i
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN
SUMBER DAYA ALAM MELALUI TEKNIK MIND
MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI MADRASAH
IBTIDAIYAH AL-ITTIHAD SEMOWO, KECAMATAN
PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN
AJARAN 2014 / 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam
Oleh
NUR HIDAYAH
NIM 115 10 071
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
vi MOTTO
MOTTO :
Maksimalkan perjalanan hidup ini di setiap harinya
Janganlah berputus asa dari Rahmat Allah
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
PERSEMBAHAN
Tiada ungkapan yang bisa menterjemahkan setiap kucuran darah, peluh
keringat dan setiap tetes air mata dari sebuah karya yang tercipta
sebagai tanda kasih, ucapan terima kasih dan do‟a. Kupersembahkan karya ini untuk : Ibu-Ibu-Ibunda tercinta serta Ayahanda tersayang, hormat
ta‟dzim tak terhingga kepada beliau yang senantiasa berjuang demi
anaknya. Perjuangan mereka tak lapuk oleh teriknya matahari dan tak
luntur pula tersiram oleh hujan. Merekalah yang telah melinangi sekujur
tubuhnya dengan darah, keringat serta air mata. Mereka jualah yang
senantiasa membasahi bibirnya dengan do‟a. Demi mengenalkan
vii
Segala puji bagi Allah Swt Tuhan sekalian alam atas segala rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat
mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi dan Rasul termulia, sang pelita kehidupan, penyibak kabut
kegulitaan hati, penerang jalan menuju Illahi, Nabi Muhammad Saw beserta
keluarganya dan para sahabatnya yang mulia. Amma ba'du
Kehidupan ini bagaikan perahu yang sedang berlayar di samudra, kadang
kala perahu itu harus menghadapi ombak dan badai. Demikian pula dengan
keadaan yang dialami oleh penulis di dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang dihadapi. Namun Al-hamdulillah, dengan izin Allah
dan kerja keras, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan meskipun jauh
dari kesempurnaan.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta Nabi Muhammad
SAW
2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
3. Bapak Drs. Suwardi, M.Pd selaku ketua Jurusan Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga
4. Ibu Peni Susapti, M.S.i selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
viii
5. Bapak Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan tulus yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyempurnaan
penyusunan skripsi ini.
6. Dosen Penguji, Sukron Jazakumullah Ahsanal Jaza' Jaza an Katsiro 7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf karyawan di lingkungan Jurusan
PGMI
8. Pimpinan dan Petugas Perpustakaan (IAIN) Salatiga, Perpustakaan Umum
Salatiga dan Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
Salatiga yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk
mendapatkan buku-buku yang diperlukan sampai skripsi ini terselesaikan.
9. Siti Khodijah, S.Pd Selaku kepala Madrasah yang telah memberikan izin
penulis untuk melakukan penelitian di MI yang beliau pimpin.
10.Bapak dan Ibu Guru serta karyawan yang telah membantu penulis selama
melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah tersebut.
11.Siswa-siswi yang berakhlak mulia trimakasih telah mendukung dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
12.Abah Saifuddin dan Ummi Sugi Harti serta nenek Marsiti tercinta, yang
telah membiayai, mengasuh, mendidik, membimbing dan memberikan
dorongan, do'a dan pengorbanan usaha, kerja keras, motivasi serta kasih
sayang yang tak terhingga baik secara moril maupun materil kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.
13.Bu Yasin, Ummi Hj. Mulyati, ummi Listiyani, abah Muhadi di klego,
Ummi Nurul dan Abah Taat di demak, Ummi Suyatmi dan Tukimin dan
keluarga besar di gudang sakti, sruwen, nenek dan kakek di Bancak trimakasih atas ilmu, do‟a, bimbingan, semangatnya dan yang menjadi inspirator perjalanan hidupku
14.Sahabat-sahabatku tercinta, terlebih keluarga besar PGMI angkatan 2010
serta teman-teman yang saya kenal dan yang mengenal saya, yang tak
mungkin dapat saya sebutkan semuanya yang telah memberikan saran,
ix
15.Keluarga besar PP Salafiyah, Blotongan Bapak Imam Muzni dan Ibu Tri
Wahyuni.
16.Keluarga besar PP dan SD PTQ An-Nida Bapak Sarifudin, Bu Fitri dan
Pak Nur Hadi, Bu Anik, Bu Nur Khasanah, Bu Yeni Purnama, Bu Aska,
Bu Rini, Pak Fikri, dan Pak Aswad trimakasih atas ilmu, do‟a, bimbingan, semangatnya dan yang menjadi inspirator perjalanan hidupku.
17.Keluarga besar MTs Semowo trimakasih atas ilmu, do‟a, bimbingan dan
semangatnya.
18.Bapak Yusuf Khumaini ibu Eva Palupi, dan Imam Mas Arum, trimakasih
atas nasehatnya, ilmu, do‟a, bimbingan dan semangatnya.
