• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

3. Daya Tarik Wisata Museum Keraton Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Jika membeli tiket di tempat pertama, pengunjung terlebih dahulu harus berjalan sekitar 20m untuk memasuki Museum Keraton Surakarta. Namun jika membeli tiket di tempat kedua, pengunjung dapat langsung masuk. Biasanya pengunjung ditawari untuk masuk dan melihat-lihat sendiri atau memilih didampingi seorang guide.

Pertama, pengunjung melewati suatu pelataran yang berupa pasir pantai, berwarna putih dan sangat lembut. Menurut cerita yang beredar, pasir tersebut berasal dari pantai selatan pulau Jawa, ada dengan sendirinya ketika Keraton selesai dibangun. Jika kita berjalan di atas pasir tersebut tanpa alas kaki, dipercaya dapat menyembuhkan penyakit rheumatic. Pelataran tersebut ditumbuhi pohon sawo kecik sejumlah 77 batang. Tujuh dalam bahasa Jawa dilafalkan pitu, dimaksudkan untuk pitulungan (pertolongan). Pohon sawo kecik sendiri melambangkan sarwo becik (penuh kebaikan).

Di bagian utara pelataran terdapat sebuah menara (panggung) yang disebut Panggung Songgobuwono. Tinggi bangunan ini sekitar 30m, dengan tebal dinding 3m. Bangunan ini memiliki banyak fungsi, antara lain:

1. sebagai tempat bersemedi Raja

2. menentukan tahun baru hijriyah dan tahun baru saka 3. mengawasi keadaan sekitar Keraton, dll.

Di sebelah barat Panggung Songgobuwono terdapat sebuah bangunan memanjang yang disebut Kori Sri Manganti, dibangun oleh Pakubuwono III pada tahun 1758 M. Didepan Kori Sri Manganti terdapat sebuah cermin besar, tujuan pemasangannya yaitu agar kita selalu mawas diri dan introspeksi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Sasono sewoko yang merupakan pendhopo (teras) bangunan utama keraton terletak di sebelah selatan Sri manganti, sebelah barat pelataran. Di bagian tengah pendopo terdapat lampu gantung yang besar yang disebut Robyong Kyai Remeng. Pendopo Sasonosewoko dibuat oleh Pakubuwono III pada tahun 1697 Jawa. Sasono berarti tempat, sewoko berarti duduk bersila dilantai, sambil mengheningkan cipta memusatkan segala pikiran kepada Sang Pencipta Alam. Pendopo ini berbentuk joglo, mempunyai 36 tiang dan 4 soko guru. Di sekeliling Sasono sewoko ada teras yang dinamakan Paningrat, terdiri dari Paningrat barat, Paningrat timur, Paningrat utara dan Paningrat selatan. Di depan pendopo ada bangunan kecil yang dinamakan Maligi, yang digunakan sebagai tempat duduk bagi para bupati yang akan menghadap Raja dan tempat mengkhitan putera Raja dari permaisuri.

Di sebelah selatan pendopo Sasono sewoko terdapat bangunan yang semua dindingnya terbuat dari kaca, yang dinamakan Sasono Hondrowino. Tempat ini dipakai untuk menjamu tamu, yaitu tamu asing atau tamu agung dengan acara makan bersama. Dulu dinamakan Pendopo Ijo (karena seluruhnya ruangannya bercat hijau). Sasono Hondrowino dibangun oleh Pakubuwono V pada tahun 1823 M.

Setelah puas melihat-lihat keindahan bangunan keraton, wisatawan dapat menambah wawasan dengan mengunjungi museum Keraton Surakarta yang menyimpan benda-benda budaya peninggalan nenek moyang. Museum Keraton terdiri dari dua bangunan pokok, yaitu bangunan sebelah barat dan bangunan sebelah timur. Dulunya bangunan-bangunan ini merupakan kompleks perkantoran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

di jaman Pakubuwono X. Tiap-tiap bangunan terdiri dari beberapa ruangan yang memuat hasil kriya Keraton Surakarta. Pembagian ruang di museum Keraton Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Ruang I

