• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Defenisi operasional

1.analisis titik impas/Break Evend Point (BEP) adalah suatu cara atau alat atau teknik yang digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi (usaha) dimana dari volume produksi tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi.

2.Margin of safety atau tingkat keamanan memberikan informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun dari yang dianggarkan namun perusahaan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, margin of safety merupakan batas keamanan bagi perusahaan dalam hal terjadi penurunan penjualan, berapa pun penurunan penjualan yang terjadi sepanjang dalam Margin of safety atau tingkat keamanan memberikan informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun dari yang dianggarkan namun perusahaan tidak menderita rugi.

4. Biaya (cost) merupakan suatu pengorbanan yang diukur dengan harga untuk mendapatkan atau menghasilkan barang atau jasa sebagai output, dimana output tersebut mempunyai nilai yang lebih besar dari apa yang dikorbankan sebelumnya, atau dengan kata lain nilai input dari suatu kegiatan lebih kecil dari nilai outputnya.

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM PT. DUA PERMATA BATARA

A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Dua Permata Batara

PT. Dua Permata Batara Didirikan pada tanggal 9 mei 2008 berdasar akta notaris Hukum Husain, adalah salah satu perusahaan yang bergabung dalam Solthana Group.

Berawal dari kesuksesan Solthana Residence dan Griya Tirta Madani, kawasan hunian di Selatan Kota Makassar, dengan mengusung bendera “PT. Dua Permata Batara”, memulai Bisnis Property dengan membagun beberapa unit rumah. Mereka masih baru di bisnis property namun kami berkomitmen untuk membangun kawasan hunian yang asri dan nyaman dengan beragam fasilitas yang mendukung. FOKUS pembangunan berikutnya adalah masih mengembangkan kawasan hunian di Barombong sejalan dengan Pemerintahan Kota (Pemkot) Makassar untuk merubah kawasan kelurahan Barombon Kecamatan Tamalate, menjadi kawasan baru pengembangan Kota baru di Makassar, ketersediaan lahanyang cukup, menjadi pintu gerbang bagian selatan yang menghubungkan dengan Gowa dan Takalar.

Selain Barombong Makassar saat ini juga PT. Pemata Dua Batara tengah membagun perumahan di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat adapun nama proyek perumahan adalah “Triya Sulthana”.

38

39

Kondisi ekonomi yang yang membaik di 2011dan 2012 menjadi vitamin pertumbuhan properti 2013. Sektor properti berlari kencang seiring kondisi membaiknya kondisi makro serta peningkatakan daya beli masyarakat. Pertumbuhan sektor ini diperkirakan berkisar 7% - 8%. Senyum para pengembang properti bakal berkembang makin lebar. Kondisi makro ekonomi yang membaik, kondisi politik yang relative stabil, dan daya beli masyarakat yang meningkat menjadi energi yang mendorong bisnis property semakin bercahaya.

Pembangunan property baru dan penyelesaian proyek-proyek properti lama terus berjalan. Dari situ saja, kita bisa bilang bahwa tahun depan bisnis properti masih akan berjaya. Daya beli konsumen yang meningkat terlihat dari nilai indeks Tendensi Konsumen (NITK) Jabodetabek pada triwulan III 2010. Angka NITK kuartal tiga sebesar 110.67, lebih tinggi ketimbang angka NTK Kuartal II yang baru105.32. Disisi lain, Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada kuartal III 2010 juga mencapai 107,32 meningkat dibandingkan ITB Kuartal II Yang hanya sebesar 104,23.

Selama 2011 dan 2013 semua sektor properti mengalami pertummbuahan. Inflasi yng rendah, suku bunga rendah, dan kenaikan GDP ikut memberi kontribusi ke property. Semua gejala baik itu makin terasa mengejutkan manakala kita dengar proyeksi suku bunga yang tak akan beranjak jauh dari tingkat saat ini. Suku bunga yang stabil secara makro juga kondusif, ini sangat kindusif bagi industri property.

