• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PERMANDIAN ALAM LEWAJA DI KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PERMANDIAN ALAM LEWAJA DI KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PERMANDIAN ALAM LEWAJA DI

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Oleh:

FEBI ANWAR NIM. 45 16 042 025

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2020

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PERMANDIAN ALAM LEWAJA DI

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)

Oleh:

FEBI ANWAR NIM. 45 16 042 025

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2020

(3)
(4)

HALAMAN PENERIMAAN

Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar, Nomor : A.529/SK/FT/UNIBOS/X/2020 Pada Tanggal 19 Oktober 2020 Tentang panitia dan penguji tugas akhir mahasiswa jurusan perencanaan wilayah dan kota, Maka :=

Pada Hari/Tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020 Skripsi Atas Nama : Febi Anwar

Nomor Pokok : 4516042025

Telah diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Sarjana Negara Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar, telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi Sarjana Negara dan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Negara Jenjang Strata Satu (S–1), pada Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.

TIM PENGUJI

Ketua

: Dr. Ir. Syafri, M.Si ………

Sekertaris

: Ilham Yahya, ST .,MSP ………

Anggota

: 1. Dr. Ir. Syahriar Tato, MS. MH ………

2. Ir. Hj. Rahmawati Rahman, M.Si ………...

DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

KETUA JURUSAN

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Febi Anwar

Nim : 45 16 042 025

Program Studi : Perencanaan Wilayah dan Kota

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis/

ajukan ini benar-benar karya saya sendiri, dengan arahan komisi pembimbing dan bukan merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebahagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima segala konsekuensi / sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 21 Oktober 2020 Yang Menyatakan,

FEBI ANWAR

(6)

ABSTRAK

Febi Anwar , 2020, Strategi Pengembangan Objek Wisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang. Di bimbing oleh Dr.Ir. Syafri, M.Si dan Ilham Yahya, ST, MSP

Penelitian ini mengkaji Strategi Pengembangan Objek Wisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang. Dengan tujuan faktor- faktor yang menghambat pengembangan objek Wisata Permandian Alam Lewaja dan tak lupa pula menentukan strategi pengembangan kawasan wisata tersebut.

Metode penelitian ini di lakukan dengan cara menggunakan analisis chi-Kuadrat dan analisis swot. Adapun hasil penelitian ini yaitu menurunnya pengunjung wisata Permandian Alam Lewaja di mana faktor sarana pariwisata dan prasarana pariwisata yang menjadi penghambat dan kurangnya informasi dan promosihal ini disebabkan Permandian Alam Lewaja kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan kurang beragamnya objek wisata yang ada ditambah lagi semakin banyaknya objek wisata yang serupa di daerah lain Bahkan keindahan potensi yang terkandung, nyaris terabaikan karena alasan dana dan kurangnya investor melirik.adapun strateginya yaitu, Strategi pengembangan objek wisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang, berdasarkan hasil analisis swot adalah strategi SO dalam Penelitian ini yaitu Memanfaatkan kebijakan yang terkait dan mengoptimalkan potensi alam dalam pengembangan objek wisata Permandian Alam Lewaja dan Mengoptimalkan dan memperbaiki sarana dan pemeliharaan prasarana wisata.

Kata Kunci: Stategi Pengembangan Kawasan Wisata

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memeberikan rahmat, Nikmat dan hidayah- Nyalah kepada saya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “Strategi Pengembangan Objek Wisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana STRATA SATU (S-1) pada Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota pada Fakultas Teknik Universitas Bosowa.

Penulis menyadari telah mengerahkan segala kemampuan dan usaha, namun sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah maupun dosa serta ketebatasan pengetahuan yang penulis miliki, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dari tugas akhir ini.

Oleh karenanya, dengan rasa tulus dan ikhlas, selayaknyalah penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pemberi segalanya atas rahmat, karunia dan kemudahan yang diberikan kepada penyusun.

2. Kedua orang tua. Sutia p dan ayahanda Anwar Bactiar yang sangat luar biasa dalam membesarkan dan mendidik penulis serta kepada adik-adikku yang telah memberikan semangat dan motivasi selama

(8)

penyusunan skirpsi dan penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga yang sudah senantiasa mendokan.

3. Dr. Ir. Syafri, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I dan Ilham Yahya.

ST.,MSP selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam menyusun skripsi ini dari awal hingga selesai.

4. Dr. Ridwan ST, M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bosowa;

5. Bapak Dr. Ir. Rudi Latief, M.Si selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.

6. Ucapan terima kasih yang tak terhingga khusus kepada seluruh Dosen Prodi Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar yang tidak saya sebutkan satu persatu yang telah sejak awal sampai selesai.

7. Seluruh staf tata usaha Fakultas Teknik dan tata usaha Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Terutama bapak Yasan jurusan dan Bapak Patta Haji fakultas, terima kasih atas pelayanan dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Bosowa.

(9)

8. Teman-teman Seperjuangan Fakultas Teknik Jurusan Perencaanan Wilayah Dan Kota Universitas Bosowa Makassar, tekhusus teman- teman Jurusan Planologi angkatan 2016 (SPACE), Yang senantiasa membantu penulis dalam penyusunan skripsi. Tak lupa pula terimakasih kepada Pengelola wisata Permandian Alam Lewaja , tenaga dan pikirannya untuk membantu penulis dalam pengambilan data.

9. Saudara tak sedarah saya, Regil Indri Rahayu,Rohima Imawati Fitri, Andi Siti Hajar, Mutya, Bernadet Paembong, Tirta Hastin, Liza Marjuni, dan Rivqa Musjhtahida Arsyad yang telah meluangkan waktu dan tenaganya membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai selesai.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materil.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan Rahmat-Nya kepada mereka yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini, Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Makassar, Oktober 2020

Febi anwar

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Batasan Masalah... 9

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian Pariwisata ... 11

B. Pariwisata Menurut Para Ahli/pakar... 14

C. Pengertian Wisata ... 18

D. Pengertian Destinasi Wisata ... 18

E. Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata ... 19

F. Jenis-Jenis Wisata ... 22

1. Wisata Alam ... 22

2. Wisata Sosial-Budaya ... 23

G. Sarana dan Prasarana Objek Pariwisata ... 24

1. Sarana Pokok Kepariwisataan ... 25

2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan ... 26

(11)