19. Adik-adikku yang aku banggakan dik Fatimah, dik Dika, dik Wahyu,
Ukhti Fatih, dik Anis Triyani, Syafa Az-Zahra dan Gus Saidina Taufik, Gus Bion As‟ari trimakasih atas do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah menjadikan kalian penerus di
IAIN Salatiga.
20.Sahabat – sahabatku yang terbaik mbak Eka Jumiati, Umami, Ulis Sa‟adah, Endah Wahyuningseh, Langga Cintya Desi dan N. Nafisatur Rofiah trimakasih atas ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
21.Kakak-kakak RSQ (Rumah Sahabat Al-Qur‟an) tercinta, Syafi‟i Abthohi, Fegiya Yulia Fandra, Baarid Syamsiyah, Kartika Indah Permata, Kiki
Permata Sari, Mbak Nur Hidayah, Mbak Nurul Hidayah dan Bu Anik Yuliyanti trimakasih atas ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini dan trimaksih kalian telah mengenalkanku pada
arti perubahan dan kehidupan.
22.Sahabat-sahabatku JMY 48, Mbak Luluk Nurrohmah, Endang Sartika, Yunita Nafi‟ah, Khotibul Umam, Agus Prasetyo, Adhika Rahman Nugroho, serta Mucharror atas ilmu, do‟a, dukungan, semangatnya dan yang telah menjadi inspirator dalam perjalanan hidupku untuk menjadi
x
23.Sahabatku yang terhebat, di Lembaga Dakwah Kampus (LDK),
Murabbiku tercinta, terimakasih atas inspirasinya, ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
24.Sahabat-sahabatku di TPQ Al-Hidayah di Ngaglik, Gedongan, Banyu Biru
dan TPQ Al-Mubarok Sinoman, Salatiga terimakasih atas inspirasinya, ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini. 25.Sahabat-sahabatku di Rumah Tahfidz, Salatiga dik Aini, Dik Devi, dik
Maza, dik Nafis, dan terimakasih atas inspirasinya, ilmu, do‟a, dukungan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
26. Sahabatku dik Nur Hidayah KAMMI, terimaksih atas ilmu, do‟a, dukungan dan semangat dan ilmunya.
27.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mudah-mudahan segala bantuan yang telah diberikan oleh semua
pihak yang disebutkan di atas, senantiasa mendapat ganjaran pahala yang
berlipat ganda dari Allah Swt. Meskipun penulis telah berupaya
menyajikan yang terbaik, tetapi karena keterbatasan kemampuan kami,
mungkin saja masih banyak kekeliruan dan kesalahan di dalamnya.
Dengan berpegangan bahwa Tiada gading yang tak retak, maka dengan
kerendahan hati segala pandangan dan saran sangat penulis harapkan demi
untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga apa
yang disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi para pembaca. Akhirnya penulis ucapkan “Alhamdulillahi Rabbil „Alamin”, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhir kata
Sukron Jazakumullah Ahsanal Jaza'Ankatsiiro....
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq
xii ABSTRAK
Hidayah Nur. 2015. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pokok Bahasan Sumber Daya Alam Melalui Teknik Mind Mapping Pada Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Semowo, Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun ajaran 2014/2015 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Kata Kunci : Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terpadu dan merupakan hasil dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi, bahkan disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian
ini adalah apakah dengan menggunakan teknik mind mapping dapat
meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pokok Bahasan Sumber Daya Alam pada siswa kelas empat di Madrasah Ibtidaiyah, Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkaatan prestasi belajar dalam mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal baik standar sekolah (65) maupun nasional (75) setelah di terapkannya teknik mind mapping pada siswa kelas empat pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Semowo tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun langkah-langkah dalam PTK ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian dapat dilihat pada peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Sumber Daya Alam. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Sumber Daya Alam pada setiap siklusnya. Pada siklus I, Peningkatan ini ditunjukkan oleh siswa yang tuntas melalui siklus I (27,78%), siklus II menjadi (55,56%) dan siklus III peningkatannya menjadi (88,89%) berdasarkan KKM sekolah. Sedangkan berdasarkan KKM Nasional adalah, siklus I (5,56 %), siklus II menjadi (27,78 %) dan siklus III menjadi (55,56 %).
