• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

IMPLIKASI Strategi Pemasaran

III. METODE PENELITIAN

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Guna memberikan gambaran yang lebih jelas, maka perlu dikemukakan definisi operasional dengan pengukuran variabel yang berhubungan dengan penelitian ini:

1. Perilaku konsumen menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995) pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

2. Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu obyek yang disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari obyek tersebut

3. Responden adalah konsumen yang mengkonsumsi produk roti bolu sebagai camilan.

4. Jajanan tradisional adalah jajanan yang siap makan dan dijual di tempat-tempat umum. Jajanan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, artinya jajanan telah menjadi bagian budaya masyarakat.

5. Roti adalah jajanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. 6. Roti bolu adalah roti yang bercita rasa manis dan gurih berpaduan dengan

jeruk purut yang menjadikan ciri khas roti bolu.

7. Multi Atribut roti bolu adalah ciri-ciri yang melekat pada produk dan faktor- faktor pendukung konsumen untuk menyukai atau menikmati roti bolu. Dalam hal ini atribut yang dipertimbangkan adalah:

a. Harga adalah rata-rata nilai produk yang dibayar oleh konsumen dalam bentuk uang yang akan diukur dalam satuan rupiah (Rp). Pengukurannya menggunakan skala likert dengan kriteria sebagai berikut:

sangat murah dengan skor +2 Murah dengan skor +1 Ragu- ragu dengan skor 0 Mahal dengan skor -1 Sangat Mahal dengan skor -2

b. Kemasan adalah tempat (wadah) untuk membungkus atau mengemas roti bolu. Pengukurannya menggunakan skala likert dengan kriteria sebagai berikut:

Sangat menarik dengan skor +2 Menarik dengan skor +1 Ragu- ragu dengan skor 0 Tidak Menarik dengan skor -1 Sangat tidak menarik dengan skor -2

c. Merek adalah nama produk roti bolu pada kemasan, dimana nama tersebut dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli roti bolu. Pengukurannya menggunakan skala likert dengan kriteria sebagai berikut: Sangat dikenal dengan skor +2

Agak dikenal dengan skor +1 Ragu-ragu dengan skor 0 Tidak dikenal dengan skor -1 Sangat tidak dikenal dengan skor -2

d. Rasa adalah suatu kenikmatan yang dapat dirasakan oleh indera perasa saat menikmati roti bolu. Pengukurannya menggunakan skala likert dengan kriteria sebagai berikut:

Sangat Nikmat dengan skor +2 Nikmat dengan skor +1 Ragu-ragu dengan skor 0 Tidak Nikmat dengan skor -1 Sangat tidak nikmat dengan skor -2

e. Warna adalah jenis warna yang dihasilkan oleh roti bolu setelah dilakukan pengovenan. Pengukurannya menggunakan skala likert dengan kriteria sebagai berikut:

Sangat menarik dengan skor +2 Menarik dengan skor +1 Ragu-ragu dengan skor 0 Kurang menarik dengan skor -1 Sangat Menarik dengan skor -2

f. Tekstur adalah kelembutan yang dihasilka roti bolu saat dinikmati. Penggukurannya menggunakan skala likert dengan kriteria sebagai berikut: Sangat Lembut dengan skor +2

Lembut dengan skor +1 Ragu-ragu dengan skor 0 Tidak lembut dengan skor -1 Sangat tidak lembut dengan skor -2

g. Aroma roti adalah hasil dari olahan bahan baku roti yang melalui proses pengolahan makanan, yang tercipta dari bahan makanan yang mempunyai kualitas baik.

Sangat Sedap dengan skor +2 Sedap dengan skor +1 Ragu- ragu dengan skor 0 Tidak sedap dengan skor -1 Sangat tidak sedap dengan skor -2

h. Ukuran adalah besar kecilnya suatu barang atau produk yang dihasilkan. Pengukurannya menggunakan skala likert dengan kriteria sebagai berikut: Sangat besar dengan skor +2

Besar dengan skor +1 Ragu-ragu dengan skor 0 Kecil dengan skor -1 Sangat Kecil dengan skor -2 3.5. Analisis Data

Analisis data dibuat untuk memecahkan tujuan dari penelitian. Guna mencapai tujuan penelitian, maka metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis deskriptif, dan analisis Fishbein. Dibawah ini, dijelaskan pengertian dari kedua analisis tersebut:

1. Analisis deskriptif adalah suatu pengolahan data yang dilakukan dengn cara menguraikan dalam bentuk kalimat dan menghubungkan dengan teori-teori yang ada, guna mendapatkan kesimpulan

2. Analisis fishbein adalah suatu alat pengolahan data yang memeriksa hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap konsumen terhadap produk berkenan dengan ciri atau atribut produk.