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pariwisata ... 28

I. Strategi Pengembangan Pariwisata ... 31

J. Kerangka Fikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

C. Jenis dan Sumber Data ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Jenis Data ... 38

2. Sumber Data ... 38

3. Dokumentasi ... 39

E. Variabel Penelitian ... 39

F. Metode Analisis Data ... 42

G. Definisi Operasional ... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Enrekang ... 56

1. Aspek Fisik Dasar ... 56

a. Letak Geografis dan Administrasi ... 56

b. Topografi ... 59

c. Klimatologi ... 59

d. Hidrologi ... 60

B. Gambaran Umum Kecamtan Enrekang ... 61

1. Aspek Fisik Dasar ... 61

a. Letak Geografis dan Administrasi ... 61

b. Keadaan Iklim dan Curah Hujan ... 65

c. Hidrologi ... 65

d. Penggunaan Lahan ... 65

C. Profil Permandian Alam Lewaja ... 66

(12)

1. Potensi Wisata Alam lewaja ... 69

D. Aspek Kependudukan ... 71

E. Infrastruktur ... 72

F. Pembahasan ... 80

1. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang ... 80

a) Analisis chi-square ... 80

2. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang ... 89

a) Analisis SWOT ... 89

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Skripsi Strategi Pengembangan Objek Wisata Permandian Alam

Lewaja Tahun 2020 ... 35 Tabel 3.2 Variabel, Sub Variabel, dan Indikator ... 40 Tabel 3.3 Matriks Analisis SWOT ... 53 Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan/Desa di Kabupaten

Enrekang tahun 2010 ... 57 Tabel 4.2 Keadaan Wilayah Kabupaten Enrekang Menurut

Tingkat Kelerengan ... 59 Tabel 4.3 Jumlah curah hujan dab hari hujan menurut bulan di

Kabupaten Enrekang Tahun 2019 ... 60 Tabel 4.4 Luas Jarak, Kelurahan Kecamatan Enrekang ... 61 Tabel 4.5 Kondisi Aktual Daya Tarik Wisata Alam Lewaja

di Kecamatan Enrekang ... 71 Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin di Kelurahan

Lewaja Tahun 2019 ... 72 Tabel 4.7 Analisis Pengaruh Daya Tarik Wisata (X1) terhadap

Penembangan Pariwisata (Y) ... 81 Tabel 4.8 Analisis Sarana Penunjang Wisata (X2) terhadap

Penembangan Pariwisata (Y) ... 82 Tabel 4.9 Analisis Keamanan dan Kenyamanan (X3) terhadap

Penembangan Pariwisata (Y) ... 84 Tabel 4.10 Analisis Informasi dan Promosi (X4) terhadap

Pengembangan Pariwisata (Y) ... 85 Tabel 4.11 Aksesibilitas (X5) terhadap Pengembangan

Pariwisata (Y) ... 87 Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Chi- Square Antara Variabel X

dan Y ... 88

(14)

Tabel 4.13 Matriks Internal Strategi Analysis (IFAS) ... 89 Tabel 4.14 Matriks Nilai Skor Internal Strategi Factor Analisis

(IFAS) ... 89 Tabel 4.15 Matriks Eksternal Strategi Factor analysis (EFAS) ) ... 90 Tabel 4.16 Matriks Nilai Skor Eksternal Strategy Factor

Analysis ) ... 91 Tabel 4.17 Matriks SWOT Strategi Pengembangan Objek

Wisata Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang ... 94

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Posisi Perkembangan Pariwisata ... 49

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Enrekang ... 58

Gambar 4.2 Peta Administrasi Kecamatan Enrekang ... 64

Gambar 4.3 Peta Lokasi Permandian Alam Lewaja Kelurahan Lewaja ... 68

Gambar 4.4 Kondisi Toilet Permandian Alam Lewaja ... 72

Gambar 4.5 Area Parkir Permandian Alam Lewaja ... 73

Gambar 4.6 Wahana Air Permandian Alam Lewaja ... 73

Gambar 4.7 Gazebo Permandian Alam Lewaja ... 74

Gambar 4.8 Ruang Penonton ... 74

Gambar 4.9 Restoran Permandian Alam Lewaja ... 75

Gambar 4.10 Tempat Sampah Permandian Alam Lewaja ... 76

Gambar 4.11 Kamar Ganti Permandian Alam Lewaja ... 76

Gambar 4.12 Lapangan Futsal Permandian Alam Lewaja ... 77

Gambar 4.13 Kolam Renang Permandian Alam Lewaja ... 77

Gambar 4.14 Air Terjun Permandian Alam Lewaja ... 78

Gambar 4.15 Jaringan Jalan Permandian Alam Lewaja ... 80

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk melakukan perjalanan. Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan.

Kebudayaan merupakan hasil budidaya manusia yang selalu tumbuh dan berkembang.(Hidri Suhamdani, et al. 2010)

Pariwisata telah menjadi salah satu sektor andalan pemerintah dalam menghasilkan devisa negara. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dalam Bab II pasal 4, kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya.

Dalam pengembangan kegiatan pariwisata setidaknya harus ditunjang oleh sektor-sektor yang terkait dengan kegiatan pariwisata tersebut, dimana hal ini bertujuan untuk memberikan keuntungan baik bagi para wisatawan maupun pada wilayah wisata itu sendiri.

(17)

Keuntungan dari kegiatan pariwisata tersebut harus didukung oleh perkembangan infrastruktur dan sarana rekreasi yang memadai agar dapat menciptakan suasana rekreasi yang berfungsi secara optimal dalam mendukung aktifitas para wisatawan. (Hidri Suhamdani, et al.

2010)

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesarpendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarikwisata yang dikunjungi dalam waktu sementara sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. (Hidri Suhamdani, et al. 2010)

Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan.

Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994 : 14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang

Tentang Kepariwisataan, yang menyatakan bahwa, penyelenggaraan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,

(18)

memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Majunya industri pariwisata sangat bergantung dengan jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik.

Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia Pariwisata kini telah menjadi bagian penting dalam kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil negara berkembang, pariwisata semakin berkembang sejalan perubahan- perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan politik.