Kompitisi antar-pengembang yang semakin sengit juga akan menguntungkan

40

konsumen lantaran banjir iming-iming kemudahan pembayaran. Pendorong utama cerahnya property sudah tampak sejak kuartal III tahun 2010.

Pemerintahan memperkirakan bakal ada kenaikan omset property sebesar 12%

menjadi Rp100,8 triliun. Bandingkan dengan proyeksi omset sampai akhir 2010 yang hanya sebesar Rp 90 Triliun. Kenaikan ini didukung jumlah pasokan baru diseluruh sektor property, sektor perumahan, terutama landed house, bakal berlari makin kencang di 2011. Dikelas rumah sangat sederhana bersubsidi misalnya, bakal ada kucuran dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat kedaerah senilai Rp 480 Milyar – Rp 525 Milyar, terbesar ke- 80 pemerintahan kabupaten/ kota. Dana dari pusat itu akan meningkatkan pembangunan perumahan dengan target sekitar 1000/unit per kabupaten kota. Itu berati bakal berdiri 800.000 unit rumah baru.

Tahun 2012 semakin banyak pengembng perumahan yang menawarkan prodak kepasar. Dia memikirkan, kebutuhan pasokan hunian bisa mencapai Rp 4.000.000 unit, perumahan akan naik karena suku bunga rendah, perbankkan juga akan memerikan kemudahan. Hukum pasar pun berlaku. Permintaaan tinggi tentu akanmengerwk harga diperkirakan,yahun 2012harga rumah naik sekitar 12%. Meski demikian hunian ditenga kota akan semakin dipilih oleh masyarakat. Ini berdasar tingkat hunian yang semakin membaik.

41

B. Profil Perusahaan

Berikut ini adalah Profit Proyek Perumahan yang saat ini dibangun oleh PT Dua Pemarta Batara

Nama Perusahaan : PT. Dua Permata Batara

Didirikan : Makassar, Tanggal 9 mei 2008

Akte Notaris : Hustam Husain, SH. No. 310/HH/VI/2008

Pengesahan : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Repuplik Indonesia Nomor :AHU – 11930.AH.01.01.Tahun 2011

NPWP : No.02.853.225.7.804.000

TDP : 202317009428 KLU :70101 ( 9 JUNI 2013)

SITU : 503/182/IG-B/09/KPAP

Luas Usaha : 75 m2 Gol Usaha : HO

SIUP : 503/186/SIUPK-B/KPAP

Kegiatan Usaha : Usaha Kecil Kelembagaan : Perdagangan Jasa Barang/Jasa Dagang : Pengembangan

Komisaris : Muhammad Eroika Mustafa

42

Direktur : H. Irsan Musrafa

Maneger Umum dan Operasional : Abd. Haliq

Menejer Teknik : Ahmad

Manager Keuangan : Rahmiah AH, A.Md

Kepala Cabang Mamuju : Sudarman

Staff Marketing : 1. Hamzah

2. Sahrul Ramadana 3. Rahman

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam mencapai sebuah tujuan, perusahaan besar atau kecil memerlukan struktur organisasi yang tersusun rapi. Hal semacam ini berlaku pada PT. Dua Permata Batara.

Dalam manajemen organisasi dikenal tiga bentuk organisasi yang umum digunakan oleh perusahaan atau organisasi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan besar kecilnya cakupan perusahaan atau organisasi tersebut.

Untuk itu dalam rangka mendukung pelaksanaan operasionalnya, PT. Dua Permata Batara menganut struktur organisasi berdasarkan peraturan atau ketentuan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah satuan komando dari level atas ke level yang paling bawah dan juga mempertimbangkan volume pekerjaan yang ada. Adapun susunan personil kantor PT. Dua Permata Batara dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini.

