• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Kategori Skala Ukur 1 Pengetahuan kemampuan seseorang untuk menjawab pertanyaan dari kuesioner yang diberi peneliti tentang anti nyeri baik

Kuesioner Angket Baik 75% Cukup 50%-75% Kurang 50 Ordinal Karakteristik berdasarkan umur Tingkat pendidikan Pengetahuan,sikap dan perilaku tentang obat anti nyeri

dosis,indikasi ,cara penggunaan dan efek samping obat anti nyeri

Sikap reaksi atau respon seseorang sebelum melakukan tindakan terhadap sesuatu yang dia ketahui tentang efek samping obat

kuesioner Angket Baik 75% Cukup 50%-75% Kurang 50 Ordinal Perilaku tindakan seseorang setelah ia mempunyai pengetahuan dan sikap terhadap efek samping obat

Kuesioner Angket Baik 75% Cukup 50%-75% Kurang 50 % Ordinal

Umur Usia responden saat diwawancara yang dihitung dari hari kelahiran sampai ulang tahun terakhir dengan kriteria usia diatas 22 tahun

Kuesioner Angket Dengan memakai skala pengukuran menurut Lefterova dan Getov (2004) yaitu : < 30 tahun 31-50 tahun > 50 tahun Rasio Tingkat pendidikan Jenjang pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh responden sampai ia memiliki ijazah Kuesioner angket a.Tidak tamat SD b.Tamat SD c.Tamat SMP d.Tamat SMA e.Tamat Perguruan tinggi Ordinal

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilakunya masyarakat tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual secara bebas baik di warung maupun di apotek. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional studi, yaitu melakukan pengamatan hanya dalam waktu satu saat atau hanya dalam satu kali pengamatan dengan menggunakan kuesioner.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai september 2013. 4.2.2 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Indrah Kasih, Kecamatan Medan Tembung.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di kelurahan Indrah Kasih Kecamatan Medan Tembung.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah masyarakat kelurahan Indra Kasih yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling yaitu sampel dipilih secara acak pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah (Sastroasmoro,2011)

Besarnya sampel yang akan diambil didalam penelitian ini agar dapat mewakili populasi ataupun sampel yaitu dihitung dengan menghitung besar sample untuk penelitian estimasi (Wahyuni, 2007)

Populasi finit (terbatas)

N.Z21-α/2.p.(1-p) n= —————————— (N-1)d2+ z21-α/2.p.(1-p)

Keterangan:

n = besar sampel minimum

Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu (1,96) p = harga proporsi di populasi (0,50)

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (10%) N = jumlah populasi (17.543)

Apbila diaplikasikasikan adalam rumus maka 17.543.(1,96)2.0,5.(1-0,5) n= —————————————— (17.543-1).(0,1)2+ (1,96)2.0,5.(1-0,5) 16848.2972 n= ———— 176.3904 n =95,5=100

4.3.3. Kriteria Inklusi dan eksklusi

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2011).

Pada Penelititan ini sampel yang diambil adalah penduduk kelurahan IndrahKasih yang memenuhi kriteria inklusi. kriteria inklusi adalah kriteria subjek penelitian pada populasi (Sastroasmoro et al. 2011).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain adalah : 1.Masyarakat kelurahan indra kasih kecamatan Medan tembung. 2.Masyarakat yang berumur diatas umur 22 tahun .

3. Ibu yang bersedia menjawab kuesioner

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian

(Sastroasmoro et al,2011).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Masyarakat yang tidak tinggal di kelurahan indrah kasih 2.Masyarakat yang berumur dibawah 22 tahun

3.ibu yang tidak bersedia menjawab kuesioner

4.4 Teknik Pengumpulan Data 4.4.1 Data primer

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penggumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang akan diisi oleh responden, sebelumnya peneliti akan memberikan penjelasan dan menanyakan kesediaan responden untuk mengisi kuesioner, selanjutnya peneliti menanyakan ketersediaan untuk menjadi responden dan meminta untuk menandatangani lembar persetujuan.

