• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN COST- VOLUME-PROFIT UNTUK PERENCANAAN DAN PROYEKSI LABA JANGKA PENDEK PADA PT. DUA PERMATA BATARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN COST- VOLUME-PROFIT UNTUK PERENCANAAN DAN PROYEKSI LABA JANGKA PENDEK PADA PT. DUA PERMATA BATARA"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

ANALISIS HUBUNGAN COST- VOLUME-PROFIT UNTUK PERENCANAAN DAN PROYEKSI LABA JANGKA PENDEK PADA

PT. DUA PERMATA BATARA

OLEH : HASBIATI 10573 02270 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2014

(2)

ii

ANALISIS HUBUNGAN COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN DAN PROYEKSI LABA JANGKA PENDEK PADA

PT.DUA PERMATA BATARA

Diajukan oleh :

HASBIATI 10573 02270 10

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(3)

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

NAMA : HASBIATI

No. Stambuk : 10573 02270 10

Fakultas/Jurusan : EKONOMI DAN BISNIS / AKUNTANSI

Judul Skripsi : ANALISIS HUBUNGAN COST-VOLUME-PROFIT UNTUK PERENCANAAN DAN PROYEKSI LABA JANGKA PENDEK PADA PT. DUA PERMATA BATARA

Makassar, Juni 2014 Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Hj. Euis Eka Pramiarsih, M. Pd.

Pembibing II

Hj. Naidah, SE. M. Si Mengetahui,

Dekan fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MA NBM. 497 794

Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar

Ismail Badollahi, SE., M. Si, AK NBM. 107 3428

(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : ANALISIS HUBUNGAN COST-VOLUME-PROFIT UNTUK PERENCANAAN DAN PROYEKSI LABA JANGKA PENDEK PADA PT. DUA PERMATA BATARA

Nama Mahasiswa : HASBIATI No. Stambuk : 10573 02270 10

Fakultas/Jurusan : EKONOMI DAN BISNIS / AKUNTANSI

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Makassar, Juni 2014 Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Hj. Euis Eka Pramiarsih, M. Pd.

Pembibing II

Hj. Naidah, SE. M. Si Mengetahui,

Dekan fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MA NBM. 497 794

Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar

Ismail Badollahi, SE., M. Si, AK NBM. 107 3428

(5)

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

SURAT PERNYATAAN

NAMA : HASBIATI

No. Stambuk : 10573 02270 10

Fakultas/Jurusan : EKONOMI DAN BISNIS / AKUNTANSI

Judul Skripsi : ANALISIS HUBUNGAN COST-VOLUME-PROFIT UNTUK PERENCANAAN DAN PROYEKSI LABA JANGKA PENDEK PADA PT. DUA PERMATA BATARA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ajukan di depan tim penguji asli karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau dibuatkan oleh orang lain. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan,

HASBIATI NIM. 10573 02270 10

(6)

vi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

SURAT PERJANJIAN

NAMA : HASBIATI

No. Stambuk : 10573 02270 10

Fakultas/Jurusan : EKONOMI DAN BISNIS / AKUNTANSI Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya yang menyusun sendiri skripsi ini (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya melakuakn konsultasi dengan pembimbing yang telah tetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1, 2, 3 maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan,

HASBIATI NIM. 10573 02270 10

(7)

vii MOTTO

Orang yang betul-betul berusaha dengan perjuangan yang keras dan ulet.suatu saat akan mendapat keberhasilan yang

diinginkan.

Suatu pekerjaan yang besar,membutuhkan biaya yang besar pula.tidak bisa dikerjakan dengan terburu-buru dan dalam

waktu yang relatif singkat.

(8)

viii ABSTRAK

Hasbiati, 2014. Analisis Hubungan Cost Volume Profit Untuk Perencanaan dan Proyeksi Laba Jangka Pendek Pada PT. Dua Permata Batara ( Dibimbing oleh Dr.Hj.Euis Eka Pramiarsih,M.Pd dan Hj.Naidah, SE.M.Si ).

Kata kunci : Analisis Cost Volume Profit, perencanaan laba.

Permsalahan dalam penelitian adalah “Bagaimana perencanaan dan proyeksi laba

jangka pendek dengan menggunakan Analisis Biaya Volume Laba pada PT. Dua Permata Batara” Barombong,dengan bertitik tolak dari latar belakang

kondisi persaingan yang semakin kompetitif mengharuskan setiap perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien agar mampu mencapai laba yang optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan dan proyeksi laba jangka pendek dengan menggunakan Analisis Biaya Volume Laba pada PT. Dua Permata Batara pada tahun 2011-2013 dan data yang digunakan berasal dari

Observasi,Wawancaca dan Dokumentasi.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Mengklasifikasikan semua biaya-biaya yang dikeluarkan kebiaya variabel dan biaya tetap.

(9)

ix

2. Analis titik impas ( Break Event Poin/BEP dan ) yang menerangkan suatu teknis

analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan.

3. analisis Margin of safety ( Tingkat keamanan ) yang menguraikan tentang perencanaan penjualan agar dapat menghindari resiko kerugian.

Metode analis data yang digunakan dalam penelitian ini melewati tahap – tahap sebagai berikut :

1. Menentukan titik impas (BEP) menurut Banbang Riyanto (1995) dalam bukunya “ Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan ” dapat dicari dengan rumus :

Titik impas atas dasar sales dalam rupiah.

BEP (Rupiah) =

Dimana :

FC : Fixed Cost ( biaya tetap ) VC : Variabel Cost ( biaya variabel) S : Volume Penjualan

1. Perhitungan laba yang direncanakan

Untuk menghitung perencanaan laba menurut Banbang Riyanto ( 1995 ) dapat digunakan rumus sebagai berikut :

(10)

x Penjualan =

2. Menentukan Margin Of Safety ( Tingkat keamanan )

Menurut Banbang Riyanto ( 1995 ), Margin Of Safety dapat dihitung dengan rumus :

Margin Penjualan = Total Penjualan ‒ Penjualan Impas Margins

Pengamanan penjualan dapat juga dinyatakan dalam rupiah atau dalam bentuk prosentase.Prosentaseini dicari dengan membagi margin pengamanan penjualan dengan jumlah rupiah penjualan ,seperti dalam rumus berikut :

Persentase Pengm. Penjl =

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, karunia dan anugerah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Saw, beserta segala orang-orang yang tetap setia meniti jalannya sampai akhir zaman.

Skripsi dengan judul ”Analisis Hubungan Cost Volume Profit Untuk Perencanaan dan Proyeksi Laba Jangka Pendek pada PT. Dua Permata Batara”

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibalik penulisan skripsi ini, juga terdapat banyak pihak yang mendukung.Saya sangat bersyukur mendapatkan pembimbing-pembimbing yang baik,yang rela meluangkan waktu dan pikirannya untuk membaca skripsi ini dan membimbing saya ditengah-tengah kesibukannya.Terimakasih kasih banyak kepada Dr.Hj.Euis Eka Pramiarsih, M.Pd selaku pembimbing 1 dan Hj.Naidah, SE. M.Si selaku pembimbing 2 segala bantuannya.

(12)

xii

Kepada orang tua tercinta,yang tiada hentinya memberikan semangat dan dorongan kepada saya.Yang juga tiada hentinya mendoakan keberhasilanku dan rela menukarkan rasa lelahnya demi keberhasilannku,terimah kasih.