Untuk menjelaskan tujuan penelitian, maka analisis data yang dilakukan sebagai berikut:

1. Untuk menjawab tujuan pertama, yaitu untuk menganalisis karakteristik konsumen digunakan analisis deskriptif untuk mengetahui usia, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin.

2. Untuk menjawab tujuan kedua, yaitu sikap kepercayaan konsumen terhadap multi atribut roti bolu digunakan analisis fishbein. Formulasi merupakan model multi atribut yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ao =

Dimana :

Ao : Sikap terhadap obyek

bi : Kekuatan kepercayaan bahwa obyek memiliki atribut i

ei : Evaluasi mengenai atribut i, dalam penelitian ini jumlahnya =8 n : Jumlah atribut yang menonjol, dalam penelitian ini jumlahnya =8 Dari analisis tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang karakteristik roti bolu yang memenuhi selera konsumen. Sehingga dapat dijadikan satu pertimbangan pemasaran pada toko jajanan tradisional dimasa masa yang akan datang sesuai dengan kondisi setempat untuk dapat dikembangkan kearah yang penting didalam alternatif pemasaran.

Atribut- atribut yang terdapat pada jajanan roti bolu yang dapat dinilai oleh konsumen meliputi:

n i

eibi

1

a. Variabel ei, yang terdiri dari delapan pertanyaan yaitu evaluasi atribut, (1) harga, (2) kemasan, (3) merek, (4) rasa, (5) warna, (6) tekstur, (7) aroma, (8) Kesegaran. Setiap responden diminta untuk menyatakan sikapnya dalam 5 angka skala, mulai +2 yang berarti sangat penting sampai-2 yang berarti sangat tidak penting. Komponen ini menggunakan kompenen ei adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skor Evaluasi (ei) terhadap Atribut roti bolu Harga

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak penting Kemasan

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak penting Merek

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak penting Rasa

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak penting Warna

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak penting Tekstur

Sangat penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak penting Aroma

Sangat penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak penting Ukuran

Sangat penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak penting b. Variabel bi, adalah kekuatan kepercayaan bahwa roti bolu memilik delapan

atribut tersebut. Setiap responden diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap roti bolu yang memiliki 1) harga, 2) kemasan, 3) merek, 4) rasa, 5)warna, 6) tekstur, 7) aroma, 8) kesegaran, dalam 5 angka skala, mulai +2 yang berarti sangat baik sampai -2 yang berarti sangat buruk. Skor rata-rata setiap variabel terseut digunakan untuk menghitung skor Model Sikap Multiatribut Fishbein. Model ini menggambarkan sikap konsumen terhadap delapan atribut tersebut. Pertanyaan untuk mengukur kepercayaan terhadap atribut roti bolu adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Skor kepercayaan (bi) terhadap atribut roti bolu Harga

Sangat Murah +2 +1 0 -1 -2 Sangat Mahal Kemasan Sangat Menarik +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Menarik Merek Sangat Dikenal +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Dikenal Rasa

Sangat Nikmat +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Nikmat Warna Sangat Menyenangkan +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Menyenangkan Tekstur Sangat lembut +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Lembut Aroma

Sangat Sedap +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Sedap Ukuran

Sangat Besar +2 +1 0 -1 -2 Sangat Kecil Apabila skor kepercayaan dan skor evaluasi sudah didapat, maka untuk mengetahui sikap konsumen secara keseluruhan adalah dengan cara mengalikan kedua skor tersebut secara berturut turut kemudian dijumlahkan.

Untuk menjawab tujuan ketiga, yaitu untuk mendiskripsikan perilaku konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi digunakan analisis deskriptif untuk mengetahui (Pengenalan Kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, pasca pembelian). Hasil mengenai perilaku konsumen kemudian diambil nilai tertinggi untuk mengetahui selera konsumen mengenai produk roti bolu.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Kabupaten Magetan

Magetan merupakan kabupaten yang terletak di ujung barat Propinsi Jawa Timur, dan berada pada ketinggian antara 60 sampai dengan 1.660 meter diatas permukaan laut. Magetan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah, tepatnya di sebelah selatan dengan Kabupaten Wonogiri dan di sebelah barat dengan Kabupaten Karanganyar. Selain dengan kedua kabupaten tersebut, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, Madiun di sebelah timur dan sebelah selatan berbatasan juga dengan Kabupaten Ponorogo.

