• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelekatan adalah suatu hubungan emosional antara satu individu dengan individu lain yang memiliki arti khusus, biasanya ditujukan kepada ibu atau pengasuhnya. Hubungan tersebut dapat bertahan cukup lama, terdapat hubungan timbal balik, dan memberikan rasa aman walaupun figur lekat tidak tampak dalam pandangan anak. Bartholomew (dalam Baron dan Bryne, 2005) menyatakan bahwa gaya kelekatan memiliki empat gaya kelekatan, yaitu gaya kelekatan aman (secure attachment), gaya kelekatan takut-menghindar (fearfull-avoidant attachment style),

gaya kelekatan terpreokupasi (preoccupied attachment style), dan gaya kelekatan menolak (dismissing attachment style).

Menurut Armsden dan Greenberg (dalam Barrocas, 2008) kelekatan terdiri dari tiga aspek, yaitu kepercayaan, komunikasi, dan alienasi atau keterasingan. Kepercayaan didefinisikan sebagai perasaan aman dan keyakinan bahwa orang lain akan memenuhi kebutuhnya. Komunikasi merupakan timbal balik yang terjadi secara harmonis. Hal tersebut dapat membantu ikatan emosional yang kuat antara ibu atau pengasuh dan anak. Sedangkan alienasi merupakan pengabaian yang dilakukan orang tua terhadap anaknya sehingga individu merasa bahwa figur lekat yang diharapkan tidak hadir. Hal tersebut membuat individu merasa tertolak dan tidak diharapkan.

Kelekatan akan diukur melalui skala psikologis yang disusun berdasarkan empat gaya kelekatan menurut Bartholomew dengan menggunakan tiga aspek kelekatan menurut Armsden dan Greenberg (dalam Barrocas, 2008) dan diwakili oleh skor kelekatan. Skor tertinggi pada skala menunjukkan kecenderungan jenis gaya kelekatan yang dimiliki individu.

2. Konsep Diri

Konsep diri yang dimaksud adalah kumpulan keyakinan tentang diri sendiri dan atribut-atribut personal yang dimiliki. Atribut-atribut yang dimaksud adalah sifat, karakter, kelemahan, dan kelebihan yang dimiliki.

Konsep diri memiliki tiga dimensi (Calhoun dan Acocella, 1995), yaitu: pengetahuan, harapan, dan penilaian.

Konsep diri akan diukur dengan skala psikologis yang disusun berdasarkan dimensi konsep diri dan diwakili oleh skor konsep diri. Semakin tinggi skor skala konsep diri yang diperoleh, maka hal tersebut menunjukkan semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh individu. Demikian sebaliknya, semakin rendah skor skala konsep diri yang diperoleh, maka hal tersebut menunjukkan semakin negatif konsep diri yang dimiliki inidvidu.

D. Subjek Penelitian

Kriteria subjek dalam penelitian ini, yaitu:

1. Subjek berusia antara 11 tahun sampai 24 tahun 2. Subjek masih memiliki orang tua

3. Subjek tinggal di panti asuhan karena faktor kemiskinan atau ekonomi rendah

Subjek dengan usia antara 11 tahun sampai 24 tahun termasuk dalam masa remaja. Masa remaja merupakan masa topan dan badai karena pada masa ini remaja akan mengalami penuh gejolak akibat pertentangan dengan nilai-nilai di kehidupannya. Kemudian alasan subjek tinggal di panti asuhan dikarenakan faktor kemiskinan atau ekonomi. Hal tersebut berarti subjek masih memiliki orang tua. Adanya figur lekat yang tidak tunggal, yaitu orang

tua dan pengasuh panti maka konsep diri dan jenis gaya kelekatan yang seperti apa yang akan dikembangkan oleh subjek.

E. Metode Sampling

Metode atau teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-

probability sampling dengan melakukan purposive sampling. Purposive sampling adalah metode untuk memperoleh informasi dari sasaran-sasaran

sampel tertentu yang disengaja oleh peneliti karena hanya sampel tersebut yang dapat mewakili (Zulganef, 2008). Sampel dalam penelitian ini diambil dari panti asuhan Pondok Damai Jakarta, panti asuhan Vincentius Puteri Jakarta, dan panti asuhan Santo Yusuf Sindanglaya (Bogor).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau skala. Sekaran (dalam Zulganef, 2008) menyatakan bahwa angket atau skala adalah seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis yang sudah dirumuskan sebelumnya yang umumnya telah diberikan beberapa alternatif jawaban agar partisipasi dapat menulis jawabannya di tempat yang telah tersedia. Dalam penelitian ini terdapat dua skala, yaitu:

1. Skala Gaya Kelekatan

Gaya kelekatan diukur dengan menggunakan Skala Gaya Kelekatan yang disusun berdasarkan empat gaya kelekatan menurut Bartholomew (dalam Baron dan Bryne, 2005), yaitu gaya kelekatan

aman, gaya kelekatan takut-menghindar, gaya kelekatan terpreokupasi, dan gaya kelekatan menolak. Skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala langsung berbentuk tertutup dengan model penskalaan Likert. Skala tersebut terdiri dari sejumlah item pernyataan yang terbagi menjadi empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Dalam penelitian ini tidak disediakan pilihan jawaban netral karena untuk meminimalisir kecenderungan subjek memilih jawaban netral.

Penilaian untuk setiap pilihan jawaban dibagi menjadi dua, yaitu item-item favorable dan item-item unfavorable. Pada kriteria skor untuk item-item favorable adalah 4 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 3 untuk pilihan jawaban Sesuai (S), 2 untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Pada kriteria skor untuk unfavorable adalah 1 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 2 untuk pilihan jawaban Sesuai (S), 3 untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 4 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS).

Penentuan jenisgaya kelekatan ini berdasarkan mean terbesar dari skor jawaban tiap-tiap gaya kelekatan. Skala pengukuran gaya kelekatan dalam penelitian ini menggunakan data nominal.

Tabel 1.Blueprint Skala Gaya Kelekatan Gaya kelekatan Aspek Proporsi item Total Favorable Unfavorable Kepercayaan 5 5 Aman Komunikasi 5 5 25% Alienasi 3 2 Kepercayaan 5 4 Takut - menghindar Komunikasi 4 4 25% Alienasi 4 4 Terpreokupasi Kepercayaan 5 4 25% Komunikasi 4 4 Alienasi 4 4 Menolak Kepercayaan 5 4 25% Komunikasi 4 4 Alienasi 4 4 Total 100%

2. Skala Konsep Diri

Konsep diri diukur dengan menggunakan Skala Konsep Diri yang disusun berdasarkan tiga dimensi (dalam Calhoun dan Acocella, 1995), yaitu: pengetahuan, harapan, dan penilaian. Skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala langsung berbentuk tertutup dengan model penskalaan Likert. Skala tersebut terdiri dari sejumlah item pernyataan yang terbagi menjadi empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Dalam penelitian ini tidak disediakan pilihan jawaban netral karena untuk meminimalisir kecenderungan subjek memilih jawaban netral.

Penilaian untuk setiap pilihan jawaban dibagi menjadi dua, yaitu item-item favorable dan item-item unfavorable. Pada kriteria skor untuk item-item favorable adalah 4 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 3 untuk pilihan jawaban Sesuai (S), 2 untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Pada kriteria skor untuk unfavorable adalah 1 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 2 untuk pilihan jawaban Sesuai (S), 3 untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 4 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 2.Blueprint Skala Konsep Diri

Atribut Proporsi item Total Favorable Unfavorable Pengetahuan 25 15 40% Harapan 15 15 30% Penialian 15 15 30% Total 100%

Dokumen terkait