• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.5 Definisi Operasional

1. Konversi lahan adalah perubahan peruntukkan lahan pertanian menjadi peruntukkan lahan non pertanian. Konversi lahan diukur dari tingkatan perubahan yang sampai tingkatan yang preservatif.

a. Paling eksploitatif: lahan pertanian berubah menjadi bangunan (restoran, villa, toko, rumah, hotel, jalan dll), skor 1

b. Eksploitatif: lahan pertanian berubah menjadi lahan kosong, skor 2 c. Netral: lahan pertanian berubah menjadi perkebunan, skor 3

d. Preservatif: lahan pertanian tetap terpelihara dengan baik, skor 4

e. Paling preservatif: lahan pertanian tetap terpelihara dengan baik dan menghasilkan pangan yang melimpah, skor 5

2. Pendidikan keluarga adalah kemampuan untuk dapat memenuhi pendidikan terakhir anggota keluarga. Pendidikan keluarga diukur dari tingkat pendidikan yang paling rendah sampai yang paling tinggi.

a. Sangat rendah: tidak sekolah, skor 1

b. Rendah: tamat sampai SD/Sederajat, skor 2 c. Sedang: tamat sampai SMP/Sederajat, skor 3 d. Tinggi: tamat SMA/Sederajat, skor 4

e. Sangat tinggi: tamat Perguruan Tinggi (PT), skor 5

3. Persepsi tentang kesempatan kerja adalah persepsi rumah tangga terhadap peluangnya untuk memperoleh pekerjaan saat ini dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Kesempatan kerja ini dibedakan antara kesempatan kerja disektor pertanian dan kesempatan kerja diluar sektor pertanian.

(i) Persepsi tentang kesempatan kerja sektor pertanian adalah persepsi rumah tangga terhadap peluangnya untuk memperoleh pekerjaan di sektor pertanian setelah adanya konversi lahan. Kesempatan kerja disektor

pertanian diukur dari kesempatan kerja paling mudah sampai kesempatan kerja paling sulit saat ini dibandingkan 10 tahun yang lalu. a. Sangat sulit: tidak ada lagi kesempatan kerja, skor 1

b. Sulit: pekerjaan sedikit dan terbatas, misal hanya sebagai buruh tani, skor 2

c. Netral: Sama saja, tidak ada perubahan kesempatan kerja, skor 3 d. Mudah: pekerjaan terbuka luas, skor 4

e. Sangat mudah: pekerjaan pertanian lebih besar dibandingkan pekerjaan diluar pertanian, skor 5

(ii) Kesempatan kerja sektor non pertanian adalah persepsi rumah tangga terhada peluangnya untuk memperoleh pekerjaan di sektor non pertanian setelah adanya konversi lahan. Kesempatan kerja sektor non pertanian diukur dari kesempatan kerja paling sulit sampai kesempatan kerja paling mudah saat ini dibandingkan 10 tahun yang lalu.

a. Sangat sulit: tidak ada kesempatan kerja, skor 1 b. Sulit: pekerjaan sedikit dan terbatas, skor 2

c. Netral: Sama saja, tidak ada perubahan kesempatan kerja, skor 3 d. Mudah: pekerjaan terbuka luas, skor 4

e. Sangat mudah: pekerjaan diluar pertanian lebih besar dibanding sektor pertanian, skor 5

4. Perubahan pola kerja adalah perubahan kesibukan atau kegiatan responden yang dilakukan setiap hari untuk mencari nafkah akibat terfragmentasinya lahan. Pola kerja diukur dari perubahan pekerjaan dari yang paling diluar sektor pertanian sampai pekerjaan yang termasuk paling sektor pertanian saat ini dibandingkan 10 tahun yang lalu.

a. Sangat buruk: dari petani (pemilik/penggarap) menjadi pengangguran, skor 1

b. Buruk: dari petani (pemilik/penggarap) menjadi pekerja sektor non pertanian, skor 2

c. Sedang: Pola nafkah ganda (bekerja di pertanian dan luar pertanian), skor 3 d. Baik: tetap bekerja sebagai petani, skor 4

e. Sangat baik: dari pekerja non pertanian menjadi bekerja sebagai petani, skor 5

5. Struktur pendapatan adalah jumlah pemasukan yang diterima seseorang sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan dalam kurun waktu satu tahun. Jumlah pendapatan dikategorikan berdasarkan rata-rata pendapatan rumah tangga di lokasi penelitian.

a. Sangat rendah: Rp. 0,- , skor 1 b. Rendah: Rp. < 12.000.000, skor 2

c. Sedang: Rp. 12.000.000 ≤ x < 36.000.000, skor 3 d. Tinggi: Rp. 36.000.000 ≤ x < 60.000.000, skor 4 e. Sangat tinggi: Rp. ≥ 60.000.000, skor 5

6. Penguasaan lahan adalah perubahan status lahan yang dikuasai rumah tangga akibat konversi lahan. Status ini diukur dari yang status paling rendah (tunakisma) sampai paling tinggi (milik sendiri) yang diperoleh berdasarkan data di lapangan.

a. Sangat rendah: tidak punya lahan, skor 1 b. Rendah: tumpang sari, skor 2

c. Sedang: bagi hasil, skor 3 d. Tinggi: sewa, skor 4 e. Sangat tinggi: milik, skor 5

7. Luas lahan pertanian adalah jumlah lahan pertanian yang dimiliki oleh setiap rumah tangga setelah adanya perubahan peruntukan lahan. Luas lahan pertanian diukur dari kepemilikan luas lahan pertanian paling sempit sampai paling luas.

a. Tidak punya lahan: 0 ha skor 1

b. Lahan sempit: 0,01 ha – 0,24 ha, skor 2 c. Sedang: 0,25 ha – 0,49 ha, skor 3 d. Lahan luas: 0,50 ha – 0,74 ha, skor 4 e. Lahan sangat luas: + 0,75 ha, skor 5

8. Tempat tinggal adalah tempat seseorang bernaung. Tempat tinggal ini terdiri dari kondisi tempat tinggal, status tempat tinggal, dan kepemilikan alat elektronik serta alat transportasi.

