• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Definisi Operasional

4. Permandian Alam Lewaja mempunyai jarak 6 km dari Ibu Kota Enrekang. Arah timur yang dapat di tempuh dalam waktu 15 menit.

5. Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Enrekang

1. Aspek Fisik Dasar

a. Letak Geografis dan Administrasi

Kabupaten Enrekang dengan ibu kota Kecamatan Enrekang terletak ± 235 Km sebelah utara Kota Mak assar, 12 kelurahan dan 96 Kelurahan dengan luas wilayah sebesar 1.786,01 km2 atau 2,83 % dari luas provinsi Sulawesi Selatan.

Wilayah Kabupaten Enrekang ini terletak antara 3014’36” sampai 3050’0” lintang Selatan dan antara 119040’53” sampai 12006’33 Bujur Timur.

Penetapan batas administrasi dalam ruang perencanaan menjadi batas kewenangan perencanaan, namun bukan menjadi batas absolute yang membatasi fungsi dan peran satu kawasan berkembang melampaui batas-batas wilayah administrasinya.

Nilai nilai potensi, keunikan dan keunggulan local snantiasa menjadi dasar referensi mengapa satu kawasan tidak di rencanakan berdasarkan batas administrasinya tetapi lebih kepada batas batas yang mencerminkan batas pengaruh dari peran dan fungsi yang diemban satu wilayah. Adapun batas batas administrasi Kabupaten yaitu :

1) Sebelah Utara : Kabupaten Tanah Toraja;

2) Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Sidrap;

3) Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap;

4) Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang.

Secara administrasi wilayah Kabupaten Enrekang Terdiri atas 12 Kecamtan dengan 129 Kelurahan/Kelurahan yang memiliki luas yang berbeda beda. Kecamtan yang terluas adalah Maiwa dan Kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Alla, secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kelurahan/Desa di Kabupaten Enrekang Tahun 2019

NO Kecamatan Luas(KM2) % Jumlah Kelurahan

1. Maiwa 392,87 21,99 22

2. Bungin 236,84 13,26 66

3. Enrekang 291,19 13,30 18

4. Cendana 91,01 5,10 7

5. Baraka 159,15 8,91 15

6. Buntu batu 126,65 7,09 8 7. Anggeraja 125,34 7,02 15

8. Malua 40,36 2,26 8

9. Alla 34,66 1,94 8

10. Curio 178,51 9,99 11

11. Masalle 68,35 3,83 6

12 Baroko 41,08 2,30 5

Jumlah 1786,01 100 129

Sumber :BPS Kabupaten Enrekang Tahun 2020

b. Topografi

Kabupaten Enrekang merupakan Wilayah yang berada pada daerah ke optimalan, pada umumnya mempunyai wilayah topografi yang bervariasi berupa berbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ke Optimalan 47-3.293 mdpl serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan topografi wilayah di dominasi oleh bukit-bukit/ gunung-gunung yaitu sekitar 84,96 persen dari luas wilayah Kabupaten Enrekang adalah Bervariasi dari datar hingga curam. Keadaan wilayah berdasarkan kelerengan di sajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Keadaan Wilayah Kabupaten Enrekang Menurut tingkat Kelerengan 2019

Tingkat Kelerengan

Kriteria Luas (Ha) Presentase(%)

0-2 Datar 13.841 7,71

2-15 Landai 12.758 7,11

15-40 Agak curam 75.175 41,90

>40 Curam 76.295 42,52

Jumlah 179.420 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Enrekang,Tahun 2020 c. Klimatoligi

