• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Definisi Istilah

2. Zakat

Seperti banyak sumber, zakat memiliki berbagai arti. Hal utama di sini adalah mempelajari zakat dengan cermat.

a. Pengertian Zakat

Ditinjau dari bahasanya, kata zakat merupakan kata pokok zakat yang berarti suci, berkah, berkembang dan terpuji. Dari sudut pandang fiqih, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.54

53Ahmad Haidir Al-Fadlil, “Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), 39-40.

54Lela Pipit Fitrian, “Manajemen Pendistribusian Zakat dalam Membangun Kepercayaan Muzzaki di Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman bin Auf Lampung”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018), 46.

Menurut Yusuf Qardawi, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dialihkan kepada yang halal, sebesar jumlah yang dikeluarkan.55

b. Dasar Hukum Zakat

Zakat merupakan bagian dari rukun Islam selain iman, shalat, puasa dan haji. Oleh karena itu, hukum zakat adalah wajib (fardhu) bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.56

Berikut ini adalah beberapa ayat dari berbagai surah Al-Qur'an yang menjadi dasar legalitas zakat, yaitu: QS. Al-Baqarah, ayat 43:

















Artinya: “Dan shalat, menunaikan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang ruku”.57

Tidak hanya Al-Qur'an, hadits Nabi Muhammad juga banyak berbicara tentang zakat dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yaitu:

Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa diberi Allah Swt kekayaan tetapi tidak nenunaikan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti kekayaan itu akan dirupakan ular jantan yang besar kepalanva (disebabkan banyak bisanya) yang memiliki dua titik hitam di atas

55Siti Arofatul Oktaviani, “Manajemen Pendistribusian Dana Zakat pada Program Sukses Berkah Preneur (UKM Tangguh) di Daarut Tauhid Peduli Cabang Semarang”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2019), 45.

56Ahmad Haidir Al-Fadlil, “Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), 24.

57Al-Qur’an, 02:43.

matanya,dan ular itu akan membelit orang itu, seraya berkata "akulah kekayaanmu dan akulah harta bendamu" (HR.Muslim)58

c. Syarat dan rukun Zakat

Islam, dengan semua aturan syariah yang diberikannya, tidak dapat dipraktikkan tanpa mengikuti aturan dan peraturan yang telah ditetapkan. Zakat yang merupakan bagian dari rukun Islam memiliki syarat, berikut penjelasannya.

1) Syarat Wajib dan Sah Zakat

Menurut pendapat para ulama, syarat wajib zakat adalah Islam, merdeka, kedewasaan (baligh), kecerdasan, kepemilikan penuh harta, mendapatkan nishab dan haul.

Syarat sahnya pelaksanaan zakat adalah niat yang menyertai pelaksanaan zakat dan tamlik, yaitu perpindahan kepemilikan harta kepada penerima.59

2) Rukun Zakat

Rukun zakat adalah pelepasan sebagian dari nishab (harta) dengan menyerahkan harta benda, menjadikannya milik orang miskin dan mengalihkannya kepadanya atau menyerahkan harta itu kepada wakilnya, yaitu imam atau penanggung jawab zakat.

Sedangkan rukun-rukun harus menyerahkan harta zakatnya kepada delapan asnaf atau salah satunya melalui lembaga yang

58Kementrian Agama RI, Panduan Zakat Praktis (Jakarta: Direktorat Bimbingan Masyarakat

`Islam dan Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2013), 18.

59Ibid., 34-39.

membidangi penghimpunan zakat, atau menyerahkannya langsung kepada mustahiq zakat.60

d. Prinsip Zakat

Menurut M.A. Mannan, dalam bukunya The Theory and Practice of Islamic Economics, menyatakan bahwa zakat memiliki beberapa prinsip, yaitu:

1) Prinsip keyakinan agama 2) Asas persamaan dan keadilan.

3) Prinsip produktivitas dan kedewasaan 4) Prinsip akal

5) Prinsip kebebasan

6) Prinsip etika dan keadilan.

Prinsip pertama, keyakinan agama, menyatakan bahwa orang yang membuat zakat percaya bahwa pembayaran adalah ekspresi keyakinan agama. Dengan demikian, orang yang tidak berzakat percaya bahwa imannya tidak sempurna.

Prinsip kedua, yaitu persamaan dan keadilan, menjelaskan bahwa tujuan zakat adalah untuk lebih meratakan kekayaan yang telah Allah berikan kepada umat-Nya.

Prinsip ketiga, yaitu produktivitas dan kedewasaan, menekankan bahwa zakat menghasilkan produk tertentu. Dan hasil

60Muhammad Tho’in, “Pembiayaan Pendidikan Melalui Sektor Zakat”, Al-Amwal, Vol. 9, Nomor.

2, Tahun 2017, 165-166.

panen (produksi) baru bisa dipanen setelah satu tahun, yang merupakan ukuran normal untuk mendapatkan hasil panen tertentu.

prinsip keempat akal dan kelima kebebasan dengan mengatakan bahwa hanya orang yang bebas dan sehat jasmani dan rohani, yang merasa bertanggung jawab untuk membayar zakat untuk kebaikan bersama, yang dapat membayar zakat. Zakat tidak dikumpulkan dari orang yang menderita penyakit jiwa dan dikenakan hukuman.