xiii DAFTAR ISI
Halaman Sampul ………..…… i
Lembar Berlogo ……….…… ii
Halaman Judul ……… iii
Lembar Persetujuan……… iv
Lembar Pengesahan ………..… v
Pernyataan Keaslian Tulisan ……….. …… vi
Motto dan Persembahan .……… vii
Kata Pengantar ……… viii
Abstrak ……… xii
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ... …… 8
E. Kegunaan Penelitian ……….. 10
F. Definisi Operasional ... 11
xiv
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Prestasi Belajar ... 28
1. Pengartian Prestasi Belajar... 28
2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... B. Kriteria Ketuntasan Minimal………. 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ……… 2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ……….. 3. Prinsip Penetapan KKM ………... 4. Langkah- Langkah Penetapan KKM ……… 5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal ……… 30 C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ……….. 51
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial………. 51
xv
4. Kelebihan dan Kelemahan Mind Mapping……… 69
5. Aplikasi Mind Mappingdalam Pembelajaran ………... 70
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Al Ittihad Semowo ………... 72
1. Profil Sekolah MI Al- Ittihad Semowo……… 72
2. Visi, Misi dan Tujuan ………. 73
3. Struktur Organisasi MI Al-Ittihad Semowo ……….. 73
4. Kurikulum MI Al-Ittihad Semowo ……… 74
5. Guru dan Tenaga Kependidikan ……… 75
6. Sarana dan Prasarana ………. 82
7. Kegiatan Siswa ……….. 83
B. Subjek Penelitian ………. 83
1. Lokasi Penelitian ………. 83
2. Waktu Penelitian ……… 85
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ………. 85
1. Siklus I ……….. 85
2. Siklus II ………. 90
3. Siklus III……… 95
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ………. 101
1. Siklus I ……….. 101
2. Siklus II ……….. 105
xvi
B. Pembahasan ………. 112
1. Hasil Rekapitulasi ……….. 112
2. Kondisi Awal ………. 113
3. Kondisi Akhir ………. 113
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 116
B. Saran……….. 118
xvii
DAFTAR TABEL
2.1 Proses Penetapan KKM……….……
2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV MI…………. 48
54
2.3 Penggunaan Otak pada Mind Mapping……… 64
3.1 Data Jumlah Siswa MI Al-Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2014/2015 ….. 74
3.2 Daftar Nama Guru dan Pembagian Tugas Mengajar MI Al-Ittihad
Semowo Tahun Ajaran 2014/2015……….. 81
3.3 Daftar Sarana dan Prasarana MI Al-Ittihad Semowo Tahun Ajaran
2014/2015 ……… 82
3.4 Data Responden Siswa Kelas IV MI Al-Ittihad Semowo Tahun Ajaran
2014/2015 ………. 84
4.1 Hasil Tes Formatif pada Siklus I……….
4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I………
102
103
4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus II………...
4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II………..
105
106
4.5 Hasil Tes Formatif pada Siklus III………..
4.6 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus III………
108
109
4.7 Hasil Rekapitulasi tentang Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan KKM
Sekolah……….. 112
4.8 Hasil Rekapitulasi tentang Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan KKM
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 3 : Lembar Konsultasi
Lampiran 4 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 5 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 6 : Daftar Nilai SKK
Lampiran 7 : SK KKM
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata
pelajaran yang ada di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) yang diberikan sejak Sekolah Dasar hingga Menengah Atas.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkap peristiwa
dan fakta konsep yang berkaitan dengan sosial. Dalam buku
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi karya
(Rasimin, 2012: 31) terdapat pendapat bahwa Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang
dilakukan secara terpadu dan merupakan hasil dari
penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin
ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan
keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi, dan ekonomi, bahkan disiplin ilmu humaniora,
pendidikan dan agama (Puskur, 2001: 9). Pada jenjang SD/MI,
ilmu pengetahuan sosial yang diberikan di sekolah dasar telah
mengintregasikan bahan pelajaran dalam satu bidang studi.
Pendidikan ilmu pengetahuan IPS di sekolah dasar merupakan
disiplin ilmu-ilmu sosial sebagaimana yang disajikan pada tingkat
2
tingkat kecerdasan dan kematangan jiwa peserta didik, maka bahan
kajiannya disederhanakan, diseleksi, diadaptasi, dan dimodifikasi.
Pada jenjang pendidikan dasar, mata pelajaran IPS memuat materi
geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran
IPS siswa diarahkan untuk menjadi Warga Negara Indonesia
(WNI) yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai (Rasimin, 2012: 33). Tujuan materi pembelajaran
IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut
: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar
untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuisi memecahkan
masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama, dan berkompetensi dalam masyarakat majemuk ditingkat
lokal, nasional dan global (Rasimin, 2012: 34).
IPS memiliki karakteristik yang berbeda di setiap
cabangnya. Cabang geografi yaitu meliputi interaksi manusia
dengan alam pada ruang tertentu dimuka bumi, cabang sejarah
obyek penelaahannya adalah peristiwa-peristiwa kehidupan
manusia yang menyangkut segala aspek yang diurutkan
berdasarkan kurun waktunya, seperti sejarah peradapan manusia.