Kondisi Iklim Wilyah Kabupaten Enrekang dan sekitarnya secara umum ditandai jumlah dari hujan dan curah hujan yang relatif optimal dan sangat di pengaruhi oleh angina musim. Pada dasarnya angina musim di Kabupaten Enrekang di pengaruhi oleh letak geografis wilayah yang merupakan Daerah pengunungan dan hampir sama dengan musim yang ada pada

terjadi pada bulan September-oktober kurang optimalkan musim kemarau yag terjadi pada bulan Aguatus–september .untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3

jumlah curah hujan dan hari hujan menurut bulan di Kabupaten Enrekang tahun 2019

N0 Bulan Curah hujan Hari Hujan

1. Januari 1.813,5 180

2. Februari 1.688 155

3. Maret 1.806 168

4. April 1.555,5 181

5. Mey 3.765,1 239

6. Juni 3,271 258

7. Juli 1.849 166

8. Agustus 1.476,4 133

9. September 1.357 111

10 Oktober 1.491 159

11. November 2.520,5 170

12 Desember 1.706,9 154

Sumber :BPS Kabupaten Enrekang Tahun 2020 d. Hidrologi

Hidrologi di Kabupaten Enrekang hampir sama dengan hidrolgi yang ada pada daerah lain di Provinsi SULAWESI Selatan yaitu berasal dariair PDAM.sumur galian maupun sumur dengan kedalaman 2-10 meter di mana jumlah debir airnya tergantung dari musim. Di Kecamtan Alla, Anggeraja, Malua, Baraka, Buntu Batu, Curio Enrekang saat ini menggunakan sumber mata air berupa air PDAM, Sumur galian maupuan sumur bor, Kurang Optimalkan untuk Kecamtan Maiwa,Bungin, Cendana, Masallae dan Baroko hanya menggunakan sumber

B. Gambaran Umum Kecamatan Enrekang 1. Aspek Fisik Dasar

a. Letak Geografis dan Administrasi

Kecamatan Enrekang berada di ibu kota Enrekang. Pusat dari segala kegiatan, baik kegiatan kemasyaraktan, pemerintah maupun dalam pembangunan. Kecamatan Enrekang memiliki luas 291,19 km2 yang terbagi dalam 6 kelurahan dan 12 Desa dengan jumlah dengan jumlah penduduk 37,188 . dengan batas batas administrasin sebagai berikut :

1) sebelah Utara : Kecamatan Anggeraja 2) Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang 3) Sebelah Timur : Kecamatan Maiwa 4) Sebelah Selatan : Kecamatan Cendana

Tabel 4.4 Luas,Jarak, Keluarahan Kecamatan Enrekang dapat di lihat pada tabel 4.4 berikut :

No Kelurahan/kelurahan Luas

1. Leoran 11,22 km2

2. Galonta 6,40 km2

3 Juppandang 11,65 km2

4. Lewaja 7,72km2

5. Utra 8,75km2

6. Pusseran 5,50 km2

Sumber : BPS Kabupaten Enrekang, tahun 2020

Gambar 4.2 Peta Administarsi Kecamatan Enrekang

b. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Keadaan iklim di Kecamatan Enrekang termasuk beriklim Tropis basah, di mana curah hujan rata-rata pertahun 1052/6,5 hari hujan. Suhu udara maksimum 350c dan suhu udara minimum 150c.

c. Hidrologi

Berdasarkan data yang ada bahwa kelengkapan data hidrologi meliputi penelitian adalah berupa air ledeng. Mata air tanah dan sungai serta air sumur dengan kedalaman 5-10 meter di mana jumlah debit airnya tergantung dari musing. Keadaan air tanah demikian cukup baik bila dimanfaatkan sebagai konsumsi untuk air bersih akan tetapi perlu di batasi penggunaannya.

Adapun air penduduk di pengembangan kawasan industri berbasis agribisnis di asumsikan bahwa satu orang penggunaan airnya dalam sehari adalah 60 liter/hari.

d. Penggunaan Lahan

Kota Enrekang adalah 178.601 hektar (1.786,01 km) yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu lahan pertanian dan lahan bukan lahan pertanian. Lahan pertanian itu terbagai menjadi sawah, tegal/kebun, lading/huma. Hutan Rakyat Padang Rumput,sementara tidak di usahakan dan lainnya( tambak, kolam, empang hutan Negara) kurang optimalkan untuk lahan

bukan pertanian misalnya seperti lahan yang di gunakan untuk rumah, rawa-rawa, jalanan dan lainnya.