4.4.2 Instrument penelitian

Instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang akan di validasi. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada masyarakat yang mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel. Namun, diambil dari populasi yang berbeda,dibagi kepada 20 masyarakat Peneliti mengukur dengan memberikan pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan dan kuesioner ini akan di analisa menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) pada kuesioner pertama yang dibuat pada 20 orang.

Pertanyaan dapat dikatakan valid apabila pada saat uji validitas dilakukan mempunyai nilai r >0,5 dan nilai s <0,005. Dikatakan reliable jika nilai r>0.06. Informed consent diberikan bersaman dengan kuesioner untuk menjelaskan tujuan dilakukan penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh masyarakat yang mempunyai kriteria inklusi.

4.5 Pengolahan dan Analisis data 1. Pengolahan data

Data yang diterima diolah menggunakan langlah-langkah (Notoatmodjo, 2005) : a. Editing

Editing adalah memeriksa kueioner . Editing bertujuan untuk mengurangi kesalahan dan kekurangan yang ada dalam lembar pertanyaan yangsudah diselesaikan sampai sejauh mungkin. Peneliti memeriksa kembali kuisioner yang sudah diisi oleh

b. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden kedalam kategori-kategori. Dengan menandai masing-masing jawaban berupa angka-angka, kemudian dimasukan ke dalam lembar jawaban guna mempermudah membacanya.

c. Skoring

d. Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel semua jawaban yang sudah diberi skor dan dimasukan ke dalam tabel yang tersedia.

e. Entri data

Setelah data penelitian di peroleh, peneliti memasukkan data yang telah ditabulasi ke dalam komputer dengan menggunakan program komputer SPSS.

4.1 Uji Validitas dan Reliebel Variable Nomor pertanyaan Total person correlation Status Cronbach’s alpha Status

Pengetahuan 1 0,543 Valid 0,660 Reliable

2 0,464 Valid Reliable 3 0,604 Valid Reliable 4 0,522 Valid Reliable 5 0,687 Valid Reliable 6 0,460 Valid Reliable 7 0,570 Valid Reliable 8 0,581 Valid Reliable

Sikap 1 0,546 Valid 0,691 Reliable

2 0,000 Non valid Reliable

3 0,657 Valid Reliable

4 0,764 Valid Reliable

5 0,669 Valid Reliable

6 0,614 Valid Reliable

7 0,614 Valid Reliebel

Perilaku 1 0,964 Valid 0,963 Reliable

2 0,903 Valid Reliable

3 0,964 Valid Reliable

4 0,920 Valid Reliable

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.HASIL PENELITIAN 5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian

Kelurahan Indra Kasih merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Tembung berdasarkan luas geografisnya Kelurahan Indra Kasih memiliki luas wilayah sebesar 1,3 ha yang terbagi menjadi 13 lingkungan dengan letak sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatas dengan Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan

 Sebelah Selatan berbatas dengan Kelurahan Siderejo Kecamatan Medan Tembung

 Sebelah Timur berbaas dengan PTP Desa Sampali Kecamatan Percut Seituan

 Sebelah Barat berbatas dengan P.Brayan Darat 1 Kecamatan Medan Timur

Jumlah penduduk Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung sebanyak 17.543 jiwa dan terdiri dari 5328 kepala keluarga

5.1.2 Karakteristik Respoden

Penelitian dilakukan pada 100 responden yang merupakan masyarakat Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. Gambaran karakteristik yang diamati pada responden adalah umur dan tingkat pendidikan

5.1.2.1 Umur

Table 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur frekuensi % 22-30 38 38

31-50 41 41 >50 21 21

Total 100 100

Dari tabel 5.1 dapat dilihat jumlah kelompok responden paling banyak berada pada umur 31-50 sebanyak 41 orang, umur 22-30 tahun sebanyak 38 orang (38%), sedangkan kelompok paling sedikit berumur diatas 50 tahun yaitu sebanyak 21 orang (21 %).