Ditemukannnya teknologi transportasi dan peningkatan waktu luang yang didorong oleh penciutan tenaga kerja, telah mempercepat mobilitas manusia antar daerah, negara dan benua. (Hidri Suhamdani, et al. 2010)

Peranan pariwisata dalam pembangunan secara garis besar berintikan tiga segi yakni segi ekonomis (devisa, pajak-pajak), segi kerjasama antar Negara (persahabatan antarbangsa), segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kita kepada wisatawan mancanegara). Salah satu dari Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) bersumber dari sektor Pariwisata. (Hidri Suhamdani, et al. 2010)

(19)

Oleh karena itu objek-objek wisata perlu membutuhkan perhatian khusus dari pihak pemerintah dari sisi pengembangannya, selain merupakan kekayaan alam juga sebagai potret daerah yang harus dilestarikan dan dipelihara keberadaannya. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sejak tahun 2006 telah menetapkan Sulawesi Selatan sebagai daerah tujuan tempat wisata unggulan nasional di luar Bali, bersama Sumatra Barat (Sumbar), Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Utara (Sulut).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menetapkan Toraja dan sekitarnnya sebagai KSN kepentingan sosial dan Budaya terutama terkait dengan wisata Budaya. Sulawesi Selatan yang mencakup beberapa Kabupaten yang salah satunya Kabupaten Toraja yang di arahkan sebagai Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) (Sumber : PP RI No 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan).

Kabupaten Enrekang memiliki potensi objek wisata alam, budaya, dan kuliner khas yang tidak kalah dengan daerah lain, sehingga pemerintah kabupaten Enrekang menjadikan sektor ini sebagai primadona meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah 3 (PAD). Enrekang masuk dalam kawasan

(20)

pengembangan pariwisata Sawerigading Sulsel, bersama Kabupaten Luwu, Kota Palopo Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu Timur. Daerah yang masuk dalam satu kawasan wisata ini memiliki kesamaan budaya dan seni tempo doeloe.

Gambaran mengenai posisi sektor pariwisata di Kabupaten Enrekang akan dibahas dengan mempertimbangkan penetapan pariwisata sebagai salah satu bisnis inti kabupaten enrekang, peraturan perundangan yang mendukung pengembangan kepariwisataan Kabupaten Enrekang, dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Enrekang.

Posisi sektor pariwisata Kabupaten Enrekang sangat penting sebagai salah satu bisnis inti Kabupaten Enrekang. Dengan penetapan pariwisata sebagai salah satu bisnis inti, perhatian pemerintah terhadap pengembangan pariwisata akan bertambah besar dan pembangunan pariwisata menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Keunggulan sektor pariwisata dalam konteks regional Sulawesi ditunjukkan pula dengan posisi sektor pariwisata di Kabupaten Enrekang. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa beberapa wilayah menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan, beberapa wilayah lainnya belum menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan namun merupakan salah satu sumber pendapatan walaupun kontribusinya masih kecil.

(21)

Tujuan pengembangan pariwisata Kabupaten Enrekang adalah menjadikan pariwisata sebagai bagian dalam mewujudkan dan mengisi 4 pola pembangunan pariwisata nasional, dan salah satu kegiatan ekonomi serta sumber pendapatan daerah. Tujuan pengembangan pariwisata yang telah ditetapkan ini dihgarapkan dapat memacu perkembangan pariwisata di Kabupaten Enrekang. Pariwisata di Kabupaten Enrekang sudah menjadi salah satu kegiatan ekonomi daerah, walaupun sebagian besar belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah. (Hidri Suhamdani, et al.

2010)

Peraturan perundang-undangan dalam pengembangan Pariwisata Kabupaten Enrekang, dimana Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) merupakan dokumen perencanaan yang menjadi acuan pengembangan pariwisata daerah, sehingga sebagai komitmen dan dasar hukum pengembangan pariwisata sehingga sebagai komitmen dan dasar hukum pengembangn pariwisata sehingga arah pengembangnan pariwisata terarah dan terukur dan seharusnya tertuang dalam PERDA (Peraturan Daerah) atau keputusan Kepala Daerah.

Dengan melihat posisi sektor pariwisata tersebut diatas, maka penyususnan RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Kabupaten Enrekang menjadi penting untuk mendukung dan

(22)

mewujudkan pengembangan kepariwisataan dan wilayah secara terintegrasi. Lebih lanjut, dukungan dan komitmen yang terus-menerus dari stakeholders kepariwisataan Kabupaten Enrekang juga perlu ditindaklanjuti secara konsisten sebagai bagian dari perbaikan yang terencana dan berkelanjutan. Dari RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Kabupaten Enrekang, salah satu potensi pariwisata Kabupaten Enrekang yang akan dikembangkan yaitu Permandian Alam Lewaja, Disamping dapat menikmati kolam renang lewaja, keindahan alam lewaja, air terjun dengan air yang jernih dan sejuk.

RIPPDA (Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Pasal 8 tentang pengembangan produk wisata yaitu menjadikan kawasan pariwisata barat dengan prioritas kawasan Lewaja sebagai unggulan daya tarik wisata, hiburan dan rekreasi.

Permandian alam lewaja tersebut juga tertuang dalam Rencana Tata juga tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Enrekang Tahun 2011-2031 yang menyatakan bahwa permandian alam lewaja merupakan kawasan peruntukan pariwisata alam.

Permandian alam lewaja sangat ramai di kunjungi oleh wisatawan terutama di saat hari libur anak sekolah dan setelah hari raya Idul Fitri atau Idul Adha, akan tetapi sekarang ini kunjungan

(23)

wisata berkurang, hal ini disebabkan permandian alam lewaja kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah. hal ini disebabkan Permandian Alam Lewaja kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan kurang beragamnya objek wisata yang ada ditambah lagi semakin banyaknya objek wisata yang serupa di daerah lain Bahkan keindahan potensi yang terkandung, nyaris terabaikan karena alasan dana dan kurangnya investor melirik.

Dari ulasan di atas , maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang fenomena pengembangan wisata yang dapat di kembangkan di permandian Alam Lewaja Kabupaten Enrekang. Untuk itu penulis mengangkat judul : “ Strategi Pengembangan Objek Wisata Permandian Alam Lewaja di kabupaten Enrekang”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Faktor faktor apa yang menjadi penghambat dalam pengembangan objek wisata permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang?

2. Bagaimana Upaya pengembangan objek wisata permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang ?

(24)

C. Tujuan Penilitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu:

1. Untuk mengidentifikasi faktor apa yang menjadi penghambat dalam pengembangan objek wisata permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang.

2. Untuk mengetahui bagaimana upaya pengembangan wisata permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menjadi acuan bagi pemerintah daerah Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan program pembangunan di bidang pariwisata.

2. Dapat memberi masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Enrekang, Khususnya dinas pariwisata.

E. Batasan Masalah

Lingkup Penelitian ini difokuskan pada apa yang menjadi penghambat dalam pengembangan objek wisata permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang.

F. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan proposal ini di bagi ke dalam lima Bab, dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

(25)

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini memuat tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Batasan Masalah serta Sistematika Pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, Bab ini memuat tentang Batasan Pengertian Judul, Tinjauan Pustaka, Pengertian Pengembangan, Pengertian Pariwisata, Pariwisata Menurut Para Ahli, Pengertian Wisata, Pengertian Destinasi Wisata, Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata, Jenis Objek Wisata, Sarana dan Prasarana Objek Wisata, Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pariwisata, Peluang dan Ancaman Pariwisata, Kerangka Pikir.

BAB III METODE PENELITIAN, Bab ini memuat tentang Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel, Jenis dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, Definisi Operasional,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN, Bab ini memuat tentang Gambaran Umum Kabupaten Enrekang, Tinjauan Lokasi Studi.

BAB V PENUTUP, Kesimpulan dan Saran.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pariwisata

Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Istilah pariwisata berhubungan erat denagn pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga atau kesehatan, keagamaan dan keperluan usaha yang lainnya (Suwantoro, 1997: 3).

Menurut Undang- Undang No 10 Tahun 2009 Tentang Keapriwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata

(27)

dan di dukung berbagai fasilitas serta layanan yang di sediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Marpuang (2002) menyatakan, Pariwisata merupakan gejala yang dapat memberikan manfaat dengan pengelolaan yang baik dan terencana. Parawisata secara estimologi berasal dari kata yang berarti berputar dan wisata berarti berjalanan. Atas dasar tersebut maka pariwisata yang dapat di artikan sebagai perjalanan yang di lakukan berputar putar dari suatu tempat ke tempat lain (Yoeti Oka A. 1982:

103 ). Sedangkan menurut Saleh Wahab, Pariwisata adalah sebagai suatu aktivitas manusia yang di lakukan yang di lakukan secara sadar dan mendapat pelayanan secara berganti di antara orang-orang di suatu negara itu sendiri (luar negeri) yang meliputi kediaman orang- orang dari daerah lain (daerah tertentu, suatu negara atau benua) untuk sementara waktu dalam mencari keputusan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya di mana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan, di nyatakan bahwa “pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

Pariwisata secara luas dapat dilihat dari beberapa definisi yakni perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek

(28)

ke tujuan tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatankegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut (Nyoman 2006,35).

Menurut (Soekadijo,2000,12) mendefisinikan pariwisata sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara (Soekadijo 2000,12).

World Tourism Organization (WTO), Pariwisata adalah kegiatan seseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya (Kaseke, 1999). Dan menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah (UU No.

10 Tahun 2009,3).

Pengertian pariwisata menurut A.J Burkat dalam Damanik (2006), Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangaka waktu pendek ke tujuan tujuan di luar tempat dimana

(29)

mereka bisa hidup dan bekerja dan juga kegiatan kegiatan mereka selama tinggal di suatu tempat tujuan.

Pengertian Pariwisata menurut A.J Burkat dalam damanik (2006), Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan tujuan diluar tempat di mana mereka bisa hidup bekerja dan juga kegiatan kegiatan mereka selama tinggal di suatu tempat tujuan.

Menurut Mathieon & Wall dalam Pitana dan Gyatri (2005), bahwa pariwisata adalah kegiatan perpindahan orang untuk sementara waktu ke destinasi perpindahan orang untuk sementara waktu ke destinasi diluar tempat tinggal dan tempat bekerjanya dan melaksanakan kegiatan selama di destinasi dan juga penyiapan- penyiapan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka.

B. Pariwisata Menurut para Ahli/Pakar

Menurut Norval (1996), pengertian pariwisata adalah keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan, masuk, tinggal, dan pergerakan penduduk asing di dalam atau di luar suatu negara atau kota atau wilayah tertentu.

Miossec (1977) menekankan berkembangnya fisik kawasan pariwisata di picu empat faktor utama, yaitu ; (i) perubahan penyediyaan fasilitas, (ii) perubahan perilaku dan sikap wisatawan, (iii) perilaku mengambil keputusan, dan (iv) partisipasi penduduk local.

(30)

Edward III (1980) mengajukan pendekatan maslah implementasi dengan terlebih dahulu mengemukakan dua pertanyaan pokok, yakni:

(i) faktor apa yang mendukung keberhasilan implementasi kebijakan?

Dan (ii) faktor apa yang menghambat keberhasilan implementasi kebijakan? Berdasarkan kedua pertanyaan tersebut di rumuskan empat faktor yang merupakan syarat utama keberhasilan proses implementasi, yakni (a) komunikasi, (b) sumber daya, (c) sikap birokrasi atau (d) pelaksanaan dan struktur organisasi, termasuk tata aliran kerja birokrasi. Empat faktor tersebut menjadi kriteria penting dalam implementasi suatu kebijakan.

Edward III dalam Juliartha (2009), bahwa masalah dari administrasi public adalah lack attention to implementation bahwa without effective implementation the decision of policymakers will not be carried out successfully. Komunikasi berkenaan dengan bagaimana kebijakan di komunikasikan kepada organisasi dan/atau public, ketersediaan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan, sikap, dan tanggapan dari para pihak yang terlibat dan bagaimana struktur organisasi pelaksanaan kebijakan. Sikap, dan tanggapan dari para pihak yang terlibat dan bagaimana struktur organisasi pelaksanaan kebijakan.

a. Komunikasi, keberhasilan kebijakan mensyratkan agar implementor mengetahuwi apa yang harus di lakukan. Apa yang

(31)

menjadi tujuan dan sasaran kebijakan( target group) sehingga akan mengurangi distrosi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak di ketahui sama sekalli oleh kelompok sasaran.

b. Sumber daya, walaupun isi kebijakan sudah di komunikasikan secara jelas dan konsintensi, tetapi apabila implementor kekurangan sumber daya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumber daya financial. Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. Tanpa sumber daya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja.

c. Disposisi daya, adalah watak dan karakteristik atau sikap yang di miliki oleh implementor seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang di inginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sifat atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan,m maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

(32)

d. Struktur birokrasi yang bertugas mengimpelemtasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar(standard operating procedures) atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implemenetor dalam bertindak. Struktur oragnisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawaan dan menimbulkan red tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.

