• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Penyajian Data

4.2.2 Data Variabel Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menghitung rasio keuangan selama 4 periode, yaitu dimulai dari tahun 2008 sampai 2011 sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 44 pengamatan. Akan tetapi, pengambilan data sekunder dilakukan peneliti mulai dari tahun 2007 karena untuk menghitung rata-rata piutang, peneliti harus menggunakan data periode tahun sebelumnya.

Variabel penelitian terdiri dari perputaran piutang dan profitabilitas, Penggunaan kedua variabel tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana perputaran piutang mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa sering piutang

berputar dalam satu periode. Sedangkan rasio Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dilihat dari total aktivanya.

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa tinggi rendahnya perputaran piutang juga mempengaruhi laba atau profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi perputaran piutang berarti semakin tinggi pula profitabilitasnya (Kasmir, 2012:254). Hal ini disebabkan modal yang ditanamkan dalam piutang dapat meningkatkan penjualan kredit usaha, sehingga tingginya volume penjualan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan.

Rasio perputaran piutang ditentukan dengan membandingkan penjualan kredit perusahaan dengan rata-rata piutangnya. Sedangkan rasio Return On Asset (ROA) ditentukan dengan membadingkan laba sebelum pajak dengan total aktiva perusahaan. Berikut akan disajikan data-data yang digunakan untuk menganalisis rasio perputaran piutang dan rasio ROA selama periode 2008 sampai 2011.

a. Variabel Perputaran Piutang

Perputaran piutang ditentukan dengan membandingkan nilai penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Adapun rumus perputaran piutang sebagai berikut.

������������������=��������������������ℎ��

���� − �����������

Dari rumus tersebut, diketahui bahwa data yang dibutuhkan berupa data penjualan kredit dan rata-rata piutang untuk menghasilkan nilai perputaran piutang. Berikut akan disajikan data penjualan kredit dan rata-rata piutang.

Data Penjualan Kredit Periode 2008-2011

(Disajikan dalam jutaan rupiah)

No. Nama Perusahaan Kode 2008 2009 2010 2011

1. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES 129.542 134.438 218.748 299.409 2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 489.172 533.194 705.220 1.752.802 3. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 1.963.638 1.194.544 718.205 1.238.169 4. Delta Djakarta Tbk. DLTA 673.770 740.681 547.816 1.394.152 5. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 38.799.279 37.140.830 38.403.360 45.332.256 6. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 1.325.661 1.616.264 1.790.164 1.858.750 7. Mayora Indah Tbk. MYOR 3.907.674 4.777.175 7.224.165 9.453.865 8. Prashida Aneka Niaga Tbk. PSDN 713.114 592.358 928.527 1.246.290 9. Sekar Laut Tbk. SKLT 313.125 276.312 314.146 344.435 10. Siantar Top Tbk. STTP 624.401 627.115 762.613 1.027.684 11. Ultrajaya Milk Industri T. Tbk. ULTJ 1.362.607 1.613.928 1.880.411 2.102.383 Sumber: idx laporan keuangan tahunan,2013, Olahan peneliti

Penjualan kredit adalah penjualan barang dimana pembayarannya dilakukan secara angsuran (cicilan) sesuai kesepakatan yang dibuat antara penjual dan pembeli untuk jangka waktu tertentu dengan masing-masing hak dan kewajibannya (Kasmir,2012:274). Penjualan kredit disini dimaksudkan karena piutang berasal dari penjualan barang atau jasa secara kredit, sehingga penggunaan data penjualan kredit merupakan yang paling tepat untuk mengukur perputaran piutang suatu perusahaan.

Selain penjualan kredit, data rata-rata piutang digunakan dengan maksud untuk memperoleh nilai perputaran piutang. Rata-rata piutang ditentukan dengan menjumlahkan piutang awal tahun dengan piutang akhir tahun dan dibagi 2. Disinilah data periode 2007 berperan, dimana untuk menghitung rata-rata piutang pada tahun 2008, digunakan data tahun 2007 juga.