5.1.2.2 Tingkat pendidikan.

Tabel 5.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah %

Tidak tamat SD 0 0 SD 14 14 SMP 12 12 SMA 51 51 PT/Akademi 23 23 Total 100 100

Dari tabel 5.2 kelompok responden paling banyak menurut tingkat pendidikan adalah SMA yaitu 51 orang (51%), PT/Akademi 23 orang (23%), SD sebanyak 14 orang (14%), sedangkan kelompok responden paling sedikit menurut tingkat pendidikan adalah tidak tamat sd (0 %) dan SMP sebanyak 12 orang (12 %)

5.1.3 Hasil Analisis Data

5.1.3.1 Gambaran pengetahuan

Pengetahuan responden mengenai obat anti nyeri parasetamol dan anti nyeri lainnya pada masyarakat Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung diukur menggunakan kuesioner yang berisi 8 pertanyaan. Kemudian pengetahuan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu : baik, cukup dan kurang.

Table 5.3 Distribusi Gambaran Pengetahuan Responden

Pengetahuan jumlah (orang) % Baik 52 52 Cukup 45 45 Kurang 3 3 Total 100 100

Dari tabel 5.3 didapati bahwa resoponden yang memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebanyak 52 orang (52%), tingkat

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Atas Pertanyaan Aspek Pengetahuan Responden Pertanyaan Bobot jawaban 0 1 2 3 4 N % N % N % N % N % 1. Ketika sakit 1 1 0 0 8 8 53 53 38 38

2. Fungsi anti nyeri 5 5 0 0 1 1 39 39 55 55 3. Kapan menggunakan obat 2 2 1 1 0 0 35 35 62 62 4. Cara pemakaian 38 38 2 2 0 0 1 1 59 59 5. Dosis obat 30 30 0 0 1 1 21 21 48 48 6. Waktu konsumsi obat 0 0 3 3 0 0 5 5 92 92

7. Efek samping obat 56 56 0 0 5 5 10 10 29 29 8. Jenis anti nyeri 7 7 0 0 5 5 21 21 67 67

Pertanyaan mengenai waktu konsumsi obat adalah pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh responden yaitu sebanyak 92 orang (92%) sedangkan untuk pertanyaan yang paling sedikit dijawab benar oleh responden adalah pertanyaan mengenai efek samping obat yaitu sebanyak 29 orang (29%)

5.1.3.2 Gambaran Sikap

Sikap responden mengenai obat anti nyeri parasetamol dan anti nyeri lainnya pada masyarakat Kelurahan Indra Kasih diukur menggunakan kuesioner yang berisi 6 pertanyaan. Sikap dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu: baik, cukup dan kurang.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi gambaran sikap responden

Sikap jumlah(orang) % Baik 63 63 Cukup 37 37 Kurang 0 0 Total 100 100

Dari tabel 5.5 didapati bahwa responden yang memiliki tingkat sikap yang baik yaitu sebanyak 63 orang (63%), tingkat sikap yang cukup sebanyak 37 orang (37%) dan tingkat sikap yang kurang 0 (0%).

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Atas pertanyaan Aspek Sikap Responden Pertanyaan Skor 1 2 N % N %

1. Sakit kepala saya akan ke

apotek 74 74 26 26

2. Obat yang bagus yang ada di

iklan 49 49 51 51

3. Anti nyeri sesuai jenis rasa

nyeri 12 12 88 88

4. Saya mengetahui efek samping , maka saya akan mengunakan dengan hati-hati

11 11 88 88

5. Obat A punya efek samping ,maka asaya akan menggunakan obat lain

17 17 83 83

6. Saya tidak akan menggunakan

obat 42 42 58 58

Pertanyaan mengenai antinyeri harus sesuai jenis nyerinya dan mengenai jika responden mengetahui efek samping maka akan mengunakan dengan hati-hati adalah pertanyaan yang paling banyak dijawab setuju oleh responden sebanyak 88 orang (88%), sedangkan pertanyaan yang paling sedikit dijawab benar oleh responden adalah ketika sakit kepala ia akan ke apotik sebanyak 26 orang (26%)

