• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

2. Definisi Operasional

Stres kerja adalah sejauh mana seorang karyawan merasakan adanya distres yang disebabkan oleh adanya ambiguitas peran dalam pekerjaan, ketidakpastian masa depan oleh perusahaan tempatnya bernaung dan adanya life changing events yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Stres memiliki beberapa simtom seperti mudah lelah, sulit berkonsentrasi, menjauhkan diri dari lingkungan sosial, kehilangan motivasi, absensi pekerjaan yang tinggi dan lain-lain, memiliki 3 simtom yakni simtom fisik, psikologis dan prilaku. Stres kerja dapat diukur menggunakan skala gambaran stres kerja karyawan pada PT. X yang mengalami decline stage, yang menggunakan 3 simtom stres kerja oleh Schuller (1980) dan Rice (1987).

Skor total dari hasil pengisian skala ini merupakan petunjuk tinggi rendahnya gambaran stres kerja karyawan dalam menghadapi decline stage di PT. X. Semakin tinggi skor yang dicapai maka semakin tinggi tingkat stres kerja karyawan dalam menghadapi decline stage di PT. X. Sebaliknya, semakin rendah skor yang didapat maka mengindikasikan rendahnya tingkat stres kerja karyawan dalam menghadapi decline stage di PT. X.

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Masalah utama yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah gambaran stres kerja karyawan dalam menghadapi decline stage di PT. X, yang dituangkan dalam pertanyaan dibawah ini :

a. Bagaimana gambaran umum stres kerja karyawan dalam menghadapi decline stage di perusahaannya?

b. Bagaimana gambaran stres kerja karyawan dilihat dari simtom prilaku? c. Bagaimana gambaran stres kerja karyawan dilihat dari simtom psikologis? d. Bagaimana gambaran stres kerja karyawan dilihat dari simtom fisik? e. Bagaimana gambaran stres kerja karyawan dilihat dari jenis kelamin? f. Bagaimana gambaran stres kerja karyawan dilihat dari usianya?

g. Bagaimana gambaran stres kerja karyawan dilihat dari tingkat pendidikannya? h. Bagaimana gambaran stres kerja karyawan dilihat dari divisi pekerjaan yang

berbeda?

i. Bagaimana gambaran stres kerja karyawan dilihat dari penggolongan gajinya? j. Bagaimana gambaran stres kerja karyawan dilihat dari masa kerjanya?

C. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. X yang masih aktif bekerja hingga Desember 2014 atau selama masa decline stage.

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah try out terpakai. Try out terpakai adalah istilah yang digunakan untuk proses penelitian yang menggunakan sampel yang sama dengan sampel yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur (Setiadi, Matindas & Chairy, 1998). Hal ini dilakukan peneliti mengingat kompleksitas masalah decline stage pada PT. X tidak ditemukan peneliti pada perusahaan lainnya. Selain itu, tidak mungkin melakukan uji coba dan uji sebenarnya pada subjek yang sama, karena akan menimbulkan efek belajar (learning).

Setelah pengambilan data kuantitatif berupa skala dilakukan, peneliti melakukan pengambilan data kualitatif yakni wawancara pada beberapa karyawan dari PT. X untuk dapat membahas hasil analisa data kuantitatif yang diperoleh dari skala stres kerja pada karyawan PT. X yang mengalami decline stage.

D. METODE PENGAMBILAN DATA

Penelitian ini menggunakan 2 metode yakni kuantitatif dan kualitatif. Pada metode kuantitatif, digunakan alat ukur yakni berupa skala stres kerja, sementara pada metode kualitatif, wawancara dilakukan untuk dapat mengumpulkan data tambahan.

Pada alat ukur berupa skala untuk mengetahui gambaran stres kerja yang dialami oleh karyawan secara kuantitatif dengan menggunakan 3 pembagian simtom stres kerja yang terdapat pada teori Rice (1987) dan Schuller (1980), yakni :

1. Simtom psikologis 2. Simtom prilaku 3. Simtom fisik

Alasan digunakannya alat ukur skala didasarkan atas asumsi :

1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.

2. Interpretasi subjek terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti adalah sama dengan pemahaman dan interpretasi peneliti.

