• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI TEKNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di atas maka dijelaskan di bawah ini :

1. Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu “. Prestasi belajar menurut Winkel (1996: 162) adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

13 2. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terpadu dan merupakan hasil dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi, bahkan disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama (Puskur, 2001: 9).

3. Teknik

Teknik adalah implementasi metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam kelas, merupakan kiat atau taktik untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suyono, 2014: 23). Aktifitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak. Untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable),

diperlukan suatu informasi tentang indikator-indikator

perubahan tingkah laku dan pribadi siswa.

Menurut Bloom, prestasi dikategorikan menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Arikunto, 2012 : 131). Dalam penelitian ini, tiga ranah diatas menjadi hal yang sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran. Ranah

14

kognitif meliputi tingkah laku atau sikap anak didik dalam pembelajaran dan psikomotor meliputi skill atau ketrampilan peserta didik dalam pembelajaran. Jadi tiga hal tersebut sebagai alat atau cara untuk membant keberhasilan dari penelitian.

Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapainya prestasi belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sebelumnya. Dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila dari siklus I Ke siklus II dan seterusnya prestasi belajar mengalami peningkatan secara bersikenambungan, sesuai Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang dipatokkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Baik KKM yang tentukan oleh sekolah (65) maupun KKM Nasional (75) yang ditentukan oleh pemerintah.

4. Belajar

Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

15

5. Teknik mind mapping

Mind mapping adalah merupakan alat paling hebat yang membantu otak berfikir secara teratur (Buzan, 2005 : 4). Mind mapping merupakan cara paling mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil informasi dari dalam otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dan efektif dalam membuat catatan, sehingga boleh dikatakan mind mapping benar-benar memetakan pikiran anda (Buzan, 2005 : 6). Mind mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak anda yang menakjubkan (Buzan, 2013 : 12). Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru (Silberman, 2009 : 188). Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dari suatu pola dan ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau mind mapping pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana lainnya untuk membentuk kesan pada otak.

Jadi teknik mind mapping memudahkan untuk

mengeluarkan kembali. Teknik ini jika diterapkan dalam

pembelajaran sangatlah bermanfaat karena mind mapping

16

memudahkan siswa untuk mengingat dalam jangka waktu yang panjang.

6. Kriteria Ketuntasan Minimal

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kriteria Ketuntasan Minimal harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar paserta didik jika dipreoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang

17

belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal.

Kriteria Ketuntasan Minimal menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik,dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya.

18

Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

Dokumen terkait