Magetan merupakan Kabupaten terkecil ke dua se-Jawa Timur setelah Sidoarjo, dengan luas seluruh Kabupaten Magetan 688,85 km2. Jarak antar ibu kota kecamatan yang tidak terlalu jauh merupakan salah satu faktor yang menguntungkan untuk melaksanakan pembangunan. Jarak terpendek adalah Kecamatan Poncol-Plaosan yang berjarak 3,4 Km dan jarak terjauh Kecamatan Parang-Kartoharjo sejauh 41 Km, sedangkan jarak terpendek dari ibukota kabupaten ke kecamatan, adalah dengan Kecamatan Magetan sejauh 2 km dan jarak terjauh adalah dengan Kecamatan Kartoharjo dengan jarak 26 Km . Terletak di sekitar 7o 38' 30 " lintang selatan dan 111o 20' 30" bujur timur, dengan suhu udara berkisar antara 16-20 0C di daerah pegunungan dan 22-26 0C di dataran rendah. Magetan merupakan kabupaten yang berpotensi di bidang pertanian dan pariwisata. Curah hujan yang turun mencapai 1.481-2.345 mm per tahun di dataran tinggi dan 876-1.551 mm per tahun di dataran rendah.

Gambar 4.8 Peta Kabupaten Magetan

Dari Gambar 4.8 dapat diketahui batas fisik Kabupaten Magetan adalah: 1. Utara : Kabupaten Ngawi

2. Timur : Kabupaten Madiun, Kota Madiun

3. Selatan : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) 4. Barat : Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)

Luas Kabupaten Magetan adalah 688,85 km²,yang terdiri dari 18 wilayah kecamatan, 208 desa, 27 kelurahan, 822 Dusun/ Lingkungan, dan 4575 Rukun Tetangga, dengan jumlah penduduk 620.146 jiwa.

Tabel 4.4 Kecamatan dan Jumlah Penduduk di Kabupaten Magetan

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

1. Poncol 28.792 2. Parang 38.590 3. Lembeyan 36.695 4. Takeran 35.759 5. Nguntoronadi 19.230 6. Kawedanan 38.867 7. Magetan 42.990 8. Ngariboyo 34.274 9. Plaosan 47.928 10. Sidorejo 25.028 11. Panekan 49.095 12. Sukomoro 28.821 13. Bendo 37.944 14. Maospati 44.297 15. Karangrejo 22.683 16. Karas 37.094 17 Barat 28.579 18 Kartoharjo 23.522 Sumber: http://www.kabupatenmagetan.com/2012/10/nama-nama-kecamatan-di-kabupaten.html

Gunung Lawu (3.265 m) terdapat di bagian barat Kabupaten Magetan, yakni perbatasan dengan Jawa Tengah. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan (1000 m DPL), salah satu tempat wisata andalan Kabupaten ini, yang berada di jalur wisata Magetan-Sarangan-Tawangmangu-Karanganyar.

a. Roti Bolu Magetan

Bolu rahayu adalah jajanan khas kota Magetan, Jawa Timur, sering juga disebut dengan roti telur karena bentuknya yang mirip dengan telur yang oval. Bahan baku roti adalah, tepung terigu, gula, telur, mentega, dan pengembang kue (ragi), yang paling penting selain bahan tersebut adalah, jeruk purut, yang merupakan ciri khas dari roti bolu tersebut. Pembuatan dilakukan dengan di oven, oven dilakukan dalam waktu yang singkat, hanya membutuhkan waktu 5-10 menit. Cita rasa dari jajanan ini adalah manis berpadu aroma khas jeruk purut. Sentra pembuatan bolu rahayu ini ada di Desa Tamanan, Kecamatan Sukomoro serta di Desa Nitikan, Kecamatan Plaosan. Pada acara acara tertentu bolu rahayu ini sering digunakan untuk gunungan seperti diacara grebek maulid atau grebek suro. Roti ini adalah roti peninggalan pada jaman Belanda. Dulu menir- menir Belanda suka sarapan pagi dengan kue ini dan sampai pada akhirnya kue ini pun tetap berkembang.