Data Rata-Rata Piutang periode 2008-2011 (Disajikan dalam jutaan rupiah)

No. Nama Perusahaan Kode 2008 2009 2010 2011

1. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES 16.304,5 18.067,5 58.011,0 81.814,5 2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 82.563,0 114.469,0 154.052,0 318.391,0 3. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 84.356,0 99.753,0 89.349,5 132.821,0 4. Delta Djakarta Tbk. DLTA 180.016,5 135.934,5 170.204,50 190.608,0 5. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 2.564.395,5 2.528.722,5 2.491.373,5 2.799.038,0 6. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 109.499,5 100.826,5 157.792,0 241.463,0 7. Mayora Indah Tbk. MYOR 668.812,5 816.266,0 1.104.720,0 1.500.840,5 8. Prashida Aneka Niaga Tbk. PSDN 33.662,5 28.072,5 54.383,0 67.251,0 9. Sekar Laut Tbk. SKLT 43.864,5 36.519,5 33.941,0 41.533,0 10. Siantar Top Tbk. STTP 69.313,5 67.687,0 87.355,0 113.444,5 11. Ultrajaya Milk Industri T. Tbk. ULTJ 156.891,5 164.647,0 185.800,0 224.502,5 Sumber: idx laporan keuangan tahunan,2013, Olahan peneliti

Rata-rata piutang menunjukkan besarnya nilai buku dari piutang, sehingga tinggi rendahnya perputaran piutang didalam perusahaan juga dipengaruhi oleh rata-rata piutangnya. Tabel 4.5 telah menggambarkan bagaimana rata-rata piutang ditiap perusahaan pada industri makanan dan minuman.

Berdasarkan perbandingan data penjualan total dan rata-rata piutang, maka didapat nilai perputaran piutang sebagai berikut.

Tabel 4.6

Nilai Perputaran Piutang periode 2008-2011

No. Nama Perusahaan Kode 2008 2009 2010 2011

1. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES 7,9452 7,4409 3,7708 3,6596 2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 5,9248 4,6580 4,5778 5,5052

3. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 23,2780 11,9750 8,0382 9,3221 4. Delta Djakarta Tbk. DLTA 3,7428 5,4488 3,2186 7,3142 5. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 15,1300 14,6876 15,4145 16,1957 6. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 12,1065 16,0302 11,3451 7,6979 7. Mayora Indah Tbk. MYOR 5,8427 5,8525 6,5394 6,2989 8. Prashida Aneka Niaga Tbk. PSDN 21,1842 21,1010 17,0738 18,5319 9. Sekar Laut Tbk. SKLT 7,1385 7,5661 9,2555 8,2930 10. Siantar Top Tbk. STTP 9,0084 9,2649 8,7300 9,0589 11. Ultrajaya Milk Industri T. Tbk. ULTJ 8,6851 9,8024 10,1206 9,3646 Sumber: olahan peneliti. 2013

Berhasil tidaknya perusahaan dalam mengelola piutangnya dapat diketahui dari rata-rata perputaran piutang industri (Tabel 4.2) pada tiap perusahaan tersebut. Seperti PT. Akasha Wira Internasional, Tbk. (ADES) dapat dikatakan berhasil jika perputaran industrinya berada diatas 5,7041. Berarti pada tahun 2008 dan 2009, perusahaan ini dapat dikatakan baik dalam hal pengelolaan piutangnya, sedangkan pada tahun 2010 dan 2011, perusahaan ini mengalami penurunan perputaran piutang, dan dikatakan tidak berhasil dalam hal penagihannya, mungkin disebabkan kinerja perusahaan yang tidak efisien.

b. Variabel Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Untuk mrnghasilkan nilai profitabilitas perusahaan, peneliti menggunakan alat ukur berupa rasio Return On Asset (ROA) yaitu rasio yang membandingkan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva. Rumus ROA dapat dituliskan sebagai berikut.

������������� (���) = ���������ℎ������������ �����������

Data-data yang digunakan untuk menghasilkan nilai ROA diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.7

Data Laba Bersih Sebelum Pajak periode 2008-2011 (Disajikan dalam jutaan rupiah)