Menurut Edward III secara singkat bahwa pedoman yang tidak akurat, jelas atau konsisten akan memberikan kesempatan kepada implementrors membuat diskreasi. Diskresi ini bisa langsung di laksanakan atau dengan jalan membuat petunjjuk lebih lanjut yang ditujukan kepada pelaksana tingkat bawahnya. Jika komunikasi tidak baik maka diskresi ini kan memunculkan disposisi. Namun komunikasi yang terlampau detail akan mempengaruhi moral dan independensi implementor, bergesernya tujuan dan terjadinya pemborosan sumber daya seperti keterampilan, kreatifitas, dan kemampuan adaptasi. Sumber daya saling berkaitan dengan komuikasi kebijakan baik dalam menerima maupun dalam mengelaborasi lebih lanjut kebawah rantai komando.

(33)

C. Pengertian Wisata

A.J. Burkat dan S. Medik (1981), wisata berarti perpindahan orang untuk semntara dan dalam rangka waktu pendek ke tujuan tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja,dan kegiatan mereka selama mereka tinggal di tempat tempat tujuan tersebut. Menurut World Tourism Organization (WTO) wisata (1957), adalah kegiatan seseorang yang bepergian kea tau tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan ,bisnis, ataupun tujuan lainnya.

Menurut Undang-undang No 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Pasal 1 Ayat 1 bahwa wisata adalah kegiatan kegiatan perjalanan yang di lakuakan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi, atau mempelajai keunikan daya tarik wisata yang di kunjungi daya tarik wisata yang di kunjungi dalam jangka waktu sementara.

D. Pengertian Destinasi Wisata

Menurut Undang-Undang No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya di sebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik

(34)

wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwista, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapai. Sedangkan Pitana &

Diarta (2009) menyatakan, destinasi merupakan suatau tempat yang di kunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang di bandingkan dengan tempat lain yang di lalui selama perjalanan (misalnya daerah transit) suatu tempat pasti memiliki batas batas tertentu, baik secara actual maupun secara hukum,

E. Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, ada dua jenis objek dan daya tarik wisata yaitu :

1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.

2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro,

3. wisata tirta, wisata buru,wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Menurut Spilanne (2002), Daya tarik pariwisata adalah hal-hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata. Menurut Karyono (1997), suatu daerah tujuan wisata

(35)

mempunyai daya tarik di samping harus ada objek dan atraksi wisata, juga harus memiliki empat syarat daya tarik, yaitu:

1. Ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see) 2. Ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do) 3. Ada sesuatu yang bisa diketahui (something to know) 4. Ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)

Menurut Spillane (2002), ada lima unsur penting dalam suatu objek wisata yaitu:

1. Attraction atau hal-hal yang menarik perhatian wisatawan 2. Facilities atau fasilitas -fasilitas yang diperlukan

3. Infrastructure atau infrastruktur dari objek wisata 4. Transportation atau jasa-jasa pengangkutan

5. Hospitality atau keramahtamahan, kesediaan untuk menerima tamu

Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (1996), adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti;

1. Alam (Nature)

yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati dan memberikan kepuasan kepada wisatawan. Contohnya, pemandangan alam, pegunungan, flora dan fauna.

(36)

2. Budaya (Culture)

yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik yang berasal dari seni dan kreasi manusia. Contohnya, upacara keagamaan, upacara adat dan tarian tradisional.

3. Buatan Manusia (Man made)

yaitu segala sesuatu yang berasal dari karya manusia, dan dapat dijadikan sebagai objek wisata seperti benda-benda sejarah, kebudayaan, religi serta tata cara manusia

4. Manusia (Human being)

yaitu segala sesuatu dari aktivitas manusia yang khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagi objek wisata. Contohnya, Suku Asmat di Irian Jaya dengan cara hidup mereka yang masih primitife dan memiliki keunikan tersendiri

Menurut Undang-Undang No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan. Daya tarik wisata adalah segala Sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan wisatawan.

Sedangkan menurut ismayanti (2010) daya tarik wisata adalah usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik wista alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan/ binaan manusia.

(37)

Menurut Marpuang(2000), Terdapat banyak jenis dan daya tarik wista dan di bagi dalam berbagai macam sistem kalsifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan kedalam tiga klasifikasi : Daya tarik wisata alam, Daya tarik wisata budaya, Daya tarik wisata buatan manusia.

F. Jenis jenis Wisata

Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :

1. Wisata Alam

Wisata alam terdiri dari:

a. Wisata Pantai (Marine Tourism), merupakan kegiatan wisata yang ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan dan minum.

b. Wisata Etnik (Etnik Tourism), merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik.

c. Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan,

keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain.

(38)

d. Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.

e. Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan perjalanan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan ladang pembibitan di mana wisata rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati segarnya tanaman di sekitarnya

2. Wisata Sosial-Budaya

Wisata sosial-budaya terdiri dari :

a. Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini termasuk golongan budaya, monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa, bangunan-bangunan keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lainnya seperti tempat bekas pertempuran (battle fields) yang merupakan daya tarik wisata utama di banyak negara.

b. Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang berhubungan dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu. Museum dapat dikembangkan berdasarkan pada temanya, antara lain museum arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu

(39)

pengetahuan dan teknologi, industri, ataupun dengan tema khusus lainnya

Dalam membangun obyek wisata tersebut harus memperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya daerah setempat, nilai- nilai agama, adat istiadat, lingkungan hidup, dan obyek wisata tersebut. Pembangunan obyek dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh Pemerintah, Badan Usaha maupun Perseorangan dengan melibatkan dan bekerjasama pihak-pihak yang terkait.

Dalam UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Kata wisatawan (tourist) merujuk kepada orang. Secara umum wisatawan menjadi subset atau bagian dari traveler atau visitor ( I Gde Pitana & I Ketut Surya, 2009:35).

G. Sarana dan Prasarana Objek Pariwisata

Menurut Suwantoro (1997: 22), sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.

Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek

(40)

wisata tertentu harus di sesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasarpun dapat menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Tidak semua obyek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap.

Pengadaan sarana tersebut disesuaiakan dengan kebutuhan wisatawan. Sarana wisata secara kuantitatif menunjukkan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan sarana kualitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan dicerminkan pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan, Sarana wisata dapat dibagi dalam tiga unsur pokok, yaitu:

1. Sarana pokok kepariwisataan

a. Biro perjalanan umum dan agen perjalanan;

b. Transportasi baik darat, laut meupun udara c. Restoran

d. Obyek wisata, antara lain: keindahan alam, iklim, pemandangan, flora dan fauna yang aneh, hutan dan sumber kesehatan seperti sumber air panas belerang, monumen, candi, dan lain sebagainya.

e. Atraksi wisata Ciptaan manusia seperti kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, khitanan, dan lain sebgainya.

