• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.4 Definisi Operasional

radio.

3. Keterdedahan pendengar pada siaran radio yang terdiri dari frekuensi mendengarkan dan lama mendengarkan berhubungan signifikan dengan penilaiannya terhadap program siaran.

4. Keterdedahan pendengar pada siaran radio berhubungan signifikan dengan tingkat kognitif dan afektif pendengar

5. Penilaian pendengar terhadap program siaran berhubungan signifikan dengan tingkat kognitif dan afektif pendengar

6. Terdapat perbedaan nyata antara nilai pre-test dan post-test tingkat kognitif dan afektif pendengar

2.4 Definisi Operasional   tentang umur pada saat

diwawancarai yang dikategorikan menjadi tiga

kategori yaitu: kategori umur muda (≤ 25 tahun), kategori umur dewasa (26-37 tahun), dan kategori umur tua (≥ 38 tahun)

Jenis Kelamin Identitas responden tentang jenis kelamin saat

diwawancarai yang dalam empat kategori yaitu:

Tidak Lulus SD, Lulus SD/sederajat, Tamat SMP,

Tamat SMA.

Pekerjaan Kegiatan atau kesibukan tentang jenis pekerjaan yang

dijalankannya saat penelitian berlangsung.

Pekerjaan responden dikategorikan menjadi dua kategori yaitu: pertanian dan non pertanian massa yang dimiliki untuk menambah informasi selain dari radio dan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu responden yang memiliki:

televisi, koran, televisi dan koran RPC dalam satu minggu terakhir, dan dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, tinggi. Pengukuran

dilakukan dengan memberikan skor: skor 1

(1-2 kali tergolong kategori rendah); skor 2 (3-4 kali tergolong kategori sedang);

skor 3 (setiap hari tergolong kategori tinggi) RPC dalam satu minggu terakhir, dan dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, tinggi. Pengukuran

dilakukan dengan memberikan skor: skor 1

(1-2 jam/hari tergolong rendah); skor 2 (2-4 jam/

hari tergolong sedang); skor 3 (> 4 jam/hari tergolong tinggi).

Materi siaran Kualitas daya siaran dalam satu minggu terakhir sebelum penelitian dilaksanakan

Pernyataan responden tentang penilaian terhadap daya tarik materi yang disiarkan, dan dibagi dalam empat tingkat pernyataan, yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai, sesuai, dan sangat sesuai. Pengukuran dilakukan dengan membagi dalam tiga kategori: skor <

27(tidak baik); skor 27 (cukup baik); skor > 27 dan dibagi dalam empat tingkat pernyataan yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai, sesuai, sangat sesuai.

Pengukuran dilakukan dengan membagi dalam tiga kategori, yaitu: skor < 27 (tidak menarik); skor 27-28 (cukup menarik); skor > 28 (sangat menarik)

Penyiar Seseorang yang dipercaya yang menyajikan siaran, dan dibagi dalam empat tingkat pernyataan yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai, sesuai, sangat sesuai.

Pengukuran dilakukan dengan membagi tiga kategori, yaitu: skor < 26 (tidak interaktif); skor 26-28,75 (cukup interaktif);

skor > 28,75 (sangat interaktif)

Durasi siaran Banyaknya

waktu yang

untuk tidak sesuai, tidak sesuai, sesuai, dan sangat sesuai.

Pengukuran dilakukan dengan membagi dalam dua kategori yaitu: skor ≤ 18 (tidak sesuai); skor > 18 (sesuai) digunakan dan dibagi dalam empat tingkat pernyataan yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai, sesuai, sangat

sesuai. Pengukuran dilakukan dengan membagi

dalam tiga kategori, yaitu:

skor < 15 (tidak sesuai);

skor 15-17 (cukup sesuai);

skor > 17 (sangat sesuai) Tingkat

Kognitif kemampuan untuk

Aspek kognitif dikenali dari

pemahaman maupun kognitif responden mengenai materi siaran.

