• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini mengoperasikan dua macam variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa variabel bebas (X) adalah terpaan berita penculikan di televisi sedangkan variabel terikat (Y) adalah kewaspadaan ibu rumah tangga di Surabaya. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan definisi operasional sebagai berikut.

3.1.1. Definisi Operasional

a. Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi (Variabel X)

Terpaan berita penculikan anak di televisi (Variabel Bebas (X)) dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan kegiatan seseorang (ibu rumah tangga) dalam menonton berita penculikan anak di televisi.

Definisi operasionalnya adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk melihat berita penculikan anak di televisi, terpaan adalah dampak media massa televisi yang akan timbul secara kuat dan cepat, apabila sebagian besar khalayak memang terekspos oleh media.

Terpaan dalam penelitian ini diukur melalui indikator durasi dan frekuensi yang diwujudkan dalam pertanyaan sejauh mana (berapa lama) serta berapa kali rata-rata dalam satu bulan yang dihabiskan untuk menonton berita penculikan anak di televisi.

50   

1. Frekuensi dijabarkan sebagai seberapa sering responden tersebut melihat berita penculikan anak di televisi selama periode pengamatan yaitu satu bulan.

2. Durasi dijabarkan sebagai seberapa lama responden tersebut melihat berita penculikan anak di televisi selama periode pengamatan yaitu satu bulan.

b. Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga (Variabel Y)

Kewaspadaan berarti sikap berhati-hati terhadap segala kemungkinan yang mengandung resiko maupun bahaya. Pada dasarnya setiap orang harus memiliki kewaspadaan baik terhadap dirinya sendiri maupun pada lingkungannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997 : 576), waspada mengandung makna awas, teliti, siap-siap. Waspada dapat diartikan sebagai bersiap-siap atau berhati-hati terhadap suatu hal. Waspada dapat juga diartikan sebagai suatu sikap berhati – hati atau lebih sadar (aware) terhadap segala kemungkinan baik berupa penyebab maupun akibat dari suatu hal yang ada di sekitar lingkungan kita.

Menurut Kamus Psikologi (Dr. Kartini & Dali Gulo, 1995 : 14), mekanisme waspada (alerting mechanism) adalah “mekanisme, siap-siap (berjaga-jaga): sesuatu yang membuat organisme menjadi bersiap siaga, penuh perhatian terhadap benda-benda dan peristiwa-peristiwa tertentu.”. Berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi, kewaspadaan / alertness berarti “(kesiapan, kesiagaan, kewaspadaan, ketajaman perasaan menanggapi sebelumnya); 1. Penuh perhatian; kondisi kesiagaan; atau

kondisi berjaga-jaga penuh perhatian. 2. Kecepatan reaktivitas. 3. Suatu kondisi neurologis, dalam mana daya elektroensefalogram menyatakan suatu tingkat yang tinggi dari kegiatan kortikal (kulit otak), sebagai akibat dari rangsangan buatan pada formasi rektikuler.”. (C.P. Chaplin – Penerjemah: Dr. Kartini Kartono, 1997 : 17).

Waspada bukan berarti takut untuk melakukan suatu hal atau perbuatan, tetapi waspada lebih menunjukkan kesiapan kita baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi suatu hal. Dengan waspada seseorang tidak akan mudah menyerah dan berputus asa, karena dia telah siap dengan segala kemungkinan yang akan dia terima. kewaspadaan menunjukkan seberapa besar kesiapan seseorang dalam menghadapi suatu hal dalam hal ini adalah segala kemungkinan penculikan anak yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dalam penelitian ini, kewaspadaan ibu rumah tangga antara lain waspada dengan tidak mudah percaya pada orang asing / yang belum dikenal dan waspada dengan selalu mendampingi anak. Kewaspadaan ibu rumah tangga adalah respon yang diberikan ibu rumah tangga setelah menonton tayangan berita penculikan anak di televisi, dalam wujud orientasi atau kecenderungan berperilaku waspada (konatif) setelah menonton tayangan berita penculikan anak di televisi.

Kewaspadaan ibu rumah tangga pada penelitian ini akan diukur dengan menggunakan indikator :

1. Kewaspadaan dengan tidak mudah percaya pada orang asing / orang yang belum dikenal, yaitu :

52   

a. Dengan mengatakan pada anak agar jangan mau pergi dengan orang yang belum dikenal di manapun.

b. Memberitahu anak agar selalu menjaga jarak dengan orang asing. c. Beritahu anak agar selalu berjalan atau bermain bersama

teman-temannya dan jangan pergi sendirian.

d. Ajarkan anak agar tidak menerima atau mengonsumsi apapun yang diberikan oleh orang lain.

e. Beritahu anak mengenai nama orangtua dan nomor telepon yang bisa dihubungi yang berguna jika anak dalam masalah dan ingin meminta pertolongan (namun berpesan agar jangan memberikan nomor pada orang yang belum dikenal).

(http://health.detik.com/read/2009/10/27/130507/1229337/764/penculika n-merajalela-bekali-anak-sikap-waspada).