No. Nama Perusahaan Kode 2008 2009 2010 2011

1. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES (30.633) 17.395 33.543 29.627 2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 52.975 49.411 94.187 185.179 3. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 42.123 70.088 40.351 130.254 4. Delta Djakarta Tbk. DLTA 117.738 178.004 192.972 204.871 5. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 2.599.823 4.063.813 5.432.375 6.352.389 6. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 313.976 472.491 594.162 680.487 7. Mayora Indah Tbk. MYOR 274.069 503.933 658.358 626.440 8. Prashida Aneka Niaga Tbk. PSDN 42.051 58.571 39.241 37.116 9. Sekar Laut Tbk. SKLT 7.367 12.410 6.172 8.016 10. Siantar Top Tbk. STTP 3.677 39.836 46.172 60.382 11. Ultrajaya Milk Industri T. Tbk. ULTJ 268.782 98.278 202.923 156.817 Sumber: idx laporan keuangan tahunan,2013, Olahan peneliti

Dalam penelitian ini, total laba yang digunakan adalah laba bersih sebelum pajak, hal ini dimaksudkan karena pajak bukan merupakan bagian dari kegiatan operasional perusahaan sehingga untuk menghitung besarnya nilai ROA, hanya dibutuhkan laba sebelum pajak (Earning Before Tax). Laba tersebut didapat dari pengurangan pendapatan dengan biaya-biaya sebelum pajak. Tabel 4.7 menggambarkan besarnya laba pada masing-masing perusahaan.

Tidak hanya data laba sebelum pajak untuk menghasilkan nilai ROA, peneliti juga membutuhkan data berupa total aktiva perusahaan. Aktiva disini merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat

tertentu maupun periode tertentu, sehingga aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya merupakan bagian dari komponennya.

Tabel 4.8

Data Total Aktiva periode 2008-2011 (Disajikan dalam jutaan rupiah)

No. Nama Perusahaan Kode 2008 2009 2010 2011

1. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES 185.015 178.287 324.493 316.048 2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 1.016.957 1.568.829 1.936.949 3.590.309 3. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 604.641 568.603 850.469 823.360 4. Delta Djakarta Tbk. DLTA 698.296 760.425 708.583 696.166 5. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 39.594.264 40.382.953 47.275.955 53.585.933 6. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 941.389 993.465 1.137.082 1.220.813 7. Mayora Indah Tbk. MYOR 2.922.998 3.246.498 4.399.191 6.599.845 8. Prashida Aneka Niaga Tbk. PSDN 286.965 353.628 414.611 421.366 9. Sekar Laut Tbk. SKLT 201.003 196.186 199.375 214.237 10. Siantar Top Tbk. STTP 626.749 548.720 649.273 934.765 11. Ultrajaya Milk Industri T. Tbk. ULTJ 1.740.646 1.732.701 2.006.595 2.179.181 Sumber: idx laporan keuangan tahunan,2013, Olahan peneliti

Tabel 4.8 menyatakan keseluruhan total aktiva perusahaan yang dijadikan bahan untuk menghasilkan nilai Return On Asset (ROA). Dimana nilai ini merupakan kemampuan perusahaan atas pengembalian asset perusahaannya.

Dari perbandingan kedua data tersebut, maka didapat nilai rasio Return On Asset (ROA) pada tabel berikut.

Tabel 4.9

Nilai Rasio Return On Asset (ROA) periode 2008-2009

No. Nama Perusahaan Kode 2008 2009 2010 2011

1. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES -0,1656 0,0976 0,1034 0,0415 2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 0,0521 0,0315 0,0486 0,043 3. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 0,0697 0,1233 0,0474 0,0931

4. Delta Djakarta Tbk. DLTA 0,1686 0,2341 0,2723 0,227 5. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 0,0657 0,1006 0,1149 0,0914 6. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 0,3335 0,4756 0,5225 0,4187 7. Mayora Indah Tbk. MYOR 0,0938 0,1552 0,1497 0,0609 8. Prashida Aneka Niaga Tbk. PSDN 0,1465 0,1656 0,0946 0,0692 9. Sekar Laut Tbk. SKLT 0,0367 0,0633 0,0310 0,0279 10. Siantar Top Tbk. STTP 0,0059 0,0726 0,0711 0,0646 11. Ultrajaya Milk Industri T. Tbk. ULTJ 0,1544 0,0567 0,1011 0,0876 Sumber: ICDM, 2008-2011