(i) Kondisi tempat tinggal adalah keadaan fisik rumah yang ditempati oleh suatu keluarga. Kondisi tempat tinggal diukur dari kapasitas rumah dan kekuatan bangunan rumah dari yang paling rentan roboh hingga paling kokoh.

a. Sangat tidak layak: dinding triplek/bambu, alas tanah, dan kapasitas tidak memadai untuk semua anggota keluarga, skor 1

b. Tidak layak: dinding tembok dan alas tanah atau dinding triplek/bambu dan alas semen, serta kapasitas tidak memadai untuk semua anggota keluarga, skor 2

c. Sedang: Dinding triplek/bambu dan alas semen atau dinding tembok dan alas tanah, serta kapasitas memadai untuk semua anggota keluarga, skor 3

d. Layak: dinding tembok, alas semen atau keramik dan kapasitas memadai untuk semua anggota keluarga, skor 4

e. Sangat layak: dinding tembok, alas semen atau keramik, kapasitas memadai untuk semua anggota keluarga dan memiliki fasilitas hiburan, seperti kolam berenang, taman, dan lain-lain, skor 5

(ii)Status tempat tinggal adalah status rumah yang ditempati seseorang. Status ini diukur dari status paling rendah sampai paling tinggi.

a. Sangat buruk: tidak punya tempat tinggal, skor 1 b. Buruk: menumpang, skor 2

c. Sedang: gadai, skor 3 d. Baik: sewa, skor 4

e. Sangat baik: milik, skor 5

(iii) Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang dimiliki oleh suatu rumah tangga. Kepemililkan aset diukur dari status rumah dan kepemilikan alat elektronik dari yang paling sedikit sampai paling banyak.

a. Sangat rendah: ≤ 4 buah, skor 1 b. Rendah: 5 buah - 8 buah, skor 2 c. Sedang: 9 buah - 12 buah, skor 3 d. Tinggi: 13 buah - 16 buah, skor 4

e. Sangat tinggi: ≥ 16 buah, skor 5

9. Hubungan antar anggota rumah tangga adalah interaksi antara anggota keluarga setelah adanya konversi lahan. Hubungan ini diukur dari tingkat kebersamaan dalam memutuskan sesuatu dari yang paling individual sampai yang paling kolektif.

a. Sangat rendah: semua keputusan/pekerjaan/kegiatan dilakukan sendiri- sendiri tanpa adanya bantuan atau diskusi terlebih dahulu dengan anggota keluarga, skor 1

b. Rendah: semua keputusan/pekerjaan/kegiatan hanya dibicarakan seperlunya saja dengan anggota keluarga, skor 2

c. Sedang: semua keputusan/pekerjaan/kegiatan dilakukan dengan diskusi dulu, skor 3

d. Tinggi: semua keputusan/pekerjaan/kegiatan dilakukan dengan adanya bantuan atau diskusi terlebih dahulu dengan anggota keluarga, skor 4

e. Sangat tinggi : semua keputusan/pekerjaan/kegiatan dilakukan dengan adanya bantuan atau diskusi terlebih dahulu dengan anggota keluarga serta memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul bersama, skor 5

10.Degradasi lingkungan adalah kerusakan lingkungan yang mengakibatkan terjadinya berbagai bencana, seperti banjir, longsor, dan kebisingan.

(i) Banjir adalah bencana alam yang terjadi karena adanya air yang meluap melebihi batas normal. Banjir ini diukur dari tingkat kejadian dalam setahun terakhir di lokasi penelitian.

a. Pernah: terjadi banjir di dekat tempat tinggal, skor 0

b. Tidak pernah: tidak pernah terjadi banjir di dekat tempat tinggal, skor 1 (ii) Longsor adalah bencana alam akibat rusaknya tanah. Longsor ini diukur

dari tingkat kejadian dalam setahun terakhir di lokasi penelitian. a. Pernah: terjadi longsor di dekat tempat tinggal, skor 0

b. Tidak pernah: tidak pernah ada longsor di dekat tempat tinggal, skor 1 11.Akses terhadap sumberdaya air adalah cara seseorang memperoleh air untuk

kebutuhan hidup. Akses terhadap air diukur dari cara memperoleh air dari yang sulit sampai yang mudah.

b. Mudah: air tersedia dimana-mana, skor 1

12.Kualitas air minum merupakan keadaan air secara fisik dilihat dari warna, rasa, dan baunya. Kondisi air minum diukur dari keadaan fisiknya dari tingkatan paling buruk hingga paling baik.

a. Buruk: Air berwarna, berasa dan berbau, skor 0 b. Baik: Air tidak berwarna, berasa, dan berbau, skor 1

13.Pembuangan limbah rumah tangga merupakan dampak tidak langsung akibat konversi lahan mengenai cara-cara individu dalam rumah tangga dalam membuang sisa hasil rumah tangga (plastik, kertas, dan sampah dapur). Pembuangan limbah rumah tangga diukur dari sikap individu dalam membuang limbah rumah tangga dari yang paling tidak ramah lingkungan sampai yang paling ramah lingkungan.

a. Tidak ramah lingkungan: membuang sampah sembarangan, seperti ke sungai, skor 0

b. Ramah lingkungan: mengubah sampah menjadi pupuk organik/ memisahkan sampah organik dan anorganik/ membakar sampah, skor 1

           

Dokumen terkait