C. Profil Permandian Alam lewaja

Salah satu obyek wisata yang paling banyak diminati oleh para wisatawan domestik adalah Permandian Alam lewaja yang terletak di Kabupaten Enrekang. Permandian Alam Lewaja berjarak 5 (lima) kilometer dari ibu kota Kabupaten Enrekang yang bisa ditempuh dalam waktu 10-15 menit. Memasuki kawasan Permandian Alam Lewaja, terdapat kolam renang yang sumber airnya berasal dari pegunungan di sekitar lokasi tersebut. Kawasan Permandian Alam Lewaja ini dikelilingi oleh vegetasi pegunungan yang hijau.

Permandian Alam Lewaja juga menyuguhkan obyek wisata lain yang tidak kalah bagusnya yakni Air Terjun Lewaja.

Air Terjun ini pun sering dikunjungi oleh para wisatawan umumnya anak-anak muda, untuk mencapai kawasan air terjun kita harus melalui jalan setapak kurang lebih 300 (tiga ratus) meter dari kolam renang. Yang mana di sisi kanan jalan setapak adalah bukit dan di sisi kirinya lembah atau jurang sehingga pengunjung harus ekstra hati-hati jika melewati jalan ini karena selain sempit sering kali juga jalanan licin. Pemandangan alam yang ditawarkan oleh Permandian Alam lewaja tentu saja sangat menarik minat wisatawan domestik, sehingga tidak salah jika obyek wisata ini menjadi sasaran

cukup terjangkau, untuk pengunjung dewasa cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 15000 (lima belas ribuh) dan Rp 10000 (sepuluh ribuh) untuk anak-anak dan pengunjung pun bisa menikmati semua fasilitas yang tersedia.

1. Potensi Wisata Alam Lewaja

Kabupaten Enrekang memiliki keragaman potensi daya tarik wisata,yang baik potensi sumber daya alam berupa gua, air terjun, sungai, maupun potensi kesenian, sejarah dan budaya, serta kehidupan masyarakatnya. Dari sekian banyak aktifitas wisata yang dijumpai di Kabupaten Enrekang, yang menarik perhatian adalah wisata alam berikut budaya masyarakat yang masih tetap dipertahankan sampai saat ini. Akan tetapi pemerintah tetap berusaha untuk menjadikan Pariwisata Alam Lewaja sebagai ikon Kabupaten Enrekang yang dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Enrekang. Pengambangan keanekaragaman daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Enrekang dalam hal ini Pariwisata Alam Lewaja disesuaikan dengan kondisi Aktual Daya Tarik (DTW) wisata yang akan dikembangkan. Pengembangan berdasarkan kondisi aktual daya tarik wisata ini penting karena tidak semua Daya Tarik Wisata dapat dikembangkan dengan cara yang sama dan perlu dilakukan pemilahan. Umumnya kondisi tersebut terbagi kedalam 3 (tiga) jenis pengembangan, yaitu:

a. Pengembangan Daya Tarik Wisata Potensial

Pengembangan Daya Tarik Wisata Potensial adalah Mengembangkan sesuatu yang baru, artinya mengembangkan

suatu daya tarik wisata yang berpotensi wisata dan sama sekali belum dikelola. Teknik perencanaan pengembangan yang perlu dilakukan adalah

1) inventrarisasi Potensi Produk (Penelitian terhadap Komponen pariwisata

2) inventari pasar ( penilaiyan terhadap permintaan pasar) b. Pengembangan DTW Aktual Berpotensi Rendah Menurun

Pengembangan Daya Tarik Wisata Aktual Berpotensi Rendah atau Menurun adalah Mengembangkan daya tarik wisata yang sudah tertinggal menjadi baru atau menjadi lebih baik, artinya mengembangkan daya tarik wisata yang telah mengalami penurunan kualitas (rendahnya pengunjung, atau tidak sesuai dengan trend) agar diminati kembali oleh pengunjung/wisatawan. Teknik perencanaan pengembangan yang perlu dilakukan adalah :

1) Pengembangan Produk dan Pasar.