(41)

2. Sarana pelengkap kepariwisataan

a. Fasilitas rekreasi dan olah raga, seperti golf, tennis, pemandian, kuda tunggangan, dan lain sebagainya.

b. Prasarana umum, seperti jalan raya, jembatan, listrik, telekomunikasi, air bersih, dan lain sebagainya.

Prasarana wisata adalah sumber daya alam atau sumber daya buatan manusia yang mutlak di butuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan di daerah tujuan wisata seperti jalan raya, listruk, air bersih, telekomunikasi,terminal, jembatan, dan lain sebagainya, untuk kesiapan obyek objek wisata yang akan di kunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu di bangaun dengan kesesuaian dengan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan.

Pembanguanan prasarana wisata mempertimbangankan kondisi dan lokasi akan meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri.

Di samping berbagai kebutuhan yang telah di sebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu di seduakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik, eumah sakit, pom bensin, pusart pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya.

H. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pariwisata Dalam meningkatkan kegiatan kepariwisataan, pemerintah telah merencanakan tahun wisata nasional sehingga masyarakat diharapkan

(42)

dapat menyambut dan melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik.

Kepariwisataan masih merupakan suatu hal yang baru, sehingga masih banyak yang terlihat kekurangan-kekurangan dalam upaya menunjang kegiatan pariwisata. Menurut (Suwantoro, 1997) unsur pokok yang harus mendapatkan perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan.

wisata meliputi :

1. Obyek dan Daya Tarik Wisata

Faktor obyek dan daya tarik wisata yaitu potensi obyek dan daya tarik wisata yang berbasis pengembangan pariwisata yang bertumpuh pada potensi utama sumber daya alam (natural and based tourism). Demikian halnya dengan perkembangan obyek wisata Pantai Papaliseran yang memiliki daya tarik wisata berupa keindahan pasir putih sepanjang obyek wisata Pantai Papaliseran.

Daya Tarik Wisata. (Suwantoro 1997,19) Daya tarik wisata merupakan faktor penarik dari kunjungan wisatawan. Daya tarik yang dikelola secara profesional baik dapat menarik wisatawan untuk datang

2. Sarana penunjang wisata.

Sarana Wisata. Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan wisata perlu perlu disediakan fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejek berangkat dari tempat tinggal wisatawan selama berada di

(43)

destinasi wisata, maupun pada saat wisatawan kembali ke tempat semula. (Hermawan, 2017).

Masalah sarana penunjang kegiatan wisata memegang peran penting dalam pengembangan pariwisata, karena bagaimana pun bagusnya daerah tujuan wisata tersebut dan bagaimana efisiensi serta gencarnya promosi yang dilakukan, namun wisatawan pasti akan tidak tertarik apabila tidak tersediaanya sarana seperti yang mereka inginkan.

3. Keamanan dan kenyamanan.

Keamanan dan Kenyamanan sangat sangatlah penting alasan tersebut karena jika objek wisata tidak aman dan nyaman dapat merugikan wisatawan itu sendiri baik fisik maupun finasial (Mahagangga, et al. 2013: 97)

Tingkat gangguan keamanan di suatu obyek wisata akan mempengaruhi ketenangan dan kenyamanan wisatawan selama berada di objek wisata tersebut, disamping itu faktor keamanan juga akan berpengaruh kepada wisatawan dalam mengambil keputusan layak atau tidaknya objek wisata tersebut untuk di kunjungi.

4. Informasi dan promosi wisata.

Dalam konsep besar pemasaran, khususnya produk wisata, media sosial memduduki segala faktor determinan dalam baubaran

(44)

pemasaran pariwisata. Untuk meningkatkan kepariewisataan perlu dilakukan kegiatan informasi dan promosi pariwisata guna menarik pariwisata dalam hal ini promosi bisa dalam bentuk, media cetak, media online, dan website dinaspariwisata guna menarik wisatawan dalam negeri maupun luas negeri.(Trihayuningtyas et al., 2018)

Untuk meningkatkan kepariwisataan perlu di lakukan kegiatan informasi dan promosi kepariwisataan. Bisa berbentuk brosur, media cetak, media online, perjalanan wisata, poscard dan bentuk-bentuk lainya di edarkan di dalam maupun di luar negeri.

Sealian itu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengundang biro-biro perjalan baik dari dalam maupun luar negeri dengan maksud memperkenalkan obyek wisata.

5. Aksesibilitas

Aksesibilitas berasal dari kata akses yang merupakan terjemahan dari kata access dalam bahasa inggris yang berarti jalan masuk, sedangkan aksesibilitas yang berasal dari kata accessibility yang terjemahannya menjadi hal yang dapat masuk atau mudah dijangkau/dicapai (Echols dan Shadily, 2005).

Aksesibilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke Destinasi Pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah Destinasi Pariwisata dalam kaitan dengan motivasi

(45)

kunjungan wisata. (Sumber : Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional). Accessibilities of the tourist destination, sebagai semua yang dapat memberi kemudahan kepada wisatawan untuk dating berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (Mill dalam Abdulhaji

2017).

Bahkan menurut (Yoeti Oka H.A., 1996), jika suatu obyek tidak di dukung aksesibilitas yang memadai maka obyek yang memiliki atraksi tersebut sangat susah untuk menjadi industri pariwisata, aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada tranportasi dan komunikasi karena faktor jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.

Yang membuat suatu kawasan lebih banyak di kunjungi adalah sarana akses seperti infrastruktur jalan, obyek dekat dengan bandara dan ada transportasi untuk menuju Daerah tujuan wisata (DWT). Oleh karena itu, tingkat kemudahan pencapaian ke daerah wisata tersebut akan mempengaruhi perkembangan suatu daerah wisata. Kemudian (Soekadijo, 2002), mengemukakan persyaratan aksesibilitas terdiri dari akses informasi dimana fasilitas harus mudah ditemukan dan mudah dicapai, harus memiliki akses kondisi

(46)

jalan yang dapat dilalui dan sampai ke tempat obyek wisata serta harus ada akhir tempat suatu perjalanan.

