• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Statistik

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Kediri, April Penulis (Halaman 58-62)

F. Distribusi Probabilitas Poisson

BAB 12 DATA STATISTIK DATA STATISTIK

B. Data Statistik

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi (Suharsimi Arikunto, 2002). Data merupakan materi mentah yang membentuk semua laporan penelitian (Dempsey dan Dempsey, 2002).

Data berbentuk jamak sedangkan bentuk tunggalnya adalah datum. Jadi data sama dengan datum-datum. Data statistik ialah data yang berwujud angka, namun tidak semua angka di sebut data statistik. Suatu angka atau bilangan di sebut data statistik bila angka itu menunjukkan suatu ciri dari suatu penelitian yang bersifat agregatif yaitu pencatatan yang di lakukan lebih dari satu kali pada satu individu serta mencerminkan suatu kegiatan dalam bidang tertentu.

Pengenalan jenis-jenis data statistic sangat penting, karena menyangkut pilihan instrument pengumpul data yang akan di gunakan dan menentukan pilihan teknik analisis yang akan digunakan.

Dari sudut pandang statistic data dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Data kualitatif

Data yang dinyatakan bukan dalam bentuk angka. Contohnya adalah Jenis kelamin (laki-laki, perempuan), program studi (ilmu kesehatan masyarakat, ilmu pendidikan ners, kebidanan, analist, dsb). Data kualitatif dapat diolah dan dianalisis dengan statistik tetapi harus diubah kedalam data kuantitatif. 2. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Misalnya tinggi badan, kadar gula darah, kadar kolesterol, nilai ujian.

Berdasarkan skala pengukurannya

Data yang merupakan hasil pengukuran variabel memiliki jenis skala pengukuran sebagaimana yang terdapat pada variabel. Dengan demikian berdasarkan tinjauan ini, data dapat dibedakan menjadi :

1) data nominal

Data nominal di sebut juga data deskrit atau data kategorik, yaitu data statistic yang cara penyusunannya di klasifikasikan dalam beberapa kategori saling lepas (mutual exlusive) dan tuntas (exhaustive). Masing-masing kategori memiliki kategori yang sama. Data nominal termasuk data yang memiliki tingkat yang paling rendah dibandingkan dengan jenis data statistik yang lain.

Contoh : warna kulit, agama, jenis minuman 2) data ordinal

Data ordinal adalah data statistik yang diurutkan dari jenjang yang paling rendah sampai ke jenjang yang paling tinggi atau sebaliknya dari jenjang yang paling tinggi sampai yang paling rendah, dan dalam bentuk kategori atau klasifikasi. Ciri data ordinal adalah :

a. Dalam bentuk kategori

b. Posisi data tidak setara atau bertingkat c. Tidak bisa dilakukan operasi matematika

Contoh : pengetahuan (baik, cukup, kurang), Rangking (I, II, III, IV), Tingkat nyeri (Nyeri berat, Nyeri sedang, nyeri ringan, tidak nyeri)

3) data interval

Data interval adalah data statistic yang mempunyai jarak yang sama diantara hal-hal yang sedang di selidiki. Ciri khas data interval adalah :

a. satuan ukurannya mempunyai skala yang sama b. antar kategori data dapat ketahui selisihnya c. tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak

d. Data interval tidak dapat di bandingkan

Contoh : nilai skor yang didapatkan dari kuesioner, nilai ujian ( rentang nilai 0 – 100) atau (0 – 10). Pada contoh nilai ujian missal si A mendapat 50 dan si B mendapat nilai 100 tidak bisa di katakana bahwa si B dua lebih pandai dari si A. 4) data rasio

Data ratio merupakan jenis data statistic yang menempati posisi tertinggi di bandingkan dengan jenis data statistic yang menempati posisi tertinggi di bandingkan dengan jenis data statistik yang lain. Ciri-ciri data ratio adalah: a. Data diperoleh merupakan hasil pengukuran, dimana jarak dua titik pada

skala di ketahui dari alat ukurnya. b. Dapat di ketahui selisihnya c. Data dapat di bandingkan d. Memiliki nilai nol (0) mutlak

Contoh : berat badan (50 kg, 75kg, 90 kg), tinggi badan (170 cm, 130 cm). Data pada skala ratio dapat di bandingkan. Misalnya A memiliki berat badan 60 kg, dan B memiliki berat badan 120 kg, maka dapat dikatakan bahwa berat badan B 2 kali daripada berat badan A.

Statistika Deskriptif dan Inferensia

Statistika deskriptif melakukan proses pengumpulan data sampai dengan penyajiannya/presentasi. Statistika deskriptif berkaitan dengan pencatatan dan peringkasan data, dengan tujuan menggambarkan hal-hal penting pada sekelompok data. Contohnya menampilkan rata-rata, variansi, menampilkan dalam bentuk diagram atau tabel.