Pengukuran dilakukan dengan mengkategorikan berdasarkan tingkat pemahaman responden pada

nilai pre-test dan post-test yaitu: nilai < 4 (rendah), nilai 5-7 (sedang); nilai > 8 (tinggi).

Tingkat

Afektif Perasaan suka atau tidak suka tentang afektif berisi minat, ,apresiasi terhadap materi responden, yaitu: a. saat

RPC pre-test skor < 30 (rendah) skor 30-35 (sedang), skor >

35 (tinggi), b. saat post-test skor < 33 (rendah), 33-37 (sedang), skor > 37 (tinggi)

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif korelasional yang didukung dengan penelitian eksperimental. “Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang sesuai untuk pengujian hipotesa tertentu dan dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat variabel penelitian” (Singarimbun dan Effendi, 1989). Menurut Faisal (2005) penelitian eksperimental dimaksudkan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu treatment eksperimental pada suatu kelompok yang dilakukan secara terkendali. Penelitian eksperimental dilakukan dengan terdiri dari kelompok yang diberikan perlakuan (experimental group) dan kelompok pembanding (control group). Singarimbun dan Effendi (1989) menyatakan bahwa digunakannya kelompok kontrol adalah sebagai pembanding dalam penelitian eksperimental untuk mengetahui adanya perbedaan efek dari suatu perlakuan yang diberikan, dengan perlakuan hanya diberikan kepada kelompok eksperimen.

Kelompok responden pada penelitian ini dibedakan antara kelompok pendengar siaran RPC (kelompok eksperimental), dan bukan kelompok pendengar yang digunakan sebagai pembanding (kelompok kontrol). Kelompok eksperimental di dalam penelitian ini adalah pendengar RPC di Desa Cileungsi khususnya di Kampung Ciherang Gede yang juga sebagai mitra RPC. Sementara kelompok kontrolnya adalah masih warga Desa Cileungsi di Kampung Ciherang Gede namun yang tidak pernah mendengarkan siaran RPC.

Sebelum dilakukan perlakuan, kedua kelompok terlebih dahulu di tes (pre-test) untuk mengukur tingkat kognitif dan afektif responden. Setelah mendengarkan salah satu program siaran RPC yang telah dipilih sebagai sampel acara, lalu kelompok eksperimen ini diuji tingkat kognitifnya (post-test) dan dibandingkan hasilnya dengan kelompok pembanding (kelompok kontrol) yang tidak mendengarkan program siaran radio dan juga dengan hasil pre-test untuk menentukan terjadinya peningkatan tingkat kognitif dan afektif responden.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif

dengan didukung oleh data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara tidak terstruktur antara peneliti dengan informan dan responden.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Radio Pertanian Ciawi (RPC). Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan observasi melalui studi langsung pada tempat dan internet.

Radio Pertanian Ciawi merupakan salah satu lembaga penyiaran informasi pertanian yang yang menitikberatkan pada aspek layanan pendidikan dan informasi bagi masyarakat khususnya bagi masyarakat pertanian. Radio Pertanian Ciawi memiliki sasaran khalayak pendengar dengan jangkauan hingga beberapa kota seperti Tangerang, Sukabumi, dan Sumatera (Palembang dan Lampung).

Selain itu, setelah melakukan penjajagan awal melalui wawancara mendalam dengan pihak RPC, didapatkan bahwa RPC memiliki program siaran radio yang menitikberatkan pada penyampaian informasi pembangunan pertanian dan cukup banyak diminati oleh khalayak pendengar khususnya bagi para petani. Oleh karena itu, lokasi ini dianggap representatif untuk mempelajari pengaruh program siaran radio bagi pendengarnya khususnya terhadap tingkat kognitif dan afektif pendengar.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011 - 2012

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi sampling dalam penelitian ini adalah warga Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, sedangkan populasi sasaran adalah pendengar RPC yang menjadi mitra RPC di wilayah tersebut. Unit analisis pada penelitian ini adalah individu. Pemilihan lokasi sampel dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan bahwa lokasi Desa Cileungsi merupakan salah satu kawasan lingkar RPC serta di Desa Cileungsi tersebar pendengar RPC yang juga merupakan mitra dari Radio Pertanian Ciawi.