Dan saya selaku penulis tak lupa juga menyampaian terimaksih, dan rasa syukur yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr.H Irwan Akib, M.Pd. Selaku rektor Universitas Muhammadiayah Makassar.

2. Bapak Dr. Mahmud Nuhung M.A. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Abd. Salam HB, SE., M.Si., Ak Selaku sekretaris jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Ismail Badollahi, SE. M.Si. Ak. Selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Para Dosen yang telah membagikan ilmunya dan pegawai akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. My lovely Friends, khususnya Jhafar, Nia, masni, Rian, dan Baya. Terimaksih atas semua bantuan doa, motivasi dan dukunganya.

7. Teman-teman angkatan 2010 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Khususnya teman-teman AK XII 010 yang tidak dapat disebut satu persatu Terimakasih atas semua bantuan, doa, dan dukunganya.

(13)

xiii

Akhir kata, saya selaku penulis berharap skripsi ini dapat memberikan mamfaat bagi para pembaca.Tiada gading yang tak retak,saya menyadari bahwa penulisan skripsi masih memiliki kekurangan didalamnya,meskipun telah diusahakan semaksimal mungkin.Untuk itu,seluruh saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.

Makassar, Juni 2013

HASBIATI

(14)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTO ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian ...5

D. Sistematika Pembahasan ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ...8

a. Pengertian Analisis Biaya Volume Laba ...8

(15)

xv

b. Unsur-Unsur Analisis Biaya Volume Laba ...10

c. Asumsi –asumsi Analisis Biaya Volume Laba ...18

d. Break Even,Asumsi-asumsi dan Penentuan Break Even…………20

e. Batas Keamanan (Margin Of Safety)………22

f. Perencanaan Laba Jangka Pendek ...25

B. Kerangka Pikir ...30

C. Hipotesis ...31

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian...32

B. Metode Pengumpulan Data ...32

C. Jenis dan Sumber Data ...33

D. Metode Analisis Data ...34

E. Defenisi operasional ...34

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. DUA PERMATA BATARA A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Dua Permata Batara ...38

B. Profil Perusahaan ...41

C. Struktur Organisasi Perusahaan ...42

D. Pembagian Tugas dan Wewenang ...44

BAB V PEMBAHASAN A. Sturuktur Pendapatan PT. Dua Permata Batara ...47

B. Tinjauan Pendapatan pada PT. Dua Permata Batara ...48

C. Biaya-biaya yang terjadi ...52

(16)

xvi

D. Perhitungan Biaya dan Laba ...53

E. Analiasis Biaya...54

F. Analisis Break Even Point ...60

G. Perencanaan Laba...65

H. Margin Of Safity ...67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...75

B. Saran ...76 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Margin Pengaman Penjualan ...24.

Gambar 2.2 skema kerangka piker ...31

Gambar 5.1 margin pengamanan penjualan tahun 2011 ...69

Gambar 5.2 margin pengamanan penjualan tahun 2012 ...71

Gambar 5.3 margin pengamanan penjualan tahun 2013 ...73

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Volume Operasional Penjualan ...48 Tabel 5.2 Presentase Volume Operasional Penjualan ...49 Tabel 5.3 Biaya –biaya Yang Terjadi Tahun 2011-2013 ...52 Tabel 5.4 biaya –biaya operasional setelah pemisahan biaya tetap dan

biaya variabel tahun 2011 ...55 Tabel 5.5 biaya –biaya operasional setelah pemisahan biaya tetap dan

biaya variabel tahun 2012 ...57 Tabel 5.6 biaya –biaya operasional setelah pemisahan biaya tetap dan

biaya variabel tahun 2013 ...59

(19)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi yang dibentu sesuai

dengan surat keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : dgfgh Tahun 1435/2014 M yang telah dipertahankan didepan penguji pada hari jumat tanggal

18 Juli 2014 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dzulqa’dah 1435 H Makassar ,--- Agustus 2014 M

Panitian ujian

Pengawas umum : Dr.H.Irwan Akib M.Pd ( ………) (Rektor Unismuh Makassar)

Ketua : Dr.H.Mahmud Nuhung. M.A ( ………) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Sekertaris : Drs.H.Sultan Sarda, MM ( ………) (PD. 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Penguji : a.Dr.Hj.Euis Eka Pramiarsih, M.Pd ( ………)

b. H.Andi Arman SE.,M. Si.Ak (. ………)

c. Ismail Rasulong, SE.,MM ( ………)

d. Moh. Aris Pasigai, SE.,MM ( ………)

(20)

iii

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dengan menggunakan sumber daya yang dimilikinya, namun hal tersebut tidak dapat terlaksana dengan mudah. Kondisi persaingan yang semakin kompetitif mengharuskan setiap perusahaan mengelola sumber-sumber daya tersebut secara efektif dan efisien agar mampu mencapai laba yang optimal. Pencapaian laba yang optimal sangat tergantung pada kemampuan manajemen memamfaatkan peluang dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Akuntansi manajemen sangat berguna bagi pihak manajemen karena akuntansi manajemen menyediakan informasi bagi manajer dalam hal perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian.

Perusahaan yang profit oriented, harus memperhatikan bagaimana kombinasi yang terbaik tentang biaya tetap, biaya variabel volume produksi/penjualan, harga jual dan komposisi penjualan. Pihak manajemen perusahaan harus memahami bagaimana kelima elemen tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya agar target laba yang diinginkan dapat tercapai. Beberapa cara yang biasa ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai laba yang direncanakan antara lain adalah menekan biaya produksi dengan tetap mempertahankan harga jual untuk meningkatkan penjualan atau melakukan komposisi penjualan yang lebih efektif.

(22)

2

Pemilihan alternatif kebijakan yang akan dilakukan oleh manajemen perlu mempertimbangkan masalah yang mungkin dihadapi di masa yang akan datang.

Salah satu kondisi realitas yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur artinya bahwa keadaan-keadaan tertentu dimana perusahaan mentargetkan tingkat laba tertentu pada suatu periode, namun pencapaian laba pada akhir periode tidak sesuai dengan perencanaan. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai sebab seperti adanya formulasi dalam menghitung dan mengalokasikan pengeluaran yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan tentang bagaimana menentukan hubungan antara biaya yang harus dikeluarkan dengan laba yang diinginkan serta jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi atau dengan kata lain kurangnya pengetahuan dalam mengkombinasikan unsur-unsur tersebut.

Pemilihan berbagai tindakan dan perumusan kebijakan dimasa yang akan datang mengharuskan pihak manajemen menggunakan informasi dan alat analisis untuk menilai berbagai kemungkinan yang dihadapi. Alat analisis yang tepat digunakan adalah Analisis Biaya Volume Laba (cost volume profit).

Analisis Biaya Volume Laba membantu pihak manajemen memusatkan perhatian pada tujuan untuk mendapatkan kombinasi terbaik dari berbagai komponen yang mempengaruhi tingkat laba perusahaan seperti harga jual produk, volume penjualan dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Faktor-faktor pembentuk laba tersebut menjadi penting untuk diketahui guna pengambilan keputusan terhadap berbagai alternatif tindakan baik dalam merealisasikan anggaran maupun dalam merencanakan laba.

(23)

3

Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan biaya.

Untuk membuat perencanaan laba yang baik, maka diperlukan alat bantu berupa analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit/CVP). Analisis biaya-volume- laba (cost-volume-profit/CVP) membantu manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba. Alat analisis ini sangat berguna dalam proses pembuatan keputusan bisnis untuk menghasilkan laba jangka pendek.