3. Pernyataan atau tanggapan yang diberikan subjek adalah benar, jujur serta dapat dipercaya (Hadi, 2000).

Skala ini dikembangkan oleh peneliti berdasarkan 3 pembagian dari simtom stres kerja. Skala ini memiliki sebagian pernyataan mendukung (favorable) dan sebagian tidak mendukung (unfavorable). Jumlah keseluruhan item dalam skala adalah 50 item.

Alat ukut ini menggunakan skala interval, dengan aitem-aitem yang disusun dengan penskalaan model Likert, yang mana setiap aitem memiliki tiga kemungkinan jawaban subjek yang bergerak dari nilai nol sampai dengan dua, yaitu setuju (S), netral (N) dan tidak setuju (TS).

Aitem favorable memiliki jawaban “Setuju” akan diberi skor 2 demikian seterusnya sampai jawaban “Tidak Setuju” diberi skor 0. Untuk jawaban unfavorable, jawaban “Tidak Setuju” diberi skor 2 dan seterusnya sampai jawaban “Setuju” diberi skor 0. Penilaian skala gambaran stres kerja pada karyawan PT. X yang mengalami decline stage dapat dilihat dalam Tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2. Cara Penilaian Gambaran Stres Kerja pada Karyawan PT. X yang Mengalami Decline Stage

Bentuk Pertanyaan Skor 0 1 2 Favorable TS N S Unfavorable S N TS

Skor total yang akan menunjukkan tinggi rendahnya gambaran stres kerja pada karyawan PT. X yang mengalami decline stage. Semakin tinggi skor yang dicapai maka semakin tinggi stres kerja yang dialami karyawan PT. X yang mengalami decline stage. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah pula stres kerja yang dialami karyawan PT. X yang mengalami decline stage. Pengklasifikasian tinggi rendahnya gambaran kerja yang dialami

karyawan pada PT. X yang mengalami decline stage dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi dengan metode SPSS 17.0 for Windows dan kemudian membuat rentang sebanyak 3 klasifikasi yaitu rendah, sedang dan tinggi berdasarkan rumus kategori :

Rendah : x < µ - 1. σ

Sedang : µ -1. σ≤ x ≤ µ + 1.σ

Tinggi : µ + 1. σ≤ x

Distribusi aitem-aitem skala yang akan digunakan dalam uji coba alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Blue Print Distribusi Aitem Skala Gambaran Stres Kerja pada Karyawan PT. X yang Mengalami Decline Stage

No. Komponen Item Jumlah Bobot Favorable Unfavorable 1. Simtom prilaku 1, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 17, 19, 22, 23, 24, 25, 31, 34, 36, 38, 40, 43, 44. 18, 28, 30 25 50% 2. Simtom psikologis 2, 7, 13, 16, 21, 27, 29, 33, 35, 39, 42, 46, 47, 49 50 15 30%

3. Simtom Fisik 5, 9, 15, 20, 26, 32, 41, 48

37, 45 10 20%

Jumlah 44 6 50 100 %

Skala dalam penelitian ini diproses dengan uji bahasa terlebih dahulu pada 30 ex-karyawan PT. X sebelum melaksanakan try out terpakai untuk mengetahui kualitas bahasa dari aitem-aitem sebelum digunakan pada penelitian yang sesungguhnya (try out terpakai). Aitem-aitem yang berkualitas akan ditunjukan oleh koefisiensi korelasi yang tinggi, yaitu korelasi antara masing-masing item dengan item total.

Selain aitem-aitem tersebut, di dalam alat ukur juga tertera identitas diri yang harus diisi oleh subjek penelitian. Identitas diri meliputi nama, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, divisi kerja, masa kerja, dan golongan gaji. Identitas ini nantinya akan dikaitkan dengan skor total stres kerja sebagai faktor demografis dari stres kerja sebagaimana tertera di pertanyaan penelitian.

Selama data kuantitatif berupa skala diberikan, peneliti terus melakukan pengumpulan data kualitatif yakni melalui wawancara dengan pihak perusahaan mengenai keadaan perusahaan, mengingat kondisi perusahaan yang sangat tidak stabil dan dibutuhkan perhatian serta pengawasan yang ketat untuk dapat terus menerus mendapatkan data terbaru. Setelah skala terkumpul, peneliti melakukan analisa data kuantitatif berupa data statistik dan terus melakukan wawancara sebagai

data kualitatif. Hal ini dilakukan untuk dapat membantu analisa hasil penelitian dengan menjelaskan fenomena yang terjadi.

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA

Dokumen terkait