Kerangka sampling merupakan daftar populasi yang karakteristiknya sesuai dengan masalah yang diteliti. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposive kepada kelompok pendengar yang menjadi mitra RPC sesuai

dengan kriteria populasi sampel yang dibutuhkan. Berkaitan dengan hal ini sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan responden yang akan dijadikan subjek penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1989). Sebanyak tiga puluh orang diambil sebagai sampel penelitian yang digolongkan ke dalam kelompok eksperimen (kelompok pendengar), dengan pertimbangan jumlah tiga puluh orang responden ini diambil sesuai dengan banyaknya jumlah pendengar yang menjadi mitra RPC di Desa Cileungsi, khususnya di Kampung Ciherang Gede. Sementara sepuluh orang responden bukan mitra RPC warga di Desa Cileungsi diambil sebagai sampel yang digolongkan ke dalam kelompok kontrol yakni kelompok yang tidak pernah mendengarkan siaran RPC.

Pada penelitian ini program siaran yang digunakan untuk melihat pengaruhnya bagi pendengar adalah program siaran Karedok. Alasan dipilihnya program Karedok adalah program tersebut merupakan program siaran yang berisikan informasi-informasi mengenai inovasi pertanian dan dapat berfungsi sebagai siaran pendidikan, sehingga program tersebut sesuai dengan kriteria program yang dibutuhkan untuk melihat pengaruhnya bagi pendengar khususnya terhadap tingkat kognitif dan afektif pendengar.

3.4 Jenis Data dan Metode Pengambilan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penelitian langsung di lapangan menggunakan kuesioner dan wawancara terstruktur serta pre-test dan post-test.

Selain itu dilakukan juga wawancara terstruktur terhadap pihak RPC dan observasi yang diperoleh melalui pengamatan terhadap kondisi sekitar. Sementara data sekunder diperoleh dari Desa Cileungsi mengenai kependudukan, letak geografis, demografis, dan gambaran umum lokasi penelitian secara keseluruhan.

Selain itu data sekunder juga diperoleh dari dokumentasi Radio Pertanian Ciawi (RPC) berupa profil organisasi RPC. Metode pengumpulan data yang akan dilakukan di lapangan adalah dengan wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi.

Program siaran yang dipilih sebagai sampel acara adalah program Karedok (Kasawang Rarancang Endah Dina Obrolan Kiwari) yang merupakan salah satu program unggulan RPC yang diputar pada hari Jumat, 21 Oktober 2011 pukul 17.00-18.00 WIB, berisikan materi tentang bidang pertanian. Pre-test dilakukan pada hari Rabu dan Kamis, 19-20 Oktober 2011 kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada hari Jumat tanggal 21 Oktober 2011 diperdengarkan program siaran Karedok hanya kepada kelompok eksperimen (responden). Pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2011 kemudian diadakan post-test kepada kedua kelompok.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu pertama, melakukan pengkodean kemudian memasukkan data ke dalam kartu atau berkas data. Kedua, membuat tabel frekuensi atau tabel silang. Ketiga, mengedit yakni mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi atau tabel silang (Singarimbun dan Effendi, 1989).

Data hasil kuesioner terhadap responden kemudian selanjutnya diolah secara statistik deskriptif dengan menggunakan software SPSS for Windows versi 17.0 dan Microsoft Excel 2007. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan sekumpulan data secara visual dimana dapat dilakukan dalam dua bagian yaitu dalam bentuk gambar dan tulisan. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data berupa tabel frekuensi dan tabulasi silang (crosstab).