2. Kewaspadaan dengan selalu mendampingi anak, beberapa misalnya : a. Jika jarak sekolah dan rumah cukup jauh, maka anak bisa diantar

jemput.

b. Lalu jika pergi ke mal yang ramai pengunjungnya sebaiknya orangtua tetap menggenggam tangan sang anak dan jangan sampai terlepas, jangan meninggalkan anak sendirian dimanapun dan kapanpun termasuk saat anak ingin ke kamar mandi di mal atau tempat umum lainnya.

c. Saat anak berada di rumah pastikan pintu dan jendela tertutup dan terkunci agar anak tidak keluar rumah.

d. Jangan biarkan anak mengangkat telepon atau membukakan pintu karena hal ini sangat berisiko. Penculik saat ini sangat berani dan hanya butuh waktu beberapa menit untuk membawa kabur sang anak. e. Cari informasi lebih banyak tentang pencegahan terjadinya

penculikan anak (dari buku,televisi, internet, maupun dari mulut ke mulut) untuk mengindari anak agar tidak menjadi korban.

(http://health.detik.com/read/2009/10/27/130507/1229337/764/penculika n-merajalela-bekali-anak-sikap-waspada).

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata – kata ( Ridwan, 2002 : 12 ); sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) = skor 5 Setuju (S) = skor 4 Ragu – ragu (R) = skor 3 Tidak Setuju (TS) = skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1

54   

Dalam penelitian ini, pilihan jawaban pertanyaan digolongkan menjadi 4 alternatif jawaban yaitu :

Sangat Setuju (SS) = skor 4 Setuju (S) = skor 3 Tidak Setuju (TS) = skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1

Dalam kategori ini, alternatif jawaban ragu – ragu (undecided) ditiadakan, alasannya menurut Hadi ( 1993 : 20 ), adalah sebagai berikut :

1. Kategori undecided memiliki arti ganda, bias diartikan belum dapat memberikan jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda instrumen.

2. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan multi interpretable. Hal ini tidak diharapkan dalam kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency), terutama bagi mereka yang ragu – ragu akan kecenderungan jawabannya.

3. Disediakan jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring responden.

Langkah pertama yang dilakukan dengan mencari lebar interval (I) sebagai berikut :

Jarak Pengukuran (R) I =

a. Pengukuran Variabel Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi (Variabel X)

1. Indikator Frekuensi : Frekuensi Tertinggi = 30 Frekuensi Terendah = 1

R = Frekuensi terpaan tinggi dikurangi terpaan terendah Jarak Pengukuran (R) I = Jarak Interval (K) ( 30 – 1 ) I = = 9,66 dibulatkan 10 3

Jadi, kategori Frekuensi dibedakan menjadi : a. 1 – 10 kali (Tidak Sering) diberi skor 1 b. 11 – 20 kali (Sering) diberi skor 2 c. 21 – 30 kali (Sangat Sering) diberi skor 3

2. Indikator Durasi Durasi Tertinggi = 60 Durasi Terendah = 1

R = Durasi terpaan tinggi dikurangi durasi terpaan terendah Jarak Pengukuran (R)

I =

56   

( 60 – 1 ) 59

I = = = 19,66 dibulatkan 20 3 3

Jadi, kategori Durasi dibedakan menjadi : a. Menonton Sebentar

1 – 20 menit diberi skor 1 b. Menonton Separuh Tayangan

21 – 40 menit diberi skor 2 c. Menonton Sampai Selesai 41 – 60 menit diberi skor 3

Selanjutnya peneliti akan mengkategorikan jawaban responden berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus sebagai beerikut :

Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah Interval =

Jenjang yang diinginkan

Keterangan :

Interval : batasan dari setiap tingkatan

Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan

Skor Terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan

Berdasarkan uraian di atas, maka perhitungan kategori pada penelitian ini : Skor tertinggi : 3 x 2 = 6

6 – 2

Interval = = 1,33 = 1 3

Jadi batasan skor dalam lebar interval untuk terpaan berita penculikan anak di televisi yaitu :

Kategori Rendah bila terpaan berita penculikan anak menunjukkan skor 1 – 2

Kategori Sedang bila terpaan berita penculikan anak menunjukkan skor 3 – 4

Kategori Tinggi bila terpaan berita penculikan anak menunjukkan skor 5 – 6

b. Pengukuran Variabel Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga (Variabel Y) Kategorinya dibedakan menjadi :

a. Sangat Setuju (SS) = skor 4 jika responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang diajukan

b. Setuju (S) = skor 3 jika responden menyatakan setuju dengan pernyataan yang diajukan

c. Tidak Setuju (TS) = skor 2 jika responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan

d. Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1 jika responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan

Sedangkan untuk variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini digolongkan menjadi tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing – masing. Jumlah

58   

skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat rendah, sedang dan tinggi menggunakan rumus :

Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah Interval =

Jenjang yang diinginkan

Keterangan :

Range (R) : batasan dari setiap tingkatan

Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan

Skor Terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan

Berdasarkan uraian di atas, maka perhitungan kategori pada penelitian ini : Skor tertinggi : 4 x 10 = 40

Skor terendah : 1 x 10 = 10 40 – 10

Interval = = 10 3

Jadi batasan skor dalam lebar interval untuk kewaspadaan ibu rumah tangga yaitu :

Kategori Rendah bila kewaspadaan ibu rumah tangga menunjukkan skor 10 – 19

Kategori Sedang bila kewaspadaan ibu rumah tangga menunjukkan skor 20 – 29

Kategori Tinggi bila kewaspadaan ibu rumah tangga menunjukkan skor 30 – 40

Dokumen terkait