b. Kakteristik Konsumen Roti Bolu

Menurut

Engel, Blackwell dan Minidard

(1994), terdapat tiga variabel yang berguna dalam menggambarkan karakteristik konsumen dalam pangsa pasar target, yaitu kepribadian, psikografi, dan demografi. Kepribadian didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Profil psikografi digunakan sebagai ukuran operasional dalam gaya hidup, yaitu pada pengukuran kegiatan, minat dan opini pembeli. Variabel yang termasuk dalam profil demografi meliputi usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status pernikahan, tempat tinggal, ukuran keluarga pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Perbedaan kondisi demografi konsumen akan mempengaruhi konsumsi produk dan jasa, yaitu mengakibatkan perbedaan kebutuhan, selera

dan kesukaan terhadap merek. Pemasar perlu mengetahui dengan pasti variabel demografi yang dijadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya.

Karakteristik konsumen merupakan kriteria atau syarat yang harus dimiliki pada tiap konsumen sebagai penikmat roti bolu untuk mengetahui segmentasi pemasaran roti bolu. Pengambilan sampel dilakukan di Kabupaten Magetan maupun konsumen yang berasal dari daerah luar Kabupaten Magetan yang pernah membeli atau mengkonsumsi roti bolu. Variabel yang dibahas mencakup sebaran usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan. Sampel yang disertakan dalam penelitian ini sebanyak 40 konsumen. Adapun karakteristik konsumen adalah sebagai berikut:

i. Konsumen Berdasarkan Usia

Usia konsumen yang melakukan pembelian dan yang menjadi penikmat roti bolu sangat bervariasi, sebaran dalam penelitian ini didapat dari responden yang disebarkan yaitu usia 13 sampai 58 tahun. Pada usia tersebut konsumen diduga bisa memahami semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sesuai pengalamannya. Karakteristik konsumen berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Jumlah

Orang % 1. 13-19 3 7,5 2. 20-26 15 37,5 3. 27-33 3 7,5 4. 34-40 4 10,0 5. 41-47 2 5,0 6. 48-54 7 17,5 7. 55-60 6 15,0 Total 40 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Dari Tabel 4. 5 menjelaskan bahwa konsumen terbanyak dalam membeli dan mengkonsumsi roti bolu yaitu kelompok usia 20-26 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase 37,5 persen, dari jumlah keseluruhan konsumen yaitu 40 orang. Kelompok yang paling sedikit yaitu usi 41-47 tahun dengan jumlah konsumen 2 orang dengan persentase 5,0 persen.

Hal ini mengindikasikan sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi roti bolu adalah konsumen yang berusia lebih dari 20 sampai 26 tahun, karena pada kelompok usia ini sebagian kecil konsumen masih remaja dan belum menikah, biasanya konsumen yang masih berusia 20 sampai 26 tahun lebih suka mencoba- coba suatu produk dari pergaulan antar teman yang memotivasi untuk mengkonsumsi roti bolu. Selain itu pada usia 20- 26 tahun cenderung menyukai jajanan untuk dinikmati sambil berseantai.

ii. Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin konsumen perlu diketahui apakah konsumen roti bolu didominasi oleh laki-laki, perempuan ataupun keduanya. Dari data yang

diperoleh melalui kusioner yang disebar, karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4. 6.

Tabel 4.6 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Orang % 1. Laki- Laki 17 42,5 2. Perempuan 23 57,5 Total 40 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan konsumen yang menikmati roti bolu merek sedap rasa, dinawa, maupun roti bolu yang tidak ada merek didominasi oleh jenis kelamin perempuan dengan persentase 57,5%, sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki diperoleh persentase 42,5%. Hal ini dapat dipahami karena membeli dan mengkonsumsi roti bolu merupakan kegemaran perempuan yang suka berbelanja, dan suka menikmati makanan kecil saat sedang bersantai atau mengisi waktu luang. Sedangkan untuk laki-laki jarang membeli dan mengkonsumsi roti bolu, hal ini karena sebagian konsumen laki-laki kurang suka berbelanja, dan sebagian konsumen laki-laki kurang suka mengkonsumsi roti bolu untuk mengisi waktu luang, terlebih lagi pada konsumen perokok, lebih suka menikmati waktu luang dengan merokok, dari pada memakan makanan ringan. iii. Konsumen Berdasarkan Pendidikan

Perilaku konsumen dalam membeli dan menikmati roti bolu termasuk juga perilaku konsumsi dari proses pembelajaran. Pendidikan yang dimiliki oleh setiap konsumen mempengaruhi keputusan pembelian yaitu ketika perbedaan tingkat pendidikan maka konsumen dapat menentukan pemilihan produk yang dikehendaki misal kualitas dan manfaat. Berikut adalah penggolongan jenjang pendidikan terakhir konsumen roti bolu pada umumnya:

Tabel 4. 7 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Terakhir

Jumlah Orang % 1. SMP 4 10,0 2. SMA 14 35,0 3. Diploma 2 5,0 4. S1 19 47,5 5. S2 1 2,5 Total 40 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan karakteristik konsumen berdasarkan Pendidikan terakhir, yang paling banyak membeli dan mengkonsumsi roti bolu adalah pendidikan S1 dengan jumlah konsumen 19 orang dengan persentase 47,5 persen. Karena tempat pembelian di toko oleh- oleh, sehingga lebih sesuai dengan minat atau selera konsumen yang berpendidikan S1, selain itu dengan membeli ditoko kualitas produk roti bolu terjaga dengan baik, karena benar- benar terjga kebersihannya. Selanjutnya pada urutan kedua adalah pendidikan SMA dengan jumlah konsumen 14 orang dengan persentase 35,0 persen. Karena roti bolu dijual dkantin –kantin sekolah dan dijual bijian yang dapat disesuaikan dengan uang saku atau terjangkau bagi kalangan pelajar konsumen.

iv. Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan konsumen dapat mempengaruhi penilaian konsumen dalam membeli dan mengkosnumsi roti bolu. Pekerjaan yang dimiliki oleh setiap konsumen mempengaruhi keputusan pembelian yaitu ketika perbedaan tingkat pekerjaan maka konsumen dapat menentukan pemilihan produk yang dikehendaki misal tempat pembelian, jam kerja (waktu luang saat istrahat), dan

pendapatan. Jenis pekerjaan konsumen juga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi akan kebutuhan konsumen. Karakteristik konsumen berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan No Jenis Pekerjaan

Jumlah

Orang %

1. PNS (Pegawai Negeri Sipil) 15 37,5

2. Pegawai Swasta 10 25,0

3. Wiraswasta/ Pengusaha 2 5,0

4. Pelajar/ Mahasiswa 13 32,5

Total 40 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan karakteristik konsumen berdasarkan jenis pekerjaan, yang paling banyak membeli dan mengkonsumsi roti bolu adalah konsumen yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) dengan jumlah 15 orang dengan persentase 37,5 persen. Hal ini karena PNS (Pegawai Negeri Sipil) sudah mempunyai penghasilan yang cukup. Selain itu dengan penghasilan yang cukup sebagian besar konsumen membeli roti bolu di toko oleh-oleh, sehingga sesuai dengan minat atau selera konsumen.

Urutan keduan berdasarkan Tabel 4.8 adalah yang bekerja sebagai Pelajar atau Mahasiswa dengan jumlah konsumen 13 orang dengan persentase 32,5 persen. urutan ketiga adalah konsumen yang bekerja sebagai Pegawai Swasta dengan jumlah orang 10 orang dengan persentase 25 persen. pegawai Swasta disini ada yang bekerja sebagai Pegawai Bank, dan yang bekerja di pabrik gula sebagai buruh. Sebagian besar konsumen yang bekerja di pabrik gula sering membeli roti bolu di warung yang dapat disesuaikan dengan kebutuhannya

karena dijual secara bijian, selain itu dapat dinikmati sebagai teman saat meminum kopi atau teh pada jam istrahat.

v. Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Pendapatan berkaitan erat dengan daya beli konsumen untuk menikmati roti bolu, karena pendapatan merupakan salah satu penghargaan yang dapat diterima atas pekerjaan yang telah dilakukan seseorang yang biasanya identik dengan sejumlah uang (gaji). Tingkat pendapatan ini ditentukan berdasarkan UMR di Kabupaten Magetan. Tingkat Pendapatan konsumen yang bervariasi akan berpengaruh terhadap pembelian roti bolu. Karakteristik konsumen berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Karakteristik konsumen Berdasarkan Tingkat Pendapatan No Tingkat Pendapatan (Rp) Jumlah Orang % 1. < 1.000.000,- 15 37,5 2. 1.000.000 – 4.000.000,- 23 57,5 3. > 4.000.000,- 2 5 Total 40 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan karakteristik konsumen berdasarkan tingkat pendapatan, yang paling banyak membeli dan mengkonsumsi roti bolu yang memiliki tingkat pendapatan tertinggi adalah Rp 1.000.000 – 4.000.000,- dengan jumlah 23 orang dengan persentase 57,5 persen. karena dengan pendapatan tersebut konsumen dapat membeli sesuai dengan kebutuhannya yang digunakan sebagai ole - oleh atau dikonsumsi sendiri. Dengan penghasilan Rp 1.000.000 – 4.000.000,- sebagian besar konsumen membeli jajanan tradisional di toko oleh- oleh yang sesuai dengan penghasilan dan selera konsumen karena tempat yang nyaman. Urutan yang kedua tingkat pendapat

