• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

C. Definisi Motivasi peserta didik Menghafal Al-Qur‟an

Kata motivasi ini berasal dari bahasa latin “movere”, sesuatu yang berarti menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, maka motivasi menjadi berkembang.9

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak

9 Eveline Siregar and Hartini Nara, Teori Belajar Dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 49.

22

untuk melakukan sesuatu, karena ingin mencapai tujuan yang ingin dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.10

Menurut Makmun Khairani, motivasi adalah energi aktif serta positif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga dapat mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan dalam dirinya.11

Sedangkan menurut Sardiman berpendapat bahwa motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.12

2. Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam maupun dari luar diri seseorang yang mengakibatkan respon untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam hal ini para ilmuan psikologi mengklasifikasikan jenis-jenis motivasi belajar, diantaranya yaitu: Menurut Sardiman AM, motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif yang tidak perlu dirangsang dari luar, karena sudah ada dalam diri setiap individu (seseorang) serta dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang

10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 131.

11 Makmun Khairani, Psikologi Umum (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), h. 75.

12 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 89-90.

23

membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau melakukan hal tersebut, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh sebab adanya dorongan dari luar yang harus dilakukan seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik atau agar mendapat hadiah.13

3. Fungsi Motivasi

Motivasi memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses belajar siswa.

Karena motivasi akan menentukan suatu intensitas usaha belajar yang akan dilakukan oleh siswa. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak putus asa serta giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya dan memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah menyerah, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.14

Menurut Sardiman AM, fungsi motivasi adalah sebagai berikut:

a. Mendorong setiap manusia agar berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan suatu arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang akan dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arahan dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

13 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 89-90.

14 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar (Jakarta: Rhineka Cipta, 2013).

24

c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa saja yang harus dikerjakan dan serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.15

4. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar menimbulkan keinginan dan kemauan dalam dirinya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau pencapaian tujuan tertentu.16 Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal serta memahami benar-benar karakteristik kepribadian, latar belakang kehidupannya, dan orang yang akan dimotivasi.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi belajar tidak akan mungkin tumbuh dengan sendirinya. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya motivasi belajar tersebut. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nata, ada enam faktor yang mempengaruhi terbentuknya motivasi belajar, yaitu:

a. Cita-cita, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

Hal ini telah diamati dari banyaknya kenyataan, bahwa motivasi seseorang menjadi begitu tinggi ketika ia sebelumnya sudah memiliki keinginan atau cita -cita.

b. Kemampuan siswa, merupakan faktor penting dalam mempengaruhi motivasi.

Seperti halnya yang dapat dipahami, bahwa setiap manusia mempunyai

15 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 85.

16 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 73.

25

kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga, seseorang yang memiliki kemampuan di bidang tertentu, belum tentu memiliki kemampuan di bidang lainnya.

c. Kondisi siswa, merupakan faktor penting dalam mempengaruhi motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi fisik mau kondisi psikis. Jika kondisi fisik sedang kelelahan, maka akan cenderung memiliki motivasi yang rendah dan mudah putus asa untuk belajar. Sedangkan, jika kondisi fisik sehat, maka akan cenderung memiliki motivasi yang tinggi dan bersemangat. Selain kondisi fisik, dapat juga diamati dari kondisi psikis. Hal ini dapat terlihat jika seseorang kondisi psikisnya sedang tidak bagus misalnya stress maka motivasi juga akan menurun tetapi sebaliknya jika kondisi psikologis seseorang dalam keadaan bagus maka kecenderungan motivasinya akan tinggi.

d. Faktor lingkungan, merupakan faktor yang bisa mempengaruhi motivasi, dapat diamati dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang mengitari siswa.

Misalnya lingkungan fisik yang tidak nyaman untuk belajar akan berdampak pada menurunnya motivasi belajar. Selain itu, lingkungan sosial juga berpengaruh, hal ini dapat dilihat dari lingkungan sosial yang ada di sekitar siswa seperti teman sepermainan, lingkungan keluarga, atau teman sekelasnya.

e. Faktor dinamisasi belajar, merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Factor dinamisasi ini dapat diamati pada sejauh mana upaya memotivasi tersebut dilakukan, bagaimana juga dengan bahan pelajaran, alat bantu belajar sampai suasana belajar yang dapat mendinamisasi proses pembelajaran.

Semakin dinamis suasana belajar, maka cenderung akan semakin memberi sebuah motivasi yang kuat dalam proses pembelajaran.

26

f. Upaya guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa, merupakan faktor penting dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Upaya guru terhadap siswa meliputi hal-hal mengenai, menyelenggarakan tata tertib belajar di sekolah, membina disiplin belajar dalam setiap kesempatan dan membina belajar tertib pergaulan.17

6. Motivasi dalam Perspektif Islam

Motivasi adalah landasan dasar terpenting dalam belajar. Umumnya manusia tidak akan belajar kecuali ia mendapatkan satu permasalahan yang memotivasinya agar mencari pemecahan masalah tersebut. Untuk memunculkan motivasi agar manusia ingin dan tergerak untuk belajar, maka bisa ditempuh hal-hal sebagai berikut:

B. Memuculkan motivasi dengan konsep pahala dan hukuman.

Islam telah memunculkan konsep pahala dan hukuman untuk memunculkan motivasi dalam diri manusia agar selalu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Serta konsisten dalam menjalankan semua ibadah yang telah diwajibkan dengan menjauhi segala bentuk kejahatan dan maksiat ataupun segala yang dilarang olehNya. Dengan adanya motivasi dalam konsep ini, maka seorang pun akan selalu konsisten dalam Agama Allah, bertakwa serta selalu mengerjakan semua perbuatan baik agar derajatnya terangkat di sisi Allah dan mendapatkan surga-Nya.18 Mengenai hal ini terdapat salah satu ayat dalam al-Qur`an surah an-Nahl /16: 97:

ٍَْي َمًَِع اًحِناَص ٍِّْي ٍسَكَذ ْوَا

ًٰثَُْا َىُه َو ٍ ِي ْؤُي هََُُُِّْحَُُهَف ًجىَُٰح

ًحَثَُِّط ْىُهَََُّ ِزْجََُن َو ْىُه َسْجَا

ٍَِسْحَاِت اَي

ا ْىَُاَك ٌَ ْىُهًَْعََ

17 Siregar and Nara, Teori Belajar Dan Pembelajaran, h. 54-55.

18 Musfir bin Said A-Zahrani, Konseling Terapi (Depok: Gema Insani, 2005).

27 Terjemahnya :

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.19

C. Memunculkan motivasi dengan kisah-kisah

Kisah yang memotivasi yaitu yang memiliki peranan dan sangat penting dalam pendidikan, sehingga banyak pendidik sejak zaman dahulu selalu menggunakan kisah sebagai salah satu cara yang baik dalam mendidik anak dan generasinya. Kisah dalam al-Qur‟an sangat banyak dan bervariatif. Semua itu dapat diceritakan kembali untuk menghibur Rasulullah SAW agar selalu termotivasi menjalankan dakwah islamnya. Dari kisahlah motivasi untuk belajar, berdakwah dan mengambil sebuah pelajaran. Dari kisah pulalah manusia dapat mengakui kenabian Nabi Muhammad saw dan mempercayai semua yang dibawa dari Tuhannya. Dalam kisah pula banyak diberikan peringatan akan kisah hidup yang buruk sebagaimana yang terjadi pada kaum kafir dan umat-umat terdahulu.20 Firman Allah swt surah Yusuf/ 12: 111:

ْدَقَن ٌَاَك ٍِْف ْىِه ِصَصَق ج َسْثِع

ًِنوُ ِّل ِباَثْنَ ْلا اَي

ٌَاَك اًثَِْدَح ي ٰسَتْفَُّ

ٍِْكٰن َو َقَِْدْصَت

ٌِْرَّنا ٍََُْت ِهََْدََ

َمُْ ِصْفَت َو ِّمُك

ٍءٍَْش يًدُه َّو ًحًَْح َز َّو ٍو ْىَقِّن

ٌَ ْىُُِيْؤَُّ

ࣖ ١١١

Terjemahnya :

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.21

19 Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; Bandung: C o r d o b a , 2020), h. 278.

20 A-Zahrani, Konseling Terapi.

21 Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; Bandung: Cordoba, 2020), h.

248.

28

D. Memunculkan motivasi dengan suatu kejadian penting

Metode ini mampu menyejukkan perasaan dan menarik perhatian untuk menyibukkan diri pada sesuatu yang lebih penting. Dengan demikian, manusia akan mempersiapkan dirinya dalam mempelajari suatu pelajaran yang terkandung dalam peristiwa tersebut, dan manusia pun akan bisa lebih menerima hikmah serta pelajaran yang yang ada didalamnya dan memahaminya secara menyeluruh. Hal ini tampak seperti peristiwa Hunain, yang dimana kaum muslimin sangat membangga-banggakan banyaknya kekuatan mereka dan juga yakin bahwa mereka pasti akan dapat mengalahkan kaum kafir. Mereka lupa bahwasanya kemenangan hanyalah ada atas kekuasaan Allah.22 Firman Allah swt surah at-Taubah/ 9: 25-26:

ْدَقَن ُىُك َسَصََ

ُٰاللّ

ٍِْف ٍَِطا َىَي ٍج َسُِْثَك َو ْىََ َّو ٍٍَُُُْح ْذِا ْىُكْتَثَجْعَا ْىُكُت َسْثَك

ْىَهَف ٍِْغُت ْىُكَُْع أًـَُْش ْتَقاَض َّو

ُىُكَُْهَع ُض ْزَ ْلا اًَِت

ْتَثُح َز َّىُث ْىُتَُّْن َو ٍََْ ِسِتْدُّي َّىُث ٢٢

َل َزََْا ُٰاللّ

هَتَُُِْكَس

ًٰهَع هِن ْىُس َز

ًَهَع َو ٍَُُِِْي ْؤًُْنا

َل َزََْا َو اًد ْىُُُج ْىَّن اَه ْو َسَت َبَّرَع َو ٍََِْرَّنا ا ْو ُسَفَك َكِنٰذ َو ُءۤا َزَج ٍََْ ِسِفٰكْنا ٢٢

Terjemahnya :

Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.23

Ayat ini menerangkan tentang kaum mukminin yang mendapat banyak pertolongan dari Allah dalam peperangan menghadapi kaum musyrik yang

22 A-Zahrani, Konseling Terapi.

23 Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; Bandung: Cordoba, 2020), h. 190.

.

29

menghalang-halangi tersiarnya Agama Islam. Pertolongan tersebut yaitu seperti perang badar yang mendapat kemenangan besar. Di samping itu pada ayat selanjutnya menjelaskan sesudah kaum muslimin merasa sedih dan duka cita akibat dari kekalahannya dalam perang Hunain kemudian Allah turunkan pertolongan kepada mereka dengan kemantapan hati dan mendatangkan bala bantuan itu sendiri dari malaikat-malaikat.

D. Menghafal Al-Qur’an

Dokumen terkait