• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.5. Definisi Activity Based Costing (ABC)

“ Activity Based Costing system (ABC system) adalah sistem

informasi biaya yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personel perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan aktivitas sebagai basis serta pengurangan biaya dan penentuan secara akurat kos produk atau jasa sebagai tujuan. Sistem informasi ini dapat

diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, ataupun dagang.”

(Mulyadi, 2007 : 40)

Hansen dan Mowen (2006) mengatakan bahwa sistem biaya

berdasarkan aktivitas pertama – tama menelusuri biaya aktivitas dan

kemudian produk.

2. 2. 5. 1 Sejarah Activity Based Costing (ABC)

Mulyadi (2007 : 799) mennyebutkan ABC diujicobakan pada awal tahn 1990-an di USA. Sudah lebih dari lima belas tahun ABC diperkenalkan di Indonesia bahkan beberapa perusahaan telah mengimplementasikannya. Namun, sedikit sekali perusahaan Indonesia yang telah mengimplementasikan ABC dengan berhasil, yaitu mampu memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh ABC dalam pengurangan biaya.

Konsep tentang ABC pun berbah seiring dengan perkembangan implementasi ABC itu sendiri. Mulyadi (2007 : 800) juga menyebutkan bahwa pada tahap awal perkembangannya, ABC dimanfaatkan untuk

memperbaiki kecermatan perhitungan cost produk dalam perusahaan –

perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk. Masalah yang dihadapi perusahaan yang menghasilkan banyak jenis produk adalah pada pembebanan biaya overhead pabrik ke berbagai jenis produk yang dihasilkan perusahaan. Akuntansi biaya tradisional hanya

menggunakan volume – related drivers untuk membebankan biaya

overhead pabrik ke produk, sehingga cost produk yang dihasilkan menjadi tidak akurat. ABC menawarkan dasar pembebanan yang lebih bervariasi, seperti batch – related drivers, product – sustaining drivers,

dan facility – sustaining drivers untuk membebankan biaya overhead ke

berbagai jenis produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan berbagai drivers yang sesuai dengan jenis produk yang dihasilkan, ABC dapat menghasilkan informasi cost produk yang lebih akurat, sehingga memungkinkan manajemen mengambil keputusan tentang harga jual dan melakukan analisis dan melakukan analisis profitabilitas setiap jenis produk.

Pada perkembangan selanjutnya, ABC tidak lagi terbatas pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan informasi cost produk yang akurat, namun meluas sebagai sistem informasi untuk memotivasi

personel dalam melakukan improvement terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa bag pelanggan.

Jika pada tahap awal perkembangannya, ABC hanya difokuskan pada biaya overhead pabrik, pada perkembangan selanjutnya, ABC diterapkan ke semua biaya. ABC menggunakan aktivitas sebagai titik pusat (focal point) untuk mempertanggungjawabkan biaya. Oleh karena aktivitas tidak hanya dijumpai di perusahaan manufaktur, maka ABC dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi dan mencakup biaya di luar produksi.

2. 2. 5. 2 Konsep Activity Based Costing (ABC)

Menurut Mulyasi (2007 : 804), terdapat dua keyakinan dasar yang melansadi konsep ABC, yaitu :

1. Cost is caused. Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah

aktivitas. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya akan menempatkan personel perusahaan pada posisi dapat mempengaruhi biaya. ABC

system berangkat dari keyakinan dasar bahwa sumber daya

menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan. 2. The causes of cost can be managed. Penyebab terjadinya biaya

(aktivitas) dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya, personel perusahaan dapat

mempengaruhi biaya pengelolaan terhadap aktivitasdengan bantuan dari berbagai informasi tentag aktivitas.

