• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI TEKNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-ITTIHAD SEMOWO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI TEKNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-ITTIHAD SEMOWO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015 SKRIPSI"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN

SUMBER DAYA ALAM MELALUI TEKNIK MIND

MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI MADRASAH

IBTIDAIYAH AL-ITTIHAD SEMOWO, KECAMATAN

PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN

AJARAN 2014 / 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam

Oleh

NUR HIDAYAH

NIM 115 10 071

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

MOTTO :

 Maksimalkan perjalanan hidup ini di setiap harinya

 Janganlah berputus asa dari Rahmat Allah

 Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

PERSEMBAHAN

 Tiada ungkapan yang bisa menterjemahkan setiap kucuran darah, peluh

keringat dan setiap tetes air mata dari sebuah karya yang tercipta

sebagai tanda kasih, ucapan terima kasih dan do‟a. Kupersembahkan karya ini untuk : Ibu-Ibu-Ibunda tercinta serta Ayahanda tersayang, hormat

ta‟dzim tak terhingga kepada beliau yang senantiasa berjuang demi

anaknya. Perjuangan mereka tak lapuk oleh teriknya matahari dan tak

luntur pula tersiram oleh hujan. Merekalah yang telah melinangi sekujur

tubuhnya dengan darah, keringat serta air mata. Mereka jualah yang

senantiasa membasahi bibirnya dengan do‟a. Demi mengenalkan

(7)

vii

Segala puji bagi Allah Swt Tuhan sekalian alam atas segala rahmat, taufik

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat

mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurah kepada Nabi dan Rasul termulia, sang pelita kehidupan, penyibak kabut

kegulitaan hati, penerang jalan menuju Illahi, Nabi Muhammad Saw beserta

keluarganya dan para sahabatnya yang mulia. Amma ba'du

Kehidupan ini bagaikan perahu yang sedang berlayar di samudra, kadang

kala perahu itu harus menghadapi ombak dan badai. Demikian pula dengan

keadaan yang dialami oleh penulis di dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang dihadapi. Namun Al-hamdulillah, dengan izin Allah

dan kerja keras, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan meskipun jauh

dari kesempurnaan.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta Nabi Muhammad

SAW

2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga

3. Bapak Drs. Suwardi, M.Pd selaku ketua Jurusan Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga

4. Ibu Peni Susapti, M.S.i selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

(8)

viii

5. Bapak Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan tulus yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyempurnaan

penyusunan skripsi ini.

6. Dosen Penguji, Sukron Jazakumullah Ahsanal Jaza' Jaza an Katsiro 7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf karyawan di lingkungan Jurusan

PGMI

8. Pimpinan dan Petugas Perpustakaan (IAIN) Salatiga, Perpustakaan Umum

Salatiga dan Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)

Salatiga yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk

mendapatkan buku-buku yang diperlukan sampai skripsi ini terselesaikan.

9. Siti Khodijah, S.Pd Selaku kepala Madrasah yang telah memberikan izin

penulis untuk melakukan penelitian di MI yang beliau pimpin.

10.Bapak dan Ibu Guru serta karyawan yang telah membantu penulis selama

melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah tersebut.

11.Siswa-siswi yang berakhlak mulia trimakasih telah mendukung dan

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

12.Abah Saifuddin dan Ummi Sugi Harti serta nenek Marsiti tercinta, yang

telah membiayai, mengasuh, mendidik, membimbing dan memberikan

dorongan, do'a dan pengorbanan usaha, kerja keras, motivasi serta kasih

sayang yang tak terhingga baik secara moril maupun materil kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.

13.Bu Yasin, Ummi Hj. Mulyati, ummi Listiyani, abah Muhadi di klego,

Ummi Nurul dan Abah Taat di demak, Ummi Suyatmi dan Tukimin dan

keluarga besar di gudang sakti, sruwen, nenek dan kakek di Bancak trimakasih atas ilmu, do‟a, bimbingan, semangatnya dan yang menjadi inspirator perjalanan hidupku

14.Sahabat-sahabatku tercinta, terlebih keluarga besar PGMI angkatan 2010

serta teman-teman yang saya kenal dan yang mengenal saya, yang tak

mungkin dapat saya sebutkan semuanya yang telah memberikan saran,

(9)

ix

15.Keluarga besar PP Salafiyah, Blotongan Bapak Imam Muzni dan Ibu Tri

Wahyuni.

16.Keluarga besar PP dan SD PTQ An-Nida Bapak Sarifudin, Bu Fitri dan

Pak Nur Hadi, Bu Anik, Bu Nur Khasanah, Bu Yeni Purnama, Bu Aska,

Bu Rini, Pak Fikri, dan Pak Aswad trimakasih atas ilmu, do‟a, bimbingan, semangatnya dan yang menjadi inspirator perjalanan hidupku.

17.Keluarga besar MTs Semowo trimakasih atas ilmu, do‟a, bimbingan dan

semangatnya.

18.Bapak Yusuf Khumaini ibu Eva Palupi, dan Imam Mas Arum, trimakasih

atas nasehatnya, ilmu, do‟a, bimbingan dan semangatnya.

19. Adik-adikku yang aku banggakan dik Fatimah, dik Dika, dik Wahyu,

Ukhti Fatih, dik Anis Triyani, Syafa Az-Zahra dan Gus Saidina Taufik, Gus Bion As‟ari trimakasih atas do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah menjadikan kalian penerus di

IAIN Salatiga.