2) Peningkatan Strategi Pemasaran.

3) Perbaikan Kualitas Pengelolaan.

c. Pengembangan DTW Aktual Berpotensi Baik/Cukup

Pengembangan Daya Tarik Wisata Aktual Berpotensi Baik atau Cukup adalah Mengembangkan yang sudah ada menjadi lebih baik, artinya mengembangkan daya tarik wisata

aktual, sudah dikelola namun memerlukan peningkatan kualitas dan kuantitas untuk tetap bertahan. Teknik perencanaan pengembangan yang perlu dilakukan adalah : 1) Evaluasi Posisi Produk.

2) Evaluasi Kecenderungan Pasar.

3) Evaluasi Pesaing.

Kecamatan Enrekang merupakan ibukota Kabupaten Enrekang sehingga sebahagian besar pelayanan kepariwisataan terdapat di kecamatan ini termasuk daya tarik wisata alam Lewaja yang kondisinya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5

Kondisi Aktual Daya Tarik Wisata Alam Lewaja di Kecamatan Enrekang

No Nama DTW

Lokasi Kondisi Aktual

1 Air terjun lewaja Lewaja Potensial

2 Kolam renang lewaja Lewaja Menurun

Sumber : Data Olahan, 2009 Dishubinbudpar

D. Aspek Kependudukan

Kelurahan Lewaja termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan kelurahan lewaja Kabuapten Enrekang. Luas kelurahan lewaja sebesar 7,72 km2 Jumlah penduduk di kelurahan Lewaja sebanyak 1.450 jiwa, penduduk laki-laki 721 jiwa, pendududk perempuan 729 jiwa.

Tabel 4.6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Lewaja Tahun 2019

Jenis Kelamin

Jumlah Rasio Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4)

721 729 1.450 9

Sumber : BPS Kabupaten Enrekang 2020

E. Infrastruktur

a. Sarana dasar pariwisata

Ketersediaannya sarana menjadi bagian dasar untuk menunjang suatu kegiatan pariwisata. Adapun tujuannya yaitu untuk memudahkan proses kegiatan pariwisata sehingga dapat berjalan dengan lancar. Sarana yang ada di suatu tempat wisata di nilai bukan hanya dari segi kuantitas atau jumlahnya saja tetapi juga di nilai dari segi kualitasnya.

1) Toilet

Adapun sarana yang di sediakan di tempat wisata namun ketersediaan toilet di kawasan wisata secara kuantitasnya masih di nilai kurang bersih. Toilet dapat di lihat pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Kondisi Toilet Permandian Alam Lewaja (Sumber : Survei Lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

2) Area Parkir

Ketersediaan sarana Selanjutnya yang ada di lokasi wisata yaitu area parkir. Dari segi kuantitas area parkir di lokasi wisata yang di sediakan parkiran yang luas dan baik, gambar Area parkir dapat di lihat pada gambar 4.5

Gambar 4.5 Area Parkir Permandian Alam Lewaja (Sumber : Survei Lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

3) Wahana air

Ketersediaan sarana Selanjutnya yang ada di lokasi wisata yaitu wahana air. Dari segi kuantitasnya wahana air yang di lokasi wisata kurang baik. Karena kurang terawat. Wahana air dapat di lihat pada gambar 4.6

Gambar 4.6 Wahana Air Permandian Alam Lewaja (Sumber : Survei Lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

4) Gazebo

Gazebo di wisata permandian alam lewaja Enrekang memiliki 4 gazebo, gazebo ini juga belum rapuh tetapi, Kurang terawat dan tidak bersih. Gazebo dapat di lihat pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Gazebo Permandian Alam Lewaja

(Sumber : Survei Lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

5) Ruang Penonton

Ruang penonton di gunankan untuk istirahat. kondisi ruang penonton ini bersih dan cukup memadai. Ruang penonton dapat di lihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Ruang Penonton Permandian AlamLewaja

