• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

II.2 PUBLIC RELATIONS (PRs)

II.2.2 Defenisi Public Realtions

Sering diungkapkan, betapa sulitnya untuk mendefenisikan PR secara memuaskan dan bisa diterima berbagai kalangan, sekaligus dapat mendeskripsikan PR secara utuh. Kesulitan membuat defenisi tersebut seperti menegaskan, bahwa PR memang bukan sekedar corong organisasi untuk berbicara kepada publiknya melalui media massa.

Public Relations terdiri dari dua buah kata yaitu Public dan Relations. dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti publik, kata kedua berarti hubungan. Jadi Public Relations berarti hubungan-hubungan dengan publiknya,. Istilah Publik sukar di terjemahkan dalam bahasa Indonesia, dan samapai sekarang berlum ada terjemahan khusus serta baku. Adapun pengertian public mengacu kepada sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula.

Banyak pakar yang telah mengemukakan pendapatnya tentang defenisi dan pengertian public relations. dalam defenisi kerja (working defenision) oleh International Public Relations Association (IPRA) terbitan Gold Paper Nomor 4 dengan judul A Model For Public Relations Education For Processing Practise, dinyatakan bahwa berbagai defenisi yang dikemukan para ahli atau pakar public relations, walaupun terdapat perbedaan umum ada persamaan arti. Menurut Institute of Public Relations (Jefkins, 2004:9-10) mendefenisikan public relations sebagai berikut : “Public Relations adalah keseluruhan uapaya yang dilakukan

48 secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara satu perusahaan dengan segenap khlayaknya”. Hal ini berarti public relations adalah suatu rangkaian. Kegiatan kampanye atau program terpadu yang berlangsung secara berkesinambungan dan teratur sehingga mendapat mendapat pengetian dan pemahaman dari pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan dan memelihara pengertian dengan maksud untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang turut berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat di dalamnya (Jefkins, 2004:9).

Dalam kegiatannya PR memberi masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini atau isu publik yang tengah berkembang. Dalam pelaksanaanya PR menggunakan komunikasi untuk memberitahu, mempengaruhi dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku publik sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan PR pada intinya adalah good image (citra baik), goodwill (itikad baik), mutual understanding (saling pengertian), mutual confidence (saling mempercayai), mutual appreciation (saling menghargai), dan tolerance (toleransi).

Dari dua ribu defenisi yang terkumpul, tiga diantaranya terpilih sebagai defenisi yang terbaik. Pilihan yang dilakukan oleh sebuah panitia yang beranggotakan para pakar Public relations, yaitu:

1. Defenisi J.C. Seidel, seorang Public relations Director pada Division of Housing di New York, yang berbunyi: “Public relations is continuing process by which management endeavors to obtain goodwill and understanding of its

49 customers, its employees and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all means of expression.” Secara bebas dapat diartikan bahwa public relations adalah proses yang berkelanjutan dari usaha manajemen untuk memperoleh jasa baik dan pengertian dari para langganannya, pegawai-pegawainya dan publik pada umumnya, ke dalam mengadakan analisis dan koreksi (perbaikan-perbaikan) terhadap diri sendiri, keluar mengadakan pernyataan-pernyataan yang berarti (menguntungkan) 2. Defenisi W. Emerson Reck, seorang Public relations Director pada Colgate

University, yang berbunyi: “Public relations is the continued process of keying policies, services, and actions to the best interest of those individual and groups whose confidence and goodwill an individual or institusion covets, and secondly, it is the interpretation of these policies, services, and actions to assure complete understanding and appreciations.” Dalam bahasa Indonesia kira-kira bermakna sebagai berikut: Public relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan jasa baik dari mereka, sedangkan pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap itu adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.

3. Defenisi Howard Bonham, seorang Vice Chairman pada American National Red Cross, yang berbunyi: “Public relations is the art of bringing about better public understanding which breeds greater public confidence for any individual or organization.” Maksudnya, Public relations adalah suatu seni

50 untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperbesar kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi.

Dari pengertian di atas tergambar adanya ciri khas dari Public relations, yaitu suatu kegiatan timbal balik antara lembaga dengan publiknya. Tidak saja melakukan kegiatan kepada publik yang ada di luar lembaga itu, tetapi juga pihak publiknya melakukan kegiatan terhadap lembaga itu, sehingga terjadilah suatu pengertian bersama dan kepentingan bersama. Dengan pengertian demikian kita bisa mengetahui adanya sifat komunikasi dua arah dalam Public relations. Dalam proses komunikasinya, Public relations tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menerima informasi dari publiknya. Sifat timbal baliknya itu bukan hanya memberi, tetapi juga menerima. Jadi, untuk berkomunikasi dengan tiap-tiap publik akan menimbulkan dua jalur penghubung karena itu pula Public relations harus ditulis dan diartikan jamak (dengan menambahkan ‘s’ pada kata relation) (Suhandang, 2004: 43-45)

Selain itu ada juga pengertian public relations menurut Rex F. Harlow yaitu fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual kerjasama antara organisasi dan publiknya: PR melibatkan manajemen problem atau manajemen problem atau manajemen isu ; PR membantu manajemen agar tetap responsie dan mendapat informasi terkini tentang opini publik; PR mendefenisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, PR dalam hal ini adalah bagaimana sistem peringatan dini untuk

51 mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya (Cultip, 2006 :5).

Dokumen terkait