5.1.3.3 Gambaran perilaku

Perilaku responden mengenai obat anti nyeri parasetamol dan antinyeri lainnya pada masyarakat Kelurahan Indra Kasih diukur menggunakan kuesioner yang berisi 5 pertanyaan. kemudian, sikap dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu: baik,cukup dan kurang

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Responden

Perilaku N % Baik 75 75 Cukup 22 22 Kurang 3 3 Total 100 100

Dari tabel 5.7 didapati bahwa responden yang memiliki tingkat perilaku yang baik yaitu sebanyak 75 orang (75%), tingkat perilaku yang cukup sebanyak 22 orang (22%) dan tingkat perilaku yang kurang 3 (3%)

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Atas pertanyaan Aspek Perilaku Responden pertanyaan Skor 0 1 2 N % N % N %

Obat sesuai rasa nyeri 7 7 28 28 64 64

Memiliki sakit berhubungan

dengan lambung 0 0 26 26 74 74

Sakit kepala menggunakan

obat 4 4 11 11 85 85

Tempat membeli obat 0 0 35 35 65 65

Informasi obat yang cocok 0 0 57 57 43 43

Pertanyaan mengenai ketika responden sakit kepala akan menggunakan obat adalah pertanyaan yang paling dijawab benar oleh responden yaitu sebanyak 85 orang (85%) sedangkan untuk pertanyaan yang paling sedikit dijawab benar oleh responden adalah pertanyaan mengenai informasi obat yang cocok yaitu sebanyak 43 orang (43%)

5.1.4 Tabulasi silang

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur Responden

Umur

Pengetahuan

Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N %

22-30 21 40,4 15 33.3 2 66,7 38 38

31-50 26 50 15 33,3 0 0 41 41

>50 5 9,6 15 33,3 1 33.3 21 21

Totak 52 100 45 100 3 100 100 100

Dari tabel 5.9 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik paling banyak ditemukan pada responden berumur 31-50 sebanyak 26 orang (50%), tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang ditemukan pada semua kelompok umur yaitu sebanyak 15 orang (33%), dan tingkat pengetahuan kategori kurang banyak dijumpai pada responden berumur 22-30 tahun 2 orang (66,7%).

Tabel 5.10 tabulasi silang tingkat pengetahuan berdasarkan kelompok umur responden

Umur

Pengetahuan

Baik Cukup kurang Total

N % N % N % N %

22-30 21 55,3 15 39,5 2 5,3 38 100

31-50 26 63,4 15 36,6 0 0 41 100

>50 5 23,8 15 71,4 1 4,8 21 100

Total 52 52 45 45 3 3 100 100

Pengetahuan yang paling baik dijumpai pada kelompok usia 31-50 tahun yaitu sebanyak 26 orang (63,4%) dan sebaliknya tidak dijumpai responden dengan pengetahuan yang kurang. Pengetahuan yang cukup paling banyak dijumpai pada kelompok usia diatas 50 tahun yaitu sebanyak 15 orang (71,4%) sedangkan pengetahuan kurang paling banyak dijumpai pada kelompok usia 22-30 tahun sebanyak 2 orang (5,3%).

Tabel 5.11 Tabulasi Silang Tingkat Sikap Berdasarkan Umur Responden

Umur

Sikap

Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N % 22-30 22 34,9 16 43,2 0 0 38 41 38 31-50 31 49,2 10 27 0 0 41 >50 10 15,9 11 29,7 0 0 21 21 Total 63 100 37 100 0 0 100 100

Dari tabel 5.10 dapat dilihat bahwa tingkat sikap yang dikategorikan baik paling banyak ditemukan pada responden berumur 31-50 sebanyak 31 orang (49,2%) dan kategori yang cukup ditemukan pada responden berumur 22-30 tahun sebanyak 16 orang (43,2%).