(sumber : Survei lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

6) Restoran

Restoran yang ada di wisata permandian Alam Lewaja dapat di gunakan pengunjung untuk makan baik makanan yang di bawah sendiri maupuan yang di beli di sana, dari segi fasilitas nyaman untuk di gunakan tetapi masih terdapat sampah yang berserakan. Restoran dapat di lihat pada gambar 4.9

Gambar 4.9 Restoran Permandian AlamLewaja

(sumber : Survei lapangan Tahun 2020, KelurahanLewaja) 7) Tempat Pembuangansampah

Tempat sampah ini sudah lumayan banyak di sediakan di wisata Permandian Alam Lewaja. Tetapi tetap saja banyak wisatawan yang kurang sadar wisata, membuang sampah sembarangan. Tempat sampah dapat dilihat pada Gambar 4.10

Gambar 4.10 Tempat Sampah Permandian AlamLewaja

(sumber : Survei lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

8) Kamar ganti

Kamar ganti di gunakan pengunjung untuk mengganti sebelum dan sesudah berenang, kondisi kamar ganti terlihat bersih . Kamar ganti dapat di lihat pada gambar 4.11

Gambar 4.11 Kamar Ganti Permandian Alam Lewaja (sumber : Survei lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

9) Lapangan Futsal

Di wisata Permandian Lewaja juga menyiapkan Lapangan Fustal dapat di gunakan pengunjung Wisata.

kondisi lapangan futsal bersih dan nyaman. Lapangan Futsal dapat di lihat pada gambar 4.12

Gambar 4.12 Lapangan Futsal Permandian Lewaja

(sumber : Survei lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja )

10) Kolam Renang

Dimana untuk Permandian Alam Lewaja yang membuat tertarik yaitu permandian ini telah disediakan kolam renang untuk anak-anak dan kolam renang untuk dewasa dengan wahananya masing-masing yang membuat para pengunjung menikmati bermain air di tempat ini. Kondisi kolam renang cukup baik, Kolam Renang dapat di lihat Pada Gambar 4.13

Gambar 4.13 Kolam Renang Permandian Lewaja

(sumber : Survei lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

11) Air Terjun Lewaja

Air Terjun Lewaja membutuhkan 6 Km dari pusat kota Enrekang dan jika kita lewat ke arah timur kita bisa mendapatkan tempat ini dengan sekitar 15 menit waktu perjalanan. Perjalanan ke Lewaja tidak mungkin tanpa hambatan, tetapi kamu perlu perawatan ekstra, karena jalan menuju air terjun cukup menantang. Kamu akan melewati sebuah kompleks gunung, yang berjarak sekitar 1 km dari pemandian (kolam renang), kamu akan melihat bukit yang indah. Kamu juga akan melihat cukup lembah dan jurang yang mmengharuskan untuk berhati-hati karena jalannya sempit dan terkadang licin.

Air terjun dapat di lihat pada gambar 4.14

Gambar 4.14 Air Terjun Permandian Alam Lewaja

(sumber : Survei lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

b. Prasarana Pariwisata

Selain sarana peranan prasarana juga sangat penting dalam menunjang kegiatan pariwisata. Hal ini tak terlepas dari hakikatnya bahwa prasarana dasar pariwisata merupakan segala sesuatu yang dipakai sebagai alat penunjang dalam mencapai maksud dan tujuan agar terselenggaranya kegiatan pariwisata. Objek wisata alam Lewaja ini terletak jauh dari pusat kota Enrekang, oleh karena itu jalan menuju beberapa objek wisata ini masih ada yang kurang baik, misalnya saja jalan menuju objek wisata permandian alam Lewaja yang aspalnya berlubang. Hal ini tentu saja sangat mengganggu.