20.Sahabat – sahabatku yang terbaik mbak Eka Jumiati, Umami, Ulis Sa‟adah, Endah Wahyuningseh, Langga Cintya Desi dan N. Nafisatur Rofiah trimakasih atas ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

21.Kakak-kakak RSQ (Rumah Sahabat Al-Qur‟an) tercinta, Syafi‟i Abthohi, Fegiya Yulia Fandra, Baarid Syamsiyah, Kartika Indah Permata, Kiki

Permata Sari, Mbak Nur Hidayah, Mbak Nurul Hidayah dan Bu Anik Yuliyanti trimakasih atas ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini dan trimaksih kalian telah mengenalkanku pada

arti perubahan dan kehidupan.

22.Sahabat-sahabatku JMY 48, Mbak Luluk Nurrohmah, Endang Sartika, Yunita Nafi‟ah, Khotibul Umam, Agus Prasetyo, Adhika Rahman Nugroho, serta Mucharror atas ilmu, do‟a, dukungan, semangatnya dan yang telah menjadi inspirator dalam perjalanan hidupku untuk menjadi

(10)

x

23.Sahabatku yang terhebat, di Lembaga Dakwah Kampus (LDK),

Murabbiku tercinta, terimakasih atas inspirasinya, ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

24.Sahabat-sahabatku di TPQ Al-Hidayah di Ngaglik, Gedongan, Banyu Biru

dan TPQ Al-Mubarok Sinoman, Salatiga terimakasih atas inspirasinya, ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini. 25.Sahabat-sahabatku di Rumah Tahfidz, Salatiga dik Aini, Dik Devi, dik

Maza, dik Nafis, dan terimakasih atas inspirasinya, ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

26. Sahabatku dik Nur Hidayah KAMMI, terimaksih atas ilmu, do‟a, dukungan dan semangat dan ilmunya.

27.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Mudah-mudahan segala bantuan yang telah diberikan oleh semua

pihak yang disebutkan di atas, senantiasa mendapat ganjaran pahala yang

berlipat ganda dari Allah Swt. Meskipun penulis telah berupaya

menyajikan yang terbaik, tetapi karena keterbatasan kemampuan kami,

mungkin saja masih banyak kekeliruan dan kesalahan di dalamnya.

Dengan berpegangan bahwa Tiada gading yang tak retak, maka dengan

kerendahan hati segala pandangan dan saran sangat penulis harapkan demi

untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga apa

yang disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

dan umumnya bagi para pembaca. Akhirnya penulis ucapkan “Alhamdulillahi Rabbil „Alamin”, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhir kata

Sukron Jazakumullah Ahsanal Jaza'Ankatsiiro....

Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq

(11)
(12)

xii ABSTRAK

Hidayah Nur. 2015. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pokok Bahasan Sumber Daya Alam Melalui Teknik Mind Mapping Pada Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Semowo, Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun ajaran 2014/2015 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Kata Kunci : Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terpadu dan merupakan hasil dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi, bahkan disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian

ini adalah apakah dengan menggunakan teknik mind mapping dapat

meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pokok Bahasan Sumber Daya Alam pada siswa kelas empat di Madrasah Ibtidaiyah, Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkaatan prestasi belajar dalam mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal baik standar sekolah (65) maupun nasional (75) setelah di terapkannya teknik mind mapping pada siswa kelas empat pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Semowo tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun langkah-langkah dalam PTK ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian dapat dilihat pada peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Sumber Daya Alam. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Sumber Daya Alam pada setiap siklusnya. Pada siklus I, Peningkatan ini ditunjukkan oleh siswa yang tuntas melalui siklus I (27,78%), siklus II menjadi (55,56%) dan siklus III peningkatannya menjadi (88,89%) berdasarkan KKM sekolah. Sedangkan berdasarkan KKM Nasional adalah, siklus I (5,56 %), siklus II menjadi (27,78 %) dan siklus III menjadi (55,56 %).

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman Sampul ………..…… i

Lembar Berlogo ……….…… ii

Halaman Judul ……… iii

Lembar Persetujuan……… iv

Lembar Pengesahan ………..… v

Pernyataan Keaslian Tulisan ……….. …… vi

Motto dan Persembahan .……… vii

Kata Pengantar ……… viii

Abstrak ……… xii

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ... …… 8

E. Kegunaan Penelitian ……….. 10

F. Definisi Operasional ... 11

(14)

xiv

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Prestasi Belajar ... 28

1. Pengartian Prestasi Belajar... 28

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... B. Kriteria Ketuntasan Minimal………. 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ……… 2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ……….. 3. Prinsip Penetapan KKM ………... 4. Langkah- Langkah Penetapan KKM ……… 5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal ……… 30 C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ……….. 51