Tabel frekuensi digunakan untuk menggambarkan karakteristik khalayak pendengar, keterdedahan pendengar pada siaran radio, penilaian pendengar terhadap program siaran, serta tingkat kognitif dan afektif khalayak pendengar.

Tabulasi silang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk baris dan kolom. Untuk menguji hubungan antar variabel yang kemudian dianalisis dan dinterpretasikan dengan menggunakan analisis korelasi Rank-Spearman dan uji statistik Square. Analisis korelasi Rank-Spearman dan uji statistik Chi-Square untuk menguji hubungan data yang berupa kategorik terdiri dari data nominal dan data ordinal.

Uji Chi-Square digunakan untuk menganalisis hubungan antara jenis kelamin dan pekerjaan responden dengan keterdedahannya pada siaran radio, penilaian terhadap program siaran, serta tingkat kognitif dan afektif. Uji Rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara umur, pendidikan, kepemilikan media massa, keterdedahan pada siaran radio yang terdiri dari frekuensi mendengarkan dan lama mendengarkan, penilaian terhadap program siaran yang terdiri dari materi siaran, cara penyajian, penyiar, durasi siaran, dan waktu siaran, serta tingkat kognitif dan afektif. Sementara itu untuk menganalisis uji beda antara nilai pre-test dan post-test digunakan metode One-Sampe T (metode t hitung).

Selain analisis data kuantitatif, dilakukan pula analisis data secara kualitatif sebagai pendukung. Data yang bersifat kualitatif, baik yang berupa hasil wawancara bebas dan observasi, dan data sekunder berupa gambaran kondisi lapangan dianalisis dengan membaca grafik, tabel, dan lain-lain, serta disampaikan secara deskriptif guna mempertajam hasil penelitian.

4.1 Gambaran Umum Wilayah Desa Cileungsi 4.1.1 Kondisi Geografi

Cileungsi merupakan desa yang berada di wilayah Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa Cileungsi mempunyai luas wilayah 701,2190 Ha/m2 yang terbagi dalam empat dusun, lima Rukun Warga (RW), dan 30 Rukun Tetangga (RT). Berada di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 3,5 mm3 dan suhu rata-rata harian 200C-250C menyebabkan suhu udara di Desa Cileungsi terasa cukup sejuk. Batas wilayah Desa Cileungsi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Batas Wilayah Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi:

Batas Desa/Kelurahan Kecamatan Sebelah Utara Desa Citapen Kecamatan Ciawi

Sebelah Selatan Desa Pancawati Kecamatan Caringin Sebelah Timur Gunung Pangrango -

Sebelah Barat Desa Ciderum Kecamatan Caringin Sumber: Data Monografi Desa Cileungsi, Tahun 2010

Letak Desa Cileungsi mudah dijangkau dengan kendaraan baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jarak tempuh dari Desa Cileungsi ke Kecamatan terdekat dengan menggunakan angkutan umum dari segi waktu sekitar 30 menit.

4.1.2 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Desa Cileungsi hingga bulan Desember 2010 tercatat sebanyak 7.505 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3.922 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 3.583 jiwa. Adapun data jumlah penduduk yang dikelompokkan berdasarkan umur dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 3.

Tabel 3. Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Cileungsi Kecamatan Ciawi

Kelompok Umur

(Tahun) Laki – Laki Perempuan Jumlah

0 – 4 385 394 779

5 – 9 402 378 780

10 – 14 403 401 804

15 – 19 401 343 744

20 – 24 399 332 731

25 – 29 352 333 685

30 – 34 332 297 629

35-39 292 276 568

40 – 44 231 243 474

45 – 49 226 167 393

50 – 54 160 136 296

55 – 59 123 86 209

60 – 64 67 67 134

65 – 69 67 63 130

70 – ke atas 82 67 149

Jumlah 3.922 3.583 7.505

Sumber: Data Monoggrafi Desa Cileungsi 2010

Penduduk Desa Cileungsi memiliki mata pencaharian yang didominasi oleh sebagian besar adalah petani dan buruh tani. Sebagai desa yang memiliki lahan pertanian terbesar di Kecamatan Ciawi, masyarakat Desa Cileungsi mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik. Sebagian besar dari mereka merupakan petani penghasil padi, sehingga dengan demikian mencerminkan bahwa masyarakat Desa Cileungsi merupakan masyarakat yang memiliki sifat homogen, yakni karakteristik masyarakatnya bersifat hampir seragam.