1) Jaringan jalan

Dalam perencanaan pengembangan objek wisata di Kecamatan Enrekang khususnya di kawasan Permandian Alam Lewaja, kemudahan aksebilitas yang menyangkut kondisi prasarana jalan memainkan peranan yang penting di dalam memudahkan kunjungan pada suatu lokasi objek yang menjadi tujuan wisata. Secara keseluruhan jalan di kawasan Permandian Alam Lewaja banyak

megalami kerusakan. Dapat di lihat pada gambar 4.15

Gambar 4.15 Jaringan Jalan Permandian Lewaja

(sumber : Survei lapangan Tahun 2020, Kelurahan Lewaja)

F. Pembahasan

1. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang

a. Analisis chi-square

1. Pengaruh Daya Tarik Wisata (X1) terhadap Pengembangan Pariwisata

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variable X1

dan Y Maka di gunakan metode Analisis chi Square.

Berdasarkan hasil kuesioner dengan Pengunjung di Wisata Permandian Alam Lewaja, Hasil Rekap Kuesioner kemudian di masukkan pada tabel chi Square. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Analisis Pengaruh Daya Tarik Wisata (X1) terhadap Pengembangan Pariwisata (Y)

X FH x2

Y 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 10 5 0 20 3 17 0 16,33 8,47 0 24,8

2 5 75 0 80 12 68 0 4,083 0,72 0 76,082

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 85 0 100

101,62

Db (3-1)(3-1) 4

x² Tabel 9,49

Kesimpulan Ada

Pengaruh Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

Berdasarkan hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa Pengetahuan Penerapan Teknologi berpengaruh terhadap Daya Tarik Wisata. Untuk mengukur tingkat pengaruh Pengetahuan Penerapan Teknologi terhadap Daya Tarik Wisata , maka dilakukan uji kontingensi, dimana

Diketahui bahwa hasil uji kontingensi adalah 0,71 atau kuat.

(Suwantoro 1997,19). Daya tarik wisata merupakan faktor penarik dari kunjungan wisatawan. Daya tarik yang dikelola secara profesional baik dapat menarik wisatawan untuk datang. Berdasarkan hasil analisis di atas pengaruh daya tarik terhadap pengembangan Wisata Alam Lewaja memiliki hubungan yang kuat yang artinya dalam pengembangan

2. Pengaruh Sarana Penunjang Wisata (X2) Terhadap Pengembangan Pariwisata

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variable X2 dan Y Maka di gunakan metode Analisis chi Square. Berdasarkan hasil kuesioner dengan Pengunjung di Wisata Permandian Alam Lewaja, Hasil Rekap Kuesioner kemudian di masukkan pada tabel chi Square. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Analisis Pengaruh Sarana Penunjang Wisata (X2) terhadap Pengembangan Pariwisata (Y)

X FH x2

Y 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 5 5 0 10 1,5 0,11 0 8,166 217,38 0 225,54

2 10 80 0 90 13,5 77,35 0 0,91 0,09 0 1

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 85 0 100

226,54

Db (3-1)(3-1) 4

x² Tabel 9,49

Kesimpulan Ada

Pengaruh

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

Berdasarkan hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa Pengetahuan Penerapan Teknologi berpengaruh terhadap Sarana Penunjang Wisata. Untuk mengukur tingkat pengaruh Pengetahuan Penerapan Teknologi terhadap Sarana Penunjang Wisata, maka dilakukan uji kontingensi, dimana

Diketahui bahwa hasil uji kontingensi adalah 1,14 atau Sangat Kuat. Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan wisata perlu perlu disediakan fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejak berangkat dari tempat tinggal wisatawan selama berada di destinasi wisata, maupun pada saat wisatawan kembali ke tempat semula. (Hermawan, 2017). Berdasarkan hasil analisis di atas pengaruh sarana penunjang wisata terhadap pengembangan Wisata Alam Lewaja memiliki hubungan yang kuat yang artinya dalam pengembangan Pariwisata harus memiliki sarana yang lengkap dan nyaman bersih, demi kenyamanan pengunjung.