Prinsip keenam etika dan keadilan menyatakan bahwa zakat tidak akan diminta secara sewenang-wenang tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Zakat tidak dapat dipungut jika hasil pemungutannya menimbulkan penderitaan bagi yang membayarnya.

e. Mustahiq (orang yang menerima zakat)

Seperti yang dijelaskan dalam QS. At-Taubah, ayat 60, yang berbunyi:















































Artinya: “Sesungguhnya, zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu

ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.61

1) Fakir

Kata fukara merupakan bentuk jamak dari kata fakir, yaitu orang yang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali, atau mempunyai pekerjaan, tetapi penghasilannya sangat kecil, sehingga tidak cukup untuk memenuhi setengah dari kebutuhannya.

2) Miskin

Pengertian orang miskin adalah orang yang kekayaannya melebihi orang miskin, atau orang yang mempunyai pekerjaan dan penghasilannya dapat menutupi kurang dari setengah kebutuhannya. Fukara dan orang miskin adalah mereka yang menginginkan, yang tidak memenuhi kebutuhan.

3) Amil 4) Muallaf 5) Riqab 6) Gharimin 7) Fi Sabilillah 8) Ibnu Sabil

61Alquran, 9:60.

3. Pendistribusian a. Definisi Distribusi

Dari segi bahasa, distribusi berasal dari bahasa Inggris distribution yang berarti penyaluran atau pengiriman barang atau jasa ke beberapa orang atau tempat. Distribusi adalah proses penyaluran atau penyerahan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen dan pemakai.62

Menurut UU No. 23 Tahun 2011, zakat harus disalurkan kepada mustahiq sesuai dengan syariat Islam. Penyaluran zakat dilakukan secara prioritas, dengan memperhatikan prinsip keadilan, kejujuran, dan wilayah.

Ketika zakat didistribusikan di antara mereka yang berhak menerimanya, harta dan pemberi zakat menjadi bersih dan suci.

Mustahiq ditunjukkan dalam Surah At-Taubah, ayat 60, yang dijelaskan sebagai berikut:63

1) Fakir 2) Miskin 3) Amil 4) Mualaf

5) Memerdekakan budak 6) Gharimin

62Lela Pipit Fitrian, “Manajemen Pendistribusian Zakat dalam Membangun Kepercayaan Muzzaki di Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman bin Auf Lampung”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018), 35.

63Ibid, 37.

7) Fi Sabilillah 8) Ibnu Sabil b. Prinsip Distribusi

Agar distribusi menjadi penting, prinsip-prinsip distribusi berikut harus diperhatikan:

1) Prinsip Keadilan dan Kesetaraan

Oleh karena itu, Islam menekankan bahwa ada hak dalam kekayaan orang kaya yang harus dibagikan kepada orang miskin agar kekayaan itu tidak hanya milik orang kaya sedangkan orang miskin hidup dalam kesengsaraan.

2) Prinsip Persaudaraan dan Kasih Sayang

Konsep persaudaraan (ukhuwah) dalam Islam mencirikan solidaritas individu dan sosial dalam masyarakat Islam, yang tercermin dalam sifat hubungan antar umat Islam.

Distribusi kekayaan dalam Islam sebenarnya erat kaitannya dengan prinsip ini. Zakat, wakaf, sedekah, infak, perumahan, warisan, dll diberikan kepada umat Islam untuk meningkatkan ekonomi mereka.

3) Prinsip Solidaritas Sosial

Islam menyerukan solidaritas sosial dan menyendiri dan mendefinisikannya dalam sistem yang terpisah, seperti zakat, sedekah dan lain-lain.64

64Ibid., 39-40.

c. Model Pendistribusian Zakat

Secara umum ada 4 model pendistribusian zakat, yaitu:

1) Distribusi bersifat konsumtif tradisional

Distribusi konsumsi tradisional adalah zakat yang disalurkan oleh mustahiq untuk digunakan langsung, seperti zakat fitrah yang dibayarkan kepada fakir miskin untuk kebutuhan sehari-hari, atau zakat maal yang dibagikan kepada korban bencana alam.

2) Distribusi bersifat konsumsi kreatif

Distribusi konsumen tradisional adalah zakat ditampilkan dalam bentuk lain dari barang asli seperti perlengkapan alat sekolah.

3) Distribusi bersifat tradisional produktif

Distribusi secara tradisional produktif ketika zakat dibayarkan dalam bentuk barang-barang produktif seperti kambing, sapi, pisau cukur, dll. Sumbangan dalam bentuk ini yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang miskin.

4) Distribusi dalam bentuk kreatif produktif

Penyaluran dalam bentuk produktif kreatif yaitu zakat dilakukan dalam bentuk permodalan, baik untuk pengembangan

proyek sosial maupun untuk peningkatan permodalan para pedagang kecil.65

65Ahmad Haidir Al-Fadlil, “Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), 45.

44 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan kualitatif lebih menitikberatkan pada pemaknaan, penalaran, pendefinisian. Dalam keadaan dan konteks tertentu, penyelidikan lebih besar terhadap topik yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Metode kualitatif lebih berfokus pada proses daripada hasil..66

Alasan peneliti memilih pendekatan kualitatif karena dilakukan observasi, wawancara dan dokumentasi tentang bagaimana manajemen pendistribusian dana ZIS melalui program Banyuwangi Makmur di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Banyuwangi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan (field research) yang melakukan penelitian melalui observasi dan wawancara dalam proses memperoleh informasi atau langsung di lapangan.