Tabel 4. Sebaran Mata Pencaharian Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Cileungsi Kecamatan Ciawi

Jenis Pekerjaan Laki – Laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Petani 316 100 416 22,33

Buruh Tani 400 303 703 37,74

PNS 16 12 28 1,50

Pengrajin 4 - 4 0,22 Pedagang Keliling 8 4 12 0,64

Peternak 6 3 9 0,48

Pembantu Rumah Tangga - 60 60 3,22 Pensiunan PNS/TNI/POLRI - 22 22 1,18 Pengusaha kecil&menengah 2 1 3 0,16 Karyawan swasta 350 250 600 32,22

Jumlah 1102 761 1863 100,0

Sumber: Data Monografi Desa Cileungsi 2010

Tingkat pendidikan penduduk Desa Cileungsi sebagian besar merupakan tamatan SD/sederajat. Hal ini didukung dengan adanya fasilitas gedung SD sebanyak lima buah dan Madrasah Ibtidaiyah sebanyak dua buah. Sementara untuk gedung sekolah SMP/sederajat hanya memiliki satu buah Madrasah Tsanawiyah saja. Penduduk yang mengecap pendidikan SMP harus bersekolah di luar wilayah desa tersebut, begitu pula dengan penduduk yang merupakan tamatan SMA/sederajat, Sarjana Muda/Akademi, S1, S2, dan S3. Selain itu Desa Cileungsi memiliki lima buah TK, sehingga pada usia dini masyarakat Desa Cileungsi sudah dapat mengenyam pendidikan.

Tabel 5. Sebaran Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Cileungsi (dalam jumlah) Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

Tidak tamat SD 515

Tamat SD/sederajat 2643 Tamat SMP/sederajat 533 Tamat SMA/sederajat 290 Tamat Akademi/Sarjana Muda 40 Tamat perguruan tinggi / S1 14 Tamat perguruan tinggi / S2 11 Tamat perguruan tinggi / S3 10

Jumlah 4056

Sumber: Data Monografi Desa Cileungsi 2010

4.2 Gambaran Umum Radio Pertanian Ciawi 4.2.1 Profil Radio Pertanian Ciawi

Radio Pertanian Ciawi (RPC) mulai mengudara pada tanggal 6 Februari 2004 dengan frekuensi gelombang 107,7 FM dan 846 AM. Untuk memperluas jangkauan dan komersialisasi siaran, maka sesuai UU No. 32 Tahun 2002 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menerbitkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP), pada tanggal 15 januari 2007 RPC mengalami perubahan dari radio yang berbasis komunitas menjadi radio bersifat komersil dengan menggunakan frekuensi 95,3 FM. Perubahan status radio menjadi bersifat lebih komersil tidak hanya guna memperluas jangkauan siaran tetapi sasaran yang diperoleh juga lebih luas dan beragam.

Implikasi perubahan status RPC dari radio komunitas menjadi radio komersil terhadap pembuatan program tidak mengalami perubahan yang signifikan. Divisi program RPC tetap meproduksi berbagai program yang mengedepankan informasi pertanian yang tentunya bermanfaat bagi pendengar.