Tabel 5.12 Tabulasi Silang Tingkat Sikap Berdasarkan Kelompok Umur Responden

Umur

Sikap Baik

Cukup Kurang Total

N % N % N % N %

22-30 22 57,9 16 42,1 0 0 38 100

31-50 31 75,6 10 24,4 0 0 41 100

>50 10 47,6 11 52,4 0 0 21 100

Sikap yang paling baik dijumpai pada kelompok usia 31-50 tahun yaitu sebanyak 31 orang (75,6%) dan sebaliknya tidak dijumpai responden dengan sikap yang kurang. Sikap yang cukup paling banyak dijumpai pada kelompok usia diatas 50 tahun yaitu sebanyak 11 orang (52,4%) sedangkan sikap kurang tidak dijumpai pada responden.

Tabel 5.13 Tabulasi Silang Tingkat perilaku Berdasarkan Umur Responden

Umur

Perilaku

Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N %

22-30 31 41,3 7 31,8 0 0 38 38

31-50 28 37,3 10 45,5 3 100 41 41

>50 16 21,3 5 22,7 0 0 21 21

Total 75 100 22 100 3 100 100 100

Dari tabel 5.13 dapat dilihat bahwa tingkat perilaku yang dikategorikan baik paling banyak ditemukan pada responden berumur 22-30 sebanyak 31 orang (41,3%), kategori sedang ditemukan pada responden berumur 31-50 sebanyak 10 orang (45,5%) dan kategori kurang pada responden berumur 31-50 sebanyak 3 orang (100%).

Tabel 5.14 Tabulasi Silang Tingkat Perilaku Berdasarkan Kelompok Umur Responden

Umur

Perilaku

Baik Cukup kurang Total

N % N % N % N %

22-30 31 81,6 7 18,4 0 0 38 100

31-50 28 68,3 10 24,4 3 7,3 41 100

>50 16 76,2 5 23,8 0 0 21 100

Total 75 75 22 22 3 3 100 100

Perilaku yang paling baik dijumpai pada kelompok usia 22-30 tahun yaitu sebanyak 31orang (81,6%) dan sebaliknya tidak dijumpai responden dengan perilaku yang kurang. Perilaku yang cukup paling banyak dijumpai pada kelompok usia 31-50 tahun yaitu sebanyak 10 orang (24,4%) sedangkan perilaku kurang paling banyak dijumpai pada kelompok usia 31-50 tahun sebanyak 3 orang (7,3%).

Tabel 5.15 Tabulasi Silang Tingkat pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan

Pengetahuan

Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N % Tidak tamat SD 0 0 0 0 0 0 0 0 SD 6 11,5 8 17,8 0 0% 14 14 SMP 3 5,8 8 17,8 1 33,3 12 12 SMA 30 57,7 21 46,7 0 0 51 51 Perguruan tinggi 13 25 8 17,8 2 66,7 23 23 Total 52 100 45 100 3 100 100 100

Dari tabel 5.15 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik paling banyak ditemukan pada responden dengan pendidikan SMA sebanyak 30 orang (57,7%), kategori cukup ditemukan pada responden dengan pendidikan SMA sebanyak 21 orang (46,7%) dan kategori kurang pada responden dengan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 2 orang (66,7%).