43

44

D. Pembagian Tugas dan Wewenang

Adapun bentuk wewenang dan tanggung jawab secara umum dalam struktur oraganisasi PT. Dua Permata Batara adalah sebagai berikut :

1. Direktur

a. memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan

b. memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)

c. menyetujui anggaran tahunan perusahaan

d. mengkoordinasi seluruh kegiatan dalam perusahaan agar berjalan sesuai sasaran atau tujuan yang di inginkan

e. menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan f. menetapkan tugas-tugas, tanggung jaab dan wewenang selurun jajran

peusahaan.

2. Sekretaris perusahaan bertanggung jawab kepada direksi. Tugas pokoknya melayani kepentingan dalam pelaksaan tugasehari-hari meliputi persiapan rapat, pelayan tamu direksi, sebagai notulis rapatdan pengolahan arsip direksi 3. Wakil direktur

a. Membantu tugas-tugas Direktur

b. Menyelenggarakan,mengelolo, mengendalikan aktifitas perusahaan c. Membuata perencanaan dan pengorganisasian manajemen

d. Membuat keputusan penting menyangkut kehidupan organisasi.

45

4. Manager umum dan Operasional bertanggung jawab atas operasi yang efisien dan menguntungkan bagi perusahaan mereka. Menejer umum bertugas mengontrol keuangan, rumah tangga, kualitas pelayanan dan makanan, dekorasidan interior serta pembentukan norma-norma yang harus diikuti oleh staf sambil memberikan layanan mereka kepada para tamu, dan lain-lain.

5. Manajer keuangan

a. Melakukan penelitian dan analisa keuangan termasuk masalah pajak.

b. Melakukan verifikasi ulang atas semua bukti kas, penerimaan dan pengeluaran kas.

c. Melakukan verifikasi atas semua buku penjualan tunai, faktur penjualan dan nota pembelian serta bukti barang dari perusahaaan ke konsumen.

6. Manager Teknik

a. Memimpin bidang teknik.

b. Memimpin kegiatan perancangan dan kegiatan usaha bidang tehnik

c. Memimpin penyusunan dan pengendalian pelaksanaan anggaran tahunan bidang teknik.

d. Mengevaluasidan menilai hasil kerja bawahan.

Kepala cabang Makassar dan mamuju yang bertanggung jawab terhadap semua aktivitas karyawan yang berada dicabangnya, serta bertanggung jawab untuk melakukan pelaporan kepada jabatan atasannya setara dengan Area Manager (AM).

Tugas utama dari Branch Manager (BM)/Kepala Cabang yaitu memberiakan

46

koordinasi, arahan serta mengawasi seluruh kinerja tim dicabang demi tercapainya target penjualan perusahaan dan memastikan tim bekerja sesuai dengan peraturan dan ketentuan.

47

BAB V PEMBAHASAN

A. Sumber Pendapatan PT. Dua Permata Batara Penjualan Perumahan

Jenis perumahan yang ditawarkan pada PT. Dua Permata Batara

Jenis Perumahan Unit Yang Terjual Harga/Unit

Taman Solthana I 100 Rp 228.000.000

Taman Solthana II 63 Rp 110.000.000

Taman Solthana III 25 Rp 175.000.000

Taman Solthana IV 61 Rp 228.000.000

Taman Solthana V 600 Rp 155.000.000

Total perumahan 849

Sumber : PT. Dua Permata Batara

47

48

B. Timjauan Pendapatan Pada PT. Dua Permata Batara

a. Penjualan perumahan Pada PT. Dua Permata Batara pada tahun 2011-2013 atas dasar rupiah adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Penjualan Perumahan PT. Dua Permata Batara

Tahun 2011-2013 (Dalam Rupiah)