Motif RPC merubah status radio karena dilatarbelakangi oleh permintaan masyarakat, karena dengan saluran radio komunitas, kualitas daya pancar dan siar RPC kurang bagus dan terdengar. Oleh karena itu, RPC berinisiatif memperluas daya jangkau dan siar tersebut dengan menggunakan saluran komersial yang

tentunya memiliki kualitas yang bagus dan mampu mencapai jangkauan yang lebih luas. Sebagai radio yang berada dibawah pimpinan PPMKP Departemen Pertanian maka RPC mempunyai visi “Menjadi suara hati masyarakat pertanian”

dengan misi RPC adalah:

1. Mengkomunikasikan kebijakan pembangunan 2. Menyuarakan aspirasi masyarakat pertanian 3. Mengembangkan kualitas SDM pertanian 4. Menjadi mitra usaha terpercaya

5. Menjadi media hiburan yang sehat bagi pendengar 6. Membangun jejaring kerja masyarakat pertanian

Radio Pertanian Ciawi yang merupakan radio bagi masyarakat pertanian memiliki target pendengar yang terdiri dari (1) petani dan keluarganya, (2) pengusaha agribisnis, (3) petugas pertanian, (4) masyarakat umum. Sementara narasumber siaran RPC di bidang pembangunan pertanian diantaranya didukung oleh Kementrian Pertanian, Kementrian Kehutanan, Kementrian Kesehatan, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementrian Pendidikan Nasional, Perguruan Tinggi, Pemda Kabupaten/Kota, dan Lembaga Swadaya Msyarakat (LSM).

Radio Pertanian Ciawi merupakan organisasi yang tidak berdiri sendiri.

Setiap sumber informasi yang akan disampaikan bekerja sama dengan kelembagaan yang terkait di sekitar lokasi RPC. RPC bekerja sama dengan pihak penyelenggara kegiatan pembangunan bidang pertanian, baik dari lingkup Deptan, Pemerintah Daerah, maupun organisasi pertanian, seperti Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) untuk melakukan siaran luar di studio mini yang RPC miliki.

4.2.2 Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala PMPSDMP No.

16/SK/SM/630/02/2005 tentang struktur organisasi yang ditetapkan pada tanggal 19 Februari 2005, dalam pelaksanaannya RPC dipimpin oleh Kepala Stasiun yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat. Kedudukan tertinggi adalah

penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap seluruh aspek pengelolaan RPC yang ditempati langsung oleh kepala PPMKP Ciawi. Pengembangan format, program, naskah, multimedia, penelitian, dan pengembangan siaran radio baik on air maupun off air diserahkan kepada tim kreatif yang terdiri dari para penyuluh pertanian, pustakawan, dan widyaisyawara untuk bertanggung jawab sepenuhnya.

Gambar 2. Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi Keterangan:

: Garis Hubungan langsung : Garis Koordinasi / Konsultasi

Tim penasehat selalu memberikan arahan, kritik, dan saran kepada pengelola siaran sebagai bahan pertimbangan bagi kepala stasiun yang bertanggung jawab terhadap kelancaran siaran. Divisi program bertugas merancang isi dan produksi siaran serta menentukan penjadwalan program yang dapat menarik pendengar serta memonitor, mengevaluasi, dan membuat laporan

Penanggung Jawab Umum Kepala Pusat PPMKP

Penanggung Jawab Pengelolaan RPC PPMKP

Penanggung Jawab Harian RPC PPMKP Tim Penasehat

• Operasional

• Teknis

• Manajemen

Tim Kreatif

Divisi Program Divisi Pemasaran Divisi Operasional / Teknis

berkaitan dengan pengembangan program RPC. Divisi program ini bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan program siaran yang memiliki sub divisi penata musik, yang bertugas merancang jenis musik apa yang cocok untuk diputar pada suat program siaran yang berlangsung.