Tabel 5.16 Tabulasi Silang Tingkat pengetahuan Berdasarkan Kelompok Pendidikan

Tingkat pendidikan

Pengetahuan

Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N % Tidak tamat SD 0 0 0 0 0 0 0 100 SD 6 42,9 8 57,1 0 0 14 100 SMP 3 25 8 66,7 1 8,3 12 100 SMA 30 58,8 21 41,2 0 0 51 100 PT/Akademi 13 56,5 8 34,8 2 8,7 23 100 TOTAL 52 52 45 45 3 3 100 100

Pengetahuan yang dikategorikan paling baik dijumpai pada tingkat kelompok pendidikan SMA yaitu sebanyak 30 orang (58,8%) dan sebaliknya tidak dijumpai responden dengan pengetahuan yang kurang. Pengetahuan yang cukup paling banyak dijumpai pada tingkat kelompok pendidikan SMP yaitu sebanyak 8 orang (66,7%), sedangkan pengetahuan kurang paling banyak dijumpai pada tingkat kelompok pendidikan PT/Akademi sebanyak 2 orang (8,7%).

Tabel 5.17 Tabulasi Silang Tingkat sikap Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan

Sikap

Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N % Tidak tamat SD 0 0 0 0 0 0 0 0 SD 6 9,5 8 21,6 0 0 14 14 SMP 9 14,3 3 8,1 0 0 12 12 SMA 34 54 17 45,9 0 0 51 51 Perguruan tinggi 14 22,2 9 24,3 0 0 23 23 Total 63 100 37 100 0 0 100 100

Dari tabel l5.17 dapat dilihat bahwa tingkat sikap yang dikategorikan baik paling banyak ditemukan pada responden dengan pendidikan SMA sebanyak 34 orang (54%), kategori cukup ditemukan pada responden dengan pendidikan SMA sebanyak 17 orang (45,9%) dan kategori kurang pada responden sebanyak 0 orang (0%).

Tabel 5.18 Tabulasi Silang Tingkat sikap Berdasarkan kelompok Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan

Sikap

Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N % Tidak tamat SD 0 0 0 0 0 0 0 SD 6 42,9 8 57,1 0 0 14 100 SMP 9 75 3 25 0 0 12 100 SMA 34 66,7 17 33,3 0 0 51 100 PT/Akademi 14 60,9 9 39,1 0 0 23 100 TOTAL 63 63 37 37 0 0 100 100

Sikap yang dikategorikan paling baik dijumpai pada tingkat kelompok pendidikan SMA yaitu sebanyak 34 orang (66,7%) dan sebaliknya tidak dijumpai responden dengan tingkat sikap yang kurang yakni 0%. Sikap yang cukup paling banyak dijumpai pada tingkat kelompok pendidikan SD yaitu sebanyak 8 orang (57,1%), sedangkan sikap kurang tidak dijumpai pada responden

Tabel 5.19 Tabulasi Silang Tingkat Perilaku Berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan

Perilaku

Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N % Tidak tamat SD 0 0 0 0 0 0 0 0 SD 10 13,3 4 18,3 0 0 14 14 SMP 5 6,7 5 22,7 2 66,7 12 12 SMA 40 53,3 10 45,5 1 33,3 51 51 Perguruan tinggi 20 26,7 3 13,6 0 0 23 23 Total 75 100 22 100 3 100 100 100

Dari tabel 5.19 dpat dilihat bahwa tingkat perilaku yang dikategorikan baik paling banyak ditemukan pada responden dengan pendidikan SMA sebanyak 40 orang (53,3%), kategori cukup ditemukan pada responden dengan pendidikan SMA sebanyak 10 orang (45,5%) dan kategori kurang pada responden dengan pendidikan SMP sebanyak 2 orang (66,7%)

Tabel 5.20 Tabulasi Silang Tingkat Perilaku Berdasarkan kelompok tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan

Perilaku

Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N % Tidak tamat SD 0 0 0 0 0 0 0 0 SD 10 71,4 4 28,6 0 0 14 100 SMP 5 41,7 5 41,7 2 16,7 12 100 SMA 40 78,4 10 19,6 1 2 51 100 Perguruan tinggi 20 87 3 13 0 0 23 100 Total 75 100 22 100 3 3 100 100

Perilaku yang dikategorikan paling baik dijumpai pada tingkat kelompok pendidikan PT/Akademi yaitu sebanyak 20 orang (87%) dan sebaliknya tidak dijumpai responden dengan perilaku yang kurang. Perilaku yang cukup paling banyak dijumpai pada tingkat kelompok pendidikan SMP yaitu sebanyak 5 orang (41,7%), sedangkan perilaku kurang paling banyak dijumpai pada tingkat kelompok pendidikan SMP sebanyak 2 orang (16,7%).