3. Pengaruh Keamanan Dan Kenyamanan (X3)Terhadap Pengembangan Pariwisata

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variable X3 dan Y Maka di gunakan metode Analisis chi Square. Berdasarkan hasil kuesioner dengan Pengunjung di Wisata Permandian Alam Lewaja, Hasil Rekap Kuesioner kemudian di masukkan pada tabel chi Square. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9 Keamanan dan Kenyamanan (X3) terhadap Pengembangan Pariwisata (Y)

X FH x2

Y 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 10 15 0 25 3,75 21,25 0 10,41 1,83 0 12,29

2 5 65 0 70 10,5 59,5 0 2,88 0,51 0 3,39

3 0 0 0 5 0,75 4,25 0 0 0 0

15 85 0 100

15,68

Db (3-1)(3-1) 4

x² Tabel 9,49

Kesimpulan Tidak ada

pengaruh Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

Berdasarkan hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa Pengetahuan Penerapan Teknologi berpengaruh terhadap Keamanan dan Kenyamanan Untuk mengukur tingkat pengaruh Pengetahuan Penerapan Teknologi terhadap Keamanan dan Kenyamanan, maka dilakukan uji kontingensi, dimana

Diketahui bahwa hasil uji kontingensi adalah 0,37 atau Lemah.

Keamanan dan Kenyamanan sangat pentinglah penting alasan tersebut karena jika objek wisata tidak aman dan nyaman dapat merugikan wisatawan itu sendiri baik fisik maupun finasial (Mahagangga, et al. 2013: 97). Berdasrkan tinjauan langsung ke lokasi Wisata Alam Lewaja pengunjung

tidak merasa aman dan nyaman karena tidak adanya penjaga tempat penitipan barang.

4. Pengaruh Informasi dan Promosi (X4)Terhadap Pengembangan Pariwisata

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variable X4 dan Y Maka di gunakan metode Analisis chi Square. Berdasarkan hasil kuesioner dengan informasi dan promosi terhadap pariwisata di Wisata Permandian Alam Lewaja, Hasil Rekap Kuesioner kemudian di masukkan pada tabel chi Square. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Informasi dan Promosi (X4) terhadap Pengembangan Pariwisata (Y)

X FH x2

Y 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 5 5 0 10 1,5 8,5 0 8,17 14,41 0 22,58

2 10 80 0 90 0,01 76,5 0 9,98 1,22 0 11,2

3 0 0 0 0 0 0 0 0

15 85 0 100

33,78

Db (3-1)(3-1) 4

x² Tabel 9,49

Kesimpulan tidak ada

Pengaru h Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

Berdasarkan hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa Pengetahuan Penerapan Teknologi berpengaruh terhadap Informasi dan Promosi Untuk mengukur tingkat pengaruh

Pengetahuan Penerapan Teknologi terhadap Keamanan dan Kenyamanan, maka dilakukan uji kontingensi, dimana

Diketahui bahwa hasil uji kontingensi adalah 0,50 atau Sedang. Informasi dan Promosi Dalam konsep besar pemasaran, khususnya produk wisata, media sosial memduduki segala faktor determinan dalam pemasaran pariwisata. Untuk meningkatkan kepariewisataan perlu dilakukan kegiatan informasi dan promosi pariwisata guna menarik pariwisata dalam hal ini promosi bisa dalam bentuk, media cetak, media online, dan website dinaspariwisata guna menarik wisatawan dalam negeri maupun luas negeri.

(Trihayuningtyas et al., 2018)

Berdasarkan hasil analisis di atas terdapat pengaruh Informasi dan Promosi penunjang wisata terhadap pengembangan Wisata Alam Lewaja, tetapi pengaruhnya lemah oleh karena itu, untuk meningkatkan daya tarik pengunjung pengelola Wisata Alam Lewaja harus mempromosikan Permandian Alam Lewaja dengan mengikuti tren yang ada.

