• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .1Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .1Definisi Operasional

1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen. Penelitian ini menggunakan kualitas layanan, kepercayaan, dan image

sebagai variabel independennya.

a. Kualitas layanan

Penelitian administrasi nasabah, kualitas harus dikonseptualkan dengan

suatu defenisi operasional sehingga dapat diukur dengan suatu instrument yang

dibuat untuk keperluan yang lebih komprehensip dalam pengembangan ilmu

pengetahuan. Goetsch dan Davis (dalam Oemi, 2007) mengemukakan bahwa

kualitas merupakan suatu kondisi yang dinamis yang berhubungan dengan jasa

layanan, manusia, proses lungkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Defenisi konvensional dari kualitas biasnaya menggambarkan karakteristik

langsung dari suatu jasa seperti performansi (performance), keandalan

(realibility), mudah dalam penggunaan (ease of ease), estetika (esthetics), seperti

kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik dan kualitas hasil. Disamping itu juga

nasabah dan upaya perubahan kea rah perbaikan terus-menerus, sehingga dikenal

istilah “ Q-MATCH” (Quality = Meet Agreed Term and Change).

Indikator yang mempengaruhi :

1) sikap baik pegawai yang melayani,

2) penampilan pegawai yang rapi,bersih, dan harum,

3) tempat kerja yang nyaman,

4) efisiensi dan kecepatan pegawai dalam melayani,

5) dan knowlage/pengetahuan pegawai yang lumayan luas.

b. Kepercayaan

Kepercayaan (believeness ) pada prinsipnya adalah suatu penilaian yang

tidak meragukan tentang sebuah tindakan dari sebuah proses yang dilakukan

secara sadar dan terencana untuk menunjukkan bukti bahwa suatu tindakan dapat

dilaksanakan dengan konsekuen. Indikator yang mempengaruhi:

1) tanggung jawab pegawai dalam melayani,

2) keyakinan yang ditunjukkan pegawai dalam melayani,

3) perhatian pegawai dalam melayani,

4) produk yang ditawarkan pegawai yang jelas,

5) dan kualitas layanan yang baik.

Menurut(Martul, 2007) menyatakan bahwa image layanan yang memiliki

apresiasi yang tinggi selalu menjadi bagian penting untuk diperhatikan dan

diprioritaskan dalam setiap aktivitas layanan. Image juga didefinisiskan sebagai

kesan menyeluruh dalam pikiran nasabah tentang suatu organisasi atau

perusahaan. Hal ini berhubungan dengan berbagai aturan fisik dan perilaku

organisasi atau organisasi tersebut. Indikator yang mempengaruhi :

1) kesan yang baik dan positif dalam pelayanan berkualitas,

2) kesan yang baik dalam mewujudkan kepuasan,

3) pelayanan yang bagus dalam mempermudah nasabah dengan

kliring,

4) produk perusahaan yang jelas,

5) perusahaan yang lumayan berkembang dengan maju.

d. Kepuasan

Penggunaan istilah "satisfaction" dalam era modern saat ini cenderung

meluas dan berkaitan dengan kata-kata "satisfactory" (kesesuaian), dan "satisfy"

(membuat menjadi menyenangkan). Akan tetapi istilah "kepuasan nasabah" di

manajemen administrasi nasabah sendiri memiliki pengertian yang sangat spesifik

yaitu memberikan layanan untuk memenuhi kepuasan layanan yang diterima dari

pemberi layanan yaitu pemerintah atau birokrasi (Martul, 2007). Indikator yang

mempengaruhi :

1) kebutuhan layanan perbankan sesuai dengan keinginan

nasabah,

3) pelayanan yang menyenangkan terhadap nasabah,

4) produk yang ditawarkan perusahaan dengan jelas,

5) proses cepat dengan pengajuan/permohonan pinjaman.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering juga disebut variabel terikat atau variabel tidak

bebas, merupakan tipe variabel yang dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel

independen (Erlina, 2008 : 42). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kepuasan Nasabah. Kepuasan Nasabah adalah hasil kerja dengan memberikan

layanan perbankan kepada para nasabah sesuai dengan wewenang/tanggungjawab

dalam pemenuhan kebutuhan, keinginan dan harapan untuk mendapatkan layanan

yang memuaskan.

Indikator yang mempengaruhi :

1) kualitas layanan,

2) sikap,

3) image,

4) tempat /letak yang nyaman dan strategis,

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Kualitas Layanan

(X1)

Defenisi konvensional dari kualitas biasnaya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu jasa seperti performansi

(performance), keandalan (realibility), mudah dalam penggunaan (ease of ease), estetika (esthetics), dan sebagainya, seperti kualitas interaksi,

kualitas lingkungan fisik dan kualitas hasil.

