• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Kemampuan Berbahasa China Bagi Guide di Museum Keraton Surakarta SLAMET RIANTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pentingnya Kemampuan Berbahasa China Bagi Guide di Museum Keraton Surakarta SLAMET RIANTO"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA

BAGI GUIDE DI MUSEUM KERATON SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh. Slamet Rianto

C 9606003

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Disetujui untuk diuji,

Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Laporan Tugas Akhir:

PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI GUIDE

DI MUSEUM KERATON SURAKARTA

Nama : Slamet Rianto

NIM : C9606003

Pembimbing:

1. Feng Huai Zhong (…...……….)

Pembimbing 1

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Diterima dan Disyahkan oleh Dewan Penguji

Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Judul Laporan : PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA

CHINA BAGI GUIDE DI MUSEUM KERATON SURAKARTA

Nama Mahasiswa : Slamet Rianto NIM : C 9606003 Tanggal Ujian : 11 Februari 2010

Dewan Penguji :

1. Drs. Kaswan Darmadi, M. Hum (….………)

Ketua NIP 19620303 198903 1005

2. Dra. Endang Tri Winarni, M. Hum (...…...………...)

Sekretaris NIP 19581101 198601 2001

3. Feng Huai Zhong (…....…………..…………..)

Penguji Umum

4. Sunyoto, S.E. M. Par (………...……..)

Penguji Pembantu

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Drs. Sudarno, M.A

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke-hadirat Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI GUIDE DI MUSEUM KERATON SURAKARTA.

Segala usaha dan kerja keras yang dilakukan penulis tidak akan banyak berarti tanpa adanya bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, beserta staf yang telah memberikan izin kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Drs. Kaswan Darmadi M. Hum, selaku ketua program Diploma III Bahasa China serta sebagai Pembimbing Akademik yang telah bersedia memberikan motivasi dan arahan kepada penulis.

3. Feng Huai Zhong, sebagai pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini. 4. Sunyoto, S.E. M. Par sebagai pembimbing kedua atas bimbingan, arahan,

dan kemudahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Diploma III Bahasa China yang telah banyak memberikan ilmu dan wawasan yang sangat berguna bagi penulis. 6. Ibu dan Bapak yang selalu mendoakan dan menyayangi aku, adik-adikku

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

7. Teman-teman seperjuangan di program Diploma III Bahasa China, terima kasih atas motivasi dan bantuannya selama masa kuliah dan proses penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Feri asri, kekasihku, terimakasih atas ketulusanmu dalam membantuku mengerjakan Tugas Akhir ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih atas kerja samanya.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya saran dan kritik bagi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Surakarta, 11 Februari 2010

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Tidak ada alasan untuk menyerah

Terus melangkah

Hadapi dunia dengan berani

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur,

karya ini kupersembahkan kepada :

·

Keluargaku tercinta

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Slamet Rianto. 2010. Pentingnya Kemampuan Berbahasa China Bagi

Guide di Keraton Surakarta. Program Studi Diploma III Bahasa China Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting kemampuan berbahasa China bagi guide di keraton Surakarta serta hambatan-hambatan yang dialami selama memandu wisatawan China yang berkunjung ke Keraton Surakarta.

Teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini menggunakan teknik observasi, studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama satu bulan bertempat di objek wisata Keraton Surakarta.

Hasil dari penelitian ini adalah penulis berhasil menjalankan tugas sebagai guide di museum Keraton Surakarta. Selama penelitian, diperoleh data-data yang menunjukan bahwa jumlah wisatawan China yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta relatif besar jika dibanding wisatawan asing lainnya. Hasil lainnya adalah data-data tentangt guide, yaitu bahwa di Museum Keraton Surakarta terdapat tujuh orang guide, yang semuanya tidak mampu berbahasa China, sehingga sebagian besar wisatawan China merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan.