5. Pengaruh Aksesibilitas (X5) Terhadap Pengembangan Pariwisata

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variable X5 dan Y Maka di gunakan metode Analisis chi Square. Berdasarkan hasil kuesioner dengan Pengunjung di Wisata Permandian Alam Lewaja, Hasil Rekap Kuesioner kemudian di masukkan pada tabel chi Square. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11 Aksesibilitas (X5) terhadap Pengembangan Pariwisata (Y)

X FH x2

Y 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 80 0 92 13,8 7,82 0,23 0,23 666,23 0 666,46

3 3 5 0 8 1,2 7,8 2,7 0,27 1,00 0 1,27

15 85 0 100

667,73

Db (3-1)(3-1) 4

x² Tabel 9,49

Kesimpulan Tidak ada

pengaruh Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

Berdasarkan hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa Pengetahuan Penerapan Teknologi berpengaruh terhadap Aksesibilitas Untuk mengukur tingkat pengaruh Pengetahuan Penerapan Teknologi terhadap Keamanan dan Kenyamanan, maka dilakukan uji kontingensi, dimana

Diketahui bahwa hasil uji kontingensi adalah 0,14 atau sangat lemah. Aksesibilitas berasal dari kata akses yang merupakan terjemahan dari kata access dalam bahasa inggris yang berarti jalan masuk, sedangkan aksesibilitas yang berasal dari kata accessibility yang terjemahannya menjadi hal yang dapat masuk atau mudah dijangkau/dicapai (Echols dan Shadily, 2005).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan potensi pariwisata di suatu wilayah ialah aksesibilitas. Dalam potensi sektor pariwisata aksesibilitas secara lebih khusus di artikan sebagai kemudahan dalam menjangkau destinasi wisata yang akan di tuju, berdasarkan tinjauan langsung di lokasi penelitian bahwa aksesibilitas menuju wisata Permandian Alam Lewaja Kurang baik.

Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Chi-Square antara variabel X dan Y

No Variabel Pengaruh X2 Uji

Kontingensi Kesimpulan 1. Daya Tarik

Wisata (X1)

Ada Pengaruh

101,62 0,71 Pengaruh

Kuat

2. Sarana

Penunjang Wisata (X2)

Ada Pengaruh

226,54 1,14 Pengaruh

Kuat 3. Keamanan dan

Kenyamanan (X3)

Tidak ada Pengrauh

15,68 0,37 Pengaruh

Lemah 4. Informasi dan

promosi (X4)

Tidak Ada Pengaruh

33,78 0,15 Pengaruh

Sangat Lemah 5. Aksesibilitas

(X5)

Tidak ada Pengrauh

666,73 0,14 Pengaruh

Sangat Lemah

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 Variabel X, terdapat 2 Variabel yang ada pengaruh terhadap Pengembangan Pariwisata (Y), yaitu Variabel Daya Tarik Wisata (X1) dan Sarana Penunjang Wisata(X2) , Sedangkan Variabel yang tidak ada pengaruh terhadap Pengembangan Pariwisata (Y) yaitu Variabel Keamanan dan Kenyaman (X3) Informasi dan Promosi (X4) dan Aksesibilitas (X5).

2. Analisis Strategi Pengembangan Wisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang

a. Analisis SWOT

1) Internal Strategy Factor Analysis (IFAS)

Tabel 4.13 Matriks Internal Strategy Factor Analysis (IFAS)

No Kekuatan SP K Sp x K Bobot

1. Daya Tarik Wisata 16 4 64 0,57

2. Sarana Penunjang wisata 12 4 48 4,42

Jumlah 4 112 4,99

No. Kelemahan SP K Sp x K Bobot

1. Keamanan dan Kenyamanan 12 4 48 0,3

2. Informasi dan Promosi 16 4 64 0,4

3. Aksesibilitas 12 4 48 0,3

Jumlah 160 1

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

Tabel 4.14 Matriks Nilai Skor Internal Strategy Factor Analysis (IFAS) No Kekuatan Bobot Rating (1-4) Skor

1. Daya Tarik Wisata 0,57 4 2,28

2. Sarana Penunjang 4,42 3 1,08

Dokumen terkait