Jenis Perumahan 2011 2012 2013

Taman Solthana I Rp 10.800.000.000 Rp 14.000.000.000 Rp 22.800.000.000

Taman SolthanaII Rp 6.804.000.000 Rp 8.820.000.000 Rp 6.930.000.000

Taman Solthana III Rp1.875.000.000 Rp 3.500.000.0000 Rp4.375.000.000

Taman Solthana IV Rp 6.588.000.000 Rp 8.479.000.000 Rp 13.908.000.000

Taman Solthana V Rp 50.010.000.000 Rp 83.400.000.000 Rp 93.000.000.000

Jumlah Rp 76.077.000.000 Rp118.199.000.000 Rp 141.013.000.000

Sumber : PT. Dua Permata Batara

49

Dari semua volume penjualan yang telah diterima oleh PT. Dua Permata Batara,maka prosentase yang didapat dari tiap-tiap penjualan atas dasar rupiah pada tahun 2011-2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2 Prosentase Penjualan PT. Dua Permata Batara

Tahun 2011 ( Dalam Rupiah )

Jenis Perumahan 2011 Prosentase

Taman Solthana I Rp 10.800.000.000 14%

Taman SolthanaII Rp 6.804.000.000 9%

Taman Solthana III Rp1.875.000.000 2%

Taman Solthana IV Rp 6.588.000.000 9%

Taman Solthana V Rp 50.010.000.000 66%

Jumlah Rp 76.077.000.000 100%

Sumber : PT. Dua Permata Batara

50

Prosentase Penjualan PT. Dua Permata Batara

Tahun 2012 ( Dalam Rupiah )

Jenis Perumahan 2012 Prosentase

Taman Solthana I Rp 14.000.000.000 9%

Taman SolthanaII Rp 8.820.000.000 6%

Taman Solthana III Rp 3.500.000.0000 23%

Taman Solthana IV Rp 8.479.000.000 6%

Taman Solthana V Rp 83.400.000.000 56%

Jumlah Rp 149.699.000.000 100%

Sumber : PT. Dua Permata Batara

51

Prosentase Penjualan PT. Dua Permata Batara

Tahun 2013 ( Dalam Rupiah )

Jenis Perumahan 2013 Prosentase

Taman Solthana I Rp 22.800.000.000

16%

Taman SolthanaII Rp 6.930.000.000

5%

Taman Solthana III Rp4.375.000.000

3%

Taman Solthana IV Rp 13.908.000.000

10%

Taman Solthana V Rp 93.000.000.000

66%

Jumlah Rp 141.013.000.000

100%

Sumber : PT. Dua Permata Batara

52

C. Biaya-biaya yang Terjadi

PT. Dua Permata Batara membutuhkan biaya-biaya guna kelancaran operasionalnya.Biaya-biaya yang terjadi selama tahun 2011-2013 adalah :

Tabel 5.3

Gaji Karyawan Rp 476.817.804 Rp 476.817.804 Rp476.817.804

Gaji Tukang Rp 494.814.300 Rp 400.000.000 Rp 494.814.300

By. IMB(Pembuatan dan Rp 66.138.000 Rp60.138.000 Rp 66.138.000

53

Pengurusan)

By. Lahan Mamuju Rp 2.500.000.000 Rp 2.500.000.000 Rp 2.500.000.000 By. PemasanganListrik

Rp 64.000.000 Rp 65.000.000 Rp 65.000.000

Total Biaya Rp 6.883.508.641 Rp 6.775.942.836 Rp 6.423.453.560

Sumber : PT. Dua Permata Batara

D. Perhitungan Biaya Dan Laba

Pada PT. Dua Permata Batara biaya-biaya dan pendapatannya dapat dilihat cenderung stabil pada setiap tahunnya.Perhitungan labanya yaitu total penghasilan

54

selama satu tahun dikurangi biaya operasionalnya selama satu tahun.Jadi laba yang didapat oleh PT. Dua Permata Batara yaitu :

Laba tahun 2011 = Tot.penghasilan selama satu tahun-Biaya Operasional

= Rp 76.077.000.000 - 6.883.508.641 = Rp 69.193.491.359

Laba tahun 2012 = Tot.penghasilan selama satu tahun-Biaya Operasiona = Rp 118.199.000.000 - 6.775.942.836