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

提要

梭 罗 王 宫 是 一 个梭 罗 旅 游 景 点 ,有 不 少 中 国 游 客来

旅 游 。 那 些 游 客 没 有 导 游 陪 伴 着 他 们 , 所 以 只 能 依 靠 梭

罗 王 宫 的 导 游 。 在 梭 罗 王 宫 有 七 位 导 游 , 他 们 都 不 会 说

汉 语 。 所 以 , 对 这 个 招 待 游 客 觉 得 不 太 满 意 。 汉 语 对 梭

罗 王 宫 的 导 游 是 非 常 重 要 的 。 如 果 梭 罗 王 宫 导 游 会 说 汉

语 , 就 能 提 高 他 们 对 游 客 的 服 务 。 为 了 解 决 这 个 问 题 希

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN……… .. iii

KATA PENGANTAR ... iv

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

I PENDAHULUAN ... 1

A Latar belakang Masalah ... 1

B Perumusan Masalah ... 3

C Tujuan Penelitian ... 3

D Manfaat Penelitian ... 4

E Teknik Pengumpulan Data ... 4

II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A Pariwisata ... 6

B Wisatawan ... 8

C Guide/Pramuwisata ... 10

D Komunikasi ... 12

E Penerjemahan Bahasa China ... 13

III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

A Gambaran Umum ... 15

B Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ... 22

C Pembahasan ... 24

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

IV PENUTUP ... 30 A Simpulan ... 30 B Saran... 31 DAFTAR PUSTAKA

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pariwisata. Potensi tersebut jika dikelola dengan sungguh-sungguh akan memberikan kontribusi devisa yang besar pula, sehingga dapat menunjang perekonomian negara. Perkembangan pariwisata juga memungkinkan peningkatan pendapatan daerah setempat. Peningkatan sarana prasarana pariwisata sangat diperlukan guna menambah minat wisatawan untuk berkunjung dan menikmati daya tarik wisata yang ada di Indonesia. Dalam hal ini, sistem pelayanan yang baik serta memuaskan memegang peranan yang sangat penting. Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan tersebut, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan guide atau pemandu wisata yang profesional. Semakin bagus pelayanan yang diberikan, semakin besar pula minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata tersebut.

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

batik, dan sebagainya. Sedangkan atraksi wisata berupa ritual dan upacara-upacara adat, yang masih tetap dilestarikan sampai saat ini.

Museum Keraton Surakarta merupakan objek wisata yang sangat terkenal di Surakarta. Museum Keraton Surakarta yang dapat dilihat sekarang bukan bentuk asli dari bangunan awal pada masa Paku Buwono II. Secara bertahap, bangunan keraton telah beberapa kali mengalami renovasi meskipun tetap mempertahankan pola dasar tata ruang aslinya. Renovasi secara besar-besaran dilakukan pada masa Paku Buwono X. Dalam renovasi terbesar ini, bangunan keraton mulai mengadopsi gaya bangunan Eropa dengan nuansa warna putih dan biru yang menjadi warna khas kerajaan. Dibandingkan dengan objek wisata lain, Museum Keraton Surakarta memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama sekali bagi mereka yang ingin mengetahui lebih jauh akan sejarah dan kebudayaan Surakarta khususnya dan Jawa pada umumnya (wisatamelayu.com).

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

objek tersebut, mengaguminya tanpa mengerti nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam objek wisata tersebut. Mencermati masalah di atas maka penulis tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul “PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI GUIDE DI MUSEUM KERATON SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penting kemampuan berbahasa China bagi guide di Museum Keraton Surakarta

2. Hambatan apa saja yang dialami selama memandu wisatawan China yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut

1. Untuk mengetahui apakah penting kemampuan berbahasa China bagi guide di Museum Keraton Surakarta

2. Untuk mengetahui hambatan yang dialami selama memandu wisatawan China yang berkunjung ke Museum Museum Keraton Surakarta

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Dengan mengetahui kemampuan berbahasa China bagi guide di

Museum Keraton Surakarta, pihak keraton akan dapat mengambil langkah yang tepat untuk meningkatkan pelayanan di objek wisata tersebut.

2. Dapat memberi solusi terhadap hambatan-hambatan yang dialami selama memandu wisatawan China yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti, dalam hal ini adalah Museum Keraton Surakarta.

2. Studi pustaka

Suatu kegiatan mencari secara teratur, melokalisasi, dan

menganalisis dokumen yang berhubungan dengan masalah yang kita teliti dengan cara mencari data dari buku-buku atau referensi lainya yang bersangkutan.

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Wawancara merupakan cara mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber atau responden.

4. Dokumentasi

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pariwisata

Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah berbagai kepentingan,baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang lainya (Gamal, 2004).

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kemudahan dalam batasan pariwisata maksudnya antara lain berupa fasilitas yang memperlancar arus kunjungan wisatawan. Misalnya dengan memberikan bebas visa, prosedur pelayanan yang cepat di pintu-pintu masuk dan pintu keluar, tersedianya transportasi dan akomodasi yang cukup. Factor penunjangnya adalah prasarana dan utilitas umum, seperti jalan raya, penyediaan air minum, listrik, tempat penukaran uang, pos dan telekomunikasi, dan sebagainya (Hari karyono, 1997).

