BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERATURAN DAERAH
2.2 Daya Tarik Wisata
2.2.1 Definisi Daya Tarik Wisata
Dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Pasal 1 angka 5 menegaskan : “Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan”.
Kegiatan Wisata tidak akan menarik jika tidak ada hal yang dapat dilihat
atau disaksikan tanpa daya tarik wisata atau disebut tourist attractions.7 Daya
Tarik Wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi. Dalam arti, daya tarik wisata sebagai penggerak utama yang dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat yang memang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia. Agar daya tarik wisata bisa terus berkesinambungan perlu adanya pengelolaan yang dilakukan pemerintah, dimana pemerintah wajib
memperhatikan destinasi yang ada. Adapun daya tarik wisata sebagai berikut :8
1 Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan
alam, serta flora dan fauna. Daya tarik alam merupakan daya tarik alami yang telah ada dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia.
2 Daya tarik hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan
purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, dan tempat hiburan. Daya
7 Oka A. Yoeti, 2010, Dasar – Dasar Pengertian Hospitaliti dan Pariwisata, PT. Alumni, Bandung, h.19.
8 Oka A. Yoeti, 2005, Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, h. 15.
35
tarik buatan manusiabisa juga merupakan perpaduan buatan manusia dan keadaan alam, seperti wisata agro, wisata buru.
Daya tarik wisata merupakan sasaran perjalanan wisata seperti berikut :
1 Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora
dan fauna, seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba
dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang – binatang langka.
2 Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.
3 Sasaran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua,
industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat –
tempat ibadah dan tempat – tempat ziarah.
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam menghasilkan barang/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan pada
penyelenggaraan pariwisata.9 Usaha daya tarik wisata berarti usaha yang
dilakukan untuk mengelola daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan atau buatan manusia. Yang dilakukan dalam mengelola daya tarik wisata berupa membangun dan mengelola daya tarik wisata beserta prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola daya tarik wisata yang telah ada.
Pengusahaan daya tarik wisata terdiri dari :
1 Pengusahaan daya tarik wisata alam
Pengusaha daya tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungan untuk dijadikan sasaran wisata. Kegiatan pengusahaan daya tarik wisata alam meliputi :
a. Pembangunan prasarana dan sarana pelengkap beserta fasilitas
pelayanan lain bagi wisatawan.
b. Pengelolaan daya tarik wisata alam, termasuk prasarana dan
sarana yang ada.
c. Penyediaan fasilitas bagi masyarakat di sekitarnya untuk
berperan serta dalam kegiatan pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam. Kelompok pengusahaan daya tarik wisata alam antara lain, pengelolaan dan pemanfaatan taman nasional, taman wisata, taman hutan raya, dan taman laut.
2 Pengusahaan daya tarik wisata budaya
Pengusahaan daya tarik wisata budaya merupakan usaha pemanfaatan seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisata. Kegiatan pengusahaan daya tarik wisata budaya meliputi :
a. Pembangunan daya tarik wisata, termasuk penyediaan
sarana prasarana dan fasilitas pelayanan lain bagi wisatawan.
37
b. Pengelolaan daya tarik wisata, termasuk sarana dan
prasarana yang ada.
c. Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat
memberi nilai tambah terhadap daya tarik wisata serta memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
3 Pengusahaan Objek dan daya tarik minat wisata khusus
Pengusaha daya tarik minat wisata khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan potensi seni budaya bangsa untuk menimbulkan daya tarik dan minat khusus sebagai sasaran wisata. Kegiatan pengusahaan objek dan daya tarik minat wisata khusus meliputi :
a. Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta
fasilitas pelayanan bagi wisatawan di lokasi daya tarik wisata.
b. Penyediaan informasi mengenai daya tarik wisata secara
lengkap, akurat, dan mutakhir. Kelompok pengusahaan daya tarik wisata minat khusus antara lain wisata buru, wisata agro, wisata tirta, wisata petualangan alam, wisata
goa, wisata kesehatan, dan tempat budaya, industri, dan kerajinan.10
Pengusahaan daya tarik wisata yang berintikan kegiatan yang memerlukan pengamanan terhadap keselamatan wisatawan, kelestarian dan mutu lingkungan, atau ketertiban dan ketentraman masyarakat diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pengusahaan daya tarik wisata diperkenankan membangun dan mengelola objek beserta sarana dan prasarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola daya tarik wisata yang telah ada untuk keberlangsungan pariwisata.
Daya tarik wisata yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan, tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangakan.
Kegiatan untuk mengunjungi atau menikmati objek dan daya tarik wisata bertujuan untuk memperoleh kepuasan yang mampu memulihkan kesegaran jasmani dan rohani wisatawan yang melakukannya. Kepuasan tersebut sangat dipengaruhi oleh kwalitas pengelolaan daya tarik wisata dan penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya.
10 Muljadi, A.J., 2012, Kepariwisataan dan Perjalanan, Cetakan ketiga, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, h. 57.