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial………. 51

(15)

xv

4. Kelebihan dan Kelemahan Mind Mapping……… 69

5. Aplikasi Mind Mappingdalam Pembelajaran ………... 70

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Al Ittihad Semowo ………... 72

1. Profil Sekolah MI Al- Ittihad Semowo……… 72

2. Visi, Misi dan Tujuan ………. 73

3. Struktur Organisasi MI Al-Ittihad Semowo ……….. 73

4. Kurikulum MI Al-Ittihad Semowo ……… 74

5. Guru dan Tenaga Kependidikan ……… 75

6. Sarana dan Prasarana ………. 82

7. Kegiatan Siswa ……….. 83

B. Subjek Penelitian ………. 83

1. Lokasi Penelitian ………. 83

2. Waktu Penelitian ……… 85

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ………. 85

1. Siklus I ……….. 85

2. Siklus II ………. 90

3. Siklus III……… 95

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ………. 101

1. Siklus I ……….. 101

2. Siklus II ……….. 105

(16)

xvi

B. Pembahasan ………. 112

1. Hasil Rekapitulasi ……….. 112

2. Kondisi Awal ………. 113

3. Kondisi Akhir ………. 113

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 116

B. Saran……….. 118

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

2.1 Proses Penetapan KKM……….……

2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV MI…………. 48

54

2.3 Penggunaan Otak pada Mind Mapping……… 64

3.1 Data Jumlah Siswa MI Al-Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2014/2015 ….. 74

3.2 Daftar Nama Guru dan Pembagian Tugas Mengajar MI Al-Ittihad

Semowo Tahun Ajaran 2014/2015……….. 81

3.3 Daftar Sarana dan Prasarana MI Al-Ittihad Semowo Tahun Ajaran

2014/2015 ……… 82

3.4 Data Responden Siswa Kelas IV MI Al-Ittihad Semowo Tahun Ajaran

2014/2015 ………. 84

4.1 Hasil Tes Formatif pada Siklus I……….

4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I………

102

103

4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus II………...

4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II………..

105

106

4.5 Hasil Tes Formatif pada Siklus III………..

4.6 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus III………

108

109

4.7 Hasil Rekapitulasi tentang Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan KKM

Sekolah……….. 112

4.8 Hasil Rekapitulasi tentang Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan KKM

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi

Lampiran 4 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 5 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 6 : Daftar Nilai SKK

Lampiran 7 : SK KKM

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata

pelajaran yang ada di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah

(MI) yang diberikan sejak Sekolah Dasar hingga Menengah Atas.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkap peristiwa

dan fakta konsep yang berkaitan dengan sosial. Dalam buku

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi karya

(Rasimin, 2012: 31) terdapat pendapat bahwa Ilmu Pengetahuan

Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang

dilakukan secara terpadu dan merupakan hasil dari

penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin

ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan

keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi,

antropologi, dan ekonomi, bahkan disiplin ilmu humaniora,

pendidikan dan agama (Puskur, 2001: 9). Pada jenjang SD/MI,

ilmu pengetahuan sosial yang diberikan di sekolah dasar telah

mengintregasikan bahan pelajaran dalam satu bidang studi.

Pendidikan ilmu pengetahuan IPS di sekolah dasar merupakan

disiplin ilmu-ilmu sosial sebagaimana yang disajikan pada tingkat

(20)

2

tingkat kecerdasan dan kematangan jiwa peserta didik, maka bahan

kajiannya disederhanakan, diseleksi, diadaptasi, dan dimodifikasi.

Pada jenjang pendidikan dasar, mata pelajaran IPS memuat materi

geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran

IPS siswa diarahkan untuk menjadi Warga Negara Indonesia

(WNI) yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia

yang cinta damai (Rasimin, 2012: 33). Tujuan materi pembelajaran

IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut

: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar

untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuisi memecahkan

masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki

komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja

sama, dan berkompetensi dalam masyarakat majemuk ditingkat

lokal, nasional dan global (Rasimin, 2012: 34).

IPS memiliki karakteristik yang berbeda di setiap

cabangnya. Cabang geografi yaitu meliputi interaksi manusia

dengan alam pada ruang tertentu dimuka bumi, cabang sejarah

obyek penelaahannya adalah peristiwa-peristiwa kehidupan

manusia yang menyangkut segala aspek yang diurutkan

berdasarkan kurun waktunya, seperti sejarah peradapan manusia.

(21)

3

untuk memperoleh hasil yang setinggi-tingginya untuk mencukupi

kebutuhan hidup dan menciptakan kehidupan yang layak. Untuk

cabang sosiologi obyek kajiannya adalah interaksi sosial

masyarakat mulai dari lingkup yang terkecil yaitu keluarga hingga

kelompok yang lebih besar. Ilmu politik obyek kajiannya yaitu

pemerintahan, kenegaraan, kesejahteraan, keamanan dan ketertiban

masyarakat (Rasimin, 2012: 10). Jadi melalui pembelajaran IPS

siswa dapat memperluas wawasannya tidak hanya diri sendiri

melainkan dapat mengetahui alam semesta.

Begitu banyak obyek kajian IPS, maka perlulah seorang

guru harus ekstra keras memberikan asupan-asupan yang lebih

mengena dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

dikatakan berhasil jika dalam pembelajaran menggunakan teknik,

metode, dan strategi yang menarik. Teknik, metode, strategi yang

menarik merupakan modal awal yang bisa dijadikan untuk

menunjang keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar adalah

ketuntasan dalam belajar siswa. Namun keberhasilan dalam

pembelajaran IPS belumlah kelihatan karena guru hanya

memberikan konsep pengertian saja dan mengesampingkan aspek

pemahaman. Semua guru mestilah menginginkan agar siswanya

berhasil dalam kegiatan belajar. Keberhasilan ini merupakan modal

bagi siswa untuk mendapatkan nilai baik dalam hasil tes.

(22)

4

dilihat dengan nilai semata. Selain nilai, aspek-aspek yang lain

juga mempengaruhi dalam pembelajaran IPS seperti ketrampilan

psikomotorik dalam kehidupan. Hal ini sejalan dengan pernyataan

“Taksonomi Bloom” yaitu harus dicapai siswa dalam belajar yaitu

kemampuan kognitif (pengetahuan), kemampuan afektif (sikap dan

minat) dan kemampuan psikomotorik (keterampilan) (Arikunto,

2012 : 131).

Dengan demikian yang dimaksud prestasi belajar IPS

bukan hanya semata-mata diukur dengan nilai yang memuaskan

dalam ulangan maupun ujian akhir. Melainkan dapat diukur dari

materi IPS yang dipelajari, dihayati, dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPS

ternyata ditentukan dari beberapa faktor yang saling mendukung

secara serempak atau terpadu. Mengandalkan faktor kecerdasan

saja belum menjamin keberhasilan siswa jika tidak didukung

dengan faktor lain. Faktor-faktor yng mempengaruhi keberhasilan

belajar siswa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal adalah intelegensi sedangkan

faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan, keadaan sarana dan

prasarana maupun cara belajar. Hal ini senada dengan yang

diungkapkan Wasliman menyatakan bahwa untuk terjadi belajar

pada siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal

(23)

5

Melalui survei dan wawancara yang dilakukan pada bulan

November di kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, kecamatan Pabelan,

Kabupaten Semarang ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam

menguasai konsep IPS tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari

Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, yang diterapkan untuk mata

pelajaran IPS adalah 65. Dari hasil wawancara pada bulan

november diketahui bahwa dari sejumlah 18 siswa, 4 siswa

(22.22%) memperoleh nilai sesuai KKM dan 14 siswa (77,78%)

yang lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Selain itu, di

Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad Semowo pada siswa kelas IV

belum memakai kurikulum 2013, sehingga masih menggunakan

kurikulum KTSP.

Berdasarkan survei dan wawancara diketahui bahwa faktor

penyebab rendahnya kemampuan dalam pembelajaran IPS adalah

faktor dari siswa sendiri dan faktor dari guru kelas. Faktor

penyebab dari siswa adalah siswa cenderung kurang dapat

mempertahankan daya ingatnya dalam jangka panjang. Siswa

kurang memahami materi yang bersifat konseptual dengan baik.

Demikian juga, siswa kurang mampu menyusun hubungan atau

asosiasi secara menyeluruh terhadap materi pembelajaran.

Sedangkan faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa dari

faktor guru kelas adalah kurangnya kreativitas guru dalam

(24)

6

kelas juga ditengarahi belum menganekaragamkan penyajian, isi

materi, proses pembelajaran dan hasil belajar yang bermakna.

Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di

kelas di arahkan kepada guru sebagai pusat pembelajaran.

Kemudian siswa di arahkan kemampuannya untuk menghafal

informasi tanpa ditutut untuk memahami informasi yang

diingatnya. Pembelajaran yang terjadi tidak dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan sistematis. Siswa

kurang didorong untuk mengembangkan dirinya supaya kreatif.

Atas dasar kenyataan demikian, perlu dicari alternatif

lainnya dengan melakukan inovasi baik strategi, metode, maupun

teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran yang efektif dan efisien

untuk meningkatkan prestasi belajar salah satunya adalah melalui

teknik peta pikiran atau mind mapping. Teknik ini sangat

dianjurkan terutama oleh para ahli pembelajaran untuk merancang

pembelajaran yang efektif dan efisien. Teknik ini dapat menggugah

semangat belajar, kreativitas dan berfikir para siswa. Penggunaan

teknik ini dalam pembelajaran terutama Ilmu Pengetahuan Sosial

belum banyak dilakukan.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang :

(25)

7

PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM

MELALUI TEKNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS

IV MI AL-ITTIHAD SEMOWO, KECAMATAN PABELAN,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014/2015..

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI

Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

tahun 2015 ?

2. Apakah penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam

dapat mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Sekolah (65) dan target KKM secara Nasional (75) pada siswa

kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan,

Kabupaten Semarang tahun 2015 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Apakah penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam

(26)

Al-8

Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

tahun 2015 ?

2. Apakah penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam

dapat mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Sekolah (65) dan target KKM secara Nasional (75) pada siswa

kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan,

Kabupaten Semarang tahun 2015 ?

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis tindakan

Hipotesis berasal dari kata hipo dan thesis, hipo artinya

rendah dan thesis artinya kebenaran. Jadi hipotesis adalah

kebenaran yang masih memiliki taraf kerendahan dan akan

diuji kebenarannya melalui penelitian. (Maslikhah, 2013 : 41).

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010 : 110). Hipotesis

merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara

teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya (Basrowi, 2008: 170). Hipotesis adalah jawaban

atau penjelasan sementara atas permasalahan yang sedang

ditelit (Zuriyah, 2007: 227). Jadi hipotesis berarti dugaan

(27)

9

Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam

penelitian ini adalah (a) penggunaan teknik mind mapping

dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

pokok bahasan Sumber Daya Alam pada siswa kelas IV di

Al-Ittihad Semowo, Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun 2015. (b).

Penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam dapat

mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sekolah

(65) dan target Ketuntasan secara Nasional (75) pada siswa

kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan,

Kabupaten Semarang tahun 2015.

2. Indikator keberhasilan

Penerapan teknik mind mapping ini dikatakan efektif

apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator

yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut :

a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue)

dari siklus pertama ke siklus dua dan seterusnya.

b. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan minimal

Sekolah (65) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

pokok bahasan Sumber Daya Alam sebesar 85 % dari 18

(28)

10

c. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan minimal

secara Nasional (75) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam.

d. Siswa sangat senang dengan pembelajaran menggunakan

penerapan teknik mind mapping.

e. Guru mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan

pembelajaran menggunakan penerapan teknik mind

mapping.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat baik secara

teoritik dan praktis.

1. Secara teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul

dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata

pelajaran IPS, terutama dalam hal meningkatkan prestasi

belajar siswa dalam pelajaran IPS, kemudian dapat melihat (a)

Apakah penerapan teknik mind mapping dapat meningkatkan

prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan

Sumber Daya Alam pada siswa kelas IV di MI Al-Ittihad

Semowo, Kec. Pabelan, Kab. Semarang ?. (b) Apakah

(29)

11

Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam dapat

mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sekolah

(65) dan target KKM secara Nasional (75) pada siswa kelas IV

MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten

Semarang tahun 2015 ?

Apabila siswa tertarik untuk belajar, maka prestasi

belajar dapat meningkat sehingga dapat tercipta sumber daya

manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan

sehari-hari dan dapat menyesuaikan sesuai dengan

perkembangan zaman. Hasil penelitian juga dapat menambah

khasanah keilmuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau

Madrasah Ibtidaiyah (MI) khususnya mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial.

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa

Memberikan suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk

memperkenalkan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui

(30)

12

prestasi belajar siswa dan kemampuan siswa sehingga dapat

tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien

c. Bagi Sekolah

1. Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan

masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah.

2. Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak

pada peningkatan mutu pendidikan di MI Al-Ittihad

Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

d. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan

pengetahuan untuk mengembangkan ide kreatif dan

inovatifnya dalam melakukan penelitian.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas

pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan

pemahaman terhadap judul di atas maka dijelaskan di bawah ini :

1. Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara

etimologi belajar memiliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu “. Prestasi belajar menurut Winkel (1996:

162) adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan

seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai

(31)

13 2. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu bidang

kajian ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terpadu dan

merupakan hasil dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan

modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan

dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah,

geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi, bahkan disiplin

ilmu humaniora, pendidikan dan agama (Puskur, 2001: 9).

3. Teknik

Teknik adalah implementasi metode pembelajaran yang

secara nyata berlangsung di dalam kelas, merupakan kiat atau

taktik untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suyono, 2014: 23).

Aktifitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini

penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan

yang telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak. Untuk melihat

sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar

peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable),

diperlukan suatu informasi tentang indikator-indikator

perubahan tingkah laku dan pribadi siswa.

Menurut Bloom, prestasi dikategorikan menjadi 3 ranah

yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Arikunto, 2012 :

131). Dalam penelitian ini, tiga ranah diatas menjadi hal yang

(32)

14

kognitif meliputi tingkah laku atau sikap anak didik dalam

pembelajaran dan psikomotor meliputi skill atau ketrampilan

peserta didik dalam pembelajaran. Jadi tiga hal tersebut sebagai

alat atau cara untuk membant keberhasilan dari penelitian.

Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapainya prestasi

belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sebelumnya. Dalam

penelitian ini dikatakan berhasil apabila dari siklus I Ke siklus

II dan seterusnya prestasi belajar mengalami peningkatan

secara bersikenambungan, sesuai Kriteria Ketuntasan Minimun

(KKM) yang dipatokkan pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial. Baik KKM yang tentukan oleh sekolah

(65) maupun KKM Nasional (75) yang ditentukan oleh

pemerintah.

4. Belajar

Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara

etimologi belajar memiliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa

belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

(33)

15

5. Teknik mind mapping

Mind mapping adalah merupakan alat paling hebat yang

membantu otak berfikir secara teratur (Buzan, 2005 : 4). Mind

mapping merupakan cara paling mudah untuk memasukkan

informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil informasi dari

dalam otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dan efektif dalam

membuat catatan, sehingga boleh dikatakan mind mapping

benar-benar memetakan pikiran anda (Buzan, 2005 : 6). Mind

mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses

yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya

ada dalam otak anda yang menakjubkan (Buzan, 2013 : 12).

Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara

individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran,

atau merencanakan penelitian baru (Silberman, 2009 : 188).

Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan

sensorik dari suatu pola dan ide-ide yang berkaitan. Peta

pikiran atau mind mapping pada dasarnya menggunakan citra

visual dan prasarana lainnya untuk membentuk kesan pada

otak.

Jadi teknik mind mapping memudahkan untuk

mengeluarkan kembali. Teknik ini jika diterapkan dalam

pembelajaran sangatlah bermanfaat karena mind mapping

(34)

16

memudahkan siswa untuk mengingat dalam jangka waktu yang

panjang.

6. Kriteria Ketuntasan Minimal

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis

kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni

menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan

peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta

didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

Kriteria Ketuntasan Minimal harus ditetapkan sebelum

awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah

peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak

mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan

tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara

serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma,

kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan

belajar paserta didik jika dipreoleh hasil rata-rata kurang

memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal

untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai

6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan

pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil

(35)

17

belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah

melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran

di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang

memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan

pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi

pertimbangan utama penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal.

Kriteria Ketuntasan Minimal menunjukkan persentase

tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan

angka maksimal 100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria

ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan

mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari

kriteria ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai

minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria

ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian

ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama

pendidik, peserta didik,dan orang tua peserta didik. Oleh

karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian

di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan

perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses

(36)

18

Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan

Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil

belajar peserta didik.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian

tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah

Classroom Action Research (CAR) kalau di Indonesia dikenal

dengan sebutan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan

Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik

pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Suyanto,

1997: 4). Arikunto dalam bukunya mengungkapkan penelitian

tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research)

yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2008 : 58). Jadi secara

garis besarnya penelitian tindakan kelas untuk memecahkan

masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan

secara bertahap dan terus menerus.

Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan

kelas karena melalui penelitian ini seorang peneliti terjun

(37)

19

Dalam penelitian ini, kelas dijadikan penelitian. Peneliti bisa

dilakukan oleh orang luar yang mengumpulkan data dengan

cara mengamati guru mengajar (Wardani, 2009:14). Peneliti

mengumpulkan data observasi kelas, wawancara dengan guru

dan siswa. Dalam penelitian ini kelas dijadikan obyek

penelitian. Penelitian mengumpulkan data observasi kelas,

wawancara dengan guru dan siswa. Selain itu peneliti juga

berkolaborasi dengan guru kelas. Dalam penelitian kolaborasi,

pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri,

sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap

berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru.

Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang guru,

yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang

mengajar, dia adalah seorang guru, ketika dia sedang

mengamati dia adalah seorang peneliti (Arikunto, 2008 : 17).

Adapun gambaran tahap penelitian (Arikunto, 2006 : 16)

(38)

20

Skema Siklus Penelitian

Gambar 1.1 skema siklus penelitian (Arikunto 2008: 16 )

2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian a. Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah.

Madrasah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena

memerlukan pengembangan model pembelajaran yang akan

meningkatkan prestasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Dengan

demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal.

Selain itu juga adanya kesediaan untuk bekerjasama dari kepala

sekolah dan guru kelas yang bersangkutan di Madrasah

Ibtidaiyah Al-Ittihad, Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten

Semarang.

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

?

Pengamatan perencanaan

(39)

21 b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan kurang lebih

satu bulan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di MI

Al-Ittihad Semowo, kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang

dari tanggal 5 sampai 27 januari 2015.

c. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian

adalah siswa kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan

Pabelan, Kabupaten Semarang. Siswa kelas IV MI Al-Ittihad

Semowo, kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang dipilih

sebagai subyek penelitian karena dinilai perlu adanya suatu

pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih

termotivasi dan hasil belajar mereka pun meningkat. Penelitian

ini di khususkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

materi Sumber Daya Alam dengan menggunakan penerapan

mind mapping.

3. Langkah-langkah Penelitian

Arikunto (2006 : 20), mengemukakan bahwa tahap-tahap

dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan

penting, meliputi : (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan),

(3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Lebih

(40)

22 a. Tahap rencana (planning)

Rencana (planning) merupakan bagian awal yang harus

dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan teknik

mind mapping silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan.

3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.

4) Mempersiapkan perlengkapan mind mapping yang

dibutuhkan.

5) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk

penilaian perhatian siswa.

6) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam

pembelajaran

7) Menyusun test formatif untuk siswa.

8) Target yang diharapkan dalam penerapan teknik mind

mapping ini keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

b. Tahap tindakan (action)

Tahap tindakan merupakan pelaksanaan yang telah

dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan

skenario pembelajaran yang tertulis pada Rencana Pelaksanaan

(41)

23

terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti dan penutup.

Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi dan

konfirmasi.

c. Tahap pengamatan (observation)

Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis

untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi

keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran.

Pantauan guru saat pembelajaran berlangsung, kondisi siswa

mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.

d. Tahap refleksi (reflection) meliputi :

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran

2) Evaluasi hasil observasi

3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan

siklus I pada siklus II.

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan

yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan

untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu

siklus II dan seterusnya.

4. Instrument penelitian

Instrument pengumpulan data yang dilakukan dalam

(42)

24

a. Pedoman pengamatan

Pedoman pengamatan digunakan untuk mengamati

secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Tes/Soal tes

Tes/Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat

prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik

mind mapping.

5. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek

penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang

telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data

penelitian ini cara mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung

terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya

secara teliti (Farikhah, 2006 : 10). Dalam setiap siklus guru

melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh

mana perhatian aktivitas, dan prestasi belajar terhadap materi

Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi

(43)

25

Pada setiap siklus guru memberikan tes tertulis dalam bentuk

pilihan ganda dan uraian. Tes pilihan ganda dan uraian untuk

mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap

materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang di berikan oleh guru.