Di ruang ini, pengunjung dapat menyaksikan berbagai macam gambar, antara lain: gambar Paku Buwono IV-XII, gambar Paku Buwono X berdiri dengan mengenakan busana kebesaran, dua buah gambar Kangjeng Ratu Hemas, permaisuri Paku Buwono X.Selain itu terdapat juga berbagai macam kursi berukir, antara lain : kursi ukiran dari zaman Paku Buwono IV, kursi ukiran dari Bali yang dipersembahkan kepada Paku Buwono X, kursi tempat duduk Paku Buwono X, dll.

b. Ruang II

Terdapat dua buah almari kaca yang memanjang sampai ujung ruangan, di dalamnya dipajang bermacam-macam benda-benda perunggu dan alat-alat upacara agama. Di dalam ruang ini juga terdapat arca Bali dari zaman purbakala, yaitu arca Dewa Kuvera, arca Dewi Durga, arca Dewi Tara, dan arca Dewa Siwa. c. Ruang III

Ruang ini berisi adegan tata cara pernikahan Jawa dan perlengkapannya, berupa patung kuda dari kayu lengkap dengan pakaiannya(untuk dinaiki pengantin pria keraton), dua buah joli berukiran, sebuah joli besar berisi sebuah peti berukiran dibuat pada zaman Paku Buwono X, peragaan dengan patung yaitu adegan pengantin perempuan dan laki-laki duduk bersila di Krobongan diapit dua patah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pada dinding ruangan ini terdapat beberapa relief yang menggambarkan prosesi pernikahan.

d. Ruang IV

Berisi tentang macam-macam wayang, yaitu wayang kulit purwa, wayang kulit gedhog, wayang kulit madya, wayang beber, wayang golek dari kayu, wayang klithik, dsb.

e. Ruang V

Dalam ruang ini dipajang bermacam-macam topeng yang khusus digunakan untuk kelengkapan tari topeng, yang ceritanya mengambil dari cerita Panji Inukertapati, Panji Asmarabangun, Dewi Galuh Ajeng, Dewi Galuh Candrakirana, Klana, dsb. Pada dinding sebelah timur terdapat relief sebagai berikut : pertunjukan kuda lumping, pertunjukan tarian ledek, pertunjukan Lawung(dua orang naik kuda membawa sodok bertarung dan diiringi gamelan), pembuatan keris, upacara selamatan (beberapa orang berdo’a memohon selamat dalam tata cara Islam) f. Ruang VI

Berisi peralatan upacara seperti bokor, kendhi, beri, kecohan, sumbul, perhiasan, payung bersusun tiga untuk upacara khitanan Paku Buwono IV.

g. Ruang VII

Berisi berbagai macam joli(tempat mengusung puteri Raja, pengantin, penari, sesaji, dll).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Di ruangan ini dipamerkan sebuah kereta yang dipakai Raja dalam perpindahan dari kerajaan lama(kartasura) ke kerajaan baru(Surakarta). Kereta tersebut bernama Kyai Grudha.Di sebelah utara dalam almari kaca terdapat pakaian kusir, dan pakaian kuda.

i. Ruang IX

Pada dinding sebelah selatan dipajang senjata kuno antara lain : meriam, senapan, pistol, pedang, tameng, keris, panah, dan pelana kuda. Pada dinding sebelah utara terdapat sebuah diorama yang menggambarkan perang Pangeran Diponegoro di Gua Selarong.

j. Ruang X

Benda-benda yang dipamerkan di ruangan terakhir ini adalah :

1. Patung kayu Rajamala, merupakan patung kepala raksasa untuk hiasan perahu. 2. Maket rumah Jawa : gaya Joglo, Limasan dan gaya kampong,

3. Patung-patung yang menggambarkan aneka pakaian prajurit Keraton. 4. Alat permainan rakyat(dakon, adu jangkrik, dan adu kemiri),

5. Alat untuk menanak nasi( Kenceng besar untuk keperluan perang),

6. Keramik dan porselin Kuno yang dahulu menjadi perlengkapan rumah tangga.

Dokumen terkait