• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

4. Daur Hidup Produk Baru

Daur hidup produk merupakan suatu siklus kehidupan produk dari tahap perkenalan (introduction), pertumbuhan (growth), kedewasaan (maturity), dan penurunan (decline).

Daur hidup produk dapat digambarkan dibawah ini:

1 2 3 4

Penjualan

Time

Gambar 2.2 Daur Hidup Produk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tahap 1 Perkenalan

“Tahap dimana produk diluncurkan secara penuh ke pasar”

¾ Tingginya tingkat kegagalan, kecilnya persaingan, modifikasi produk secara sering, dan keterbatasan distribusi melambangkan tahap perkenalan pada daur hidup produk.

¾ Biaya periklanan dan pemasaran tinggi karena berfungsi untuk membidik konsumen mengenalkan manfaat produk.

¾ Strategi promosi difokuskan pada pengembangan kesadaran produk dan menyampaikan kepada konsumen tentang manfaat potensial dari kategori produk.

Tahap 2 Pertumbuhan

“Tahap ketika penjualan bertumpu pada kecepatan yang meningkat, banyak pesaing memasuki pasar dan perusahaan besar mungkin mulai mengambil alih sejumlah perusahaan kecil yang merupakan pelopor dan keuntungan adalah sehat”

¾ Keuntungan meningkat dengan cepat.

¾ Distribusi menjadi kunci utama keberhasilan. Tahap 3 Kedewasaan

“Tahap dimana periode selama penjualan meningkat dengan kecepatan yang menurun”

¾ Pelayanan dan perbaikan berperanan lebih penting untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tahap 4 Penurunan

“Tahap ketika produk mengalami penurunan dalam penjualan secara berkepanjangan”

¾ Kecepatan penurunan terjadi karena perubahan selera konsumen secara cepat.

¾ Keusangan produk, sehingga perusahaan harus mulai mengganti produk tersebut.

5. Komunikasi

Pemasar boleh menanamkan sesuatu ke benak konsumen, mengubah sikap konsumen, atau membuat konsumen melakukan suatu tindakan tertentu. Bahkan terdapat pula model-model tingkat respon konsumen yang berbeda-beda. Model AIDA menunjukkan ketika pembeli melewati tingkat perhatian (Attention), tertarik (Interest), ingin (Desire), tindakan (Action) (Kotler, 1993). Sedangkan model hirarki-efek menunjukkan ketika pembeli melewati tingkat kesadaran, memahami, menyukai, memilih, memastikan, dan membeli. Berikut ini akan diuraikan pendapat kotler (1993) mengenai model hirarki-efek dan melihat keenam tingkat kesiapan pembeli.

1) Kesadaran

Bila sebagian khalayak sasaran tidak menyadari adanya obyek itu, tugas komunikator adalah menanamkan kesadaran itu, mungkin hanya dengan pengenalan nama. Cara ini ditempuh memakai pesan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sederhana dengan mengulang-ulang nama. Menanamkan kesadaran memang membutuhkan waktu.

2) Mengetahui

Khalayak sasaran mungkin telah mengenal produk atau perusahaan, tetapi mereka tidak tahu banyak. Perusahaan perlu mengkaji beberapa khalayak sasaran yang mengetahui sedikit, cukup banyak, dan banyak mengenai perusahaan. Dan perusahaan dapat menanamkan pengetahuan itu mengenai produknya sebagai komunikasi langsung.

3) Menyukai

Bila khalayak sasaran telah mengetahui obyeknya, bagaimana mereka memandang obyek tersebut? Seandainya banyak dari mereka tidak menyukai perusahaan, seorang komunikator harus menemukan sebab-sebab dan membuat kampanye komunikasi untuk menanamkan perasaan suka itu. Bilamana pandangan tak suka senang terebut dikarenakan oleh keadaan perusahaan yang benar-benar tidak memadai, maka kampanye tersebut tidak akan berhasil. Yang diaharapkan adalah memperbaiki perusahaan terlebih dahulu, kemudian baru mengkomunikasikan kualitasnya. Hubungan masyarakat yang baik menghendaki “karya yang baik diikuti dengan kata-kata yang baik”.

4) Preferensi

Khalayak sasaran mungkin mengenal produk tersebut, tetapi tidak memilihnya. Dalam hal ini, komunikator perlu membangun preferensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id konsumen. Komunikator bisa menyanjung kualitas produk yang ditawarkan, nilai, prestasinya, dan ciri-ciri lainnya. Komunikator bisa mengecek keberhasilan kampanye itu dengan mengukur kembali preferensi khalayak setelah kampanye.

5) Keyakinan

Khalayak sasaran mungkin memilih suatu produk, tetapi tidak mempunyai keyakinan untuk membeli produk itu. Beberapa konsumen mungkin memilih produk perusahaan, namun tidak bisa memastikan apakah mereka ingin membeli produk tersebut. Tugas komunikator adalah menanamkan keyakinan bahwa membeli produk tersebut merupakan tindakan yang tepat.