6. Analisis

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka

analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi

dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam

dalam tes dan format pengamatan lainnya. Analisis reflektif

dilakukan peneliti bersama guru kelas IV MI Al-Ittihad Semowo,

Kec. Pabelan. Kab. Semarang, sebagai pijakan untuk menemukan

program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa

kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini

menggunakan analisis deskriptif. Deskriptif yang digunakan

berupa persentase sebagai berikut:

1.

Menghitung rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut :

M =

Keterangan :

M = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah semua nilai siswa

(44)

26

2. Menghitung presentasi ketuntasan belajar siswa dengan rumus

sebagai berikut :

P = x 100%

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

N= Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 264-265)

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam

mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis

paparkan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup : Latar belakang

masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Berisi kajian pustaka yang mencakup : prestasi belajar

siswa meliputi definisi belajar, jenis-jenis belajar, prinsip-prinsip

belajar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Pembelajaran IPS di SD/MI. Mind mapping meliputi definisi mind

mapping, cara membuat kegunaan mind mapping, kelebihan dan

kelemahan mind mapping, aplikasi mind mapping dalam

(45)

27

pengertian KKM, fungsi KKM, mekanisme penetapan KKM,

langkah-langkah penetapan KKM, penentuan KKM

BAB III Berisi Pelaksanaan Penelitian mencakup : Subjek

penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan

siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

BAB IV Berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup :

Deskripsi paparan persiklus meliputi, deskripsi paparan siklus I,

deskripsi paparan siklus II, deskripsi paparan siklus III dan

pembahasan.

BAB V Penutup, mencakup : Kesimpulan dan saran yang

selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun

(46)

28 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Prestasi Belajar

1. Belajar

a. Definisi belajar

Kemampuan Intelektual dan emosional siswa sangat

menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi.

Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar

maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk

mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar

mengajar berlangsung.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat

perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang

rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi

menurut bidang dan kemampuan masing-masing. (Arifin, 1998

: 2). Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar

adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang

terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan

terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang

bersangkutan.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar

(47)

29

proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara

garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu

sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang

berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.

Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita

temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi

belajar, Poerwanto (1986: 28) memberikan pengertian prestasi

belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha

belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.

Selanjutnya Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa

prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan

belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangakan

menurut S. Nasution (1996: 17) presatasi belajar adalah

kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa

dan berbuat. Presatsi belajar dikatakan sempurna apabila

memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika

seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria

tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan

bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang

(48)

30

informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Presatsi belajar seseorang sesuai dengan tingkat

keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang

dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi

setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar

siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari

evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya

prestasi belajar siswa.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana

yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain : faktor

yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor

yang terdapat dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor

yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis

sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara

lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan

sebagainya.

a. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari

dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat

digolongkan ke dalam faktor intern yaitu

(49)

31

1) Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar

disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan

keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat

ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang

normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai

dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya

perkembangan ini ditandai oleh

kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan

anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada

usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan

sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor

intelegensi merupakan suatu hal yang tidak

diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Kartono (1995: 1) kecerdasan

merupakan “ salah satu aspek yang penting dan

sangat menentukan berhasil tidaknya studi

seseorang. Kalau seorang murid mempunyai

tingkat kecerdasan normal atau di atas normal

maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi

(50)

32

berhasil daripada yang mempunyai tingkat

intelegensi yang rendah.” Muhibbin (1999: 135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa

maka semakin besar peluangnya untuk meraih

sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan

intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa

intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi

merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang

anak dalam usaha belajar.

2) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang

telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan

pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986: 28)

bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat

pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti

kecakapan, yaitu mengenai

kesanggupan-kesanggupan tertentu.”

Kartono (1995: 2) menyatakan bahwa

(51)

33

diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui

belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.”

Menurut Syah Muhibbin (1999: 136) mengatakan

“bakat diartikan sebagai kemampuan individu

untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung

pada upaya pendidikan dan latihan.”

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa

tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat

ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan

dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi

rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi

tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar

keterampilan, bakat memegang peranan penting

dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang

baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa

anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak

sesuai dengan bakatnya maka akan merusak

keinginan anak tersebut.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenai beberapa

kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang

(52)

34

rasa sayang. Menurut Winkel (1996: 24) minat

adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek

untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995: 57) mengemukakan

bahwa minat adalah “ kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus yang disertai dengan rasa

sayang.” Kemudian Sardiman (1992: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang

terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri dari arti

sementara situasi yang dihubungkan dengan

keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

sendiri.”

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah

bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar

atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik

minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan

karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk

menambah minat seorang siswa di dalam menerima

pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat

(53)

35

sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa

merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang

mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal

maka akan terus berusaha untuk melakukan

sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai

sesuai dengan keinginannya.

4) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang

penting karena hal tersebut merupakan keadaan

yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan

belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar

adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi

dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan

belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil

jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Nasution (1995: 73) mengatakan motivasi

adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (1992: 77) mengatakan bahwa “motivasi adalah

menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau

(54)

36

Dalam perkembangannya motivasi dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi

intrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi

intrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang

bersumber dari dalam diri seseorang yang atas

dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan

sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi

ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang

datangnya dari luar diri seseorang siswa yang

menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan

belajar.