- sikap baik pegawai yang melayani,

- penampilan pegawai yang rapi, bersih, dan harum,

- tempat kerja yang nyaman,

- efisiensi dan kecepatan pegawai dalam

melayani,

- knowlage/pengetahuan pegawai yang lumayan luas.

Likert

Kepercayaa n (X2)

Kepercayaan (believeness ) pada prinsipnya adalah suatu penilaian yang tidak meragukan tentang sebuah tindakan dari sebuah proses yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

menunjukkan bukti bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan dengan konsekuen. - tanggung jawab pegawaidalam melayani, - keyakinan yang ditunjukkan pegawai dalam melayani, - perhatian pegawai dalam melayani,

- produk yang ditawarkan pegawai yang jelas, - kualitas layanan yang

baik. Likert Image (X3) Martul (2007) menyatakan image layanan yang memiliki apresiasi yang tinggi

- kebutuhan layanan perbankan sesuai dengan keinginan nasabah,

selalu menjadi bagian penting untuk

diperhatikan dan diprioritaskan dalam setiap aktivitas layanan. Image juga didefenisiskan sebagai kesan

menyeluruh dalam pikiran nasabah tentang suatu organisasi atau perusahaan.

- informasi yang cepat dengan layanan yang baik,

- pelayanan yang

menyenangkan terhadap nasabah,

- produk yang ditawrkan perusahaan dengan jelas, - proses cepat dengan

pengajuan/permohonan pinjaman. Kepuasan Nasabah (Y) Istilah "kepuasan nasabah" di manajemen administrasi nasabah sendiri memiliki

pengertian yang sangat spesifik yaitu

memberikan layanan untuk memenuhi kepuasan layanan yang diterima dari pemberi layanan yaitu pemerintah atau birokrasi (Martul, 2007).

- kualitas layanan,

- sikap - image

- tempat /letak yang nyaman dan strategis - terpercaya

Likert

Sumber: Peneliti (2010)

3.3.2Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui

masing-masing variabel X1, X2, X3 (kualitas layanan, kepercayaan, dan image) dan

variabel Y (kepuasan nasabah) adalah skala likert. Skala tersebut digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132). Definisi operasional, variabel dan

pengukuran merupakan penyatuan pandangan dan kesamaan pendapat mengenai

beberapa istilah dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel yang diteliti.

1. Kepuasan nasabah adalah tingkat penilaian afektif nasabah atas keseluruhan

terpenuhinya keinginan, kebutuhan, harapan. Pengukuran menggunakan skala

likert 5,4,3,2,1.

2. Kualitas layanan adalah penilaian kognitif nasabah atas pengalaman aktual

layanan. Indikator kualitas layanan yaitu kualitas interaksi, kualitas

lingkungan fisik dan kualitas hasil. Pengukuran menggunakan skala likert

5,4,3,2,1.

3. Kepercayaan adalah keyakinan nasabah dalam menerima layanan yang

diberikan untuk mengapresiasikan rasa percaya atas bentuk layanan yang

diterima. Indikator kepercayaan yaitu kompetensi, kebajikan, integritas dan

prediktibilitas menjadi keutamaan komponen kepercayaan layanan.

Pengukuran menggunakan skala likert 5,4,3,2,1.

4. Image adalah kesan dari keinderaan nasabah dalam menilai wujud layanan yang dirasakan. Indikator image yaitu reputasi, keberhasilan, keunggulan dan

familiar merupakan kesan penting dalam menanamkan imej terhadap layanan.

Pengukuran menggunakan skala likert 5,4,3,2,1.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa

orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua nasabah PT BPR Milala yang terdiri dari 100

orang sedangkan sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk

memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Dari seluruh responden

yang disebarkan kepada nasabah yang berjumlah lebih 500 orang, maka populasi

sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

Accidental Sampling, yaitu siapa saja kebetulan ditemui asal memenuhi syarat

dipakai sebagai sampel. Responden adalah nasabah PT BPR Milala.

Sampel yang diambil dihitung dengan menggunakan rumus Slovin.

N

1 + N(e)2

dimana:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau

diinginkan = 5 %

sehingga sampel dapat dihitung dengan cara :

100

1 + 100(0.05)2

= 80

berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh jumlah sampel sebesar 80.

Dokumen terkait