• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.4 Definisi Operasional

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X).

a. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah underpricing. Underpricing di-proxy dengan penghitungan initial return yaitu selisih antara penutupan harga saham pada hari pertama di pasar sekunder dengan harga saham penawaran perdana dibagi dengan harga saham penawaran perdana (Ardiansyah, 2004). Jika harga saham pada pasar perdana lebih rendah dibandingkan harga saham pada pasar sekunder, maka akan terjadi underpricing. Besarnya underpricing dapat dihitung dengan rumus:

Initial Return (%) =

x 100% b. Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini didasarkan pada faktor – faktor yang dapat mempengaruhi underpricing harga saham pada perusahaan –

perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni:

1. Return on Asset (X1)

Return on Asset (ROA) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. ROA menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. ROA dapat diukur dengan rumus :

ROA =

2. Debt to Equity Ratio (X2)

Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya dengan ekuitas yang dimilikinya. Apabila DER tinggi maka akan menunjukkan risiko suatu perusahaan yang tinggi pula. Variabel ini diukur dengan persentase dari total hutang terhadap total ekuitas perusahaan pada saat melakukan penawaran perdana.

DER =

3. Besaran Perusahaan (X3)

Pada umumnya perusahaan yang berskala besar lebih dikenal masyarakat calon investor dibandingkan perusahaan – perusahaan berskala kecil. Ukuran perusahaan diukur dengan menghitung logaritma natural total aktiva tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing di Bursa Efek Indonesia (Ardiansyah, 2004).

4. Earning per Share (X4)

Earning Per Share menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa juga merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS dihitung dengan rumus:

EPS =

5. Ukuran Penawaran Saham (X5)

Proceeds atau ukuran penawaran merupakan hasil yang diterima dari pengeluaran saham. Variabel ini diukur dengan menghitung logaritma natural

(Ln) jumlah penawaran saham perusahaan pada saat melakukan IPO, dengan rumus:

Ln_K = harga penawaran (offer price) x jumlah lembar saham yang diterbitkan (shares) 6. Umur Perusahaan (X6)

Umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat bertahan hidup dan banyaknya informasi yang diserap oleh publik. Variabel ini diketahui berdasarkan pengalaman perusahaan, dengan asumsi investasi ke perusahaan yang lebih tua dianggap sebagai investasi yang lebih rendah risikonya. Umur perusahaan dihitung mulai perusahaan didirikan sampai perusahaan melakukan IPO.

7. Reputasi Underwriter (X7)

Variabel ini diukur dengan memeringkat reputasi underwriter berdasarkan nilai penawaran saham pada saat melakukan IPO. Nilai penawaran saham dapat dihitung dengan harga penawaran (offering price) dikalikan dengan jumlah lembar saham yang diterbitkan. Besarnya nilai penawaran saham menunjukkan kemampuan penjaminan yang dilakukan oleh underwriter jika saham tidak laku terjual pada pasar perdana. Kemudian dilakukan peringkat sesuai dengan ukuran underwriter Carter Manaster (1990). Hasil penelitian Nasirwan (2002), menunjukkan bahwa ukuran Carter Manaster (CM) lebih baik dari ukuran Johnson Miller (JM). Sesuai dengan prosedur ukuran CM membagi data peringkatan tersebut menjadi 10 kategori (9-0). Untuk underwriter yang mempunyai reputasi paling tinggi diberi skala 9 dan untuk underwriter yang mempunyai reputasi rendah diberi skala 0 (Nasirwan, 2002). Kategori menurut

pemeringkatan CM untuk urutan underwriter yang berperingkat 1 sampai 3 diberi skala 9. Lalu peringkat 4 sampai 6 diberi nilai 8, peringkat 7 sampai 9 diberi nilai 7 dan seterusnya hingga tiga underwriter terbawah diberi nilai 0.

8. Reputasi Auditor (X8)

Auditor ini diukur berdasarkan frekuensi auditor yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan publik. Dalam penelitian ini dibuat ranking auditor dengan cara membuat record dari perusahaan yang melakukan IPO dan membuat urutan sesuai dengan frekuensi auditor yang melakukan audit. Auditor yang termasuk dalam empat besar Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang berafiliasi dengan the big four adalah :

1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja afiliasi dari Ernst & Young 2. KAP Osman Bing Satrio afiliasi dari Deloitte Touche Tohmatsu 3. KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja afiliasi dari KPMG

4. KAP Haryanto Sahari afiliasi dari PwC (Pricewaterhouse Coopers)

Dengan asumsi bila emiten menggunakan auditor yang termasuk dalam kategori

big four” diberi skala 1 dan bila emiten tidak menggunakan auditor yang

termasuk dalam kategori tersebut diberi skala 0 (Nurhidayati dan Indriantoro, 1998 dalam Suyatmin dan Sujadi, 2006).

9. Inflasi (X9)

Tingkat inflasi merupakan indikator kondisi perekonomian negara secara umum. Tingkat inflasi ini diukur dengan melihat besarnya inflasi yang terjadi di Indonesia sebulan sebelum sebuah perusahaan melakukan IPO. Data inflasi diperoleh melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id).

10. Tingkat Suku Bunga (X10)

Suku bunga bank merupakan indikator yang dapat mempengaruhi sebuah perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pendanaannya dan dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi. Suku bunga bank ini diukur dengan besarnya suku bunga tahunan yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat sebuah perusahaan melakukan IPO.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Satuan Skala

Pengukuran Underpricing (Y) x 100% Persen Rasio Return on Asset (X1) x 100% Persen Rasio Debt to Equity Ratio (X2) x 100% Persen Rasio Besaran

perusahaan (X3) Log Natural Total Aktiva Emiten Setahun Sebelum IPO

Rupiah Rasio Earning per share (X4) Rupiah Rasio Ukuran penawaran saham (X5)

Log Natural K = Harga Penawaran (offer price) x Jumlah Lembar Saham yang Diterbitkan (shares)

Rupiah Rasio

Umur

perusahaan (X6)

Umur perusahaan dihitung mulai perusahaan didirikan sampai perusahaan melakukan IPO.

Tahun Rasio Reputasi

underwriter

(X7)

Diukur berdasarkan nilai penawaran saham pada saat melakukan IPO dan diperingkat dengan metode Carter Manaster (CM).

0-9 Interval

Reputasi auditor (X8)

Diukur berdasarkan frekuensi auditor yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan publik dengan mengkategorikan ke dalam empat besar (big 4) KAP afiliasi Indonesia.

0-1 Interval

Inflasi (X9)

Diukur dengan melihat besarnya inflasi yang terjadi di Indonesia sebulan sebelum sebuah perusahaan melakukan IPO.

Persen Rasio

Suku bunga (X10)

Diukur dengan besarnya suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat sebuah perusahaan melakukan IPO

Dokumen terkait