Menurut Prof. Salah wahab, suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu, suatu Negara, atau benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Bagi suatu Negara yang menganggap pariwisata sebagai suatu industry yang menghasilkan produk yang dikonsumir di tempat tujuan, maka ini dapat dianggap sebagai suatu eksport yang tidak kentara (invisible exports).Dan manfaat yang diperoleh dapat berpengaruh positif dalam perekonomian, kebudayaan dan kehidupan social masyarakat (Oka, 1996).

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Oka, 1996).

B. Wisatawan

Menurut IUTO (International Union of Official Travel Organizations), istilah wisatawan pada prinsipnya harus diartikan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu Negara yang bukan merupakan Negara di mana biasanya ia tinggal. Mereka ini meliputi :

(1) Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, untuk keperluan pribadi, kesehatan dan sebagainya,

(2) Orang-orang yang sedang mgengadakan perjalanan untuk maksud menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan sebagai utusan berbagai badan/ organisasi (ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatic, olahraga, keagamaan, dan sebagainya,

(3) Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis, (4) Pejabat pemerintah dan orang-orang militer beserta keluarganya yang

diposkan di suatu Negara lain hendaknya jangan dimasukkan dalam kategori ini; tetapi apabila mereka mengadakan perjalanan ke negeri lain, maka hal itu dapat digolongkan sebagai wisatawan (Oka, 1996).

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

melaksanakan suatu kegiatan yang mendatangkan penghasilan dari negeri yang dikunjungi (Gamal, 2004).

Jenis dan macam wisatawan berdasarkan sifat perjalanan, lokasi di mana perjalanan dilakukan, wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Foreign Tourist

Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu Negara lain yang bukan merupakan Negara di mana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau disingkat wisman.

2. Domestic Foreign Tourist

Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu Negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah Negara di mana ia tinggal. Misalnya, staf kedutaan Belanda yang mendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang ke Belanda, tetapi melakukan perjalanan wisata di Indonesia (tempat ia bertugas)

3. Domestic Tourist

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

4. Indigenous Foreign Tourist

Warga Negara suatu Negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatanya berada di luar negeri, pulang ke Negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri.

5. Transit Tourist

Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu Negara tertentu yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan/ airport/ stasiun bukan atas kemauannya sendiri

6. Business Tourist

Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis, bukan wisata, tetapi perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuanya yang uama selesai. Jadi, perjalanan wisata merupakan tujuan skunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai dilakukan (Gamal, 2004).

C. Guide/ Pramuwisata

Pramuwisata adalah seorang yang memberi penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveller lainnya tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah wisata tertentu. Jenis pramuwisata berdasarkan bidang keahliannya dibagi menjadi:

1. Pramuwisata umum (general guide)

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

perjalanan dan penerangan kepariwisataan dengan mempergunakan satu atau beberapa bahasa tertentu terhadap wisatawan, baik secara perseorangan atau berkelompok.

2. Pramuwisata khusus (special guide)

Adalah pramuwisata yang mempunyai pengetahuan yang khusus dan mendalam mengenai objek wisata seperti kebudyaan, arkeologi, sejarah, teknik, perdagangan, keagamaan, ilmiah, margasatwa, perguruan, dll; yang mempunyai izin untuk membimbing perjalanan dengan memberikan penerangan kepada wisatawan baik perseorangan atau kelompok dengan menggunakan satu bahasa atau beberapa bahasa tertentu.

3. Pembimbing Darmawisata (Tour Conductor)

Adalah pramuwisata senior yang mempunyai tanda pramuwisata untuk memimpin perjalanan suatu kelompok wisatawan yang melakukan perjalanan disuatu wilayah atau suatu Negara guna memberikan asistensi perjalanan, bimbingan dan penerangan mengenai objek wisata kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan dari penduduk atau bangsa di wilayah yang dijelajahi.

4. Pramuwisata Pengemudi (Guide Driver)

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

D. Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu Communicatio yang berarti “sama makna”. Suatu komunikasi dapat terjadi bila antara orang-orang yang berhubungan memiliki kesamaan makna pengenal permasalahan yang disampaikan. Menurut Willbur Schrahman, komunikasi berarti menyatakan gagasan untuk memperoleh kesamaan dengan pihak lain mengenai objek tertentu. William C. Himstreet mengatakan komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu-individu melalui suatu sistem biasa baik dengan simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih, sehingga yang dimaksud dapat dipahami (Euis, 2004).

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

penafsiran pesan. Kesalahan menafsirkan pesan dapat terjadi karena perbedaan latar belakang, perbedaan bahasa, dan pernyataan emosional.