3
untuk memperoleh hasil yang setinggi-tingginya untuk mencukupi
kebutuhan hidup dan menciptakan kehidupan yang layak. Untuk
cabang sosiologi obyek kajiannya adalah interaksi sosial
masyarakat mulai dari lingkup yang terkecil yaitu keluarga hingga
kelompok yang lebih besar. Ilmu politik obyek kajiannya yaitu
pemerintahan, kenegaraan, kesejahteraan, keamanan dan ketertiban
masyarakat (Rasimin, 2012: 10). Jadi melalui pembelajaran IPS
siswa dapat memperluas wawasannya tidak hanya diri sendiri
melainkan dapat mengetahui alam semesta.
Begitu banyak obyek kajian IPS, maka perlulah seorang
guru harus ekstra keras memberikan asupan-asupan yang lebih
mengena dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dikatakan berhasil jika dalam pembelajaran menggunakan teknik,
metode, dan strategi yang menarik. Teknik, metode, strategi yang
menarik merupakan modal awal yang bisa dijadikan untuk
menunjang keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar adalah
ketuntasan dalam belajar siswa. Namun keberhasilan dalam
pembelajaran IPS belumlah kelihatan karena guru hanya
memberikan konsep pengertian saja dan mengesampingkan aspek
pemahaman. Semua guru mestilah menginginkan agar siswanya
berhasil dalam kegiatan belajar. Keberhasilan ini merupakan modal
bagi siswa untuk mendapatkan nilai baik dalam hasil tes.
4
dilihat dengan nilai semata. Selain nilai, aspek-aspek yang lain
juga mempengaruhi dalam pembelajaran IPS seperti ketrampilan
psikomotorik dalam kehidupan. Hal ini sejalan dengan pernyataan
“Taksonomi Bloom” yaitu harus dicapai siswa dalam belajar yaitu
kemampuan kognitif (pengetahuan), kemampuan afektif (sikap dan
minat) dan kemampuan psikomotorik (keterampilan) (Arikunto,
2012 : 131).
Dengan demikian yang dimaksud prestasi belajar IPS
bukan hanya semata-mata diukur dengan nilai yang memuaskan
dalam ulangan maupun ujian akhir. Melainkan dapat diukur dari
materi IPS yang dipelajari, dihayati, dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPS
ternyata ditentukan dari beberapa faktor yang saling mendukung
secara serempak atau terpadu. Mengandalkan faktor kecerdasan
saja belum menjamin keberhasilan siswa jika tidak didukung
dengan faktor lain. Faktor-faktor yng mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah intelegensi sedangkan
faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan, keadaan sarana dan
prasarana maupun cara belajar. Hal ini senada dengan yang
diungkapkan Wasliman menyatakan bahwa untuk terjadi belajar
pada siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal
5
Melalui survei dan wawancara yang dilakukan pada bulan
November di kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, kecamatan Pabelan,
Kabupaten Semarang ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam
menguasai konsep IPS tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, yang diterapkan untuk mata
pelajaran IPS adalah 65. Dari hasil wawancara pada bulan
november diketahui bahwa dari sejumlah 18 siswa, 4 siswa
(22.22%) memperoleh nilai sesuai KKM dan 14 siswa (77,78%)
yang lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Selain itu, di
Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad Semowo pada siswa kelas IV
belum memakai kurikulum 2013, sehingga masih menggunakan
kurikulum KTSP.
Berdasarkan survei dan wawancara diketahui bahwa faktor
penyebab rendahnya kemampuan dalam pembelajaran IPS adalah
faktor dari siswa sendiri dan faktor dari guru kelas. Faktor
penyebab dari siswa adalah siswa cenderung kurang dapat
mempertahankan daya ingatnya dalam jangka panjang. Siswa
kurang memahami materi yang bersifat konseptual dengan baik.
Demikian juga, siswa kurang mampu menyusun hubungan atau
asosiasi secara menyeluruh terhadap materi pembelajaran.
Sedangkan faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa dari
faktor guru kelas adalah kurangnya kreativitas guru dalam
6
kelas juga ditengarahi belum menganekaragamkan penyajian, isi
materi, proses pembelajaran dan hasil belajar yang bermakna.
Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di
kelas di arahkan kepada guru sebagai pusat pembelajaran.
Kemudian siswa di arahkan kemampuannya untuk menghafal
informasi tanpa ditutut untuk memahami informasi yang
diingatnya. Pembelajaran yang terjadi tidak dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan sistematis. Siswa
kurang didorong untuk mengembangkan dirinya supaya kreatif.
Atas dasar kenyataan demikian, perlu dicari alternatif
lainnya dengan melakukan inovasi baik strategi, metode, maupun
teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran yang efektif dan efisien
untuk meningkatkan prestasi belajar salah satunya adalah melalui
teknik peta pikiran atau mind mapping. Teknik ini sangat
dianjurkan terutama oleh para ahli pembelajaran untuk merancang
pembelajaran yang efektif dan efisien. Teknik ini dapat menggugah
semangat belajar, kreativitas dan berfikir para siswa. Penggunaan
teknik ini dalam pembelajaran terutama Ilmu Pengetahuan Sosial
belum banyak dilakukan.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang :
7
PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM
MELALUI TEKNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS
IV MI AL-ITTIHAD SEMOWO, KECAMATAN PABELAN,
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014/2015..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI
Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang
tahun 2015 ?
