• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

B. Penelitian Utama 1 Pengomponan

5. Daya Rekat

Pengujian daya rekat terdiri atas dua jenis uji yaitu uji shear strength dan uji tensile strength. Uji shear strength merupakan pengujian dengan menarik sampel uji pada arah horizontal atau searah dengan bidang permukaan rekatan. Berbeda dengan uji shear strength, pada uji tensile strength sampel uji ditarik dengan arah vertikal atau tegak lurus dengan bidang permukaan rekatan. Kedua pengujian ini dilakukan untuk mengetahui daya rekat perekat yang dihasilkan.

a.Uji Shear Strength

Penambahan karet siklo di dalam formulasi perekat ditujukan untuk meningkatkan daya rekat karena karet alam tidak mampu

43 menahan perekatan dalam waktu yang lama. Hasil pengujian perekatan untuk uji shear strength dapat dilihat pada Gambar 8.

2.77 1.34 3.54 1.56 0.91 3.12 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 MS-50 MS-40 MS-30 MS-20 MS-10 Kontrol jenis perekat d a ya r e ka t ( k g /c m 2 )

Gambar 8. Hasil uji shear strength

Gambar 8. menunjukkan bahwa daya rekat yang dihasilkan oleh masing-masing perekat bervariasi yaitu 2,77 kg/cm2 untuk MS-50; 1,34 kg/cm2 untuk MS-40; 5,31 kg/cm2 untuk MS-30; 1,56 kg/cm2 untuk MS-20; dan 0,91 kg/cm2 untuk MS-10. Dari hasil pengujian di atas dapat dikatakan jenis perekat MS-30 merupakan komposisi terbaik karena mempunyai kekuatan daya rekat yang paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis perekat lainnya. Daya rekat perekat MS-30 ini bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan perekat komersial yang memiliki daya rekat 3,12 kg/cm2. Diperkirakan perekat komersial ini memiliki komposisi bahan-bahan peningkat daya rekat dengan kekuatan rekat yang relatif sama dengan karet siklo.

Nilai daya rekat tertinggi yang dimiliki perekat MS-30 menunjukan bahwa campuran karet siklo dan karet alam dapat terformulasi dengan baik. Penambahan karet siklo sebagai senyawa yang dapat meningkatkan daya rekat tidak selamanya dapat memberikan nilai daya rekat yang lebih besar. Sifat karet siklo yang keras dan kaku dapat menghasilkan daya rekat yang kurang baik apabila formulasinya tidak tepat (perekat pecah). Disamping itu nilai viskositas juga dapat

mempengaruhi nilai daya rekat karena berhubungan dengan kemampuan perekat untuk menyebar ke permukaan bidang rekatan. Sebagai contoh, perekat MS-10 dengan nilai viskositas tertinggi kurang tersebar ke pori- pori permukaan bahan sehingga dihasilkan nilai daya rekat yang kurang baik. Begitu juga dengan perekat MS-50 dan perekat MS-40 yang mempunyai nilai viskositas yang tinggi. Tingginya kandungan karet siklo dalam kedua jenis perekat tersebut menghasilkan tekstur perekat yang tidak homogen karena sifat karet siklo yang sukar larut dalam pelarut sehingga apabila diaplikasikan kurang terserap ke dalam pori- pori bidang rekatan. Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa daya rekat perekat yang ditambahkan karet siklo berbeda nyata dibandingkan daya rekat kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa karet siklo dapat digunakan sebagai senyawa peningkat daya rekat. Dengan perubahan formulasi perekat karet pada logam maka akan menghasilkan kekuatan rekat yang berbeda-beda.

b.Uji Tensile Strength

Pengujian tensile strength merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menentukan daya rekat perekat karet pada logam. Hasil pengujian perekatan untuk uji tensile strength dapat dilihat pada Gambar 9. 5.60 4.63 5.65 4.30 2.37 4.12 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 MS-50 MS-40 MS-30 MS-20 MS-10 Kontrol jenis perekat d aya r eka t ( k g /c m 2 )

45 Gambar 9. memperlihatkan bahwa antara kelima formula menghasilkan daya rekat yang bervariasi 5,60 kg/cm2 untuk MS-50; 4,63 kg/cm2 untuk MS-40; 5,65 kg/cm2 untuk MS-30; 4,30 kg/cm2 untuk MS-20; dan 2,37 kg/cm2 untuk MS-10. Hasil perekatan terbaik didapat dari perekat MS-30 yang jika dibandingkan dengan perekat kontrol maka daya rekat formula tersebut lebih tinggi. Semakin banyak jumlah karet siklo di dalam formula perekat tidak selalu menghasilkan daya rekat yang lebih tinggi karena sifat karet siklo yang keras dan kaku dapat mengakibatkan perekat pecah jika konsentrasinya terlalu tinggi. Meskipun karet siklo merupakan senyawa yang dapat meningkatkan daya rekat, perekat MS-50 dengan konsentrasi siklo tertinggi tidak menghasilkan daya rekat yang paling baik. Nilai viskositas perekat juga mempengaruhi nilai daya rekat karena berhubungan dengan kemampuan perekat untuk menyebar pada bidang permukaan rekatan. Perekat dengan viskositas tinggi akan sulit terpenetrasi sehingga nilai daya rekat yang dihasilkan pun tidak terlalu baik. Pada formula perekat MS-10 dimana komposisi karet alamnya lebih dominan juga mempengaruhi daya rekatnya karena sifat karet alam yang tidak tahan panas, oksidasi, dan ozon.

Perlakuan mastikasi juga dapat mempengaruhi kekuatan daya rekat dari perekat. Tujuan perlakuan mastikasi adalah untuk memperpendek rantai molekul dari karet. Aplikasi perekat MS-20 dan perekat MS-10 menghasilkan daya rekat yang rendah. Hal ini dikarenakan konsentrasi karet alam yang tinggi dalam formulasinya. Panjangnya rantai molekul karet mengakibatkan rendahnya daya rekat yang dihasilkan karena masih banyaknya jumlah ikatan rangkap dalam struktur molekulnya. Banyaknya ikatan rangkap ini mengakibatkan selama vulkanisasi terjadi sedikit ikatan silang yang dapat mengurangi kekakuan perekat sehingga daya rekatnya juga dapat berkurang. Pemendekan rantai molekul karet memungkinkan terjadinya pengikatan terhadap permukaan bidang rekatan dalam susunan yang rapat dan sekaligus dapat mengikat karet siklo.

Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa daya rekat perekat yang ditambahkan karet siklo berbeda nyata dibandingkan daya rekat kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa karet siklo dapat digunakan sebagai senyawa peningkat daya rekat. Dengan perubahan formulasi perekat karet pada logam maka akan menghasilkan kekuatan rekat yang berbeda-beda. Hasil ini memperlihatkan bahwa kelima formula dapat digunakan sebagai perekat karet pada logam. Hal ini disebabkan kompon karet alam yang telah dicampur dengan karet siklo mempunyai daya rekat yang lebih baik.

Dokumen terkait