• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Persepsi adalah suatu proses menerima, memahami, mengorganisasikan

dan menginterpretasikan suatu stimulus yang diterima oleh individu

melalui panca indranya sehingga individu tersebut.dapat menyadari dan

memaknainya. Dalam penelitian ini persepsi dapat diartikan sebagai suatu

proses memahami aspek-aspek perkembangan dalam Pendidikan Anak

2. Pendidikan anak usia dini adalah upaya terencana dan sistematis yang

dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-8 tahun dengan tujuan

agar anak mampu mengembangkan aspek aspek dalam dirinya secara

optimal (Hibana, 2005: 4). Dalam penelitian ini anak usia dini dibatasi dari

usia 1 sampai 4 tahun.

3. Orang tua adalah ayah dan ibu kandung atau wali yang menyekolahkan

anak-anaknya di Happy Bear Preschool Yogyakarta Tahun Ajaran

2006-2007.

4. Pendidikan adalah suatu bentuk bantuan yang ditujukan kepada seseorang

untuk dapat menyadari adanya nilai-nilai itu, mendalaminya,

mengakuinya, memahami hakikatnya, memhami kaitannya satu dengan

yang lain serta peranan dan kegunaannya untuk hidup baik secara

individual maupun sosial (Mardiatmaja, 1986: 21)

5. Aspek-aspek perkembangan dalam PAUD adalah hal-hal yang terdapat di

dalam diri anak yang dapat mengalami perubahan secara kualitatif. .

(Slamet Suyanto, 2005: 6)

6. Aspek perkembangan fisik-motorik adalah suatu poses tumbuh kembang

badan dan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,

urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1992:150)

7. Aspek perkembangan kognitif adalah suatu proses yang menggambarkan

bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga konsep diri

anak dapat terbentuk dan anak dapat melakukan penyesuaian diri dengan

8. Aspek perkembangan emosional dan harga diri adalah suatu proses yang

berkaitan dengan timbulnya perasaan positif atau negatif di dalam diri

anak yang perkembangannya dipengaruhi oleh kematangan dan proses

belajar.

9. Aspek perkembangan bahasa dan literasi adalah suatu proses

mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dari segala bentuk

komunikasi dimana pikiran dan perasaan manusia disimbolisasikan agar

dapat menyesuaikan diri kepada orang lain. Contoh bahasa lisan, bahasa

tulis, bahasa isyarat, bahasa tubuh. (Ayah Bunda,1992, Edisi

Khusus,No.17.hal.78).

10. Aspek perkembangan kreativitas adalah suatu proses untuk menghasilkan

sesuatu yang baru baik benda maupun gagasan yang berbeda dan

orisinil.(Hurlock,1992, Edisi Khusus,No.17.hal.2).

11. Aspek perkembangan moral adalah suatu proses mengembangkan

perilaku yang sesuai dengan tata cara, kebiasaan, dan adat istiadat

lingkungan dimana dia berada. (Ayah Bunda, 1992, Edisi

Khusus,No.17.hal.74).

12. Aspek perkembangan sosial adalah kemampuan anak untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta

pengalaman-pengalaman positif lain selama melakukan aktivitas sosial (Ayah Bunda,

Dalam bab ini peneliti akan memperjelas pemahaman mengenai

aspek-aspek yang berkaitan dengan topik penelitian. Landasan teori ini meliputi :

pembahasan terhadap persepsi, pendidikan anak usia dini, karakteristik anak usia

dini, persepsi orang tua terhadap pendidikan pnak usia dini.

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Jallaludin (1986: 64) menyatakan persepsi sebagai pengalaman

tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Dimyati (1989: 41) berpendapat bahwa persepsi adalah

menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak.

Sarlito Wirawan (1992: 44) berpendapat bahwa persepsi adalah

sejumlah penginderaan disatukan dan dikoordinasikan di dalam pusat

syaraf yang lebih tinggi (otak) sehingga manusia bisa mengenali dan

menilai objek-objek.

Bimo Walgito (1994: 53) menyatakan persepsi sebagai suatu

proses yang didahului penginderaan yang kemudian diteruskan ke pusat

susunan syaraf sehinga terjadi proses psikis sehingga individu menyadari

stimulus.

Davidoff (dalam Bimo Walgito, 1994: 53) menyatakan persepsi

diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang

diindera.

Berdasarkan seluruh pendapat tersebut peneliti menyimpulkan

persepsi sebagai suatu proses menerima, memahami, mengorganisasikan

dan menginterpretasikan suatu stimulus yang diterima oleh individu

melalui panca indranya sehingga individu tersebut.dapat menyadari dan

memaknainya.

2. Tahap-tahap Persepsi

Terdapat dua tahap persepsi (David O. Sears, 1999: 18), yaitu :

a. Tahap pertama adalah pemusatan perhatian pada rangsang yang menyolok (figure) dan yang lain sebagai latar belakang (ground).

