terkait dengan uraian di awal PB-Satu modul ini. Untuk membantu
pemahaman Anda untuk PB-Satu ini, perhatikanlah skema berikut.
1.
Arti Data Primer Kuantitatif
Data primer yang bersifat kuantitatif merupakan data yang langsung
dikumpulkan dari subjek penelitian, umumnya berupa angka, seperti data
tentang umur dan besarnya pendapatan.
Contoh:
Berapakah umur Bapak/Ibu ?
(Tuliskan jawaban):
...tahun
Berapakan pendapatan Bapak/Ibu rata-rata dalam sebulan? (Tuliskan jawaban)
Rp...,-
Data yang pada dasarnya bersifat kualitatif seperti data status perkawinan,
dan pendidikan seseorang (sebagai subjek penelitian) juga dapat
dikuantifikasi seperti dalam pertanyaan berikut.
Apakah status perkawinan Bapak/Ibu?
1)
Belum kawin
2)
Kawin
3)
Cerai mati
4)
Cerai hidup
Data primer, data kuantitatif, data kualitatif, populasi, sampel,
sampling, sampling probabilitas, sampling nonprobabilitas, instrumen
penelitian, unit analisis, data sekunder.
Sumber dan Koleksi Data (Bidang IPS)
Apakah tingkat pendidikan tertinggi yang bapak/Ibu? tamatkah?:
1)
tidak pernah sekolah
2)
tamat sekolah dasar
3)
tamat SLTP
4)
tamat SLTA
5)
tamat akademi
6)
tamat perguruan tinggi
Dalam pengumpulan data biasanya dipakai kode 1, 2, 3, dstnya, tetapi dalam
analisis data tersebut dikembalikan pada arti sebenarnya misalnya dalam
status perkawinan, 1 berarti individu sebagai subjek penelitian belum kawin;
dalam pendidikan, 1 berarti individu subjek penelitian tidak pernah sekolah.
Berikut pembahasan bagian terpenting dari Modul ini. Simaklah dengan baik !
2.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer kuantitatif umumnya digunakan dalam
penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat
didefinisikan sebagai penelitian yang mencakup setiap jenis penelitian yang
didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata, ci kuadrat dan
perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif
melibatkan diri pada ‘perhitungan’, ‘angka’, atau ‘kuantitas’.9 Data
kuantitatif ini umumnya digunakan untuk memberikan jawaban terhadap
pertanyaan; apa; berapa besar; berapa banyak tentang keadaan populasi
atau sampel yang diteliti.
Setelah instrumen selesai disusun dan lokasi penelitian sudah ditentukan,
dilakukan tahap pengumpulan data sebagai berikut.
a.
Uji Coba Kuesioner.
Uji coba kuesioner ini tidak harus dilakukan di lokasi penelitian, tetapi
dapat dilakukan di mana saja yang memudahkan peneliti. Tujuan uji
coba kuesioner ini adalah untuk mendapatkan umpan balik tentang:
1)
pertanyaan-pertanyaan yang ambisius dan tidak jelas;
2)
penggunaan kata asing yang kurang perlu atau kata
ilmiah/akademis yang terlampau abstrak;
3)
kata-kata yang menimbulkan rasa antipati dan curiga; atau
Prosedur Pengumpulan Data
Dengan mendapatkan umpan balik dari uji coba tersebut, peneliti dapat
melakukan perbaikan kuesioner dan menghindari hal-hal yang dapat
menghambat jalannya wawancara dan menambahkan hal-hal yang
dirasakan kurang.
Setelah kuesioner disempurnakan, kuesioner siap untuk diberikan
pada responden. Jika kuesioner ini akan ditanyakan langsung oleh
pewawancara (dalam wawancara tatap muka), tahap selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah:
b.
memilih pewawancara;
c.
mengadakan pelatihan bagi calon pewawancara;
d.
uji coba wawancara bagi calon pewawancara yang sudah dilatih;
e.
wawancara pengumpulan data.
3.
Cara Penarikan Sampel (Sampling Method)
a.
Probability Sampling
1)
Pengertian
Pada dasarnya ada dua macam cara pengambilan sampel, yaitu
sampling probabilitas (probability sampling) dan
sampling
nonprobabilitas
(nonprobability
sampling).