Gambar 2. 5 : Falsafah yang Melandasi ABC System

Titik Pusat ABC System

Penyebab biaya dapat dikelola melalui (ABM)

Sumber : Mulyadi. ABC System. UPP STIM YKPN. 2007

2. 2. 5. 3 Identifikasi Aktivitas

Fokus dalam sistem ABC adalah aktivitas, maka identifikasi aktivitas merupakan langkah pertama dalam mendesain sistem ABC. Aktivitas merupakan suatu unit dasar pekerjaan yang dilaksanakan dalam sebuah organisasi atau tindakan dalam suatu organisasi, sehingga pengidentifikasian aktivitas berarti mengumpulkan dan mendaftar pekerjaan atau tindakan yang dilakukan dalam perusahaan yang melibatkan konsumsi sumber daya. Data tentang aktivitas didapatkan dengan mewawancarai manajer atau wakil dari area kerja fungsional. Setelah menyusun daftar aktivitas, yang dilakukan selanjutnya adalah

Sumber daya

aktivitas Cost

object

menentukan atribut aktivitas yang digunakan untuk menjelaskan dan menggolongkan aktivitas. Atribut aktivitas merupakan informasi keuangan dan non keuangan yang menggambarkan aktivitas individual. Atribut apa yang digunakan tergantung pada tujuannya. Misalkan, jika tujuannya adalah untuk mengkalkulasi biaya produk, atribut aktivitas yang dipilih meliputi jenis sumber daya yang dipakai, jumlah waktu yang

dibutuhkan pekerja untuk menyelesaikan suatu aktivitas, dan lain – lain.

Untuk tujuan menghitung biaya produk, atribut aktivitas

digunakan untuk menggolongkan aktivitas – aktivitas terkait ke dalam

kelompok – kelompok yang menjadi dasar bagi penggolongan biaya yang

homogen. Aktivitas dapat dikelompokkan ke dalam kelompok sejenis berdasarkan karakter yang sama (Hansen, Mowen, 2006), yaitu : (1) mereka secara logis berhubungan, dan (2) memiliki resiko konsumsi yang sama terhadap semua produk. Kumpulan dari biaya overhead yang

berhubungan dengan masing – masing kelompok aktivitas disebut

kesatuan biaya sejenis. Begitu kesatuan biaya ditentukan, biaya per unit dari penggerak aktivitas terpilih dihitung dengan membagi biaya kelompok dengan kapasitas praktis penggerak aktivitas, disebut juga (pool rate).

2. 2. 5. 4 Klasifikasi Aktivitas

Pada pembentukan kumpulan aktivitas yang berhubungan, Hansen dan Mowen (2006) mengklasifikasikan aktivitas ke dalam empat kategori umum :

1. Aktivitas tingkat unit

Merupakan aktivitas yang dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi. Biaya aktivitas tingkat unit bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. Contohnya, bahan baku dan aktivitas tenaga kerja langsung, permesinan, dan peralatan.

2. Aktivitas tingkat batch

Merupakan aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk diproduksi. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi dengan jumlah

batch, tetapi bersifat tetap terhadap jumlah unit pada setiap batch.

Contohnya, jadwal produksi, penyetelan, penanganan bahan, dan lain

– lain.

3. Aktivitas tingkat produk

Merupakan aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktiivitas ini mengkonsumsi input yang mmengembangkan produk atau memungkinkan produk untuk diproduksi atau dijual, dan cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jenis produk yang berbeda. Contohnya, pemasaran produk, pengiriman, desain produk.

4. Aktivitas tingkat fasilitas

Merupakan aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu pabrik. Aktivitas tersebut memberi manfaat bagi organisasi pada bebagai tingkat, namun tidak memberikan manfaat pada setiap produk secara spesifik. Contohnya, manajemen pabrik, depresiasi gedung, tata letak.

2. 2. 5. 5 Penentuan Activity Cost Drivers

Cost Drivers merupakan suatu faktor yang menyebabkan

konsumsi sumber daya oleh aktivitas suatu produk. Metode ABC menggunakan lebih banyak Cost Drivers untuk menelusuri biaya aktivitas produksi dalam suatu proses produk yang menyerap sumber daya yang digunakan dalam aktivitas yang bersangkutan.