Metode ini menggunakan analisa berdasarkan pada variabilitas penghasilan penjualan maupun biaya terhadap volume kegiatan. Salah satu elemen analisis biaya- volume-laba (cost-volume-profit/CVP) yang penting adalah analisis titik impas (Break Event Point analysis). Analisis break event adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol).

Dengan melakukan analisis break event, manajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai, agar tidak mengalami kerugian. Dari analisis tersebut, juga dapat diketahui sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

(24)

4

Oleh karena itu, analisis break event merupakan alat yang efektif dalam menyajikan informasi manajemen untuk keperluan perencanaan laba sehingga manajer dapat memilih berbagai usulan kegiatan yang akan memberikan kontribusi terbesar terhadap pencapaian laba di masa yang akan datang. Perusahaan yang profit oriented, harus memperhatikan bagaimana kombinasi yang terbaik tentang biaya tetap, biaya variabel volume produksi/penjualan, harga jual dan komposisi penjualan.

Perusahaan yang berorientasi laba tentu harus memiliki manajemen keuangan yang tanggap dalam perencanaan, pengendalian, dan kegiatan pengambilan keputusan mengenai perolehan laba dari penjualan. Oleh karena itu, manajemen PT. Dua Permata Batara perlu menganalisa komponen-komponen dari perencanaan yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Selain itu, PT. Dua Permata Batara harus terus mengarahkan seluruh aktivitas perusahaan agar jalan sebagaimana yang dihasratkan serta tanggap jika terjadi perbedaan hasil yang diinginkan dengan kejadian yang nyata. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk membahas “ Analisis Hubungan Cost Volume Profit untuk Perencanaan dan Proyeksi Laba Jangka Pendek pada PT. Dua Permata Batara ’’.

(25)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perencanaan dan proyeksi laba jangka pendek dengan menggunakan Analisis Biaya Volume Laba pada PT. Dua Permata Batara” ?

C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan dan proyeksi laba jangka pendek dengan menggunakan Analisis Biaya Volume Laba pada PT. Dua Permata Batara.

b. Mamfaat Penelitian

Adapun mamfaat dari hasil penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen PT. Dua Permata Batara tentang

penggunaan analisis Biaya Volume Laba dalam perencanaan laba jangka pendek perusahaan.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses perencanaan produksi.

3. Sebagai informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

(26)

6

D. Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan

Dalam bagian ini mengemukakan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian.

Bab II Tinjauan pustaka dan kerangka pikir

Dalam bagian ini memuat tinjauan pustaka, kerangka pikir dan hipotesis

Bab III Metode Penelitian

Didalamnya akan mengemukakan gambaran tentang lokasi dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode analisis,definisi operasional serta sistematika pembahasan.

Bab IV Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Didalamnya membahas mengenai sejarah berdirinya PT.Dua Permata Batara struktur organisainya, serta alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses produksi.

Bab V Pembahasan

Didalamnya dikemukakan mengenai hasil penelitian berupa hasil wawancara mengenai perkembangan laba PT. Dua Permata Batara klasifikasi biaya, analisis data historis PT. Dua Permata Batara,

(27)

7

analisis cost-volume-profit serta pengaplikasiannya untuk perencanaan laba.

Bab VI Kesimpulan dan saran

Didalamnya merupakan penutup dari penelitian yang dilakukan.

(28)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

a. Pengertian Analisis Biaya Volume Laba

Dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis, manajemen menaruh perhatian besar pada peluang-peluang laba dari serangkaian alternatif tindakan yang dihadapinya. Sungguhpun demikian, menyangkut alternatif tindakan yang melibatkan perubahan tingkat kegiatan usaha, laba tidaklah selalu berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan usaha. Manajer perlu menyadari bahwa evaluasi-evaluasi yang lebih cermat dapat dilakukan terhadap peluang-peluang laba dengan cara mempelajari hubungan diantara biaya volume dan laba (cost volume profit). Analisis Biaya Volume Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian yang mengacu kepada biaya aktivitas seperti unit penjualan yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-perubahan pendapatan, biaya dan laba. Analisis Biaya Volume dan Laba (cost volume profit) merupakan persoalan yang kompleks karena hubungan- hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen. Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang pengertian Analisis Biaya Volume Laba (cost volume profit), maka akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli sebagai berikut :

Menurut Hansen & Mowen (2000:423) yaitu “analisis cost-volume-profit merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena

8

(29)

9

analisis CVP menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga, analisis ini menggabungkan semua informasi keuangan perusahaan”.

Menurut Garrison/Noreen (2006:322) yaitu “analisis cost-volume-profit adalah salah satu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam memberikan perintah. Alat ini membantu manajer untuk memahami hubungan timbal balik antara biaya,volume, dan laba”.

Menurut Blocher/Chen/Cokins/Lin (2009:387) yaitu “analisis cost-volume- profit merupakan metode untuk menganalisis bagaimana keputusan operasi dan keputusan pemasaran mempengaruhi laba bersih, berdasarkan pemahaman tentang hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual per unit, dan tingkat output”.

Menurut Bustami (2006:208), analisis cost-volume-profit dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu.

3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

4. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan.

(30)

10

5. Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan.

Henry Simamora (2005 : 405) mengemukakan bahwa : “analisis biaya volume laba (cost-volume-profi-analysis) adalah pemeriksaan sistematik terhadap hubungan diantara harga jual, volume penjualan dan produksi, biaya, beban, dan laba.

Dari berbagai definisi tentang pengertian Analisis Biaya Volume Laba di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa yang menjadi fokus utama dalam analisis Biaya Volume Laba adalah harga produk, volume atau tingkat aktivitas, biaya variabel perunit, biaya tetap, komposisi dari kombinasi produk terjual. Analisis Biaya Volume Laba memberikan bantuan yang sangat penting untuk pengambilan keputusan manajemen, memberikan pandangan yang menyeluruh mengenai perencanaan laba serta memberikan petunjuk tentang kemungkinan perubahan dalam strategi manajemen.

b. Unsur-Unsur Analisis Biaya Volume Laba

1. Biaya

Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memproses input untuk menghasilkan output. Perusahaan mengolah input berupa sumber ekonomi untuk menghasilkan output berupa sumber ekonomi lain yang nilainya lebih tinggi. Input yang dimaksud berupa biaya-biaya yang dipergunakan untuk menghasilkan output tadi, dalam artian bahwa kegiatan tersebut menghasilkan keuntungan atau profit bagi perusahaan. Bagi manajemen,

(31)

11

informasi biaya sangat penting untuk mengetahui apakah input yang dikorbankan memiliki nilai ekonomi yang lebih rendah dari nilai outputnya.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pengertian biaya (cost) maka dalam bagian ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian dari biaya (cost) antara lain sebagai berikut :

Mursyidi (2008 : 14) mengemukakan bahwa “biaya adalah pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun yang akan datang”

Pengertian lain tentang biaya dikemukakan oleh Kuswadi (2005 : 19)

“mengatakan bahwa biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dapat dijual kembali, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak”.

Dari berbagai pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa biaya (cost) merupakan suatu pengorbananyang diukur dengan harga untuk mendapatkan atau menghasilkan barang atau jasa sebagai output, dimana output tersebut mempunyai nilai yang lebih besar dari apa yang dikorbankan sebelumnya, atau dengan kata lain nilai input dari suatu kegiatan lebih kecil dari nilai outputnya.