2. Apakah penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam
dapat mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Sekolah (65) dan target KKM secara Nasional (75) pada siswa
kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan,
Kabupaten Semarang tahun 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Apakah penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam
Al-8
Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang
tahun 2015 ?
2. Apakah penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam
dapat mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Sekolah (65) dan target KKM secara Nasional (75) pada siswa
kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan,
Kabupaten Semarang tahun 2015 ?
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis tindakan
Hipotesis berasal dari kata hipo dan thesis, hipo artinya
rendah dan thesis artinya kebenaran. Jadi hipotesis adalah
kebenaran yang masih memiliki taraf kerendahan dan akan
diuji kebenarannya melalui penelitian. (Maslikhah, 2013 : 41).
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010 : 110). Hipotesis
merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya (Basrowi, 2008: 170). Hipotesis adalah jawaban
atau penjelasan sementara atas permasalahan yang sedang
ditelit (Zuriyah, 2007: 227). Jadi hipotesis berarti dugaan
9
Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam
penelitian ini adalah (a) penggunaan teknik mind mapping
dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
pokok bahasan Sumber Daya Alam pada siswa kelas IV di
Al-Ittihad Semowo, Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun 2015. (b).
Penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam dapat
mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sekolah
(65) dan target Ketuntasan secara Nasional (75) pada siswa
kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan,
Kabupaten Semarang tahun 2015.
2. Indikator keberhasilan
Penerapan teknik mind mapping ini dikatakan efektif
apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator
yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut :
a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue)
dari siklus pertama ke siklus dua dan seterusnya.
b. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan minimal
Sekolah (65) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
pokok bahasan Sumber Daya Alam sebesar 85 % dari 18
10
c. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan minimal
secara Nasional (75) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam.
d. Siswa sangat senang dengan pembelajaran menggunakan
penerapan teknik mind mapping.
e. Guru mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan
pembelajaran menggunakan penerapan teknik mind
mapping.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat baik secara
teoritik dan praktis.
1. Secara teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul
dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata
pelajaran IPS, terutama dalam hal meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam pelajaran IPS, kemudian dapat melihat (a)
Apakah penerapan teknik mind mapping dapat meningkatkan
prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan
Sumber Daya Alam pada siswa kelas IV di MI Al-Ittihad
Semowo, Kec. Pabelan, Kab. Semarang ?. (b) Apakah
11
Pengetahuan Sosial pokok bahasan Sumber Daya Alam dapat
mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sekolah
(65) dan target KKM secara Nasional (75) pada siswa kelas IV
MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang tahun 2015 ?
Apabila siswa tertarik untuk belajar, maka prestasi
belajar dapat meningkat sehingga dapat tercipta sumber daya
manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat menyesuaikan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hasil penelitian juga dapat menambah
khasanah keilmuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI) khususnya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa
Memberikan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
memperkenalkan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui
12
prestasi belajar siswa dan kemampuan siswa sehingga dapat
tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien
c. Bagi Sekolah
1. Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan
masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah.
2. Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak
pada peningkatan mutu pendidikan di MI Al-Ittihad
Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
d. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan
pengetahuan untuk mengembangkan ide kreatif dan
inovatifnya dalam melakukan penelitian.
F. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas
pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan
pemahaman terhadap judul di atas maka dijelaskan di bawah ini :
1. Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara
etimologi belajar memiliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu “. Prestasi belajar menurut Winkel (1996:
162) adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
13 2. Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu bidang
kajian ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terpadu dan
merupakan hasil dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan
modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan
dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi, bahkan disiplin
ilmu humaniora, pendidikan dan agama (Puskur, 2001: 9).
3. Teknik
Teknik adalah implementasi metode pembelajaran yang
secara nyata berlangsung di dalam kelas, merupakan kiat atau
taktik untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suyono, 2014: 23).
Aktifitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini
penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan
yang telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak. Untuk melihat
sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar
peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable),
diperlukan suatu informasi tentang indikator-indikator
perubahan tingkah laku dan pribadi siswa.
Menurut Bloom, prestasi dikategorikan menjadi 3 ranah
yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Arikunto, 2012 :
131). Dalam penelitian ini, tiga ranah diatas menjadi hal yang
14
kognitif meliputi tingkah laku atau sikap anak didik dalam
pembelajaran dan psikomotor meliputi skill atau ketrampilan
peserta didik dalam pembelajaran. Jadi tiga hal tersebut sebagai
alat atau cara untuk membant keberhasilan dari penelitian.
Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapainya prestasi
belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sebelumnya. Dalam
penelitian ini dikatakan berhasil apabila dari siklus I Ke siklus
II dan seterusnya prestasi belajar mengalami peningkatan
secara bersikenambungan, sesuai Kriteria Ketuntasan Minimun
(KKM) yang dipatokkan pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Baik KKM yang tentukan oleh sekolah
(65) maupun KKM Nasional (75) yang ditentukan oleh
pemerintah.
4. Belajar
Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara
etimologi belajar memiliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa
belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
15
5. Teknik mind mapping
Mind mapping adalah merupakan alat paling hebat yang
membantu otak berfikir secara teratur (Buzan, 2005 : 4). Mind
mapping merupakan cara paling mudah untuk memasukkan
informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil informasi dari
dalam otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dan efektif dalam
membuat catatan, sehingga boleh dikatakan mind mapping
benar-benar memetakan pikiran anda (Buzan, 2005 : 6). Mind
mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses
yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya
ada dalam otak anda yang menakjubkan (Buzan, 2013 : 12).
Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara
individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran,
atau merencanakan penelitian baru (Silberman, 2009 : 188).
Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan
sensorik dari suatu pola dan ide-ide yang berkaitan. Peta
pikiran atau mind mapping pada dasarnya menggunakan citra
visual dan prasarana lainnya untuk membentuk kesan pada
otak.
Jadi teknik mind mapping memudahkan untuk
mengeluarkan kembali. Teknik ini jika diterapkan dalam
pembelajaran sangatlah bermanfaat karena mind mapping
16
memudahkan siswa untuk mengingat dalam jangka waktu yang
panjang.
6. Kriteria Ketuntasan Minimal
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis
kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni
menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan
peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta
didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Kriteria Ketuntasan Minimal harus ditetapkan sebelum
awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah
peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak
mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan
tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara
serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma,
kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan
belajar paserta didik jika dipreoleh hasil rata-rata kurang
memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal
untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai
6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan
pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil
17
belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah
melampaui kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran
di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang
memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan
pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi
pertimbangan utama penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal.
Kriteria Ketuntasan Minimal menunjukkan persentase
tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan
angka maksimal 100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria
ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan
mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari
kriteria ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai
minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria
ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian
ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama
pendidik, peserta didik,dan orang tua peserta didik. Oleh
karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian
di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan
perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses
18
Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan
Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil
belajar peserta didik.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian
tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah
Classroom Action Research (CAR) kalau di Indonesia dikenal
dengan sebutan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan
Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Suyanto,
1997: 4). Arikunto dalam bukunya mengungkapkan penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research)
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2008 : 58). Jadi secara
garis besarnya penelitian tindakan kelas untuk memecahkan
masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan
secara bertahap dan terus menerus.
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan
kelas karena melalui penelitian ini seorang peneliti terjun
19
Dalam penelitian ini, kelas dijadikan penelitian. Peneliti bisa
dilakukan oleh orang luar yang mengumpulkan data dengan
cara mengamati guru mengajar (Wardani, 2009:14). Peneliti
mengumpulkan data observasi kelas, wawancara dengan guru
dan siswa. Dalam penelitian ini kelas dijadikan obyek
penelitian. Penelitian mengumpulkan data observasi kelas,
wawancara dengan guru dan siswa. Selain itu peneliti juga
berkolaborasi dengan guru kelas. Dalam penelitian kolaborasi,
pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri,
sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru.
Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang guru,
yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang
mengajar, dia adalah seorang guru, ketika dia sedang
mengamati dia adalah seorang peneliti (Arikunto, 2008 : 17).
Adapun gambaran tahap penelitian (Arikunto, 2006 : 16)
20
Skema Siklus Penelitian
Gambar 1.1 skema siklus penelitian (Arikunto 2008: 16 )
2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian a. Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah.
Madrasah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena
memerlukan pengembangan model pembelajaran yang akan
meningkatkan prestasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Dengan
demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal.
Selain itu juga adanya kesediaan untuk bekerjasama dari kepala
sekolah dan guru kelas yang bersangkutan di Madrasah
Ibtidaiyah Al-Ittihad, Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang.
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
?
Pengamatan perencanaan
21 b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan kurang lebih
satu bulan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di MI
Al-Ittihad Semowo, kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang
dari tanggal 5 sampai 27 januari 2015.
c. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian
adalah siswa kelas IV MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan
Pabelan, Kabupaten Semarang. Siswa kelas IV MI Al-Ittihad
Semowo, kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang dipilih
sebagai subyek penelitian karena dinilai perlu adanya suatu
pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih
termotivasi dan hasil belajar mereka pun meningkat. Penelitian
ini di khususkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
materi Sumber Daya Alam dengan menggunakan penerapan
mind mapping.