Dalam memberikan motivasi seorang guru

harus berusaha dengan segala kemampuan yang

ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada

sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini

dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan

mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk

membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya

dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak

sendiri dan belajar secara aktif.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat

(55)

37

siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,

keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan

sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya

bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada

individu. Menurut Slameto (1995: 60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan

keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan

masyarakat.”

1) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil

dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan

dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

slameto bahwa : “Keluarga adalah lembaga

pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang

sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi

bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu

pendidikan bangsa, negara dan dunia.”

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat

penting dalam keberhasilan seseorang akan

terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa

aman merupakan salah satu kekuatan pendorong

(56)

38

Dalam hal ini Hasbullah (1994: 46)

mengatakan : “Keluarga merupakan lingkungan

pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga

inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan

dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam

keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai

peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan

pandangan hidup keagamaan.”

Oleh karena itu orang tua hendaknya

menyadari bahwa pendidikan dimulai dari

keluarga. Sedangakan sekolah merupakan

pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal

ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama

yang baik antara orang tua dan guru sebagai

pendidik dalam usaha meningkatkan prestasi

belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu

ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh

perhatian yang serius tentang cara belajar anak di

rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan

dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar

dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu,

(57)

39

2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan

formal pertama yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu

lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong

untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini

meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru

dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan

mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut

Kartono (1995: 6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan

diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat

dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus

dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang

disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam

mengajar.

3) Lingkungan Masyarakat

Di samping orang tua, lingkungan juga

merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam

proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan

(58)

40

perkembangan pribadi anak, sebab dalam

kehidupan sehari-hari anak-anak akan lebih banyak

bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

Dalam hal ini Kartono (1995: 5)

berpendapat bahwa lingkungan masyarakat dapat

menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama

anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak

yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin

belajar, maka anak akan terangsang untuk

mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak

di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak

nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun

dapat terpengaruh pula.

Dengan demikian dapat dikatakan

lingkungan membentuk kepribadian anak, karena

dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan

selalu menyesuaikan dirinya dengan

kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila

seorang siswa bertempat tinggal di suatu

lingkungan temannya yang rajin belajar maka

kemungkinan besar hal tersebut akan membawa

pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut

(59)

41

4) Teknik pembelajaran

Teknik pembelajaran memegang peranan

yang penting dalam menentukan prestasi belajar

siswa. Guru yang mengajar menggunakan metode

yang sesuai akan dapat menjelaskan materi dengan

baik dan benar. Suasana pembelajaran yang

nyaman akan membuat siswa mudah menerima

materi pelajaran. Ketika siswa mampu menguasai

materi maka prestasi belajar mereka pun akan

meningkat.

B. Kriteria Ketuntasan Minimal

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penialaian pada kurikulum berbasis

kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni

menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta

didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik

mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai.

Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas

ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam

(60)

42

tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian.

Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk

menentukan ketuntasan belajar paserta didik jika dipreoleh hasil

rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari

kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang

melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria

mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat

terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi

yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah

melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di

satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki

karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum

MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan

KKM.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat

pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka

maksimal 100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan

ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai

minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria

(61)

43

Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal

di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama

pendidik, peserta didik,dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah

berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan

sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta

didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus

dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan

dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Fungsi kriteria ketuntasan minimal adalah sebagai berikut :

a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta

didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.

Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapainya

berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus

memberikan respon yang tepat pada pencapainya kompetensi

dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan

pengayaan.

b. Sebagai acuan bagi peserta dalam menyiapkan diri mengikuti

penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan

Gambar

Gambar 1.1 skema siklus penelitian (Arikunto 2008: 16 )
Gambar 2.1
Tabel Penggunaan Otak Pada Mind Mapping
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suatu perusahaan yang telah memproduksi barang atau jasa, dalam mendistribusikan produknya tersebut kepada konsumennya, membutuhkan suatu alat atau metode yang dapat

Pada ketiga kincir diatas dengan bentuk sudu yang berbeda dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan angin maka daya yang dihasilkan semakin besar. Daya tertinggi dari

Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya dengan judul ALAT PENCUCI TANGAN MENGGUNAKAN ADJUSTABLE RANGE INFRARED SENSOR BERBASIS MIKROKONTROLER.. Syalawat serta salam

PRODUKSI METIL ESTER (BIODIESEL) DARI BAHAN BAKU BIJI SAGA POHON (Adenthera Pavonina L)v. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

 Untuk ijazah S2 yang dikeluarkan Program Pasca Sarjana PT Negeri dan PT Swasta, agar disahkan oleh Direktur Pasca Sarjana Perguruan Tinggi tersebut, sedangkan

Gambaran tingkat kepercayaan diri subjek yang diberi layanan bimbingan.. kelompok berada pada kategori rendah pada semua

Dengan adanya komputerisasi, maka kemudahan dalam pencarian dan penambahan data dapat dirasakan sehingga setiap orang akan menggunakan waktu dengan efektif dan efisien.

bahwa suatu mikroba yang hinggap pada suatu produk pangan akan merubah.. warna, bau maupun