2. Klasifikasi Biaya

Salah satu aktivitas yang penting dari manajemen adalah pengendalian jumlah dan banyaknya biaya-biaya yang terjadi dari aktivitas suatu perusahaan, olehnya itu manajemen harus memiliki teknik dan kemampuan dalam hal pengklasifikasian

(32)

12

biaya. Biaya perlu diklasifikasikan dengan maksud untuk membantu pihak manajemen mengetahui hubungan diantara data dan biaya sebagai bahan masukan dalam perencanaan dan pengendalian. Selain itu klasifikasi biaya dimaksudkan agar manajemen dapat menggunakan informasi biaya yang ada dengan seefektif dan seefisien mungkin. Pada umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai yang dalam akuntansi biaya dikenal dengan konsep “different cost for different purpose”.

Pengklasifikasian biaya menurut Mursyidi (2008 : 15) adalah :

1. Biaya dalam hubungannya dengan produk

2. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi 3. Biaya dalam hubungannya dengan obyek yang dibiayai

4. Biaya dalam hubungannya dengan aktivitas

Lebih lanjut Ahmad (2005 : 16) mengklasifikasikan biaya dalam hubungannya dengan pengendalian sebagai berikut :

1. Biaya yang terkendali (Controllable Cost)

2. Biaya yang tidak dapat dikendalikan (Uncontrollable Cost) 3. Discretionary atau Managed Cost atau Proggrammed Cost 4. Commited Cost atau Capacity Cost

5. Avoidable dan Unavoidable Cost 6. Imputed dan Sunk Cost

(33)

13

7. Oppurtunity Cost (biaya kesempatan)

Berdasarkan klasifikasi biaya yang telah dijelaskan di atas maka klasifikasi biaya yang tepat dengan Analisis Biaya Volume Laba adalah klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya (cost behaviour). Berdasarkan perilakunya, para ahli mengelompokkannya dalam tiga bagan yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semi variabel atau biaya semi tetap. Berikut akan dijelaskan ketiga perilaku biaya tersebut berdasarkan pendapat beberapa ahli.

a. Biaya Variabel

Pengertian biaya variabel menurut Garrison (2006:257): “Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap perubahan tingkat aktivitas”. Sedangkan pengertian biaya menurut Polimeni (1991:18): “variable cost are those in which total cost changes in direct proportion to changes in volume, or output, within the relevant range, while the unit cost remain constant”.

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya variable merupakan biaya yang berubah-ubah sebanding dengan volume kegiatan atau output, contohnya: biaya bahan baku, komisi penjualan, dan biaya tenaga kerja langsung.

Jika tingkat aktivitasnya dilipatduakan, total biaya variabel juga akan berlipat dua.

Jika aktivitas naik 10%, maka total biaya variabel akan naik sebesar 10% juga. Jadi semakin besar volume kegiatan, maka semakin besar pula total biaya variabel.

Sedangkan biaya variabel per unit konstan dengan adanya perubahan volume

(34)

14

kegiatan. Besarnya volume kegiatan tidak akan berpengaruh terhadap biaya variabel per unit.

b. Biaya Tetap

Pengertian biaya tetap menurut Mulyadi (2000:507) yaitu “biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume tertentu. Biaya tetap per satuan berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan”

Karakteristik biaya tetap menurut Kamaruddin (1996:85):

a. Biaya total yang tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode yang ditentukan atau kegiatan tertentu.

b. Biaya per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume, pada

volume rendah fixed cost unitnya tinggi, sebaliknya pada volume tinggi fixed cost per unitnya rendah.

Pengertian di atas menunjukkan bahwa total biaya tetap tidak berubah karena adanya perubahan volume aktivitas dalam rentang kegiatan tertentu (relevant range), sedangkan biaya tetap per unit akan berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Relevant range adalah suatu kisaran tingkat aktivitas dalam mana relatif perilaku biaya variabel dan biaya tetap dianggap valid. Perubahan biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan perubahan volume aktivitas. Semakin tinggi volume aktivitas maka semakin rendah biaya tetap per unit, sebaliknya semakin rendah volume aktivitas, semakin tinggi biaya per unit. Jadi adanya perubahan biaya tetap

(35)

15

per unit akibat perubahan aktivitas tidak berarti bahwa biaya tetap per unit harus diberlakukan sebagai biaya variabel, karena peningkatan volume aktivitas dalam rentang relevan akan menurunkan biaya total per unit tetapi total biaya tetap tidak akan berubah. Biaya tetap selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai committed fixed cost dan discretionary fixed cost. Committed fixed cost berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan, dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung dan peralatan, pajak bangunan, asuransi, dan gaji manajemen puncak dan karyawan operasional. Discretionary fixed cost merupakan biaya yang disebabkan oleh keputusan tahunan yang dibuat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu.

Contoh biaya tetap kebijakan termasuk iklan, riset, hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen, dan magang untuk para mahasiswa.

c. Biaya Semi Variabel

Pengertian biaya semivariabel menurut Mulyadi (2000:512): “biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur biaya variabel merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan”.Sedangkan menurut Garrison (2006:270) yaitu “biaya semivariabel (mixed cost) adalah biaya yang terdiri atas elemen biaya variabel maupun biaya tetap”. Mixed cost atau semivariable cost merupakan biaya yang di dalamnyaterdiri dari elemen- elemen biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini mencakup suatu jumlah yang

(36)

16

sebagian tetap dalam rentang kegiatan yang relevan dan sebagian lagi berubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

Contoh jenis biaya semivariabel yaitu biaya listrik dan air.

Agar dapat dimanfaatkan dengan cara yang lebih baik, informasi biaya semi variabel sebaiknya dipisahkan lebih dahulu dari unsur-unsur biaya variable dan unsur-unsur biaya tetapnya. Apabila pemisahan ini tidak dilakukan maka alternatif keputusan yang dihasilkan juga kurang memuaskan akurasinya.

3. Volume

Manajemen harus berusaha agar mencapai kombinasi atau komposisi penjualan yang dapat menghasilkan laba yang paling besar. Jumlah laba yang besar dapat dicapai jika sebagian besar komposisi produk yang dijual mempunyai margin kontribusi yang tinggi.

Menurut Sudarsono (2006 : 253) bahwa volume merupakan tingkat kegiatan suatu perusahaan dalam bidang produksi serta penjulaan berapa banyaknya satuan.

Dari definisi tentang volume atau penjualan di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa volume merupakan tingkat aktivitas perusahaan baik produksi maupun penjualan yang dinyatakan dalam satuan uang. Sebagian biaya atau ongkos berubah bersama dengan berubahnya volume produksi atau penjualan. Volume penjualan kemungkinan akan naik jika harga jual mengalami penurunan dari harga sebelumnya, namun akan berdampak terhadap naiknya anggaran biaya di masa yang

(37)

17

akan datang, oleh karena itu manajemen memerlukan informasi dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba perusahaan.

Perubahan komposisi penjualan dapat mengakibatkan variasi-variasi komponen biaya volume laba. Dengan adanya kemungkinan variasi untuk memperoleh keuntungan, maka satu ukuran efektifitas kekuatan penjualan perusahaan adalah komposisi penjualan yang mampu dihasilkan untuk mencapai tingkat volume penjualan tertentu.

4. Laba

Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba.

Salah satu ukuran keberhasilan manajemen dalam jangka pendek dapat dilihat apakah laba yang diperoleh lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan rencana laba yang semula akan dicapai. Besarnya laba yang akan dicapai perusahaan dihitung dengan mempertemukan secara layak semua penghasilan dengan semua biaya (proper matching of revenues with expense). Pencapaian laba dalam sebuah perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup dan berkembang.

Dari berbagai pengertian tentang laba diatas maka dapat disimpulkan bahwa laba merupakan nilai akhir yang merupakan selisih antara totalitas penjualan dikurangi dengan biaya-biaya yang telah terjadi dalam sebuah perusahaan untuk satu periode akuntansi. Laba merupakan salah satu ukuran keberhasilan manajemen suatu perusahaan.

(38)

18

c. Asumsi-Asumsi Yang Mendasari Penggunaan Analisis Biaya Volume Laba

Analisis Biaya Volume Laba merupakan suatu model statik, hal ini dimaksudkan bahwa penerapan dari analisis ini sifatnya tetap dan tidak terpengaruh oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi dari kondisi-kondisi bisnis kendatipun kondisi- kondisi yang sama di dunia nyata sangat dinamik. Adapun asumsi-asumsi yang membatasi Analisis Biaya Volume Laba dalam sebuah organisasi bisnis dikemukakan oleh :

Ahmad (2005 : 35) mengatakan bahwa batasan-batasan dalam Anlisis Biaya Volume Laba adalah sebagai berikut :

1. Konsep tentang variabilitas cost dapat diterima, karena itu biaya harus realistis diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan biaya tetap.

2. Range yang relevan pada semua tahap analisis harus ditentukan 3. Harga jual perunit tidak berubah jika terjadi perubahan volume.

4. Harga dijual satu unit produk (single product).

5. Jika analisis digunakan untuk berbagai produk atau kombinasi produk (product mix),sales mixnya harus tetap atau konstan.

6. Kebijakan manajemen terhadap operasi perusahaan tidak berubah secara material dalam jangka pendek.

7. Tingkat harga umum stabil dalam jangka pendek.

(39)

19

8. Sinkornisasi antara penjualan dan produksi,yang berarti tingkat inventori harus konstan atau kosong (nol).

9. Efisiensi dan produktivitas tidak mengalami perubahan-perubahan, khususnya dalam jangka pendek.

asumsi-asumsi yang mendasari penggunaan Analsis Biaya Volume Laba (CVP) adapun asumsi-asumsi tersebut meliputi :

1. Harga jual adalah konstan. Harga produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah

2. Biaya adalah linear dan dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variabel dan tetap. Elemen variabel adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secara total dalam rentang yang relevan.

3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.

4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan unit terjual.

Adapun keunggulan analisis biaya volume laba dibandingkan dengan alat analisis lain dalam perencanaan laba adalah:

1. Dengan analisis biaya volume laba dapat diketahui seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan,seberapa besar volume penjualan yang harus

(40)

20

dicapai dalam rangka rangka untuk mencapai tingkat laba yang telah ditentukan oleh perusahaan.

2. Dengan analisis biaya volume laba perusahaan dapat melakukan proyeksi perubahan biaya,volume penjualan dan harga jual dalam hubungan dalam target laba yang ditentukan.

3. Analisis biaya volume laba dapat dijadikan sebagai dasar atau landasan dalam usaha untuk mencapai laba tertentu.

4. Dengan analisis biaya volume tertentu laba dapat diketahui kapasitas atau volume produksi minimal yang harus dipertahankan agar tidak mengalami kerugian.

5. Dapat menyediakan informasi yang berguna bagi manajemen dalam hal pengambilan keputusan untuk perencanaan laba perusahaan.

6. Dapat diketahui sejauh mana pengaruh perubahan faktor-faktor pembentuk laba yaitu harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap target laba perusahaan.

d. Pengertian Break Even,Asumsi-asumsi dan Penentuan Break Even

Menurut Soehardi Sigit,(2002) di dalam menganalisa Break Even termasuk menghitung dan mengumpulkan angka-angka yang dihitung itu, analisa Break Even menetapkan syarat-syarat tertentu.jika syarat-syarat itu tidak ada dalam kenyataan,maka harus diadakan atau dianggkap ada seperti dipersyaratkan. Jadi jika

(41)

21

syaratnya tidak ada, dapat dianggap ada. Inilah yang diebut asumsi,jadi asumsi- asumsi yang diperlukan agar dapat menganalisa Break Even ialah :

1. Bahwa biaya-biaya yang terjadi didalam perusahaan yang bersangkutan (yang dihitung Break Even-nya) dapat di identifikasikan sebagai biaya variabel, atau sebagai biaya tetap. Biaya-biaya yang meragukan apakah sebagai biaya variabel di masukan kedalam biaya variabel,biaya resmi tetap dimasukan kedalam biaya tetap.

2. Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tetapitu akan tetap koanstan, tidak mengalami perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiata berubah.

3. Bahwa yang di tetapkan sebagai biaya variabel itu akan tetap sama jika dihitung biaya per unit produksinya, berapapun kualitas unit yang di produksikan. Jika kegiatan produksiberubah, biaya variabel itu berubah proposional dalam jumlah seluruhnya,sehingga biaya per unitnya akan sama.

4. Bahwa harga jual per unit akan tetap saja, berapapun banyak unit produkyang dijual. Harga jual per unit tidak akan turun meskipun pembeli membeli banyak. Juga sebaliknya harga jualper unit tidak akan naik, meskipun langganan pembeli hanya sedikit. Sedikit ataupun banyak yang dibeli, harga peru nit tidak akan mengalami perubahan.

5. Bahwa ada singronisasi di dalam perusahaan yang bersangkutan menjual atau mempoduksi hanya satu jenis barang. Jika ternyata lebih dari satu jenis

(42)

22

produk, maka produk tersebut harus dianggap satu jenis produk dengan kombinasi yang selalu tetap.

e. Batas Keamanan (Margin Of Safety).

Dalam mengevaluasi resiko dalam mengoperasian suatu usaha,para manajer dapat memakai beberapa indicator.Salah satu indicator yang paling penting adalah margin pengamanan penjualan.Margin pengamanan penjualan adalah kelebihan penjualan yang dianggarkan atau volume penjualan impas.Dengan ini maka perusahaan dapat menentukan seberapa banyak penjualan boleh diturunkan agar perusahaan tidak menderita kerugia.

Rumus yang digunakan :

Margin Pengguanaan Penjualan = Total Penjualan – Penjualan Impas Dimana :

Total Penjualan : Jumlah penjualan yang telah didapat oleh perusahaan dalam periode tertentu.

Penjualan impas : Jumlah Penjualan yang harus tercapai dimana dalam kondisi ini perusahaan tidak mengalami untung maupun rugi.

Contoh :

Sebuah perusahaan X berproduksi dengan biaya tetap Rp 600.000.,00 biaya variabel per unit Rp 80,00 harga jual per unit Rp 160,00 kapasitas produksi maksimal 16.000 unit dan kenaikan laba yang direncanakan sebesar 20 % maka margin pengamana penjualan sebesar.

(43)

23

MOS = ( 160 X 16.000 ) ‒ ( Rp 1.200.000 ) = Rp 2.560.000 – Rp 1.200.000

Sedangkan jika dinyatakan dalam prosentase , maka :

Persentase Pengm. Penjl =

=

=

=

53,1 %

(44)

24

Gambar 2.1

Margin Pengamanan Penjualan Tahun 2012

Jumlah Prsentase

Penjualan = 160 x 16.16.000………...Rp 2.560.000 100 % Kurang : Biaya Variabel = ………...Rp 1.280.000 50 % Margin Kontribusi………...Rp 1.280.000 50 % Kurang : Biaya Tetap………..Rp 600.000

Laba Bersih……….Rp 6.80.000

Titik Impas :

Rp 600.000 : 0,50

Margin pengamanan penjualan dalam rupiah (jumlah penjualan ‒ penjualan impas)

Rp 2.560.000 ‒ Rp 1.200.000 Rp 1.360.000 Margin pengamanan penjualan dalam Presentase :

Rp 2.260.000 : Rp 2.560.000 53,1 %

(45)

25

f. Perencanaan Laba Jangka Pendek

Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen dalam proses penyusunana anggaran perusahaan. Oleh karena itu dalam perencanaan laba jangka pendek, Hubungan antara biaya, volume & laba memegang peranan penting karena merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan & biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam proses penyusunan anggaran. Manajemen mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan yang berakibat terhadap perubahan harga jual, volume penjualan, biaya variabel dan atau biaya tetap yang akhirnya akan berdampak terhadap laba bersih. Dampak terhadap laba bersih ini yang menjadi salah satu pertimbangan penting manajemen dalam memutuskan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.

Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan sebagai rencana kegiatan perusahaan dinyatakan dalam nilai uang yang ditunjukkan langsung pada tujuan akhir perusahaan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan .

Perhitungan laba diperoleh dari pendapatan dikurangi semua biaya. Perusahaan harus selalu berusaha menghasilkan laba optimal untuk memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan (stake holder), yaitu manajemen, konsumen, karyawan, pemerintah, masyarakat, dan sebagainya. Dalam menetapkan besarnya volume, harga penjualan, dan laba, perlu diingat adanya keterbatasan, seperti kapasitas mesin, jumlah tenaga

(46)

26

kerja, penyediaan bahan baku, dan sebagainya. Laba akan dipengaruhi oleh faktor- faktor yang tidak dapat dikendalikan (ketidakpastian) dan faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Untuk mencapai laba yang besar (dalam rencana maupun realisasinya),manajemen dapat menempuh berbagai langkah, misalnya:

1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada.

2. Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang diinginkan.

3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.

Rumus biaya-volume-laba dapat digunakan untuk menentukan volume

penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai target laba. Menurut Garrison (2006:336- 337), ada dua cara untuk melakukan analisis target laba, yaitu:

1. Persamaan Biaya-Volume-Laba. Satu pendekatan yaitu dengan menggunakan metode persamaan. Rumus persamaannya:

Penjualan = Beban variabel + Beban tetap + Laba Pendekatan Margin Kontribusi. Pendekatan kedua yaitu dengan memperluas rumus margin kontribusi dengan memasukkan target laba:

Beban tetap + Target laba Unit penjualan untuk mencapai target=

Margin kontribusi per uni

(47)

27

Dari berbagai definisi tentang perencanaan laba seperti yang telah dijelaskan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perencanaan laba merupakan salah satu tugas pihak manajemen untuk memproyeksikan laba yang akan dicapai pada masa yang akan datang dengan berdasar pada pencapaian laba pada periode sebelumnya. Perencanaan laba merupakan sistem yang dapat membantu melaksanakan proses manajemen.

a. Mamfaat Perencanaan Laba

Perencanaan laba, atau anggaran, memiliki mamfaat dan keuntungan berikut ini : Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas identifikasi dan penyelesaian masalah. Manajemen wajib mempelajari semua aspek bisnis dalam mengembangkan anggaran. Hal ini memungkinkan adanya kesempatan untuk menilai kembali setiap segi dari operasi dan memeriksa kembali kebijakan dan program.

1. Perencanaan laba menyediakan pengarahan kesemua tingkatan manajemen. Hal itu membantu mengembangkan kesadaran akan laba di seluruh lapisan organisasi dan merangsang kesadaran akan biaya serta efisiensi biaya.

2. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi. Hal tersebut memberikan suatu cara untuk menyesuaikan usaha-usaha dalam mencapai cita-cita. Anggaran membuat identifikasi dan eliminasi dari halangan serta ketidakseimbangan menjadi mungkin, sebelum kedua hal itu terjadi serta untuk menyalurkan usaha-usaha ke aktivitas-aktivitas yang paling menguntungkan.

(48)

28

3. Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari semua tingkatan manajemen. Keahlian dan pengetahuan dari semua manajer dibutuhkan untuk mengembangkan rencana yang paling efektif.

Partisipasi dari semua tingkatan menegeluarkan ide-ide dan menyediakan suatu cara untuk mengkomunikasikan tujuan serta untuk memperoleh dukungan atas rencana akhir. Manajer yang berpartisipasi belajar mengenai apa yang diharapkan; yaitu mereka mengembangkan komitmen terhadap cita-cita dimana mereka turut berpartisipasi dalam penetapannya.

4. Anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu. Hal ini memicu manajer untuk merencanakan dan berkinerja secara efisien.

b. Keterbatasan Perencanaan Laba

Meskipun mamfaat perencanaan laba sangat jelas seperti yang telah dikemukakan di atas, namun kita perlu menyadari keterbatasan dan kekurangan-kekurangan dalam perencanaan laba.

Mamfaat dari perencanaan laba tidak diragukan lagi bersifat impresif dan berwawasan luas, tetapi perencanaan laba juga memiliki keterbatasan dan kekurangan berikut ini :

1. prediksi bukanlah suatu ilmu pengetahuan pasti; ada sejumlah pertimbangan dalam estimasi manapun. Karena anggaran harus didasarkan pada prediksi atau kejadian dimasa depan, maka revisi atau modifikasi dari anggaran

(49)

29

sebaiknya dilakukan ketika variasi dan estimasi membenarkan adanya suatu perubahan dalam rencana. Fleksibilitas sebaiknya dibangun kedalam anggaran apabila memungkinkan, dan manajemen sebaiknya mengingat bahwa dampak dari kesalahan prediksi ketika menggunakan anggaran sebagai alat evaluasi. Jika kinerja aktual memiliki deviasi yang cukup substansial dari anggaran, alasannya mungkin saja adalah kesalahan prediksi.

2. anggaran dapat memfokuskan perhatian manajemen pada cita-cita (seperti tingkat produksi yang tinggi atau tuingkat penjualan kredit yang tinggi) yang tidak selalu sesuai dengan tujuan keseluruhan dari organisasi. Dengan demikian, harus ada kehati-hatian dalam menetapkan cita-cita guna menyalurkan usaha manajer dengan sesuai.

(50)

30

B. Kerangka Pikir

Biaya, Volume dan Laba (cost volume profit) merupakan tiga elemen pokok dalam penyusunan laporan laba rugi sebuah perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, sebuah manjemen perusahaan akan selalu berusaha memperoleh dan mengalokasikan sumber daya dengan cara yang paling murah dari segi biaya dan paling banyak memberikan mamfaat dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Adapun skema kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : SKEMA KERANGKA PIKIR

Gambar 2.2 Skema kerangka pikir PT. DUA PERMATA BATARA

PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA

ANALISIS TARGET LABA BREAK EFENT POINT MARGIN OF SAFETY

MARGIN PENETAPAN HARGA JUAL

KESIMPULAN

(51)

31

C. Hipotesis

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “Diduga bahwa Perencanaan dan proyeksi laba jangka pendek dengan menggunakan analisis biaya volume laba cukup efektif.