Menurut Cooper (1991) dalam Sudiarsana (2001) dalam Ardiansyah (2010), terdapat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih cost drivers :

1. Biaya pengukuran cost driver (cost measurement).

2. Korelasi antara cost driver yang dipilih dengan konsumsi aktual

aktivitas (degree of corelation).

3. Perilaku yang disebabkan oleh penggunaan cost driver (behavior

Sedangkan faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan multiple cost driver menurt Cooper (1991) dalam Sudiarsana (2001) dalam Ardiansyah (2010 : 29) adalah :

1. Tingkat keakuratan yang diharapkan dari biaya produk yang

dilaporkan. Semakin tinggi tingkat keakuratan yang diharapkan maka semakin banyak cost driver yang dibutuhkan.

2. Tingkat keanekaragaman produk. Semakin besar tingkat

keanekaragaman produk maka semakin banyak cost driver yang dibutuhkan.

3. Biaya relatif aktivitas yang berbeda. Semakin besar jumlah aktivitas

yang mewakili proporsi yang signifikan dari total biaya produk maka semakin banyak cost driver yang dibutuhkan.

4. Tingkat keanekaragaman volume. Semakin besar lingkup ukuran

suatu batch maka semakin banyak cost driver yang dibutuhkan.

5. Penggunaan cost driver yang berkaitan secara tidak sempurna.

Semakin rendah korelasi cost driver dengan konsumsi aktual suatu aktivitas maka semakin banyak cost driver yang dibutuhkan.

2. 2. 5. 6 Manfaat Activity Based Costing (ABC)

Rayburn (1999) menyebutkan beberapa keunggulan ABC sebagai berikut :

1. ABC memperbaiki distorsi yang melekat dalam informasi biaya

penggerak yang dilakukan oleh volume. ABC lebih jauh mengakui hubungan sebab akibat antara penggerak biaya dengan kegiatan.

2. ABC menawarkan bantuan dalam memperbaiki proses kerja dengan

menyediakan informasi yang lebih baik untuk membantu

mengidentifikasi kegiatan yang membutuhkan banyak pekerjaan, sehingga berguna bagi perusahaan dengan biaya overhead yang tinggi, produk yang beragam, dan berbagai macam ukuran batch pelaksanaan produksi.

3. Informasi ABC mendorong perusahaan mengevaluasi kegiatan untuk

mengetahui mana yang tidak bernilai dan dapat dieliminasi.

4. Sistem ABC menyediakan data yang relevan, dengan syarat biaya

setiap kegiatan adalah sejenis dan benar – benar proporsional terhadap

penggerak biaya.

2. 2. 5. 7 Kendala Activity Based Costing (ABC)

Dalam Ardiansyah ( 2010 : 31) Penggunaan metode ABC ini juga memiliki kendala sehingga manajer harus menperhatikan :

1. Alokasi

Beberapa biaya membutuhkan alokasi ke departemen atau produk berdasarkan ukuran volume yang arbiter sebab tidak dapat ditemukan aktivitas yang dapat menyebabkab biaya tersebut. Misalkan, gaji CEO.

2. Mengabaikan biaya

Biaya produk dan jasa yang diidentifikasi metode ABC cenderung tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk atau jasa tersebut. Beberapa biaya, seperti biaya aktivitas pemasaran, pengiklanan, penelitian dan pengembangan, tidak termasuk biaya produk karena menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk pelaporan keuangan mengharuskan biaya tersebut diberlakukan sebagai biaya periodik.

3. Mahal dan menghabiskan waktu

Sistem ABC membutuhkan banyak waktu dan tidak murah untuk dikembangkan dan dilaksanakan.

2. 2. 6 Perbedaan Sistem Perhitungan Biaya Tradisional dengan Activity

Dokumen terkait