Sampling
probabilitas adalah suatu sampling yang pemilihan unit analisis
(dapat juga disebut objek penelitian atau elemen penelitian) dari
populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian dipilih
berdasarkan
nilai-nilai
kemungkinannya
untuk
terpilih
(probability). Penggunaan sampling probabilitas diperlukan jika
data akan dianalisis dengan analisis statistik yang cukup
mendalam, misalnya membuat interval perkiraan atau untuk
pengujian hipotesis. Jika yang ingin dilakukan hanya membuat
perkiraan seperti nilai rata-rata, persentase atau rasio cukup
digunakan sampling nonprobabilitas.5
2)
Contoh sampling probabilitas
Sampling probabilitas
umumnya digunakan dalam pengumpulan
Sumber dan Koleksi Data (Bidang IPS)
a)
Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random
sampling). Pengambilan sampel ini dilakukan sedemikian
rupa sehingga tiap unit penelitian mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Salah satu cara yang
biasa digunakan adalah dengan memberi nomor setiap unit
penelitian dan mengambil secara acak (atau dengan cara
diundi), nomor-nomor tersebut sesuai diambil dengan jumlah
sampel yang dibutuhkan.
b)
Pengambilan sampel secara sistimatis (systematic sampling).
Pengambilan sampel ini dilakukan hanya pada unit analisis
pertama saja dari populasi yang dipilih secara acak. Unit-unit
selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu.
c)
Pengambilan sampel secara acak distratifikasi (stratified
random sampling). Pengambilan sampel ini digunakan jika
populasi penelitian bersifat heterogen. Populasi yang
heterogen dibagi-bagi dalam lapisan (strata) yang seragam
dan dari setiap lapisan diambil sampel secara acak. Dalam
teknik ini peluang setiap unit analisis dalam tiap strata untuk
terpilih sebagai sampel dapat sama dan dapat pula tidak
sama. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk penggunaan
teknik ini:
(1)
harus ada kriteria yang jelas yang akan digunakan
sebagai dasar untuk mengelompokan populasi dalam
beberapa strata;
(2)
harus ada data pendahuluan mengenai kriteria yang
akan digunakan untuk membuat strata dalam populasi;
(3)
harus diketahui dengan tepat jumlah unit analisis
(unsur) sampling dari tiap strata dalam populasi.
d)
Pengambilan sampel gugus sederhana (simple cluster
sampling). Teknik ini digunakan jika kerangka sampel untuk
dasar pemilihan tidak tersedia atau tidak lengkap dan biaya
untuk membuatnya terlalu mahal. Untuk mengatasi hal itu,
unit-unit analisis dalam populasi dikelompokkan ke dalam
Prosedur Pengumpulan Data
gugus-gugus atau cluster, yang merupakan satuan tempat
sampel akan diambil. Jumlah gugus yang diambil sebagai
sampel harus secara acak, kemudian unsur-unsur penelitian
dalam gugus-gugus tersebut diteliti semuan.
b.
Nonprobability Sampling
1)
Pengertian
Nonprobability Sampling adalah teknik penentuan sampling
berdasarkan cara-cara khusus karena sampel diambil dengan
alasan tertentu.
2)
Contoh nonprobability sampling
Beberapa contoh
nonprobability sampling dapat Anda simak di
bawah ini.
1)
Pengambilan sampel kuota (quota sampling).
Teknik pengambilan sampel ini tidak didasarkan pada strata
atau daerah, tetapi didasarkan pada jumlah sampel yang
sudah ditentukan. Dalam pengumpulan data, peneliti
menghubungi subjek (unit analisis) yang memenuhi
persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan darimana
subjek tersebut (tetapi masih dalam populasi penelitian).
Biasanya yang diambil sebagai sampel adalah subjek yang
mudah ditemui sehingga memudahkan pengumpulan data.
Yang penting diperhatikan adalah jumlah sampel (quantum)
yang sudah ditentukan.
2)
Pengambilan sampel bertujuan (pusposive sampling).
Pengambilan sampel yang dilakukan dengan didasarkan pada
tujuan tertentu (tujuan penelitian) biasanya dilakukan karena
beberapa pertimbangan, misalnya karena keterbatasan
waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat diambil sampel
dalam jumlah yang besar dan jauh lokasinya. Secara
metodologi ini dibenarkan, tetapi ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi, yaitu:3
Sumber dan Koleksi Data (Bidang IPS)
a)
pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri, sifat
atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri pokok
populasi;
b)
subjek yang diambil (unit analisis) sebagai sampel
benar-benar merupakan subjek yang paling banyak
mengandung ciri yang terdapat dalam populasi (key
subject);
c)
penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan
cermat di dalam studi pendahuluan.
Apakah Anda pernah menggunakan kedua teknik sampling untuk data
kuantitatif tersebut di atas? Apakah Anda melihat perbedaan keduanya dan
dampaknya terhadap hasil penelitian?
Dalam dokumen
2012 Sumber dan Koleksi Data Bidang IPS
(Halaman 48-53)