• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Kurikulum Merdeka

1. Definisi Kurikulum Merdeka

4. Masukkan tekwan ke dalam kuah, atau bisa juga tata tekwan ke dalam mangkuk, lalu siram kuah dan beri tambahan bahan pelengkap.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Aktivitas Projek

Adapun pelaksanaan aktivitas projek yang dilakukan di MIN 2 Kota Palembang yaitu sebagai berikut:

1. Semua anak disuruh menghafal teks makanan khas kota Palembang yaitu tekwan.

2. Anak diajarkan Menghafal dengan cara mengikuti atau menirukan bacaan guru.

3. Anak disuruh menonton video sejarah singkat tentang tekwan.

4. Anak menghafal teks bacaan tentang tekwan menggunakan media karton (bertuliskan kata kata penting seperti Tionghoa, ikan Tenggiri, terigu, bawang goring, dan seledri).

5. Merekam dan foto.

sebagai sekumpulan pengalaman belajar terencana yang akan ditawarkan oleh para guru sebagai siswa.38

Pentingnya pedoman bagi guru sebagai acuan untuk menyampaikan pembelajaran di sekolah maka dibutuhkan kurikulum agar tercapainya tujuan pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.39

Menurut sanjaya kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh siswa, strategi, dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.40

Menurut Sukmadinata kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Kurikulum dalam pendidikan di artikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk memperoleh ijazah.

Kurikulum merupakan instrumen penting yang berkontribusi untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif. Inklusif tidak hanya tentang

38 Murry Print, Curriculum Development and Design. Second Edition, (New South Wales Australia:

Allen & Unwin, 1993), hal 25-32

39 Dakir. Perencanaan & Pengembangan Kurikulum. (Jakarta: Rineka Cipta,2010), hal.

40 Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013. (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.6

menerima siswa dengan kebutuhan khusus. Tetapi, inklusif artinya satuan pendidikan mampu menyelenggarakan iklim pembelajaran yang menerima dan menghargai perbedaan, baik perbedaan sosial, budaya, agama, dan suku bangsa.

Pembelajaran yang menerima bagaimanapun fisik, agama, dan identitas para siswanya. Dalam kurikulum merdeka, inklusi dapat tercermin melalui penerapan profil pelajar Pancasila, misalnya dari dimensi kebinekaan global dan akhlak kepada sesama serta dari pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran berbasis projek ini nantinya akan otomatis memfasilitasi tumbuhnya toleransi sehingga terwujudlah inklusi.

Kurikulum merdeka belajar dirancang sebagai bagian dari upaya kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang telah lama dihadapi, dan menjadi semakin parah akibat pandemic covid-19. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar siswa, bahkan dalam hal yang mendasar seperti membaca, menulis, dan berbicara. Untuk pemulihan sistem pendidikan dari krisisnya belajar tidak bisa hanya diwujudkan melalui kurikulum, tetapi kurikulum juga memiliki peranan yang penting dan pengaruh yang besar dalam pendidikan.

Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Dalam penerapan kurikulum merdeka menekankan bahwa pada kurikulum tersebut harus menerapkan pembelajaran berbasis proyek

atau Project Based Learning untuk menguatkan pencapaian profil pelajar pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Profil pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan untuk menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur pancasila siswa dan para pemangku kepentingan. Projek penguatan profil pelajar pancasila membutuhkan alokasi waktu tersendiri untuk siswa sampai pada kompetensi dan karakter yang terdapat dalam profil pelajar pancasila, perlu penguatan selain di intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan program lainnya.

Projek penguatan profil pelajar pancasila dilaksanakan dengan melatih siswa untuk menggali isu nyata di lingkungan sekitar dan berkolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu, alokasi waktu tersendiri sangat dibutuhkan guna memastikan projek penguatan profil pelajar pancasila dapat berjalan dengan baik. Adapun

posisi mata pelajaran muatan lokal dalam struktur kurikulum merdeka dapat dilakukan melalui tiga metode, yaitu:

a. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain.

Maksudnya satuan pendidikan atau pemerintah daerah dapat menentukan Capaian Pembelajaran (CP) untuk muatan lokal yang kemudian dapat dipetakan ke dalam mata pelajaran lainnya.

b. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek penguatan profil pelajar pancasila. Maksudnya satuan pendidikan atau pemerintah daerah dapat mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek penguatan profil pelajar pancasila. Sebagai contoh, projek dengan tema kearifan lokal yang dilakukan di MIN 2 Kota Palembang.

c. Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler. Maksudnya satuan pendidikan atau pemerintah daerah dapat mengembangkan mapel khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler. Sebagai contoh, mata pelajaran bahasa dan budaya daerah, kemaritiman, kepariwisataan, dan sebagainya sesuai dengan potensi masing-masing daerah. Dalam hal satuan pendidikan membuka mata pelajaran khusus muatan lokal, beban belajarnya maksimum 72 JP per tahun atau 2 JP per minggu.

Dokumen terkait