Seperti halnya perputaran piutang, tinggi rendahnya nilai rasio dapat dilihat dari rata-rata ROA industri (Tabel 4.2). Contohnya pada PT. Akasha Wira Internasional, Tbk. (ADES) memiliki rata-rata industry sebesar 3,23%. Pada tahun 2008, perusahaan ini dapat dikatakan tidak berhasil karena nilai rasio profitabilitas yang dihasilkan jauh dari rata-rata industri -16,56%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan dari asset yang dimilikinya. Sedangkan untuk tahun 2009-2011, perusahaan dapat dikatakan berhasil, karena nilai rasio berada diatas rata-rata industrinya.

c. Perbandingan Nilai Kedua Variabel

Setelah nilai kedua variabel didapat, maka dapat dilakukan perbandingan antara keduanya. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah data kedua variabel memiliki nilai yang searah. Artinya apakah kenaikan perputaran piutang diikuti dengan kenaikan return on asset-nya.

Tabel 4.10

Nilai Rasio Perputaran Piutang & Rasio Return On Asset (ROA)

Kode 2008 2009 2010 2011

ADES 7,9452 -0,1656 7,4409 0,0976 3,7708 0,1034 3,6596 0,0415 AISA 5,9248 0,0521 4,6580 0,0315 4,5778 0,0486 5,5052 0,043 CEKA 23,2780 0,0697 11,9750 0,1233 8,0382 0,0474 9,3221 0,0931 DLTA 3,7428 0,1686 5,4488 0,2341 3,2186 0,2723 7,3142 0,227 INDF 15,1300 0,0657 14,6876 0,1006 15,4145 0,1149 16,1957 0,0914 MLBI 12,1065 0,3335 16,0302 0,4756 11,3451 0,5225 7,6979 0,4187 MYOR 5,8427 0,0938 5,8525 0,1552 6,5394 0,1497 6,2989 0,0609 PSDN 21,1842 0,1465 21,1010 0,1656 17,0738 0,0946 18,5319 0,0692 SKLT 7,1385 0,0367 7,5661 0,0633 9,2555 0,0310 8,2930 0,0279 STTP 9,0084 0,0059 9,2649 0,0726 8,7300 0,0711 9,0589 0,0646 ULTJ 8,6851 0,1544 9,8024 0,0567 10,1206 0,1011 9,3646 0,0876 Minimum 3,7428 -0,1656 4,6580 0,0315 3,2186 0,0310 3,6596 0,0279 Maksimum 23,2780 0,3335 21,1010 0,4756 17,0738 0,5225 18,5319 0,4187 Sumber : ICMD, data olahan peneliti, 2013

Tabel 4.10 menunjukkan hubungan kedua variabel yaitu perputaran piutang dengan profibilitas. Dimana terlihat banyaknya variasi nilai, seperti peningkatan nilai ROA setiap tahunnya, belum diikuti dengan peningkatan perputaran piutangnya, begitu juga sebaliknya yaitu penurunan nilai ROA tidak diikuti dengan penurunan perputaran piutangnya.

Sebagai contoh, PT. Akasha Wira Internasional, Tbk. memiliki nilai ROA sebesar -16,56% pada tahun 2008, dan mengalami peningkatan ditahun-tahun berikutnya 9,76% (2009), 10,34% (2010) dan 9,37% (2011). Peningkatan nilai rasio ini tidak diikuti dengan peningkatan perputaran piutangnya seperti pada tahun 2008, perputaran piutang sebesar 7,9452 mengalami penurunan pada tahun- tahun berikutnya 7,4409 (2009), 3,7708 (2010), dan 3,6596 (2011).

Selama 4 periode, secara keseluruhan perputaran piutang tertinggi diperoleh oleh PT. Prashida Aneka Niaga Tbk. pada tahun 2009, 2010, dan 2011, sedangkan untuk tahun 2008 diperoleh oleh PT. Cahaya Kalbar Tbk. Nilai rasio

retun on asset tertinggi diperoleh oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. selama 4 periode. Untuk perputaran piutang terendah diperoleh oleh PT. Delta Djakarta Tbk. pada tahun 2008 dan 2010, PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk. pada tahun 2009 dan PT. Akasha Wira Internasional Tbk. pada tahun 2011. Sedangkan nilai ROA terendah diperoleh oleh PT. Akasha Wira Internasional Tbk. pada tahun 2008, PT. Tiga Pilar Sejahtera pada tahun 2009, dan PT. Sekar Laut Tbk. pada tahun 2010 dan 2011.

4.3 Analisis Data

Dokumen terkait