= Rp111.423.057.164

Laba tahun 2013 = Tot.penghasilan selama satu tahun-Biaya Operasiona = Rp 141.013.000.000 - 6.423.453.560

= Rp 134.589.546.440

E. Analisis Biaya

Analisis biaya,volume dan laba adalah analisis yang berkaitan dengan penentuan volume penjualan dan komposisi produk untuk mencapai laba yang optimal.Analisis biaya,volume dan laba menghendaki adanya pemisahan biaya berdasarkan perilakunya.Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan harus digolongkan sesui dengan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan atau aktifitas perusahaan.Dalam analisis ini penulisis menggunakan Total cost yang terdiri dari 2 golongan biaya yaitu Biaya Tetap dan Biaya Variabel.

55

Tabel 5.4 Biaya Operasional

Setelah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel PT. Dua Permata Batara

Tahun 2011

Biaya-biaya Biaya Tetap Biaya Variabel

Biaya Operasional

56

By. Listrik Rp 90.561.000

By. Makan - Minum (Lauk Pauk) Rp 70.471.761

By. Material Rp 1.227.363.409

By. Notaris Rp 164.025.000

By. Obat Rp 1.968.803

Retur (Pengembalian Booking Fee) Rp 130.616.400

By. Promosi Rp 63.226.500

Peralatan Kantor Rp 2.398.500

Perlengkapan Kantor (Gorden) Rp 1.475.500

By. Representasi (Komisaris) Rp 64.000.000

Total Biaya Rp 3.771.936.540 Rp 4.112.809.798

Sumber : PT. Dua Permata Batara

57

Tabel 5.5 Biaya Operasional

Setelah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel PT. Dua Permata Batara

Tahun 2012

Biaya-biaya Biaya Tetap Biaya Variabel

Biaya Operasional

By. Administrasi Rp 80.440.000

By. Bunga Rp 200.000.000

By. Lain-lain Rp 650.500.500

By. Logistik Kantor Rp 7.291.567

Gaji Karyawan Rp 476.817.804

Gaji Tukang Rp 400.000.000

By. IMB(Pembuatan dan Pengurusan) Rp 60.138.000

By. Lahan Rp 2.500.000.000

By. Listrik Rp 80.000.000

By. Makan - Minum (Lauk Pauk) Rp 80.471.761

58

By. Material Rp 1.227.363.401

By. Notaris Rp 164.025.000

By. Obat Rp 1.968.803

Retur (Pengembalian Booking Fee) Rp 130.000.000

By. Promosi Rp 60.226.000

Peralatan Kantor Rp 4.000.000

Perlengkapan Kantor (Gorden) Rp 1.400.500

By. Representasi (Komisaris) Rp 65.000.000

Total Biaya Rp 3.728.093.565 Rp 3.049.249.771

Sumber : PT. Dua Permata Batara

59

Tabel 5.6 Biaya Operasional

Setelah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel PT. Dua Permata Batara

Tahun 2013

Biaya-biaya Biaya Tetap Biaya Variabel

Biaya Operasional

By. IMB(Pembuatan dan Pengurusan) Rp 66.138.000

By. Lahan Rp 2.500.000.000

By. Listrik Rp 90.561.000

60

By. Makan - Minum (Lauk Pauk) Rp 90.471.761

By. Material Rp 1.227.363.401

By. Notaris Rp 164.025.000

By. Obat Rp 1.968.803

Retur (Pengembalian Booking Fee) Rp 140.000.000

By. Promosi Rp 60.226.000

Peralatan Kantor Rp 4.500.000

Perlengkapan Kantor (Gorden) Rp 1.500.000

By. Representasi (Komisaris) Rp 65.000.000

Total biaya Rp 3.788.936.040 Rp 3.288.165.016

Sumber : PT. Dua Permata Batara

F. Analisis Break Even Point

Dengan data yang ada kita dapat mengetahui tingkat break even pada perusahaan jasa PT. Dua Permata Batara, untuk memudahkan perhitungannya, terlebih dahulu penulis menyajikan biaya-biaya yang dapat mendukung dalam perhitungan break even point, yaitu :