I. Strategi Pengembangan Pariwisata

a. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata

Menurut Yoeti (1996, h. 170), wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan sementara waktu ke tempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya. Oleh karena itu sebelum seorang wisatawa melakukan perjalanan wisatanya, terlebih dahulu kita menyediakan prasarana dan sarana pariwisata seperti berikut: (Febrianti Dwi Cahya Nur Hadi, et, al).

1) Fasilitas transportasi 2) Fasilitas akomodasi, 3) Fasilitas Catering Service 4) Obyek dan atraksi wisata 5) Aktivitas rekreasi

6) Fasilitas pembelanjaan 7) Tempat atau toko

Semua ini merupakan prasarana dan sarana kepariwisataan yang harus diadakan sebelum kita mempromosikan suatu daerah tujuan wisata. Sedangkan mengenai prasarana (infrastruktur) adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikan rupa. Dalam

(47)

melaksanakan fungsi dan peranannya dalam pengembangan pariwisata di daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata. Sarana pariwisata terbagi menjadi tiga bagian penting, yaitu: (Febrianti Dwi Cahya Nur Hadi, et, al).

1) Sarana Pokok Pariwisata (Main Tourism Superstructures) adalah: Hotel, Villa, Restoran.

2) Sarana Pelengkap Pariwisata (Suplementing Tourism Superstructures) adalah: wisata budaya dan wisata alam.

3) Sarana Penunjang Pariwisata (Supporting Tourism Superstructures) seperti pasar seni, kuliner, oleh-oleh dan cindera mata kerajinan khas daerah.

b. Menurut Joyosuharto (1995), pengembangan pariwisata memiliki tiga fungsi yaitu: (1) menggalakkan ekonomi, (2) memelihara kepribadian bangsa&kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup, (3) memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa. (Febrianti Dwi Cahya Nur Hadi, et, al).

(48)

H. Kerangka Fikir

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PERMANDIAN ALAM LEWAJA DI KABUPATEN ENREKANG

Harapan

Dapat menjadi objek yang berkembang dan memiliki daya tarik bagi wisatawan.

Kenyataan

Tidak berkembang dan tidak memiliki daya tarik yang tinggi

Isu Permasalahan

Kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah, bahkan keindahan potensi yang terkadung nyaris terabaikan karena alasan dana dan kurannya investor melirik .

Masalah

1. Objek wisata yang tidak berkembang 2. Kurangnya daya tarik wisata 3. Kurangnya sarana penunjang wisata 4. Pengunjung kurang merasa aman dan

nyaman

5. Kurannya informasi dan promosi 6. Aksesibilitas yang tidak memadai

Variabel

1. Pengembangan Pariwisata(Y) 2. Daya Tarik Wisata (X1) 3. Sarana Penunjang Wisata (X2) 4. Keamanan dan Kenyamanan (X3) 5. Informasi dan Pormosi (X4) 6. Aksesibilitas (X5)

Alat Analisis

Analisis Deskriptif Kuantitatif (Chi- Kuadrat), Untuk mengetahui factor apa yang menjadi penghambat dalam pengembangan objek wisata permandian alam lewaja di kab.enrekang.

Analisis Deskriptif Kualitatif (SWOT), Untuk merumuskan strategi pengembangan Obyek Wisata Permandian alam lewaja Kab.Enrekang

Strategi Pengembangan objek wisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten

Enrekang

Tinjaun Pustaka

Menurut (Suwantoro,1997), Unsur pokok yang harus diperhatikan dalam menunjang pengembangan pariwisata yaitu : Daya tarik wisata, Sarana penunjang wisata, keamanan dan kenyamanan, informasi dan promosi, aksebilitas

1. Daya Tarik Wisata. (Suwantoro 1997,19). Daya tarik wisata merupakan faktor penarik dari kunjungan wisatawan. Daya tarik yang dikelola secara profesional baik dapat menarik wisatawan untuk datang.

2. Sarana Wisata. Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan wisata perlu perlu disediakan fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejek berangkat dari tempat tinggal wisatawan selama berada di destinasi wisata, maupun pada saat wisatawan kembali ke tempat semula. (Hermawan, 2017).

3. Keamanan dan Kenyamanan

Keamanan dan Kenyamanan sangat pentinglah penting alasan tersebut karena jika objek wisata tidak aman dan nyaman dapat merugikan wisatawan itu sendiri baik fisik maupun finasial (Mahagangga, et al. 2013: 97)

4. Informasi dan Promosi Dalam konsep besar pemasaran, khususnya produk wisata, media sosial memduduki segala faktor determinan dalam baubaran pemasaran pariwisata. Untuk meningkatkan kepariewisataan perlu dilakukan kegiatan informasi dan promosi pariwisata guna menarik pariwisata dalam hal ini promosi bisa dalam bentuk, media cetak, media online, dan website dinaspariwisata guna menarik wisatawan dalam negeri maupun luas negeri.(Trihayuningtyas et al., 2018)

5. Aksesibilitas berasal dari kata akses yang merupakan terjemahan dari kata access dalam bahasa inggris yang berarti jalan masuk, sedangkan aksesibilitas yang berasal dari kata accessibility yang terjemahannya menjadi hal yang dapat masuk atau mudah dijangkau/dicapai (Echols dan Shadily, 2005).

(49)

BAB III

METODE PENELTIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Enrekang tepatnya di kawasan wisata Permandian Alam Lewaja, Kelurahan Lewaja, Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang, dengan pertimbangan bahwa pengembangan wisata alam Lewaja kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dan kurang beragamnya objek wisata yang ada ditambah lagi semakin banyaknya objek wisata yang serupa di daerah lain.

Peta 3.1 Lokasi Permandian Alam Lewaja, Kelurahan Lewaja

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan batasan waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini ± 1 bulan.

(50)

Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Skripsi Strategi Pengembangan Objek Wisata Permandian Alam Lewaja Tahun

2020

No. Kegiatan

Waktu

Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Sinopsis

2

Penyusunan Bab I, II dan

III 3 Asistensi

4

Survey dan Pengambilan

Data

5 Penyusunan Bab IV dan V

6 Asistensi

Sumber : Hasil Pengelolaan Data Tahun 2020

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sigiono, 2009). Populasi, yang menjadi fokus penelitian adalah Lokasi Permandian Alam Lewaja.

(51)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Etta Mamang Sangadji, 2017:177). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara multi stage sampling yaitu sampel yang diambil dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa metode diantaranya metode proportional sampling dan purposive sampling.

Purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan.