(52)

32

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di PT. Dua Permata Batara. Alasan dipilihnya perusahaan tersebut sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa mudah dalam memperoleh data mengenai laporan laba rugi dan mudah untuk bertanya dalam berbagai hal tentang biaya-biaya, yang erat kaitannya dengan judul penelitian ini, sehingga diperoleh data yang akurat dan relevan. .

B. Metode Pengumpulan Data

pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Metode Lapangan

Penelitian lapangan yaitu yaitu penelitian yang dilakukan pada PT. Dua Permata

Batara untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penulisan sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu teknik yang digunakan penulis dengan melakukan pengamatan langsung dan pencatatan sistematis pada obyek yang diteliti yaitu perusahaan PT. Dua Permata Batara, sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan memberi petunjuk untuk memecahkan masalah-masalah yang diteliti.

32

(53)

33

2. Wawancara, yaitu teknik ini digunakan penulis dengan cara melakukan wawancara langsung dengan karyawan dan pemilik perusahaan PT. Dua Permata Batara untuk mendapatkan informasi yang erat hubungannya dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi, yaitu teknik yang digunakan oleh penulis dengan cara mengumpulkan data-data laporan laba rugi tahun 2013 misalnya data penjualan, data biaya dan sebagainya yang relevan dengan penelitian ini.

b. Metode Kepesputakaan

Penelitian kepesputakaan yaitu penelitian yang di lakukan dengan membaca buku literature-literatur, mengumpulkan dokumen,arsip,maupun catatan penting organisasi yang ada hubungannya dengan permasalahan penulisan proposal ini dan selanjutnya diolah kembali.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Dalam penelitian ini,akan dilakukan analisis terhadap biaya tetap, biaya variabel dengan menggunakan pendekatan Total Cost berdasarkan rupiah.

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penululisan skripsi ini berupa : a). Data Kualitatif

data yang diperoleh dalam bentuk informasi dari perusahaan, contoh sejarah, struktur organisasi dan perlakuan akuntansi perusahaan.

b) Data Kuantitatif

(54)

34

Data yang diperoleh berupa angka-angka, contoh Laporan Keungan perusahaan.

2. Sumber Data

a. Data primer, data-data yang diperoleh dari perusahaan serta wawancara langsung dengan karyawan perusahaan yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui kajian-kajian literatur, dokumentasi, artikel dan lain-lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Mengklasifikasikan semua biaya-biaya yang dikeluarkan kebiaya variabel dan biaya tetap.

2. Analis titik impas ( Break Event Poin/BEP dan ) yang menerangkan suatu teknis

analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan.

3. analisis Margin of safety ( Tingkat keamanan ) yang menguraikan tentang perencanaan penjualan agar dapat menghindari resiko kerugian.

Metode analis data yang digunakan dalam penelitian ini melewati tahap – tahap sebagai berikut :

(55)

35

1. Menentukan titik impas (BEP) menurut Banbang Riyanto (1995) dalam bukunya “ Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan ” dapat dicari dengan rumus :

Titik impas atas dasar sales dalam rupiah

FC BEP (Rupia) =

VC 1

S Dimana :

FC : Fixed Cost ( biaya tetap ) VC : Variabel Cost ( biaya variabel) S : Volume Penjualan

2. Perhitungan laba yang direncanakan

Untuk menghitung perencanaan laba menurut Banbang Riyanto ( 1995 ) dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Penjualan =

3. Menentukan Margin Of Safety ( Tingkat keamanan )

Menurut Banbang Riyanto ( 1995 ), Margin Of Safety dapat dihitung dengan rumus :

Margin Penjualan = Total Penjualan ‒ Penjualan Impas Margins

(56)

36

Pengamanan penjualan dapat juga dinyatakan dalam rupiah atau dalam bentuk prosentase.Prosentaseini dicari dengan membagi margin pengamanan penjualan dengan jumlah rupiah penjualan ,seperti dalam rumus berikut :

Persentase Pengm. Penjl =

(57)

37

E. Defenisi Operasional

1.analisis titik impas/Break Evend Point (BEP) adalah suatu cara atau alat atau teknik yang digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi (usaha) dimana dari volume produksi tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi.

2.Margin of safety atau tingkat keamanan memberikan informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun dari yang dianggarkan namun perusahaan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, margin of safety merupakan batas keamanan bagi perusahaan dalam hal terjadi penurunan penjualan, berapa pun penurunan penjualan yang terjadi sepanjang dalam Margin of safety atau tingkat keamanan memberikan informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun dari yang dianggarkan namun perusahaan tidak menderita rugi.

4. Biaya (cost) merupakan suatu pengorbanan yang diukur dengan harga untuk mendapatkan atau menghasilkan barang atau jasa sebagai output, dimana output tersebut mempunyai nilai yang lebih besar dari apa yang dikorbankan sebelumnya, atau dengan kata lain nilai input dari suatu kegiatan lebih kecil dari nilai outputnya.

(58)

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM PT. DUA PERMATA BATARA

A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Dua Permata Batara

PT. Dua Permata Batara Didirikan pada tanggal 9 mei 2008 berdasar akta notaris Hukum Husain, adalah salah satu perusahaan yang bergabung dalam Solthana Group.

Berawal dari kesuksesan Solthana Residence dan Griya Tirta Madani, kawasan hunian di Selatan Kota Makassar, dengan mengusung bendera “PT. Dua Permata Batara”, memulai Bisnis Property dengan membagun beberapa unit rumah. Mereka masih baru di bisnis property namun kami berkomitmen untuk membangun kawasan hunian yang asri dan nyaman dengan beragam fasilitas yang mendukung. FOKUS pembangunan berikutnya adalah masih mengembangkan kawasan hunian di Barombong sejalan dengan Pemerintahan Kota (Pemkot) Makassar untuk merubah kawasan kelurahan Barombon Kecamatan Tamalate, menjadi kawasan baru pengembangan Kota baru di Makassar, ketersediaan lahanyang cukup, menjadi pintu gerbang bagian selatan yang menghubungkan dengan Gowa dan Takalar.

Selain Barombong Makassar saat ini juga PT. Pemata Dua Batara tengah membagun perumahan di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat adapun nama proyek perumahan adalah “Triya Sulthana”.

38

(59)

39

Kondisi ekonomi yang yang membaik di 2011dan 2012 menjadi vitamin pertumbuhan properti 2013. Sektor properti berlari kencang seiring kondisi membaiknya kondisi makro serta peningkatakan daya beli masyarakat. Pertumbuhan sektor ini diperkirakan berkisar 7% - 8%. Senyum para pengembang properti bakal berkembang makin lebar. Kondisi makro ekonomi yang membaik, kondisi politik yang relative stabil, dan daya beli masyarakat yang meningkat menjadi energi yang mendorong bisnis property semakin bercahaya.

Pembangunan property baru dan penyelesaian proyek-proyek properti lama terus berjalan. Dari situ saja, kita bisa bilang bahwa tahun depan bisnis properti masih akan berjaya. Daya beli konsumen yang meningkat terlihat dari nilai indeks Tendensi Konsumen (NITK) Jabodetabek pada triwulan III 2010. Angka NITK kuartal tiga sebesar 110.67, lebih tinggi ketimbang angka NTK Kuartal II yang baru105.32. Disisi lain, Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada kuartal III 2010 juga mencapai 107,32 meningkat dibandingkan ITB Kuartal II Yang hanya sebesar 104,23.