5.1.4 Pembahasan

Rasa nyeri sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, jika rasa nyeri menganggu aktivitas maka ia akan mencoba mengobati dengan obat anti nyeri (Lelo, 2004). Anti nyeri merupakan salah satu obat yang banyak dijual bebas di apotek maupun di warung namun banyak masyarakat tidak mengetahui bahaya penggunaan anti nyeri. Hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian pada responden yang tinggal di Kelurahan Indra Kasih sebanyak 38 orang

lebih memilih berobat ke puskesmas atau ke praktek dokter ketika sakit dan 53 orang memilih pengobatan sendiri dengan obat bebas yang di jual di apotek maupun di warung.

Pada penelitian ini dijumpai jumlah responden berdasarkan umur dengan pengetahuan dengan kategori baik karena menjawab pertanyaan dengan benar (skor >24) sebanyak 52 orang, pengetahuan dengan kategori cukup dengan (skor >16) sebanyak 45 orang dan pengetahuan dengan kategori kurang (skor <16) sebanyak 3 orang seperti yang terdapat pada tabel 5.10. Tingkat pengetahuan yang baik menurut pengelompokan umur didapati pada responden dengan umur 22-30 tahun yaitu sebanyak 55,3,%,dan 31-50 yaitu sebanyak 63.4% dan diatas 50 yaitu sebanyak 23,8%. Menurut Notoatmodjo (2007), usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, Pada usia 20-30 seseorang akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan sosial serta lebih banyak mempersiapkan diri untuk menuju usia tua. Pada umur ini mereka lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca. Pada penelitian ini ternyata tidak sejalan dengan pernyataan literatur Notoatmodjo sebagaimana yang telah dikemukakan di atas ternyata pada responden 31-50 tahun yang berperan aktif dari umur lainnya.

Pada penelitian ini dijumpai jumlah responden yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan dengan kategori baik karena menjawab pertanyaan dengan benar (skor >24) sebanyak 52 orang, pendidikan dengan kategori cukup dengan (skor 16-23) sebanyak 45 orang dan pendidikan dengan kategori kurang (skor <16) sebanyak 3 orang seperti yang terdapat pada tabel 5.16, tingkat pengetahuan menurut pengelompokan pendidikan masing-masing tingkat pendidikan responden SD 42,9%, SMP 25%, SMA58,8% dan PT/Akademi 52%.

Dalam penelitian Syeima (2009), pemakaian anti nyeri banyak dilakukan pada responden yang berpendidikan rendah, hal ini mungkin karena banyaknya informasi dari iklan tv, baliho atau di warung-warung yang mudah diketahui oleh responden yang berpendidikan rendah.

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi, umur dan tingkat pendidikan. Semakin banyak dapat informasi dari keluarga, iklan maupun informasi dari membaca kemasan obat dapat mempengaruhi pengetahuam seseorang.

Dari 100 responden, ternyata 92 responden mengerti waktu untuk mengkonsumsi obat. Mereka mengerti bagaimana cara menggunakan obat anti nyeri dan tidak ada responden yang tidak tahu cara menggunakan obat anti nyeri tersebut. Sedangkan responden yang pengetahuanya tentang efek samping obat anti nyeri sangat sedikit yang menjawab benar yakni sebanyak 29% sehingga mereka perlu diberikan penyuluhan agar mereka dapat mengetahui efek samping obat. Pengetahuan responden yang rendah tersebut kemungkinan karena responden tidak membaca aturan pakai sebelum minum obat anti nyeri.

