• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Kurikulum Merdeka

6. Teknik Keabsahan Data

Teknik Keabsahan Data untuk memeriksa keabsahan data diperlukan suatu teknik pemeriksaan data. Adapun uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas data (validitas internal), uji transferabilitas (validitas eksternal), uji defenabilitas (reliabilitas) data, dan uji konfirmabilitas (obyektivitas).56 Kredibilitas data dimasukkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Perpanjangan pengamatan

2. Peningkatan ketekukan dalam penelitian 3. Triangulasi

54 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif), (Jakarta: GP Press, 2009) Hal 222-224

55 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008) Hal.99 56 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011) Hal.294

4. Diskusi dengan teman sebaya 5. Analisis kasus negatif

6. Membercheck

Untuk menguji keabsahan data peneliti, maka peneliti akan melakukan uji keabsahan data untuk menguji kredibilitas data dengan menggunakan teknik Triangulasi. Karena penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, maka untuk melakukan uji keabsahan data, peneliti menggunakan uji triangulasi. Uji Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data penelitian.

Dalam hal ini triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada atau bisa diartikan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas yaitu sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Adapun teknik triangulasi ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi Sumber yaitu teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa sumber. Adapun sumber data diperoleh melalui wawancara kepada sumber tersebut kemudian dideskripsikan, dikategorisasikan mana pandangan yang sama maupun yang berbeda dan spesifik dari para sumber.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi Teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dapat dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda. Contohnya data diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau yang lainnya.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi Waktu untuk menguji kredibilitas data dengan cara melakukan pengecekan melalui wawancara, observasi atau teknik lainnya dengan waktu dan situasi yang berbeda. Apabila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang ulang hingga ditemukan kepastian datanya. Dalam pelaksanaannya peneliti melakukan uji keabsahan data dengan menguji kredibilitas data menggunakan teknik triangulasi.

Adapun peneliti menggunakan dua triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Pada pelaksanaannya peneliti akan melakukan pengecekan data yang berasal dari wawancara dengan guru wali kelas dan anak kelas I MIN 2 Kota Palembang. Selanjutnya hasil wawancara kemudian peneliti cek dengan hasil pengamatan di sekolah yang peneliti lakukan selama masa penelitian untuk mengetahui kemampuan berbicara pada anak. Dengan membandingkan hasil wawancara dan observasi pada saat pengumpulan data maka peneliti dapat menguji kredibilitas data yang peneliti dapatkan dari berbagai sumber data tersebut.

Adapun untuk uji transferability (validitas eksternal) Ini menunjukkan derajat ketepatan atau dapat di terapkan nya hasil penelitian

ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, sehingga penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Bagi penelitian naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakai, hingga manakah hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. Peneliti sendiri tidak menjamin validitas eksternal ini. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif, sehingga memunculkan adanya kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat hasil analisisnya dengan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

Dengan demikian, maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain. Apabila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya suatu hasil penelitian diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas.

Selanjutnya pada pengujian dependability yang disebut reliabilitas.

Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji depentability dilakukan dengan melakukan audit terhadap ke seluruh proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independen Atau pemimpin untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah atau fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji

keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti.

Jika peneliti tidak mempunyai bahkan tidak dapat menunjukkan jejak aktivitas lapangannya, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan. Pada dasarnya kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah.

Kesalahan sering dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan pengalaman, waktu, pengetahuan, sehingga cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan yaitu melalui audit dipendability oleh auditor independent atau oleh dosen pembimbing.

Terakhir pada pengujian konfirmabillity, penelitian dikatakan obyektif apabila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability sama dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan.

Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari perangkat wanita yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

Sehingga dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada. Adapun kriteria ini Pada dasarnya digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

Dokumen terkait