39
Untuk memaksimalkan kepuasan wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata secara umum pengelolaan daya tarik wisata dipersyaratkan berkualitas dalam beberapa hal yaitu:
1. Atraksi (Atraction) : Atraksi merupakan komponen yang segnifikan dalam
menarik wisatawan. Beberapa hal yang paling umum adalah untuk melihat keseharian penduduk setempat, menikmati keindahan alam, menyaksikan budaya yang unik, atau mempelajari sejarah daerah tersebut. Apa yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan.
2. Fasilitas (Amenites) : secara umum pengertian fasilitas adalah segala
macam prasarana dan sarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daya tarik wisata. Sarana prasarana yang dimaksud seperti :
a. Usaha Penginapan (accommodation) yaitu tempat dimana
wisatawan bermalam untuk sementara di suatu daerah wisata. Sarana akomodasi umumnya dilengkapi dengan sarana untuk
makan dan minum. Jenis – jenis akomodasi yaitu : Hotel, Guest
house, Homestay, Losmen, Perkemahan, Villa.
b. Usaha makanan dan minuman, termasuk diantaranya : Restorant,
Warung, Cafe.
c. Transportasi dan Infrastruktur : Prasarana pariwisata merupakan
fasilitas yang memungkinkan proses kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat memudahkan setiap orang
yang terlibat dalam kegiatan berwisata. Untuk prasarana pariwisata dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Prasarana Umum yaitu fasilitas umum yang harus ada di daya
tarik wisata antara lain : pembangkit tenaga listrik, penyediaan air bersih, jaringan jalan raya, stasiun kereta api, pelabuhan laut, bandara, dan fasilitas komunikasi.
b. Prasarana kebutuhan masyarakat banyak : untuk keperluan
masyarakat banyak diperlukan adanya : rumah sakit, apotek, kantor pos, bank, pompa bensin, dll.
3. Aksesibilitas (access) : jalan masuk atau pintu masuk utama ke daya tarik
wisata merupakan access penting dalam kegiatan pariwisata seperti airport, pelabuhan, terminal, dan segala macam jasa transportasi lainnya. Disisi lain access ini didentikkan dengan trasferabilitas yaitu kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah yang lain.
4. Pelaanan Tambahan (ancillary service) : Pelayanan tambahan atau sering
disebut pelengkap yang harus disediakan aoleh pemerintah daya tarik wisata termasuk, pemasaran, pembangunan fisik, (jaln raya, rel kereta, listrik, telepon,dll). Serta mengkoordinir segala macam aktifitas dan
dengan peraturan perundang – undangan baik di daya tarik wisata maupun
di jalan raya. Misalnya wisatawan memperoleh informasi di Tourism Information Centre (ITC), baik berupa penjelasan langsung maupun bahan cetak seperti brosur, buku, leaflet, poster, peta,dll. Jasa pendukung lainnya
41
yang sangat mendukung adalah jasa pemandu, dimana pemandu harus memahami informasi mengenai daerah tempat ia bekerja. \
Selanjutnya yang perlu mendapat perhatian dari pengelola daya tarik wisata adalah pemasaran atau promosi yang dilakukan secara efektif (menggunakan alat promosi yang tepat) dan efisien (melakukan promosi dengan methode/cara yang tepat).
Daya tarik wisata di kabupaten Tabanan disamping menyajikan keindahan alam dan panorama, juga memperlihatkan kekayaan seni budaya dan kerajinan tangan yang beraneka ragam. Daya tarik wisata tersebut sebagian besar telah dikelola dan dikembangkan sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Kelengkapan fasilitas, kenyamanan dan keamanan, serta aksesnya yang mudah dicapai membuat daya tarik wisata di kabupaten Tabanan semakin menarik untuk dikunjungi.
Pembangunan suatu daya tarik wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada
kreteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan seperti : 11
a. Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan daya tarik wisata tersebut. Perkiraan untung rugi sudah harus diperkirakan dari awal berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.
b. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apabila investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu daya tarik wisata juga akan memiliki dampak social ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja/berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan pendapatan pada sektor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian dan lainnya. Dalam kaitannya dengan hal ini pertimbangannya tidak hanya secara komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara ebih luas.
c. Layak Teknis
Pembangunan daya tarik wisata harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun daya tarik wisata apabila daya dukung daya tarik wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu daya tarik wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila daya tarik wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.
d. Layak Lingkungan
Analisa dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiaan pembangunan suatu daya tarik wisata. Pembangunan suatu daya tarik wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunnya. Pembangunan daya tarik wisata bukanlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam
43
untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam, dan manusia dengan Tuhan.
Selain beberapa persyaratan diatas, adapula tiga karakteristik utama dari daya tarik wisata yang harus diperhatikan dalam upaya pembangunan suatu daya tarik wisata tertentu agar menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Karakteristik tersebut :
1. Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see”.
Artinya di tempat tersebut harus ada daya tarik wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan kata lain, daerah tersebut harus mempunyai daya tarik yang khusus dan unik.
2. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to do”. Artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat disaksikan,
harus disediakan pula fasilitas rekreasi atau amusement yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama di tempat itu.
3. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah
“something to buy”. Artinya di tempat tersebut harus ada fasilitas untuk
belanja, terutama barang – barang souvenir dan kerajinan tangan rakyat