Koordinator penyiar yang bertugas menyeleksi siapa penyiar yang cocok untuk membawakan suatu program acara, penanggung jawab berita pertanian dan non pertanian. Divisi pemasaran bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan operasional, administrasi atau keuangan, dan perlengkapan RPC diserahkan kepada divisi teknis dan operasional. Sementara divisi rumah tangga dan perlengkapan (operasional/teknis) ditugaskan untuk mengontrol dan merawat segala perlengkapan dan fasilitas untuk absensi karyawan, kebersihan dan kepentingan bersama di seputar lingkungan RPC-PPMKP Ciawi.

4.2.3 Segmen dan Format Siaran Radio Pertanian Ciawi

Secara umum target audien siaran RPC yang menjadi khalayak potensial adalah petani dan keluarganya (petani, pemuda tani dan wanita tani), generasi muda perdesaan, LSM (lembaga kemasyarakatan), lembaga pemerintah, pengusaha agribisnis, penyuluh pertanian, pertugas pertanian, widyaiswara, tenaga fungsional lainnya, serta masyarakat lain yang memiliki perhatian terhadap bidang pertanian. Secara umum program RPC dibagi menjadi dua jenis yaitu program off-air dan on-off-air. Program off-off-air merupakan kegiatan yang diselenggarakan RPC di luar bentuk broadcast (on-air) yang meliputi kegiatan: (1) RPC fans club yang dimotori oleh kontak tani, petani, dan masyarakat umum, (2) jumpa pendengar;

dan (3) berbagai kegiatan sosial. Adapun untuk program on-air, siaran RPC mengudara setiap hari yaitu mulai jam 5 pagi sampai jam 24.00. Program on-air RPC dituangkan ke dalam lima prioritas program utama sesuai dengan urutan prioritasnya, yaitu: (1) pendidikan, penyuluhan, dan informasi pertanian, (2) informasi layanan masyarakat, (3) siraman rohani, (4) hiburan, dan (5) pelestarian budaya. Kelima program utama tersebut mempunyai format persentase sebagai berikut: Pendidikan (penyuluhan pertanian) sebesar 45 persen, hiburan 30 persen, agama 15 persen, dan budaya 10 persen.

Program RPC disajikan dengan gaya siaran yang akrab, santai, dan kekeluargaan. RPC mengudara setiap hari yaitu jam 05.00–24.00 dengan sebagian besar siarannya bersifat live dan interaktif, sehingga tidak monologis, yaitu dapat berbentuk Obrolan Pakar (wawancara terstruktur), Di antara pematang (fakta lapangan), Agri-info (informasi agribisnis interaktif), Profil petani/pengusaha, Quiz pertanian, dan Kontak pendengar dan hiburan.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

mata acara

pertanian umum hiburan agama

Gambar 3. Komposisi Program Siaran Radio Pertanian Ciawi

Secara umum pada dasarnya RPC telah memiliki konsep program yang partisipatif dengan melibatkan masyarakat. Namun demikian, sejak adanya pemotongan anggaran dari Departemen Pertanian menyangkut anggaran negara, maka RPC mengurangi kunjungan secara langsung ke lapangan, kecuali apabila mendapat undangan dari kelompok atau masyarakat tertentu. Terkait operasionalisasi program yang dijalankan RPC bekerja sama dengan pihak penyelenggaran kegiatan, baik dari lingkup Deptan, Pemerintah Daerah, maupun organisasi pertanian, seperti Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) untuk melakukan siaran luar di studio mini yang RPC miliki. Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat informasi kepada masyarakat pertanian terutama di sekitar wilayah kegiatan berlangsung karena jarak jangkau RPC terbatas, maka dengan adanya studio mini ini sekaligus menjadi salahsatu promosi tentang keberadaan RPC.

4.2.4 Format Radio Pertanian Ciawi

Radio Pertanian Ciawi merupakan sebuah radio yang dirancang untuk menyebarkan informasi, teknologi, dan pengetahuan pertanian bagi masyarakat

Radio Pertanian Ciawi merupakan sebuah radio yang dirancang untuk menyebarkan informasi, teknologi, dan pengetahuan pertanian bagi masyarakat