Biasanya rangsangan yang berwarna, bergerak, bersuara, unik,

dekat, merupakan figure. Sedangkan rangsangan yang lembut, tidak menarik, tidak begerak, tidak bersuara, umum, jauh merupakan

ground. Misal : Perhatian kita biasanya tertuju pada sekelompok

anak-anak kecil yang bergerak kian kemari sambil berteriak, betepuk tangan,

bernyanyi, dari pada melihat sekelompok ibu-ibu yang sedang duduk

bersama untuk menunggui anak-anaknya beraktivitas.

b. Tahap kedua adalah mengorganisasikan dan menginterpretasikan objek secara spontan.

Proses persepsi diawali adanya stimulus yang ditangkap oleh

manusia akan cenderung mengorganisasikan dan menginterpretasikan

objek secara spontan. Misal : pada saat melihat ada sekelompok

anak-anak kecil berseragam dan sedang bermain bersama dengan 2-3 orang

dewasa, kita cenderung berpikir bahwa anak tesebut pasti

anak-anak TK atau Play group yang sedang bermain bersama gurunya.

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Persepsi Orang Tua

Proses terjadinya persepsi tidak hanya dipengaruhi oleh

penginderaan saja namun ada beberpa faktor yang mempengaruhi

terjadinya proses persepsi. Faktor-faktor tersebut adalah perhatian yang

selektif, ciri-ciri rangsang, nilai-nilai serta kebutuhan hidup, dan

pengalaman terdahulu. (Irwanto, dkk, 1988: 76). Penjelasan mengenai

faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perhatian yang selektif.

Orang tua akan menerima berbagai macam rangsang dari

lingkungannya baik rangsang yang berkaitan dengan pendidikan

ataupun di luar pendidikan. Semua rangsang tersebut tidak harus

ditanggapi oleh orang tua, mereka akan menanggapi rangsang yang

menarik perhatiannya saja. Perhatian sendiri dapat diartikan sebagai

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek (Bimo Walgito, 1988:

56). Sesuai dengan tahap kedua persepsi maka tidak semua jenis

diperhatikan maka objek tersebut akan semakin disadari dan semakin

jelas ditangkap oleh individu. Dalam hal ini jika orang tua memberikan

perhatian yang besar terhadap pendidikan maka sangat wajar jika

pendidikan menjadi prioritas yang penting di dalam keluarga.

b. Ciri-ciri rangsang.

Rangsang yang menarik perhatian adalah rangsang yang

menunjukkan intensitas yang lebih kuat dan frekuensi yang lebih

sering muncul dibandingkan dengan rangsang yang lain. Contoh : lebih

panas, lebih merah, lebih keras, lebih lunak, lebih panjang, lebih

pendek, lebih cantik.

c. Nilai-nilai serta kebutuhan hidup orang tua.

Nilai adalah hakikat suatu hal yang menyebabkan hal itu pantas

dikejar oleh manusia demi peningkatan kualitas manusia atau yang

berguna untuk suatu tujuan ( Mardiatmaja, 1986: 54). Nilai menunjuk

sikap orang terhadap sesuatu. Sikap sendiri terdiri dari tiga komponen

yaitu kognitif, afektif, perilaku (David O. Sears, dkk, 1999: 138)

Pengertian ini mengantarkan kita untuk berpikir bahwa nilai-nilai

hidup yang dimiliki oleh orang tua dapat mempengaruhi persepsinya

terhadap sesuatu. Contohnya, orang tua yang meletakkan nilai-nilai

keagamaan di dalam kerangka nilai hidupnya cenderung akan

mengenalkan dan mengajarkan nilai-nilai keagamaan kepada

anak-anaknya sejak anak masih dalam kandungan.

Persepsi orang tua terhadap suatu objek atau peristiwa dapat

dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya. Bila pengalaman ini sering

muncul dan diulang-ulang maka cara merespon pengalaman ini akan

berubah menjadi suatu kebiasaan. Pengalaman-pengalaman hidup juga

mempengaruhi orang tua mempersepsi suatu isyarat, lambang, atau

suatu kondisi tertentu, sehingga muncul suatu pendapat bahwa persepsi

pada umumnya merupakan proses informasi yang dipengaruhi

pengalaman-pengalaman masa lampau (Dimyati, 1989: 49). Contohnya

: ada orang tua yang berpendapat bahwa ketrampilan membaca,

menulis, dan menghitung harus di ajarkan kepada anak sejak kecil.

Orang tua tersebut kemudian menyekolahkan anaknya ke play group atau kelompok bermain tertentu. Tapi akhirnya mereka kecewa karena

melihat aktivitas anak-anak mereka hanya bermain dan tidak diajari

menulis, membaca, dan menghitung. Akibatnya mereka tidak

menyekolahkan anaknya lagi karena muncul persepsi bahwa play group atau kelompok bermain bukanlah suatu tempat pendidikan yang baik karena tidak mengajarkan anaknya membaca, menulis, dan

menghitung.

4. Proses Persepsi

Bimo Walgito (1994: 54) menuliskan proses terjadinya persepsi

sebagai berikut :

objek menimbulkan stimulus. Stimulus mengenai alat indra atau

sensoris ke otak. Kemudian otak memproses stimulus tersebut sehingga

individu dapat menyadari dan memaknai apa yang ia terima sebagai suatu

akibat dari stimulus yang diterimanya (objek persepsi)

Proses ini akan lebih jelas terlihat melalui bagan di bawah ini :

Dokumen terkait