Statistika inferentia melakukan proses pengumpulan data sampai dengan melakukan pendugaan terhadap populasi. Inferensia melakukan generalisasi terhadap populasi. Statistika inferensia berkaitan dengan pengambilan keputusan dari data yang telah dicatat dan diringkas tersebut.

Adapun contoh statistika inferensia

 Diambil 15 sampel mahasiswa putri di sebuah sekolah tinggi kemudian diukur kadar hb-nya, diketahui rata-rata kadar Hb 10,1. Maka bisa disimpulkan bahwa rata-rata kadar Hb mahasiswa sekolah tinggi tersebut (sebagai populasi) adalah 10.5

 Diambil sampel 180 laki-laki dan perempuan yang bekerja pada sebuah kantor yang memiliki 400 karyawan. Dari proses statitika inferentia pada 180 sampel tersebut didapatkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada motivasi bekerja mereka. Maka bisa disimpulkan bahwa rata-rata motivasi kerja laki-laki dan perempuan dikator tersebut memang berbeda. Mungkin saja motivasi laki-laki dalam bekerja lebih tinggi dibandingkan perempuan atau sebaliknya.

Dengan demikian, jika pengambilan sebuah sampel adalah salah,atau penggunaan metode statistic tertentu pada sebuah sampel adalah salah, maka akan berakibat kesalahan dalam pengambilan keputusan secara umum terhadap populasi. Beberapa kemungkinan bisa terjadi :

 Pengambilan sampel yang salah akan mengakibatkan keputusan yang bisa salah. Seperti mengambil 15 sampel pada mahasiswa yang kebetulan kadar hbnya kurang dari 10, akan mengakibatkan kesimpulan yang salah, jika kebanyakan isi populasi justru kadar hbnya diatas 10.

 Pengambilan sampel sudah benar, namun metode statistic inferenti yang diterapkan salah, keputusan yang diambil juga bisa salah. Seperti membandingkan motivasi laki-laki dan perempuan yang seharusnya kedua sampel tersebut independent satu sama lain, namun diperlakukan sebagai satu sampel saja, maka keputusan bisa saja salah.

Statistika Parametrik dan Non Parametrik

Analisa Statistika Parametrik adalah analisis statistika untuk jenis skala Data Interval (yang memenuhi asumsi normal) dan Ratio sedangkan analisa Statistika Non Parametrik adalah analisis statistika untuk Jenis Skala data Nominal dan Ordinal dan interval yang tidak normal. Adapun konsep kaidah penggunaan analisis statistika inferensia bisa dilihat pada gambar 14.1

Sumber data statistik dapat di peroleh dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan gejala atau peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Data dapat di kumpulkan langsung oleh peneliti dari pihak yang bersangkutan atau di sebut juga sumber primer, atau data di peroleh dari pihak lain (pihak kedua) atau di

sebut juga teknik sekunder. Metode-metode pengumpulan data yang sesuai dan banyak digunakan dalam penelitian social, keagamaan, dan lain-lain meliputi: observasi, wawancara, quesioner dan penggalian data dari sumber-sumber sekunder.

Gambar 14.1 Bagan Parametrik dan Non Parametrik

Sumber data statistik dapat di peroleh dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan gejala atau peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Data dapat di kumpulkan langsung oleh peneliti dari pihak yang bersangkutan atau di sebut juga sumber primer, atau data di peroleh dari pihak lain (pihak kedua) atau di sebut juga teknik sekunder. Metode-metode pengumpulan data yang sesuai dan banyak digunakan dalam penelitian social, keagamaan, dan lain-lain meliputi: observasi, wawancara, quesioner dan penggalian data dari sumber-sumber sekunder.

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang palin galamiah dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan, tetapi juga dalam berbagai aktivitas kehidupan. Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan. Sedangkan secara khusus, dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial keagamaan (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhifenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis.

2. Wawancara

Pengertian dan macam-macam wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face)dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara secara umum adalah untuk menggali struktur kognitif dan dunia makna dari perilaku subjek yang diteliti. Pembagian macam-macam wawancara yang dikemukakan oleh Patton (1980:197), yaitu:

a. Wawancara pembicaraan informal

Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pewawancara itu sendiri, bergantung spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai.

b. Petunjuk umum menggunakan petunjuk wawancara

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang dibicarakan dapat tercakup seluruhnya. Petunjuk itu didasarkan atasanggapan bahwa ada jawaban yang secara umum akan sama diberikan oleh para responden. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dan konteks wawancara yang sebenarnya.

c. Wawancara Baku terbuka

Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Dalam mengadakan pendalaman (probing) terbatas, dan hal itu bergantung situasi wawancara dan kecakapan wawancara.

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Kediri, April Penulis (Halaman 58-62)

Dokumen terkait