Tahun 2011 :

Total biaya tetap (FC) = 3.771.936.540 Total biaya variabel (VC) = 4.112.809.798

61

Perhitungan berdasarkan rumus Aljabar dengan formulasi, sebagai berikut :

62

Braek even point atas dasar sales rupiah :

BEP ( RP) =

Perhitungan berdasarkan rumus Aljabar dengan formulasi, sebagai berikut :

a. Atas dasar jumlah unit produksi FC Rumus BEP (Q) =

P - V

63

Brek even point atas dasar sales rupiah :

BEP ( RP) =

Jadi break even tahun even point tahun 2012 atas dasar rupiah

adalah : Rp 3.804.177.107.14

64

Perhitungan berdasarkan rumus Aljabar dengan formulasi, sebagai berikut :

65

Brek even point atas dasar sales rupiah :

BEP ( RP) =

Jadi break even tahun even point tahun 2013atas dasar rupiah adalah 3.866.261.265.3

G. Perencanaan Laba

Pengertian perencanaan laba menurut Mulyadi 2009 adalah :

Perencanaan laba adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan.Dalam pengertian diatas perencanaan laba merupakan sebuah rencana perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal,apa yang direncanakan perusahaan untuk masa depan dapat terealisasi.

Laba perusahaan merupakan selisih antara penghasilan penjualan diatas semua biaya dalam periode akuntansi tertentu ,oleh karena itu perencanaan laba untuk

66

periode akuntansi tertentu akan berhubungan dengan perencanaan atas penghasilan penjualan dan atas biaya pada periode akuntansi yang bersangkutan.

1. Perencanaan laba pada “ PT. Dua Permata Batara ” pada tahun 2011 diketahui dengan menggunakan rumus :

2. Perencanaan laba pada “ PT. Dua Permata Batara ” pada tahun 2012 diketahui dengan menggunakan rumus :

67

Jadi laba yang diperoleh secara maksimal secara maksimal oleh “ PT. Dua Permata ” pada tahun 2012 adalah Rp 237.101.650.152

3. Perencanaan laba pada “ PT. Dua Permata Batara ” pada tahun 2013 diketahui dengan menggunakan rumus :

Penjualan =

=

( – )

=

=

Rp 151.993.614819

Jadi laba yang diperoleh secara maksimal secara maksimal oleh “ PT. Dua Permata ” pada tahun 2013 adalah Rp 151.993.614819

H. Margin Of Safety

Hasil penjualan pada tingkat break even point bila dihubungkan dengan penjualan yang direncanakan atau pada tingkat penjualan tertentu,maka diperoleh informasi tentang berapa jauh volume penjualan turun,sehingga tidak mengalami rugi.Hubungkan atau selisih penjualan yang direncanakan pada tingkat break even point merupakan tingkat keamanan atau “ margin of safety” bagi perusahaan dalam melekukan penurunan penjualan.Margin of safety yang tinggi lebih disukai daripada yang rendah karena ke rugian yang tinggi berarti makin jauh dari kerugian yang

68

mungkin diderita perusahaan.Margin of safety ikan memberikan informasi pada pihak manajemen mengenai berapa besarnya perubahan volume penjualan yang masih dapat diterima agar perusahaan tidak menderita rugi.

Analisis margin of safety menunjukkan berapa banyak penjualan yang boleh turun dari jumlah penjualan tertentu dimana perusahaan belum menderita rugi atau dalam keadaan Break Even Point.Dengan kata lain angka margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan angka volume penjualan yang direncanakan yng tidak mengakibatkan kerugian. Margi of savetymerupakan elemen untuk mengukur keamanan perusahaan.