Dalam dunia pariwisata, komunikasi memegang peranan penting. Penguasaan bahasa menjadi salah satu kunci utama dalam keberhasilan usaha tersebut, karena dengan menguasai berbagai bahasa, akan meningkatkan omzet penjualan pariwisata tersebut. Masalah yang sering dihadapi dalam bidang pariwisata adalah bahasa, padahal ditinjau dari aspek ekonomi, penguasaan bahasa merupakan kunci utama dalam usaha keberhasilan tersebut. Maka dalam bidang ini, penguasaan berbagai bahasa untuk memperlancar komunikasi sangat perlu dikembangkan (Riandriani, 2007).

E. Penerjemahan Bahasa China

Secara khusus penerjemahan adalah proses pengalihan bahasa, kata demi kata dari satu bahasa ke bahasa lain. Tujuan penerjemahan adalah untuk menghasilkan satu terjemahan yang membawa makna yang sama dengan makna dari bahasa asing. Penerjemahan merupakan kegiatan yang memerlukan kesungguhan. Penerjemahan seharusnya dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan tata bahasa yang ada. Penerjemahan juga dapat diartikan sebagai ilmu yang digunakan untuk membantu dalam pengartian bahasa asing yang digunakan dalam suatu percakapan ( hhtp://ms.wikipedia.org/wiki/terjemahan).

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

penduduk paling besar, bahasa China juga sudah masuk ke beberapa negara di dunai melalui kerjasama ekonomi.

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15 BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Lokasi, Akses, dan Tiket Masuk

Museum Keraton Surakarta terletak di pusat kota Solo yaitu di kelurahan Baluwarti, kecamatan Pasar kliwon, kotamadya Surakarta, Jawa tengah, Indonesia. Kota Solo merupakan kota perlintasan Yogyakarta-Surabaya. Dari Yogyakarta, Solo terletak sekitar 65 kilometer arah timur, sementara dari Surabaya, Kota Solo terletak sekitar 285 kilometer arah barat. Dari kota besar lainnya, yaitu dari Semarang, Solo terletak sekitar 100 kilometer arah tenggara. Untuk menuju Kota Solo, wisatawan dapat memanfaatkan transportasi udara mendarat di Bandara Adi Sumarmo, Solo, atau menggunakan jasa bus dan kereta menuju terminal Tirtonadi dan stasiun Balapan Solo. Dari bandara, terminal, maupun stasiun, wisatawan dapat memanfaatkan bus kota, angkot, taksi, maupun andong untuk menuju ke pusat kota mengunjungi Museum Keraton Surakarta.

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta

Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1744 oleh Paku Buwono II sebagai pengganti kerajaan lama yaitu keraton Kartasura yang hancur akibat geger pecinan tahun 1743. Akibat pemberontakan tersebut, Raja dan pengikutnya terpaksa harus mengungsi ke Ponorogo, Jawa Timur. Pemberontakan baru dapat dipadamkan setelah Paku Buwono II dibantu pasukan VOC menyerbu laskar Cina.Meskipun kembali bertahta, namun Raja merasa pusat kerajaan di Keraton Kartasura tidak layak lagi untuk ditempati. Oleh karena itu, Raja kemudian menugaskan Adipati Pringgalaya, Adipati Sindureja, Mayor Higendorp, serta beberapa ahli nujum seperti Tumenggung Hanggawangsa, Mangkuyuda, serta Puspanegara untuk mencari lokasi baru.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka Desa Solo ditetapkan sebagai lokasi baru untuk menggantikan Keraton Kartasura. Pembangunan keraton dilakukan dari tahun 1743 hingga 1745. Konstruksi bangunan keraton menggunakan bahan kayu jati yang diperoleh dari Alas Kethu di dekat Kota Wonogiri. Setelah pembangunan selesai, keraton baru yang diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat tersebut resmi digunakan oleh raja pada tanggal 17 Februari 1745.

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Jika membeli tiket di tempat pertama, pengunjung terlebih dahulu harus berjalan sekitar 20m untuk memasuki Museum Keraton Surakarta. Namun jika membeli tiket di tempat kedua, pengunjung dapat langsung masuk. Biasanya pengunjung ditawari untuk masuk dan melihat-lihat sendiri atau memilih didampingi seorang guide.

Pertama, pengunjung melewati suatu pelataran yang berupa pasir pantai, berwarna putih dan sangat lembut. Menurut cerita yang beredar, pasir tersebut berasal dari pantai selatan pulau Jawa, ada dengan sendirinya ketika Keraton selesai dibangun. Jika kita berjalan di atas pasir tersebut tanpa alas kaki, dipercaya dapat menyembuhkan penyakit rheumatic. Pelataran tersebut ditumbuhi pohon sawo kecik sejumlah 77 batang. Tujuh dalam bahasa Jawa dilafalkan pitu, dimaksudkan untuk pitulungan (pertolongan). Pohon sawo kecik sendiri melambangkan sarwo becik (penuh kebaikan).