Selama 2011 dan 2013 semua sektor properti mengalami pertummbuahan. Inflasi yng rendah, suku bunga rendah, dan kenaikan GDP ikut memberi kontribusi ke property. Semua gejala baik itu makin terasa mengejutkan manakala kita dengar proyeksi suku bunga yang tak akan beranjak jauh dari tingkat saat ini. Suku bunga yang stabil secara makro juga kondusif, ini sangat kindusif bagi industri property.

Kompitisi antar-pengembang yang semakin sengit juga akan menguntungkan

(60)

40

konsumen lantaran banjir iming-iming kemudahan pembayaran. Pendorong utama cerahnya property sudah tampak sejak kuartal III tahun 2010.

Pemerintahan memperkirakan bakal ada kenaikan omset property sebesar 12%

menjadi Rp100,8 triliun. Bandingkan dengan proyeksi omset sampai akhir 2010 yang hanya sebesar Rp 90 Triliun. Kenaikan ini didukung jumlah pasokan baru diseluruh sektor property, sektor perumahan, terutama landed house, bakal berlari makin kencang di 2011. Dikelas rumah sangat sederhana bersubsidi misalnya, bakal ada kucuran dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat kedaerah senilai Rp 480 Milyar – Rp 525 Milyar, terbesar ke- 80 pemerintahan kabupaten/ kota. Dana dari pusat itu akan meningkatkan pembangunan perumahan dengan target sekitar 1000/unit per kabupaten kota. Itu berati bakal berdiri 800.000 unit rumah baru.

Tahun 2012 semakin banyak pengembng perumahan yang menawarkan prodak kepasar. Dia memikirkan, kebutuhan pasokan hunian bisa mencapai Rp 4.000.000 unit, perumahan akan naik karena suku bunga rendah, perbankkan juga akan memerikan kemudahan. Hukum pasar pun berlaku. Permintaaan tinggi tentu akanmengerwk harga diperkirakan,yahun 2012harga rumah naik sekitar 12%. Meski demikian hunian ditenga kota akan semakin dipilih oleh masyarakat. Ini berdasar tingkat hunian yang semakin membaik.

(61)

41

B. Profil Perusahaan

Berikut ini adalah Profit Proyek Perumahan yang saat ini dibangun oleh PT Dua Pemarta Batara

Nama Perusahaan : PT. Dua Permata Batara

Didirikan : Makassar, Tanggal 9 mei 2008

Akte Notaris : Hustam Husain, SH. No. 310/HH/VI/2008

Pengesahan : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Repuplik Indonesia Nomor :AHU – 11930.AH.01.01.Tahun 2011

NPWP : No.02.853.225.7.804.000

TDP : 202317009428 KLU :70101 ( 9 JUNI 2013)

SITU : 503/182/IG-B/09/KPAP

Luas Usaha : 75 m2 Gol Usaha : HO

SIUP : 503/186/SIUPK-B/KPAP

Kegiatan Usaha : Usaha Kecil Kelembagaan : Perdagangan Jasa Barang/Jasa Dagang : Pengembangan

Komisaris : Muhammad Eroika Mustafa

(62)

42

Direktur : H. Irsan Musrafa

Maneger Umum dan Operasional : Abd. Haliq

Menejer Teknik : Ahmad

Manager Keuangan : Rahmiah AH, A.Md

Kepala Cabang Mamuju : Sudarman

Staff Marketing : 1. Hamzah

2. Sahrul Ramadana 3. Rahman

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam mencapai sebuah tujuan, perusahaan besar atau kecil memerlukan struktur organisasi yang tersusun rapi. Hal semacam ini berlaku pada PT. Dua Permata Batara.

Dalam manajemen organisasi dikenal tiga bentuk organisasi yang umum digunakan oleh perusahaan atau organisasi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan besar kecilnya cakupan perusahaan atau organisasi tersebut.

Untuk itu dalam rangka mendukung pelaksanaan operasionalnya, PT. Dua Permata Batara menganut struktur organisasi berdasarkan peraturan atau ketentuan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah satuan komando dari level atas ke level yang paling bawah dan juga mempertimbangkan volume pekerjaan yang ada. Adapun susunan personil kantor PT. Dua Permata Batara dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini.

(63)

43

STRUKTUR ORGANISASI PT. Dua Permata Batara

SUMBER : PT. Dua Permata Batara

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

SEKRETARIS

MANAGER UMUM &

OPERASIONAL

MANAGER KEUANGAN & SDM

MANAGER TEKNIK

KEPALA CABANG

STAFF MARKETING

STAFF MARKETING

STAFF TEKHNIK STAFF

TEKHNIK

DRIVER OB / SECURITY

STAFF CAB.

MAMUJU

STAFF CAB.

MAMUJU

STAFF CAB.

MAMUJU

(64)

44

D. Pembagian Tugas dan Wewenang

Adapun bentuk wewenang dan tanggung jawab secara umum dalam struktur oraganisasi PT. Dua Permata Batara adalah sebagai berikut :

1. Direktur

a. memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan

b. memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)

c. menyetujui anggaran tahunan perusahaan

d. mengkoordinasi seluruh kegiatan dalam perusahaan agar berjalan sesuai sasaran atau tujuan yang di inginkan

e. menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan f. menetapkan tugas-tugas, tanggung jaab dan wewenang selurun jajran

peusahaan.

2. Sekretaris perusahaan bertanggung jawab kepada direksi. Tugas pokoknya melayani kepentingan dalam pelaksaan tugasehari-hari meliputi persiapan rapat, pelayan tamu direksi, sebagai notulis rapatdan pengolahan arsip direksi 3. Wakil direktur

a. Membantu tugas-tugas Direktur

b. Menyelenggarakan,mengelolo, mengendalikan aktifitas perusahaan c. Membuata perencanaan dan pengorganisasian manajemen

d. Membuat keputusan penting menyangkut kehidupan organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penerapan strategi CRM, penggunaan Teknologi dan Inovasi yang ada di Indonesia, dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di 4 toko grosir yang

Modal adalah salah satu kata kerja bantu atau helping verb yang menambah makna struktural atau makna semantik terhadap kata kerja yang memiliki makna lebih terhadap kata

)piglotis Tidak dilakukan Plia Voalis Tidak dilakukan Artenoi Tidak dilakukan Ventrilar /an Tidak dilakukan Pita Sara Tidak dilakukan Ri#a +lotis Tidak

Skripsi yang berjudul “Studi Penggunaan Furosemid pada Pasien Gagal Jantung di RSUD Kabupaten Sidoarjo” ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna

Antena yang dirancang beroperasi dengan frekuensi resonansi di 2.6 GHz , sedangkan penggunaan metamaterial CSRR pada bagian ground untuk miniaturisasi ukuran

Hasil penugasan pegawai YPPSU dengan menggunakan metode Hungarian, dengan sistem kerja yang sama dengan selama ini maka kinerja pegawai lebih tinggi dibandingkan

41 Sehingga dengan menggunakan teknik analisis tersebut dapat dilihat ”Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek pada Komunitas Nissan Livina Club wilayah Jabodetabek.”.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Likuiditas, Dividend Payout, Ukuran perusahaan dan Leverage Terhadap Perataan Laba (Studi Kasus