1. Margin of savety ( tinkat keamanan ) penjualan pada “ PT. Permata Dua Batara” untuk tahun 2011 dapat diketahui sebagai berikut :

Margin Penjualan = Total Penjualan – Penjualan Impas

= –

= Rp 261.509.437.113

Jadi dinyatakan dalam presentase, maka :

Persentase Pengm. Penjl =

=

=

69

=

50 %

Jadi persentase dari margin of savety ( tinkat keamanan ) penjualan pada “ PT. Permata Dua Batara” untuk tahun 2011 adalah 50 %

Gambar 5.1

Margin Pengamanan Penjualan Tahun 2011

Jumlah Prsentase

Penjualan………... Rp 127.350.000.000 100 % Kurang : Biaya Variabel………....Rp 4.112.809.798 3 % Margin Kontribusi………..Rp 123.237.190.202 97 % Kurang : Biaya Tetap……….Rp 3.771.936.540

Laba Bersih………Rp 119.465.253.662

Titik Impas :

Rp 3.771.936.540 : 0,97

Margin Penjualan :

– = Rp 261.509.437.113

Presentase : : 0,50 %

70

2. Margin of savety ( tinkat keamanan ) penjualan pada “ PT. Permata Dua Batara” untuk tahun 2012 dapat diketahui sebagai berikut :

Margin Penjualan = Total Penjualan – Penjualan Impas

= –

= Rp 140.525.822.893

Jadi dinyatakan dalam presentase, maka :

Persentase Pengm. Penjl =

=

=

=

1,22 %

Jadi persentase dari margin of savety ( tinkat keamanan ) penjualan pada “ PT. Permata Dua Batara” untuk tahun 2012 adalah 1.22 %

71

Gambar 5.2

Margin Pengamanan Penjualan Tahun 2012

Jumlah Prsentase

Penjualan………... Rp 144.330 .000.000 100 % Kurang : Biaya Variabel………....Rp 3.049.249.771 2 % Margin Kontribusi………..Rp 141.280.750.229 98 % Kurang : Biaya Tetap……….Rp 3.728.093.565

Laba Bersih………Rp 137.552.656.664

Titik Impas :

Rp 3.728.093.565 : 0,98

Margin Penjualan :

– = Rp 140.525.822.893 Presentase :

1.22 %

72

3. Margin of savety ( tinkat keamanan ) penjualan pada “ PT. Permata Dua Batara” untuk tahun 2013 dapat sebagai berikut :

Margin Penjualan = Total Penjualan – Penjualan Impas

= –

= Rp 148.953.738.735

Persentase Pengm. Penjl =

=

=

=

97 %

Jadi persentase dari margin of savety ( tinkat keamanan ) penjualan pada “ PT. Permata Dua Batara” untuk tahun 2013 adalah 97 %

73

Gambar 5.3

Margin Pengamanan Penjualan Tahun 2013

Jumlah Prsentase

Penjualan………... Rp 100 % Kurang : Biaya Variabel………....Rp 3.288.165.016 2 % Margin Kontribusi………..Rp 149.531.834.964 98 % Kurang : Biaya Tetap……….Rp 3.788.936.040

Laba Bersih………Rp 141953.962.904

Titik Impas :

Rp 3.788.936.040 : 0 ,98

Margin Penjualan :

– = Rp 148.953.738.735

Presentase : 0,97 %

Berdasarkan hasil perhitungan margin of safety ini memberikan informasi berapa maksimum volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun,agar perusahaan tidak menderita rugi.Untuk margin penjualan 2011 yang dijual

74

maksimum sebesar Rp 261.509.437.113 atau 50 % dari penjualan.Untuk margin penjualan 2012 yang dijual maksimum sebesar Rp 140.525.822.893 atau 1,22 % dari penjualan tersebut yang dijual maksimum.Untuk margin penjualan 2013 sebesar Rp 148.953.738.735 atau 97 % dari penjualan.Semuanya itu dimaksudka agar perusahaan mampu memperhatikan kondisi dimana agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

75

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir akan dibagi dalam dua bagian utama yaitu kesimpulan dan hasil analisis yang telah disajikan di bab IV serta bagian kedua yaitu saran yang berkenaan dengan break even point,perencanaan laba dan margin pengamanan penjualan dari PT. Dua Permata Batara.

A. Kesimpulan

Berdasarka n analisis yang telah dilakukan terhadap data “ PT. Dua Permata Batara ” maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :

a. Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap data “ PT. Dua Permata Batara ” dalam perencanaan labanya menggunakan metode biaya relevan untuk mengukur berapa tingkat break even,volume penjualan , dan tingkat Margin Of Safety yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian.

b. “ PT. Dua Permata Batara ” memiliki Margin Of Safety sebesar 0,50 % pada tahun 2011, 1,22 % pada tahun 2012, dan 0,97 % untuk tahun 2013 Maksudnya adalah, “ PT. Dua Permata Batara ” mempunyai tingkat batas aman untuk menurunkan penjualan sebesar 0,50 % untuk tahun 2011 , 1,22 % untuk tahun 2012, dan 0,97 % untuk tahun 2013 dari yang telah “ PT.

Dua Permata Batara ”.

c. Besarnya penjualan minimal untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan

75

76

Tahun 2011 sebesar Rp388.859.437.113, tahun 2012 sebesar Rp 3.804.177.107.14 Dan tahun 2013 sebesar Rp 3.866.261.265.3.

d. Diketahui apabila manajemen menaikkan atau menurunkan harga jual, biaya tetap dan variable maka perubahan akan berpengaruh terhadap Break Even Point.

B. Saran

a. Sehubungan dengan perencanaan laba sebaiknya “ PT. Dua Permata Batara ” menggunakan perhitungan biaya variable untuk mengetahui berapa tingkat Break Evan Point, Margin Of Safety, pendapatan yang terjadi dan laba yang terjadi.

b. Dalam kaitannya dengan pengamambilan keputusanini, pihak manajemen sebaiknya menggunakan Total Cost untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel yang secara teoritis paling real,karena memperhitungkan seluruh dan meniadakan unsur subyektif.

77

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin.2005. Akuntansi Manajemen: Dasar-dasar Konsep Biaya danPengambilan Keputusan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Blocher, Edward J.,dkk. 2009. Manajemen Biaya: Penekanan Strategis. Alih

bahasa oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba.. Buku I Edisi 3. Salemba Empat.

Bustami, Bastian. Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Darsono. 2009. Manajemen Keuangan : Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta : Nusantara Consulting

Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., Brewer, Peter C. 2006. Akuntansi Manjerial (alih bahasa: A. Totok Budi Santoso). Buku I. Salemba Empat. Jakarta.

Hansen, Don R., Mowen, Maryanne M. 2000. Cost Management: Accounting and Control. Salemba Empat.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Aditya Media. Yogyakarta.

Polimeni, Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Bandung : Refika Aditama.

Ralph S., James A. Cashin. 1991. Cost Accounting. McGraw Hill. New Riyanto , Bambang.2001. Dasar-dasar pembelajaran.Yogyakarta : BPFE Simamora, Henry. 2005. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.

RIWAYAT HIDUP

Hasbiati, lahir di Bonerate tangggal 06 Januari 1988 sebagai anak ke dua dari enam bersaudara dari pasangan dan sebagai riwayat pendidikan, penulis telah menempuh pendidikan sebagai berikut. Penulis masuk di SDN 1 Pasimarannu dan lulus tahun 2001, kemudian melanjutkan

Hasbiati, lahir di Bonerate tangggal 06 Januari 1988 sebagai anak ke dua dari enam bersaudara dari pasangan dan sebagai riwayat pendidikan, penulis telah menempuh pendidikan sebagai berikut. Penulis masuk di SDN 1 Pasimarannu dan lulus tahun 2001, kemudian melanjutkan

Dokumen terkait