< Rp. 1.000.000,-, dengan jumlah konsumen 15 orang dengan persentase 37,5 persen. Untuk urutan terakhir tingkat pendapatan konsumen adalah > Rp. 4.000.000,-, dengan jumlah konsumen yaitu 2 orang dengan persentase 5. c. Sikap Kepercayaan Konsumen Berdasarkan Merek

Menurut Simamora (2002), atribut produk adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi bagian dari produk itu sendiri. Menurut teori yang dikemukakan Gitisudarmo (1994), dalam perkembangan bisnis yang semakin pesat ini, nama merek semakin menduduki peranan yang besar. Seringkali nama merek tertentu digunakan sebagai penilaian kualitas produk.

Keberadaan roti bolu yang mulai disukai oleh semua lapisan masyarakat menjadikan peluang usaha industri roti bolu ini semakin menjanjikan. Keadaan ini menjadikan skala usaha yang bergerak di bisnis roti bolu pun beragam, mulai dari yang kecil atau bersifat home industry, menengah dan industri besar. Merek roti bolu yang akan dianalisis oleh peneliti, adalah roti bolu merek Sedap Rasa, Dinawa, dan roti bolu yang tidak mempunyai merek.

i. Penilaian Evaluasi Atribut

Sikap konsumen terhadap suatu produk sangat dibutuhkan untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen itu sendiri. Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui sikap konsumen melalui penilaian atribut terhadap suatu produk adalah analisis multiatribut fishbein. Analisis ini mencangkup kompenen evaluasi kepentingan (ei) dan kompenen kepercayaan (bi). Untuk mengetahui selera konsunmen sesuai dengan Multi Atribut roti bolu yang ada, berdasarkan ketiga merek tersebut dapat dilihat dengan analisis fishbein.

Tabel 4.10 Skor Evaluasi Tingkat Kepentingan (ei) Atribut Roti Bolu (n=40)

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa atribut rasa (1,47) merupakan hal yang sangat penting bagi para konsumen dalam membentuk sikap terhadap jajanan roti bolu. Rasa yang sangat nikmat dari jajanan tradisional roti bolu, yang mempunyai rasa yang khas manis dang gurih dengan tambahan rasa jeruk purut, membuat roti bolu ini beda dengan roti-roti lainnya. Urutan yang kedua yang dinilai konsumen menjadi hal penting adalah harga (1,28). Harga yang sesuai dengan kualitas barang atau produk, sehingga menjadikan konsumen membeli roti bolu tersebut. Sedangkan untuk atribut ukuran menjadi penilaian konsumen yang oaling rendah. Hal itu artinya bahwa ukuran tidak menjadi kendala konsumen dalam menikmati roti bolu.

ii. Penilaian Kepercayaan Atribut

Setelah skor evaluasi kepentingan atribut diperoleh maka selanjutnya diperlukan skor kepercayaan (bi) atribut oleh konsumen terhadap roti bolu merek sedap rasa, dinawa, dan roti bolu yang tidak atau tanpa merek. Dengan

Atribut

Skor Evaluasi Konsumen

Total (ei) Rata-rata (ei) +2 +1 0 -1 -2 Harga 16 21 2 0 1 51 1,28 Kemasan 11 23 3 2 1 41 1,02 Merek 15 19 4 1 1 46 1,15 Rasa 23 15 1 0 1 36 1,47 Warna 9 19 11 0 1 35 0,88 Tekstur 14 24 1 0 1 50 1,25 Aroma 13 24 1 1 1 47 1,17 Ukuran 3 24 11 1 1 27 0,68

diketahuinya penilaian kinerja atribut (bi) oleh konsumen maka dapat diketahui pilihan merek apa yang paling disukai atau sesuai dengan minat konsumen.

Penilaian kinerja atribut (bi) oleh konsumen akan dilakukan pada delapan atribut roti bolu yang meliputi harga, kemasan, merek, rasa, warna, tekstur,

Dokumen terkait