• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.5 Definisi Investasi

Pengertian investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan

memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam satu tahun tertentu yang digolongkan sebagai investasi (pembentukan modal atau penanam modal) meliputi pengeluaran/pembelanjaan yang berikut :

a. Pembelanjaan berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

b. Pembelanjaan untuk membangunrumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan-bangunan lainnya.

c. Pertumbuhan nilai stock barang-barang yang belum terjual bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional. (Sukirno, 2002 : 107)

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Financial assets dilakukan dipasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, iuran, opsi dan lainnya.

2. Real assets diwujudkan dalam pembentuk pembelian aset produktif, penelitian pabrik, pembukuan pertambangan, pembukuan perkebunan dan lainnya. (Halim, 2003 : 2)

Pengertian investasi dari kedua pendapat tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa investasi atau penanaman modal itu merupakan penanam modal atau pengguna uang bagi peningkatan kapasitas system produksi atau peningkatan aset dengan harapan modal yang ditanamkan akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya di masa mendatang.

2.2.5.1Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi

Apabila seorang pemilik modal atau para pengusaha menggunakan

uangnya membeli barang-barang modal, maka pembelanjaan itu dinamakan investasi. Akan tetapi berhasil tidaknya pemilik modal dalam menjalankan usahanya dalam kenyataan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan, yaitu :

a. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa yang akan datang. Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang barang-barang modal baru dinamakan kegiatan memakan waktu, dan apabila investasi tersebut telah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu industri atau perusahaan itu sudah mulai menghasilkan barang atau jasa yang menjadi hasil produksinya, maka pemilik modal akan melakukan kegiatan terus selama beberapa tahun.

b. Perubahan dan perkembangan teknologi.

Pada umumnya semakin banyak perkembangan ilmu dan pengeluaran yang dilaksanakan, maka semakin banyak pula jumlah kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha.

c. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.

Kenyataan yang ada menggambarkan bahwa hubungan antara pendapatan nasional dan investasi merupakan hal yang saling berkaitan dimana investasi itu pada umumnya cenderung untuk mencapai tingkat yang lebih besar apabila pendapatan nasional semakin besar jumlahnya dan begitu juga sebaliknya semakin rendah jumlah investasi akan mempengaruhi tingkat pendapatan nasional. d. Keuntungan yang dicapai oleh perusahaan.

Apabila perusahaan-perusahaan itu melakukan investasi dengan menggunakan tabungan atau modal khas, maka perusahaan yang dimaksud tidak lagi dikenai biaya-biaya yang harus dibayar untuk jangka waktu berikutnya.

e. Tingkat Bunga.

Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberikan keuntungan para pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari penanam modal itu, yaitu presentasi keuntungan netto (tetapi sebelum dikurangi bunga

uang yang harus dibayar) modal yang diperoleh lebih besar dari tingkat bunga. (Soekirno, 2002 : 109)

2.2.5.2Fungsi Investasi

Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya nilai ke atas ke sebelah kanan (yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makro ekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.

Investasi otonomi adalah pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan nasional. Dengan kata lain tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. (Sukirno, 108)

Gambar 5

Fungsi Investasi dan Tingkat Bunga

Akibat tingkat bunga turun Akibat tingkat bunga naik

I2

I0

I1

0

Pendapatan Nasional

Berdasarkan kepada pandangan ini maka kurva investasi berbentuk sejajar dengan sumbu datar, yaitu seperti yang digambarkan oleh kurva I0,I1 dan I2. Tingkat bunga adalah r0 jumlah investasi adalah I0. Tingkat bungan tahun ke r2, ini akan menyebabkan pertumbuhan investasi. Sebaliknya apabila tingkat suku bunga naik menjadi r1 akan terjadi kemerosotan investasi yaitu I1. Maka apabila tingkat bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya tingkat bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi.

Namun pendapatan nasional terhadap investasi tidak bisa diabaikan. Karena tingkat pendapatan nasional tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat. Apabila pendapatan masyarakat naik maka permintaan terhadap barang-barang dan jasa naik, sehingga keuntungan perusahaan meningkat yang mengakibatkan banyak para investor menanamkan modalnya.

Dalam teori makro Keynes keputusan apakah suatu investasi akan dilaksanakan atau tidak, tergantung kepada perbandingan antara besarnya keuntungan yang diharapkan (yang dinyatakan dalam per satuan waktu) disatu pihak dan biaya penggunaan dan atau tingkat bunga dilain pihak. Dalam teori Keynes, tingkat keuntungan yang diharapkan ini disebut dengan istilah Marginal Efficiency Of Capital (MEC). Bila keuntungan yang diharapkan Marginal Efficiency Of Capital (MEC) adalah lebih besar daripada tingkat bunga, maka investasi dilaksanakan. Sebaliknya bila Marginal Efficiency Of Capital (MEC) lebih kecil daripada tingkat bunga,

maka investasi tidak dilaksanakan. Dan bila Marginal Efficiency Of Capital (MEC) sama dengan tingkat bunga, maka investasi boleh dilaksanakan tidak bagi mereka yang memilik dana. Dari uraian diatas diketahui bahwa berapa tingkat pengeluaran investasi yang diinginkan oleh para investor ditentukan oleh dua hal, yaitu tingkat bunga yang berlaku dan Marginal Efficiency Of Capital (Boediono, 1982 : 44)

Dokumen terkait