6) Pembelian

Beberapa anggota khalayak sasaran mungkin mempunyai keyakinan, tetapi tidak begitu tergerak untuk membeli. Mungkin mereka menunggu informasi tambahan, rencanan tindakan lebih lanjut, dan sebagainya. Komunikator harus menggiring konsumen ini untuk mengambil langkah terakhir. Salah satu cara untuk mendorong pembelian adalah dengan cara menawarkan produk tersebut dengan harga yang lebih rendah, adanya premi, kesempatan unsur mencoba produk ini, dan lain-lain.

6. Promosi.

“Promosi adalah komunikasi dari pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan memperingatkan para calon

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi mereka atau memperoleh suatu respon (Lamb dkk, 2001)”.

Adapun tujuan dari promosi menurut Dharmestha (1996) adalah sebagai berikut :

a. Memodifikasi tingkah laku.

Dalam hal ini promosi dilakukan untuk merubah tingkah laku, pendapatan, dan memperkuat tingkah laku yang ada.

b. Memberitahu.

Kegiatan promosi dapat dilakukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan.

c. Membujuk.

Kegiatan promosi dilakukan untuk melakukan bujukan ke arah proses pembelian.

d. Mengingatkan.

Promosi dilakukan untuk mengingatkan, terutama dilakukan untuk mempertahankan merk produk di benak konsumen (positioning).

“Beberapa kegiatan yang ada dalam promosi ini pada umumnya ada empat, yaitu periklanan, personal selling, promosi penjualan dan publisitas dan hubungan masyarakat (Dharmestha dan Sukotjo, 2000)”.

7. Periklanan.

“Periklanan terdiri dari semua kegiatan yang terlibat dalam penyajian suatu pesan yang non - personal (tak tertuju kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id seseorang tertentu), disuarakan (oral) atau visual, dan dibiayai secara terbuka untuk suatu produk, jasa, atau ide (Stanton, 1993)”.

a) Tujuan Periklanan

Dharmestha dan Sukotjo (2000) menjelaskan tentang tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang dan jasa. Adapun tujuan-tujuan lain dari periklanan adalah :

ƒ Mendukung program personal selling dan program promosi yang lain.

ƒ Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh salesman dalam jangka waktu tertentu.

ƒ Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan mencantumkan nama dan alamatnya.

Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru. b) Fungsi - Fungsi Periklanan

Dharmestha (1996) menyebutkan fungsi-fungsi periklanan sebagai berikut :

ƒ Memberikan informasi.

Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dengan memberikan informasi kepada konsumen. Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak daripada lainnya, baik tentang barangnya, harganya, ataupun informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi konsumen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sering, periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik daripada produk yang lain.

ƒ Menciptakan kesan (image).

Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini, pemasang iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya, misalnya dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan layout yang menarik. Kadang-kadang pembelian sebuah barang tidak dilakukan secara rasional atau memperhatikan nilai ekonomisnya, tetapi lebih terdorong untuk mempertahankan atau meningkatkan gengsi. Dari segi lain, periklanan juga dapat menciptakan kesan pada masyarakat untuk melakukan pembelian secara rasional dan ekonomis.

ƒ Memuaskan kenginan.

Periklanan meupakan suatu alat yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling menguntungkan. Penjual menggunakan periklanan untuk melayani orang lain, masyarakat, dan mereka sendiri.

ƒ Periklanan merupakan alat komunikasi.

Periklanan adalah suatu alat untuk membukan komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id komunikasi dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.

c) Macam - Macam Periklanan

Dharmestha dan Sukotjo (2000) membagi periklanan menjadi dua jenis, yaitu:

ƒ Periklanan barang (Product advertising).

Periklanan barang ini dilakukan dengan menyatakan kepada pasar tentang produk yang ditawarkan.

ƒ Periklanan kelembagaan (Institusional advertising).

Periklanan kelembagaan dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan

goodwill kepada perusahaan. Jadi periklanan ini lebih menitik-beratkan pada nama penjual atau perusahaan.

d) Media Periklanan

Stanton (1993) menyebutkan salah satu kategori dari media periklanan yang didefinisikan yaitu:

ƒ Papan reklame.

Papan reklame merupakan media iklan yang fleksibel dan murah. Oleh karena itu dapat mencapai hampir semua penduduk, cara ini cocok sekali untuk produk konsumen yang banyak dipakai, yang memerlukan keterangan penjualan singkat. Ini merupakan bentuk periklanan tipe mengingatkan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan pengaruhnya terasa karena ukuran yang besar dan berwarna. Keluwesan ada dalam hal liputan geografis, juga dalam intensitas liputan pasar di daerah itu. Cara ini dapat menimbulkan peredaran terbuang, kecuali jika produk yang diiklankan merupakan barang konsumsi yang digunakan luas. Sekalipun biaya pencapaian calon pelanggan rendah, biaya total kampanye reklame secara nasional lumayan tinggi. Pula khalayak mulai banyak mengkritik pemasangan papan-papan reklame karena kesemrawutan dan merusak pemandangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

PEMBAHASAN

Dokumen terkait