Pada penelitian ini dijumpai jumlah seluruh responden berdasarkan umur dengan sikap yang baik karena menjawab pertanyaan dengan benar (skor >10) sebanyak 63 orang, cukup dengan (skor 7-10) sebanyak 37 orang dan kurang (skor <7) sebanyak 0 orang seperti yang terdapat pada tabel 5.12. Tingkat sikap yang baik menurut pengelompokan umur didapati pada responden dengan umur 31-50 tahun yaitu sebanyak 75,6%,dan 22-30 yaitu sebanyak 57,9% dan diatas 50 yaitu sebanyak 47,6%.

Pada penelitian berdasarkan tingkat pendidikan dijumpai jumlah responden dengan kategori yang baik karena menjawab pertanyaan dengan benar (skor >10) sebanyak 63 orang, cukup dengan (skor 7-10) sebanyak 37

orang dan kurang (skor <7) sebanyak 0 orang seperti yang terdapat pada tabel 5.18, tingkat sikap menurut pengelompokan pendidikan masing-masing tingkat pendidikan responden SD 42,9%, SMP 75%, SMA 66,7 % dan PT/Akademi 60,9.

Dari tabel 5.6 dapat dilihat responden mengerti obat anti nyeri harus sesuai dengan rasa nyeri yaitu sebanyak 88 orang (88%). Dan 88 responden menjawab pertanyaan bahwa ia mengetahui jika obat mempunyai efek samping sehingga dia akan menggunakannya dengan hati-hati seperti yang ada pada tabel 5.6 akan tetapi jika kita lihat pada tabel 5.4 responden banyak yang tidak mengetahui efek samping obat, sehingga pengetahuan dan sikap tidak sinkron, dalam bersikap dia mengetahui efek samping obat tetapi dalam pengetahuan responden tidak mengetahui jenis efek samping obat tersebut.

Pada penelitian tingkat perilaku dijumpai jumlah seluruh responden berdasarkan umur dengan sikap yang baik karena menjawab pertanyaan dengan benar (skor >7) sebanyak 75 orang, cukup dengan (skor 5-7) sebanyak 22 orang dan kurang (skor <5) sebanyak 3 orang seperti yang terdapat pada tabel 5.14. Tingkat sikap yang baik menurut pengelompokan umur didapati responden dengan umur 31-50 tahun yaitu sebanyak 68,3%, dan 22-30 yaitu sebanyak 81,6% dan di atas 50 yaitu sebanyak 76,2%.

Pada penelitian berdasarkan tingkat pendidikan ini dijumpai jumlah responden dengan kategori baik karena menjawab pertanyaan dengan benar (skor >7) sebanyak 75 orang, cukup dengan (skor 5-7) sebanyak 22 orang dan kurang (skor <5) sebanyak 3 orang seperti yang terdapat pada tabel 5.20, tingkat perilaku yang baik menurut pengelompokan pendidikan masing-masing tingkat pendidikan responden SD 71,4%, SMP 41,7% , SMA78,4% dan PT/Akademi 87%.

Dari tabel 5.8 dapat diketahui bahwa 85 responden yang menjawab benar untuk menggunakan obat yang sesuai ketika sakit kepala, dan responden yang membeli obat di apotek 65 orang (65%), walaupun membeli obat di apotek kemungkinan responden mengkonsumsi obat bukan dari dokter. Dari 57 responden yang mengetahui obat anti nyeri yang akan dikonsumsinya dari tetangga, teman maupun iklan. Mereka mengkonsumsi obat hanya untuk menghilangkan rasa sakit,tetapi penyebab rasa sakit tidak diketahui. Misalnya penyebabnya hipertensi, obat anti nyeri tidak akan mengurangi nyeri efek yang ditimbulkan akibat hipertensi, tetap memperberat sakit kepala

Kelemahan dalam penelitian ini adalah dalam pengisian kuesioner banyak responden yang kurang percaya diri atas jawaban yang diberikan oleh

Dokumen terkait