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006 : 20), mengemukakan bahwa tahap-tahap
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan
penting, meliputi : (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan),
(3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Lebih
22 a. Tahap rencana (planning)
Rencana (planning) merupakan bagian awal yang harus
dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan teknik
mind mapping silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan.
3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
4) Mempersiapkan perlengkapan mind mapping yang
dibutuhkan.
5) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk
penilaian perhatian siswa.
6) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam
pembelajaran
7) Menyusun test formatif untuk siswa.
8) Target yang diharapkan dalam penerapan teknik mind
mapping ini keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
b. Tahap tindakan (action)
Tahap tindakan merupakan pelaksanaan yang telah
dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan
skenario pembelajaran yang tertulis pada Rencana Pelaksanaan
23
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi dan
konfirmasi.
c. Tahap pengamatan (observation)
Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis
untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi
keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran.
Pantauan guru saat pembelajaran berlangsung, kondisi siswa
mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.
d. Tahap refleksi (reflection) meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan
siklus I pada siklus II.
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan
yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan
untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu
siklus II dan seterusnya.
4. Instrument penelitian
Instrument pengumpulan data yang dilakukan dalam
24
a. Pedoman pengamatan
Pedoman pengamatan digunakan untuk mengamati
secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
b. Tes/Soal tes
Tes/Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat
prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik
mind mapping.
5. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek
penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang
telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data
penelitian ini cara mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung
terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya
secara teliti (Farikhah, 2006 : 10). Dalam setiap siklus guru
melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh
mana perhatian aktivitas, dan prestasi belajar terhadap materi
Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi
25
Pada setiap siklus guru memberikan tes tertulis dalam bentuk
pilihan ganda dan uraian. Tes pilihan ganda dan uraian untuk
mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap
materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang di berikan oleh guru.
6. Analisis
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka
analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi
dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam
dalam tes dan format pengamatan lainnya. Analisis reflektif
dilakukan peneliti bersama guru kelas IV MI Al-Ittihad Semowo,
Kec. Pabelan. Kab. Semarang, sebagai pijakan untuk menemukan
program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa
kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini
menggunakan analisis deskriptif. Deskriptif yang digunakan
berupa persentase sebagai berikut:
1.
Menghitung rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut :M =
∑Keterangan :
M = Nilai rata-rata
∑ = Jumlah semua nilai siswa
26
2. Menghitung presentasi ketuntasan belajar siswa dengan rumus
sebagai berikut :
P = x 100%
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N= Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 264-265)
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam
mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis
paparkan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup : Latar belakang
masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Berisi kajian pustaka yang mencakup : prestasi belajar
siswa meliputi definisi belajar, jenis-jenis belajar, prinsip-prinsip
belajar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Pembelajaran IPS di SD/MI. Mind mapping meliputi definisi mind
mapping, cara membuat kegunaan mind mapping, kelebihan dan
kelemahan mind mapping, aplikasi mind mapping dalam
27
pengertian KKM, fungsi KKM, mekanisme penetapan KKM,
langkah-langkah penetapan KKM, penentuan KKM
BAB III Berisi Pelaksanaan Penelitian mencakup : Subjek
penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan
siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV Berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup :
Deskripsi paparan persiklus meliputi, deskripsi paparan siklus I,
deskripsi paparan siklus II, deskripsi paparan siklus III dan
pembahasan.
BAB V Penutup, mencakup : Kesimpulan dan saran yang
selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun
28 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Prestasi Belajar
1. Belajar
a. Definisi belajar
Kemampuan Intelektual dan emosional siswa sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk
mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat
perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang
rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing. (Arifin, 1998
: 2). Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar
adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang
terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan
terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang
bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar
29
proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara
garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu
sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang
berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.
Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita
temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi
belajar, Poerwanto (1986: 28) memberikan pengertian prestasi
belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha
belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
Selanjutnya Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa
prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangakan
menurut S. Nasution (1996: 17) presatasi belajar adalah
kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa
dan berbuat. Presatsi belajar dikatakan sempurna apabila
memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria
tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan
bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang
30
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Presatsi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi
setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari
evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya
prestasi belajar siswa.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana
yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain : faktor
yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor
yang terdapat dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis
sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara
lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan
sebagainya.
a. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari
dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat
digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
31
1) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar
disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat
ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang
normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya
perkembangan ini ditandai oleh
kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan
anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada
usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor
intelegensi merupakan suatu hal yang tidak
diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995: 1) kecerdasan
merupakan “ salah satu aspek yang penting dan
sangat menentukan berhasil tidaknya studi
seseorang. Kalau seorang murid mempunyai
tingkat kecerdasan normal atau di atas normal
maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi
32
berhasil daripada yang mempunyai tingkat
intelegensi yang rendah.” Muhibbin (1999: 135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa
maka semakin besar peluangnya untuk meraih
sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan
intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa
intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi
merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang
anak dalam usaha belajar.