Di bagian utara pelataran terdapat sebuah menara (panggung) yang disebut Panggung Songgobuwono. Tinggi bangunan ini sekitar 30m, dengan tebal dinding 3m. Bangunan ini memiliki banyak fungsi, antara lain:

1. sebagai tempat bersemedi Raja

2. menentukan tahun baru hijriyah dan tahun baru saka 3. mengawasi keadaan sekitar Keraton, dll.

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Sasono sewoko yang merupakan pendhopo (teras) bangunan utama keraton terletak di sebelah selatan Sri manganti, sebelah barat pelataran. Di bagian tengah pendopo terdapat lampu gantung yang besar yang disebut Robyong Kyai Remeng. Pendopo Sasonosewoko dibuat oleh Pakubuwono III pada tahun 1697

Jawa. Sasono berarti tempat, sewoko berarti duduk bersila dilantai, sambil mengheningkan cipta memusatkan segala pikiran kepada Sang Pencipta Alam. Pendopo ini berbentuk joglo, mempunyai 36 tiang dan 4 soko guru. Di sekeliling Sasono sewoko ada teras yang dinamakan Paningrat, terdiri dari Paningrat barat, Paningrat timur, Paningrat utara dan Paningrat selatan. Di depan pendopo ada bangunan kecil yang dinamakan Maligi, yang digunakan sebagai tempat duduk bagi para bupati yang akan menghadap Raja dan tempat mengkhitan putera Raja dari permaisuri.

Di sebelah selatan pendopo Sasono sewoko terdapat bangunan yang semua dindingnya terbuat dari kaca, yang dinamakan Sasono Hondrowino. Tempat ini dipakai untuk menjamu tamu, yaitu tamu asing atau tamu agung dengan acara makan bersama. Dulu dinamakan Pendopo Ijo (karena seluruhnya ruangannya bercat hijau). Sasono Hondrowino dibangun oleh Pakubuwono V pada tahun 1823 M.

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

di jaman Pakubuwono X. Tiap-tiap bangunan terdiri dari beberapa ruangan yang memuat hasil kriya Keraton Surakarta. Pembagian ruang di museum Keraton Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Ruang I

Di ruang ini, pengunjung dapat menyaksikan berbagai macam gambar, antara lain: gambar Paku Buwono IV-XII, gambar Paku Buwono X berdiri dengan mengenakan busana kebesaran, dua buah gambar Kangjeng Ratu Hemas, permaisuri Paku Buwono X.Selain itu terdapat juga berbagai macam kursi berukir, antara lain : kursi ukiran dari zaman Paku Buwono IV, kursi ukiran dari Bali yang dipersembahkan kepada Paku Buwono X, kursi tempat duduk Paku Buwono X, dll.

b. Ruang II

Terdapat dua buah almari kaca yang memanjang sampai ujung ruangan, di dalamnya dipajang bermacam-macam benda-benda perunggu dan alat-alat upacara agama. Di dalam ruang ini juga terdapat arca Bali dari zaman purbakala, yaitu arca Dewa Kuvera, arca Dewi Durga, arca Dewi Tara, dan arca Dewa Siwa. c. Ruang III

[image:31.595.113.512.252.489.2]
(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pada dinding ruangan ini terdapat beberapa relief yang menggambarkan prosesi pernikahan.

d. Ruang IV

Berisi tentang macam-macam wayang, yaitu wayang kulit purwa, wayang kulit gedhog, wayang kulit madya, wayang beber, wayang golek dari kayu, wayang klithik, dsb.

e. Ruang V

Dalam ruang ini dipajang bermacam-macam topeng yang khusus digunakan untuk kelengkapan tari topeng, yang ceritanya mengambil dari cerita Panji Inukertapati, Panji Asmarabangun, Dewi Galuh Ajeng, Dewi Galuh Candrakirana, Klana, dsb. Pada dinding sebelah timur terdapat relief sebagai berikut : pertunjukan kuda lumping, pertunjukan tarian ledek, pertunjukan Lawung(dua orang naik kuda membawa sodok bertarung dan diiringi gamelan), pembuatan keris, upacara selamatan (beberapa orang berdo’a memohon selamat dalam tata cara Islam) f. Ruang VI

Berisi peralatan upacara seperti bokor, kendhi, beri, kecohan, sumbul, perhiasan, payung bersusun tiga untuk upacara khitanan Paku Buwono IV.

g. Ruang VII

Berisi berbagai macam joli(tempat mengusung puteri Raja, pengantin, penari, sesaji, dll).

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Di ruangan ini dipamerkan sebuah kereta yang dipakai Raja dalam perpindahan dari kerajaan lama(kartasura) ke kerajaan baru(Surakarta). Kereta tersebut bernama Kyai Grudha.Di sebelah utara dalam almari kaca terdapat pakaian kusir, dan pakaian kuda.

i. Ruang IX

Pada dinding sebelah selatan dipajang senjata kuno antara lain : meriam, senapan, pistol, pedang, tameng, keris, panah, dan pelana kuda. Pada dinding sebelah utara terdapat sebuah diorama yang menggambarkan perang Pangeran Diponegoro di Gua Selarong.

j. Ruang X

Benda-benda yang dipamerkan di ruangan terakhir ini adalah :

1. Patung kayu Rajamala, merupakan patung kepala raksasa untuk hiasan perahu. 2. Maket rumah Jawa : gaya Joglo, Limasan dan gaya kampong,

3. Patung-patung yang menggambarkan aneka pakaian prajurit Keraton. 4. Alat permainan rakyat(dakon, adu jangkrik, dan adu kemiri),

5. Alat untuk menanak nasi( Kenceng besar untuk keperluan perang),

6. Keramik dan porselin Kuno yang dahulu menjadi perlengkapan rumah tangga.

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Penulis melaksanakan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Museum Keraton Surakarta mulai tanggal 2 Maret 2009 s/d 5 April 2009, kegiatan dimulai pukul 09.00 s/d 15.00. Adapun rincian pelaksanaan tugas adalah sebagai berikut : a. Minggu pertama

Hari pertama, penulis dikenalkan dengan pengurus dan segenap guide yang bekerja di Museum Keraton Surakarta. Tahap berikutnya, penulis mempelajari materi yang harus dijelaskan kepada wisatawan berkaitan dengan Museum Keraton Surakarta, antara lain tentang sejarah berdirinya Keraton, nama dan fungsi bangunan-bangunan yang ada, benda-benda pusaka yang tersimpan di museum Keraton, dsb. Untuk memperlancar tugas ini, penulis mengikuti guide yang sedang bertugas sambil mencatat hal-hal yang dirasa perlu. Selain itu, penulis mencari bahan-bahan lain yang masih berhubungan di buku-buku serta browsing di internet. Kegiatan ini berlangsung sekitar 4 hari. Setelah dirasa

mampu, pimpinan Museum Keraton Surakarta mengizinkan penulis mendampingi wisatawan yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta. Namun, pada tahap ini penulis hanya diizinkan mengantar wisatawan domestic yang bersifat perorangan, belum diizinkan membawa rombongan.

b. Minggu kedua s/d Minggu keempat

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Jepang, China dan Thailand. Untuk wisatawan yang berasal dari Jepang, penulis tidak mendampingi karena sudah ada guide yang khusus untuk wisatawan Jepang. Penulis tidak mengalami kesulitan yang besar ketika mendampingi wisatawan dari Eropa maupun Amerika karena sebagian besar dari mereka mampu menguasai bahasa Inggris dengan baik. Kesulitan dialami penulis ketika mendampingi wisatawan dari China, Hongkong, Thailand, dan Negara sekitarnya. Hal ini disebabkan sebagian besar wisatawan tersebut hanya mampu berkomunikasi dengan bahasa daerah mereka dan bahasa China, hampir tidak ada yang menguasai bahasa Inggris.

c. Minggu kelima

Di akhir masa PKL ini, penulis hanya sesekali mengantar wisatawan. Selain masa PKL yang telah usai, penulis mendapat tugas dari pengurus Keraton untuk mengambil gambar bangunan-bangunan Keraton serta event-event yang sedang berlangsung untuk dipajang di tempat pembelian tiket maupun untuk koleksi pribadi.

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Selama satu bulan melaksanakan praktek kerja lapangan, penulis berhasil mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. Data-data tersebut dipaparkan dalam bentuk tabel berikut di bawah ini.

Tabel 3.3.1 Daftar kunjungan wisatawan asing Museum Keraton Surakarta bulan Maret 2009

Minggu ke- China Inggris Malaysia Thailand Belanda

I - 12 8 4 -

II 5 9 4 - 5

III 7 6 1 - 3

IV 4 14 5 3 -

jumlah 16 41 18 7 8

[image:36.595.124.463.224.497.2]

sumber : penelitian data primer

Tabel 3.3.2 daftar guide disertai bahasa asing yang mereka kuasai.

No. Nama guide Bahasa asing

1 Bp. Budoyoningrat - 2 Bp. Siswantodipuro -

3 Bp. purwanto -

4 Bp. Sawiyono -

5 Bp. Kumaidi Bahasa Inggris, Jepang 6 Bp. Hastoto Bahasa Inggris

7 Bp. Sugeng Bahasa Inggris

Sumber : Penelitian data primer

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Guide yang bekerja di keraton Museum Surakarta berjumlah 7 orang. Dari

tabel 3.3.2 dapat kita ketahui bahwa hanya ada 3 orang guide yang menguasai bahasa Inggris, dan hanya ada seorang guide yang mampu berbahasa asing lain, yaitu bahasa Jepang. Dari keseluruhan guide tersebut, tidak ada satupun yang mampu berbahasa China. Dengan keterbatasan tersebut, wisatawan China yang tidak mampu berbahasa Inggris hanya diantar untuk melihat-lihat tanpa diterangkan sama sekali tentang bangunan dan peninggalan budaya yang ada di Museum Keraton Surakarta. Sebagian besar dari wisatawan China merasa kurang puas terhadap pelayanan seperti ini. Hal ini dikarenakan tidak adanya seseorang yang mampu menjawab semua pertanyaan mereka. Berdasarkan keterangan dari semua guide keraton Surakarta, sangat sedikit dari wisatawan China yang mampu berbahasa Inggris dengan baik.

Keberadaan guide berpengaruh besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wisatawan ketika berkunjung ke suatu objek wisata. Seorang guide harus mampu menerangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan objek

wisata yang bersangkutan serta mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang suatu hal yang tidak dimengerti wisatawan. Pihak Museum menyadari betapa pentingnya kemampuan berbahasa China bagi guide di objek wisata tersebut. Guide yang menguasai bahasa China akan dapat membantu meningkatkan

[image:37.595.112.516.250.488.2]
(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan berikutnya.

KGPH Benowo menjelaskan hambatan-hambatan yang dialami pihak Museum hingga terjadi keadaan seperti ini. Guide yang bekerja di Museum Keraton Surakarta termasuk dalam abdi dalem, yaitu orang-orang yang bekerja di keraton secara sukarela tanpa mengharapkan gaji yang besar, semata-mata untuk mengabdikan diri kepada keraton. Gaji guide-guide tersebut dapat dikatakan sangat rendah, yaitu Rp 175.000 s/d Rp 250.000 setiap bulannya. Saat ini sangat sulit mendapatkan guide bahasa China yang bersedia bekerja dengan gaji tersebut. Guide yang profesional biasanya membutuhkan gaji yang besar pula. Hal ini akan

mengakibatkan timbulnya kecemburuan sosial terhadap guide-guide yang telah lebih dulu bekerja di keraton Surakarta.

Sampai saat ini pihak Museum belum memberikan pelatihan bahasa China bagi guide yang sudah ada dengan alasan keterbatasan dana. Pemasukan objek wisata Museum Keraton Surakarta sepenuhnya berasal dari hasil penjualan tiket. Pemasukan tersebut dianggarkan untuk menggaji guide, penjaga loket, penjaga museum, dan digunakan juga untuk kebutuhan internal keraton, seperti membeli sesaji dan peralatan upacara. Dari pengeluaran tersebut, tidak ada lagi anggaran untuk mengadakan pelatihan.

Selama mendampingi wisatawan China yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta, penulis mengalami berbagai kendala, antara lain :

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2. sebagian besar orang China berbicara dalam tempo yang sangat cepat, sehingga penulis kesulitan dalam memahami ucapan mereka,

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, penulis mengambil beberapa solusi, antara lain :

1. menulis materi guiding tentang Museum Keraton Surakarta dalam bahasa Indonesia, kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa China.

2. mencatat kata-kata yang tidak dipahami saat mendampingi wisatawan China, kemudian mencari kata-kata tersebut dalam kamus.

3. setelah proses guiding selesai, penulis mengajak wisatawan China untuk bercakap-cakap dalam bahasa China dengan topik pembicaraan di luar guiding, misalnya tentang hobi, makanan kesukaan, dsb. Hal ini dapat melatih penulis agar terbiasa menggunakan bahasa China.

D. Bentuk Percakapan Dasar Dalam Pemanduan Wisatawan China di Objek

Wisata Museum Keraton Surakarta

Bentuk percakapan dasar dalam pemanduan wisatawan China terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

- Tahap Penyambutan

- Tahap Penawaran Jasa

- Tahap Pemanduan

1. Tahap Penyambutan

Pada tahap ini, guide berdiri menyambut wisatawan di depan loket. Ketika

wisatawan tiba, guide memberikan kata sambutan bagi wisatawan China. Berikut

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Guide : Selamat datang di Museum Keraton Surakarta

到梭

博物

W. China : Terima kasih.

Guide : Apakah perjalanan anda baik-baik saja?

W. China : Baik-baik saja.

以。

2. Tahap Penawaran Jasa

Setelah memberikan kata sambutan, seorang guide biasanya langsung

menawarkan jasa untuk memandu wisatawan tersebut.

Guide : Saya adalah guide disini. Apakah anda mau saya menjadi guide anda?

。您

?

W. China : Saya mau.

吧。

3. Tahap Pemanduan

Pada tahap ini seorang guide memulai kegiatan memandu wisatawan China.

Berikut adalah beberapa kalimat saat memandu wisatawan China di objek wisata

Museum Keraton Surakarta.

a. Keraton ini dibangun pada tahun 1744 oleh Paku Buwono II.

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Ini adalah pelataran Keraton, berupa pasir pantai yang berasal dari pantai

Parangtritis. Jika berjalan-jalan di atas pasir ini tanpa alas kaki, dapat

menyembuhkan penyakit rheumatik.

是王

的庭院,

parangtritis

海岸。如果

不用妥

,可

治愈骨胳病

c. Ini adalah Sasono sewoko, merupakan bangunan utama Keraton Surakarta. Tempat

ini digunakan untuk menyambut tamu.

Sasono Sewoko,

是梭

首要的建筑物。

个地方用

来待

各人。

d. Ini adalah Sasono Hondrowino, merupakan tempat perjamuan makan.

Sasono Hondrowino,

是宴会的地方

e. Ini adalah Panggung Songgo Buwono, merupakan tempat bersemedi raja.

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Dari beberapa hal yang telah diuraikan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah wisatawan China yang berkunjung ke Museum Keraton Surakarta relatif besar jika dibandingkan dengan wisatawan asing lainnya. Wisatawan China yang berkunjung mengandalkan guide yang disediakan Museum Keraton Surakarta, padahal guide di objek wisata tersebut tidak ada yang mampu berbahasa China. Keadaan ini menyebabkan wisatawan China merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh sebab itu, kemampuan berbahasa China sangat diperlukan bagi guide di Museum Keraton Surakarta. Hal ini dimaksudkan agar wisatawan China yang berkunjung mendapatkan pelayanan yang lebih baik.

2. Hambatan utama yang dihadapi penulis yaitu terbatasnya penguasaan kosakata bahasa China. Solusi yang ditempuh adalah dengan mempelajari kamus dan buku-buku yang berkaitan dengan bahasa China.

B. Saran

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1. Bagi Museum Keraton Surakarta

a. Memberikan pelatihan atau kursus bahasa China bagi guide yang sudah ada, sehingga mereka mampu berkomunikasi dalam bahasa China ketika mendampingi wisatawan China.

2. Bagi Pengelola Diploma III Bahasa China

Gambar

gambar Paku Buwono IV-XII, gambar Paku Buwono X berdiri dengan
Tabel 3.3.2 daftar guide disertai bahasa asing yang mereka kuasai. No. Nama guide Bahasa asing
tabel 3.3.2 dapat kita ketahui bahwa hanya ada 3 orang guide yang menguasai

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas dan penelitian yang pernah dilakukan maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai ZNT di Kota Surabaya dengan

Video sama juga seperti film, Azhar Arsyad ( 2009 : 49 ) menyatakan video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara yang alamiah dan suara yang

Namun pada penelitian ini juga menggunakan Analitical Hirarchy Proses (AHP) dan digabungkan dengan Business Model Canvas untuk menciptakan usulan pengembangan bisnis

Algoritma FP-Growth merupakan salah satu solusi dari algoritma apriori yang memiliki beberapa masalah seperti pada tahap frequent itemset candidate generation dalam

Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan titik sudut  pada alas dengan titik sudut pada bidang atas yang tidak terletak pada sisi tegak yang sama.. Dengan 

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran…126.. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan

Profil Kesehatan Kota Langsa Tahun 2015 merupakan gambaran kondisi kesehatan di Wilayah Kota Langsa pada tahun 2015 yang meliputi indikator Gambaran Umum Kota Langsa, Derajat Kesehatan

Ada beberapa kegiatan yang dapat disusun oleh marketing public relations, berikut ini peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi menurut