Menurut Sugiono (2009), dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus slovin yaitu sebuah rumus atau formula untuk menghitung jumlah sampel minimal, apabila sebuah populasi diketahui jumlahnya sebagai berikut :

n =

=

=

= 99 Dimana :

n= Jumlah sampel yang diambil

N=jumlah pengunjung dan jumlah penduduk setempat

(52)

E= Tingkat kesalahan (10%)

Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

C. Jenis dan Sumber Data 1. Sumber Data

a. Data Kualitaf, yaitu data non parametris yang berbentuk bukan angka. Data yang merupakan hasil wawancara dengan penyebaran kuesioner yang telah disiapkan kepada responden. Adapun data yang dimaksud meliputi adalah jumlah data pengunjung, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, luas wilayah dan data pendukung lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

b. Data Kuantitatif. Yaitu data yang berupa angka. Adapun jenis data yang dimaksud ialah jumlah jumlah pengunjung dan jumlah penduduk sekitar dan pendukung lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

2. Sumber Data

a. Penelitian ini menggunakan dataprimer yaitu data lapangan berupa data yang di dapatkan melalui tinjauan langsung ke lapangan lokasi penelitian, berupa data perkembangan aktivitas masyarakat pada wilayah penilitian tersebut.

(53)

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,yaitu :

1. Observasi Lapangan

Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi ialah dengan melakukan observasi. Observasi lapangan, dengan melakukan kunjungan dan pengamatan langsung ke lapangan. Nasution (1998), menyatakan bahwa, observasi adalah adalah dasar semua ilmu pengetahuwan.

2. Wawancara/Metode Quisioner

Esterberg (2002) wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehinggah sehinggah dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Data-data yang bisa diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini seperti partisipasi pihak pemerintah, swasta dan masyarakat terhadap kawasan wisata serta pemahaman masyarakat dan pengunjung.

Metode Quisioner, yang dilakukan ialah pengumpulan data

(54)

dengan menyajikan beberapa pertanyaan dalam bentuk tertulis yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu proses pengumpulan data dengan melakukan dokumentasi yang relevan dengan penelitian ini.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Suharsimi(1998), Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Pengertian yang dapat diambil dari definisi tersebut ialah bahwa dalam penelitian terdapat sesuatu yang menjadi sasaran, yaitu variabel, sehingga variabel merupakan fenomena yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk diobservasi atau diukur.

(55)

Table 3.2 Variabel,Sub Variabel, dan Indikator

Variabel Sub Variabel Indikator

Daya Tarik Wisata (X1)

• Objek Wisata Permandian Alam Lewaja

• Wahana Air

• AiR Terjun

• Kolam Renang

• Lapangan Futsal

• Baik

• Kurang Baik

• Tidak Baik

• Menarik

• Kurang Menarik

• Tidak Menarik

• Menarik

• Kurang Menarik

• Tidak Menarik

• Menarik

• Kurang Menarik

• Tidak Menarik

• Menarik

• Kurang Menarik

• Tidak Menarik

Sarana Penunjang Wisata (X2)

• Lapangan Futsal

• TPS

• Kamar Ganti

• Ruang Penonton

• Baik

• Kurang Baik

• Buruk

• Baik

• Kurang Baik

• Buruk

• Baik

• Kurang Baik

• Buruk

• Baik

• Kurang Baik

• Buruk

(56)

• Restoran

• Gazebo

• Tempat Parkir

• Baik

• Kurang Baik

• Buruk

• Baik

• Kurang Baik

• Buruk

• Baik

• Kurang Baik

• Buruk

Keamanan Dan

Kenyamanan (X3) • Penitipan Barang

• Kebersihan

• Suasana

• Aman

• Kurang Aman

• Tidak aman

• Nyaman

• Kurang nyaman

• Tidak nyaman

• Menyenangkan

• Menyenangkan Kurang

• Tidak Menyenangkan

informasi Dan Promosi (X4)

• Iklan Layanan Masyarakat

• Informasi Wisata

• Cukup

• Kurang

• Sangat Kurang

• Kerabat/Rekan

• Brosur/Pamflet

• Internet Aksesibilitas • Jalan Menuju

Wisata

• Pencpaian

• Baik

• Kurang Baik

• Buruk

• Baik

• Kurang Baik

• Buruk

(57)

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Analisis Chi-Square

Metode analisis Chi-Square adalah metode analisis yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama (1) yaitu : mengidentifikasi faktor apa saja yang Penghambat dalam pengembangan Objek Wisata Permandian Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang, dengan menggunakan analisis Chi- Kuadrat, Analisis Chi-Square atau uji Chi-Square berguna untuk menguji pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya (C = Coefisien of contingency). ( Husaini, Purnomo 2008:227)

Analisis Chi-Square memiliki karakteristik : 1) Nilai Chi-Square selalu positif.

2) Terdapat beberapa keluarga distribusi Chi-Square, yaitu distribusi Chi-Square dengan DK=1, 2, 3, dan seterusnya.

3) Bentuk Distribusi Chi-Square adalah menjulur positif

Referensi

Dokumen terkait

(d) Pemerintah daerah sudah menyediakan jaringan listrik di lokasi objek wisata kolam abadi; Strategi Pengembangan Objek Wisata oleh Pengelola (a) Pengelola objek wisata

(2) faktor penghambat pengembangan objek wisata alam Kabupaten Konawe Selatan adalah tidak tersedianya sarana transportasi umum untuk menjangkau objek wisata, kurangnya

Desa Wisata Limbasari merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Purbalingga yang memiliki beragam potensi wisata baik potensi wisata alam dan budaya yang

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi wisata alam Gunung Nona terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Enrekang dapat ditarik kesimpulan bahwa

TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DI KAWASAN WISATA PERMANDIAN ALAM LEWAJA DI KELURAHAN LEWAJA KECAMATAN ENREKANG KABUPATEN ENREKANG adalah karya saya dengan arahan

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya strategi pengembangan yang dilakukan pemerintah kabupaten Kampar pada objek wisata alam Teluk Jering dan hambatan penelitian ini menunjukkan

Data Wardana, Zainal, dan Arwanto Harimas Ginting 2020 dengan judul “Strategi Pemerintah Dalam Pengembangan Objek Wisata Alam Teluk Jering Kabupaten Kampar Provinsi Riau” Dessy Daria

Wisata alam merupakan salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Wonosobo, dengan adanya panorama alam yang indah dan suasana objek wisata yang asri memberikan kenyaman bagi pengunjung