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang
telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan
pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986: 28)
bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat
pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti
kecakapan, yaitu mengenai
kesanggupan-kesanggupan tertentu.”
Kartono (1995: 2) menyatakan bahwa
33
diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.”
Menurut Syah Muhibbin (1999: 136) mengatakan
“bakat diartikan sebagai kemampuan individu
untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung
pada upaya pendidikan dan latihan.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa
tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat
ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan
dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi
tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar
keterampilan, bakat memegang peranan penting
dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang
baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa
anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak
sesuai dengan bakatnya maka akan merusak
keinginan anak tersebut.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenai beberapa
kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
34
rasa sayang. Menurut Winkel (1996: 24) minat
adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek
untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995: 57) mengemukakan
bahwa minat adalah “ kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus yang disertai dengan rasa
sayang.” Kemudian Sardiman (1992: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri dari arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah
bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar
atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik
minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan
karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk
menambah minat seorang siswa di dalam menerima
pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat
35
sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang
mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal
maka akan terus berusaha untuk melakukan
sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai
sesuai dengan keinginannya.
4) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang
penting karena hal tersebut merupakan keadaan
yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan
belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar
adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi
dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan
belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil
jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution (1995: 73) mengatakan motivasi
adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (1992: 77) mengatakan bahwa “motivasi adalah
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau
36
Dalam perkembangannya motivasi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi
intrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang atas
dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan
sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi
ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang
datangnya dari luar diri seseorang siswa yang
menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan
belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru
harus berusaha dengan segala kemampuan yang
ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada
sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini
dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan
mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk
membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya
dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak
sendiri dan belajar secara aktif.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat
37
siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,
keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan
sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya
bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada
individu. Menurut Slameto (1995: 60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan
keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan
masyarakat.”
1) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil
dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan
dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
slameto bahwa : “Keluarga adalah lembaga
pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang
sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi
bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat
penting dalam keberhasilan seseorang akan
terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa
aman merupakan salah satu kekuatan pendorong
38
Dalam hal ini Hasbullah (1994: 46)
mengatakan : “Keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga
inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan
dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai
peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya
menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
keluarga. Sedangakan sekolah merupakan
pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal
ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama
yang baik antara orang tua dan guru sebagai
pendidik dalam usaha meningkatkan prestasi
belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu
ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak di
rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan
dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar
dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu,
39
2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal pertama yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong
untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru
dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.
Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan
mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut
Kartono (1995: 6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan
diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat
dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus
dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang
disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam
mengajar.
3) Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga
merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam
proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan
40
perkembangan pribadi anak, sebab dalam
kehidupan sehari-hari anak-anak akan lebih banyak
bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (1995: 5)
berpendapat bahwa lingkungan masyarakat dapat
menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama
anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak
yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin
belajar, maka anak akan terangsang untuk
mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak
di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak
nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun
dapat terpengaruh pula.
Dengan demikian dapat dikatakan
lingkungan membentuk kepribadian anak, karena
dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan
selalu menyesuaikan dirinya dengan
kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila
seorang siswa bertempat tinggal di suatu
lingkungan temannya yang rajin belajar maka
kemungkinan besar hal tersebut akan membawa
pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut
41
4) Teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran memegang peranan
yang penting dalam menentukan prestasi belajar
siswa. Guru yang mengajar menggunakan metode
yang sesuai akan dapat menjelaskan materi dengan
baik dan benar. Suasana pembelajaran yang
nyaman akan membuat siswa mudah menerima
materi pelajaran. Ketika siswa mampu menguasai
materi maka prestasi belajar mereka pun akan
meningkat.
B. Kriteria Ketuntasan Minimal
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Salah satu prinsip penialaian pada kurikulum berbasis
kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni
menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta
didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam
42
tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian.
Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk
menentukan ketuntasan belajar paserta didik jika dipreoleh hasil
rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari
kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang
melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria
mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat
terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi
yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah
melampaui kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di
satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum
MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan
KKM.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat
pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka
maksimal 100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan
ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai
minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria
43
Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal
di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama
pendidik, peserta didik,dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah
berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan
sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta
didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus
dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan
dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Fungsi kriteria ketuntasan minimal adalah sebagai berikut :
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta
didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapainya
berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus
memberikan respon yang tepat pada pencapainya kompetensi
dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan
pengayaan.
b. Sebagai acuan bagi peserta dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan