BAB I PENDAHULUAN
G. Definisi Operasional
laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan. Manajemen perusahaan bertanggungg jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan oleh bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Bahri, 2016: 136).
Pengertian EMKM dalam SAK EMKM (2016:2) entitas, mikro, kecil, dan menengah adalah “ entitas, mikro, kecil, dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan, sebagaimana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setidaknya selama dua tahun berturut-turut.
9 (pengguna internal dan eksternal), yaitu bidang akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Bidang akuntansi yang membahas penyusunan laporan keuangan untuk pengguna eksternal disebut sebagai akuntansi keuangan. Adapun, bidang akuntansi yang berfokus pada akuntansi untuk tujuan internal entitas disebut akuntansi manajemen.
Akuntansi keuangan yang berorientasi pada pelaporan untuk pihak eksternal memiliki tujuan spesifik bagi masing-masing pihak. Sehingga, membuat pihak penyusun laporan keauangan menggunakan prinsip dan asumsi dalam proses penyusunan laporan keuangan. Laporan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan berupa laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement).
Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan dapat juga disusun untuk tujuan khusus misalnya, laporan keuangan yang ditujukan untuk perpajakan, untuk regulator seperti Bank Indonesia, departemen keuangan (untuk perusahaan lembaga keuangan nonbank) maupun untuk tujuan manajemen (Yenti &
amelia, 2018).
Akuntansi keuangan berorientasi pada pelaporan pihak eksternal.
Beragamnya pihak eksternal dengan tujuan spesifik bagi masing-masing pihak membuat pihak penyusunan laporan keuangan menggunakan prinsip dan asumsi-asumsi dalam proses penyusunan laporan keuangan. Untuk itu diperlukan standar akuntansi yang dijadikan pedoman baik oleh penyusun maupun pembaca laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan berupa laporan keuangan untuk tujuan umum.
Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun berdasarkan data dan informasi yang telah terjadi sehingga lebih berorientasi pada data historis (Martani, 2012: 8).
2. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuanagan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasional normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas di luar perusahaan.
“laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan. Manajemen perusahaan bertanggungg jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan oleh bagi pihak-pihak yang berkepentingan”.(Bahri, 2016: 134)
“laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pembukuan.
Laporan keuanagan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi ekonomi suatu entitas kepada pihak yang berkepentingan. Peristiwa ekonomi yang telah dianalisis dan dicatat dengan persamaan akuntansi di atas menghasilka informasi ekonomi yang dapat dikomunikasikan melalui laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi, lapoaran saldo laba, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas”.(Surya, 2013: 12)
“laporan keuangan (Financial Statement) merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagai ikhtisar dari transaksi-transaksi keuanga. Selama periode berjalan. Periode akuntansi dapat dipakai per tahun, per 12 bulan atau per 6 bulan tergantung perusahaan, namun umumnya per 12 bulan. Laporan keuangan yang dihasilkan akuntabel yang diolah secara sistematis atas dasar bukti transaksi yang benar. Informasi
yang disajikan diringkas melalui nama akun dengan nilai yang akurat, dokelompokkan sesuai dengan kebutuhan atau prinsip akuntansi yang berlaku secara umum”.(Sirait, 2014: 19-20)
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari aktivitas akuntansi.
Laporan ini mengikhtisarkan data transaksi dalam bentuk yang berguna bagi pengambilan keputusan (Pura, 2013: 11).
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan,pengelolaan dan pemeriksaan dari transaksi finasial dalam suatu badan usaha yang dirancang untuk pembuatan keputusan baik dalam maupun luar perusahaan mengenai posisi keuanagan dan hasil usaha perusaan. Dilihat dari segi keuangan, laporan keuangan yang dibuat baik dan luar dapat dijadikan sebagai dasar untuk menganalisis jalanya suatu perusahaan. Apakah mengalami kemajuaan atau sebaliknya dan kalaupun mengalami kemajuan apakah keberhasilan itu sudah optimal atau belum (Priyati, 2013: 5).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kasa, dimana neraca menunjukan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.
3. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkam pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (Priyati, 2013: 6).
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan IAS1 adalah untuk memastikan penyajian informasi yang dapat diperbandingkan dengan menyajiakan laporan keuangan entitas lainnya. Laporan keuangan disusun atas dasar kelangsungan hidup usaha (going concern), jika tidak manajemen bermaksud untuk melikuidasi atau menghentikan perdagangan, atau tidak ada alternative yang realistis selain melakukannya. Suatu entitas menyusun laporan keuangannya, kecuali untuk informasi arus kas, menurut dasar akuntansi akrual.
Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai keuangan. Seandainya nilai keuangan tidak stabil, maka hal ini akan lebih dijelaskan dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu, dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif (Harahap: 2011)
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Anggadini, 2013: 14).
Menurut kerangka konseptual IFRS, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi keuangan ditujukan untuk memenuhi sebagian besar pemakai. Laporan keuangan menyajikan informasi perubahan posisi keuangan dan tidak diwajibkan menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan menunjukkan
apa yang telah dilakukan manajemen dan pertanggungjawaban sumber daya entitas yang telah dipercayakan kepadanya (Martani, 2012: 33).
Secara tradisional, seperangkat laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan penjelasan (termasuk kebijakan akuntansi). Namun, dengan perubahan terbaru terhadap IAS 1, beberapa judul komponen laporan keuangan telah diubah. Misalnya, laporan posisi keuangan mungkin kini disebut suatu Laporan Posisi Keuangan. Lagipula, revisi IAS 1 juga memperkenalkan suatu laporan baru, laporan laba-rugi komprehensif. Laporan laba-rugi komprehensif ini menggabungkan pos laporan laba-rugi dengan pos yang sebelumnya disajikan didalam laporan laba-rugi yang diakui. Entitas tidak diharuskan untuk menggunakan judul baru didalam laporan keuangannya. Revisi IAS 1 adalah efektif untuk periode awal tahunan pada atau setelah 1 Januari 2009 (Ankarath, 2015:
21).
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi posisi keuangan perusahaan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepda pihak manajemen (Bahri, 2016: 134).
Berdasarkan PSAK ETAP, laporan keuangan menyajikan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas dengan wajar.
Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban yang dijelaskan pada SAK ETAP Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif. Penerapan SAK ETAP, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, menghasilkan laporan keuangan yang wajar atas posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Pengungkapan tambahan diperlukan ketika kepatuhan atas
persyaratan tertentu dalam SAK ETAP tidak memadai untuk memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain atas posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.
Berdasarkan SAK ETAP karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan, yaitu (Bahri, 2016: 134-136 ):
1. Dapat dipahami
Informasi akuntamsi tersebut harus dapat dimengerti oleh para pemakai dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang diseusaikan dengan batas pengertian para pemakai.
2. Relevan
Relevan artinya bahwa infomasi harus bermanfaat dan dikaitkan dengan tindakan. Informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut diubah, maka akan mengubah keputusan atau tindakan pemakai laporan keuangan.
3. Materialitas
Informasi dipandang materialitas jika informasi tersebut dapat mengubah pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan.
4. Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan dikatakan andal apabila bebas dari kesalahan material serta disajikan secara jujur.
5. Substansi mengungguli bentuk
Semua peristiwa dan transaksi disajikan secara keseluruhan sesuai dengan substansinya, realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
6. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat adalah menggunakan unsur kehati-hatian dalam menilai dan menyajikan asset atau penghasilan tidak terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak terlalu rendah.
7. Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Tidak terdapat informasi yang tidak benar yang tersajikan dalam laporan keuangan.
8. Dapat dibandingkan
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat bila diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan yang sejenis untuk perode yang sama. Semua peristiwa harus disajikan secara konsisten dan laporan keuangan harus memberikan informasi yang lengkap tentang kebijakan akuntansi dan dampak dari kebijakan tersebut.
9. Tepat waktu
Laporan keuangan tersebut harus diproses dan dilaporkan dalam periode waktu yang cukup ekonomis, dengan mempertimbangkan jangka waktu pengambilan keputusan.
10. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Informasi dari laporan keuangan harus memberikan manfaat melebihi dari biaya penyediaannya. Tetapi bukan berarti pengguna informasi itu yang harus menanggung biaya.
Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi. Banyak pendapat tentang tujuan laporan keuangan ini, baik objek maupun pendekatannya, namun tujuan yang selama ini mendapatkan dukungan luas adalah bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan. Standar Akuntansi Indonesia misalnya merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut (Harahap, 2011: 70):
“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuanagan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi”.
Menurut PAI tujuan akuntansi atau laporan keuangan menurut berbagai sumber dapat kita lihat dari penjelasan di bawah ini. Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalaha sebagai berikut (Harahap, 2011: 120-121).
a. Untuk memberikan informasi keuanagan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilakan laba.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1, tujuan laporan keuanaga dalah sabagai berikut (Harahap, 2011: 121):
a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuanagan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, stsu pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Tujuan laporan keuanagan ini diadopsi dari IASC.
Menurut ASOBAT (A Statement of Basic Accounting Theory) merumuskan empat tujuan akuntansi sebagai berikut (Harahap, 2007:
122).
a. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan.
b. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya.
c. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan.
d. Membantu fungsi dan pengawasan social.
Menurut APB Statement No.4 berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements Business Enterprises. Laporan ini bersifat deskriptif, dan laporan ini banyak memengaruhi studi-studi berikutnya tentang tujuan laporan keuangan.
Dalam laporan ini tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut (Harahap, 2007: 122-124).
a. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.
b. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut.
1. Memberikan informasi yang terpacaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud:
a) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
b) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya.
c) Untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangya.
d) Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
2. Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:
a) Memberrikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham.
b) Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pajak, menumpilkan dana untuk perluasan perusahaan.
c) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan.
d) Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.
3. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan lab
4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban
5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
c. Tujuan Kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai berikut.
1. Relevance
Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Understandability
Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi jjuga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
3. Verifiability
Hasil akuntansi harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.
4. Neutrality
Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.
5. Timeliness
Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
6. Comparability
Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun kperusahaan lain.
7. Completeness
Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.
Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakai yang digunakan sebagai referensi dalam proses pengambilan keputusan. Menurut Trueblood Report, yang dikutip Yadiati (2007) bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan, sehingga semua pihak dengan berbagai keterbatasannya dapat menilai entitas perusahaan dan akhirnya dapat mengambil keputusan ekonomi. IFRS Framework menyatakan bahwa tujuan laporann keuangan adalah untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi banyak pemakai. Jadi satu laporan untuk berbagai pihak (Sirait, 2014: 19-20).
Secara umum laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu kepada para pemangku kepentingan. Para pemakai laporan keuangan selanjutnya dapat menggunakan informasi tersebut sebagai dasar dalam memilih alternatif penggunaan sumber daya perusahaan yang terbatas. Namun, sejalan dengan perkembangan kepentingan kelompok pemakai informasi maka pelaporan keuangan diperluas dengan tujuan sebagai berikut (Samryn, 2012: 33) :
1. Membuat keputusan investasi dan kredit. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk membuat keputusan investasi atau keputusan kredit tanpa harus membuat lebih dari satu laporan keuangan untuk satu periode akuntansi.
2. Menilai prospek arus kas. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai potensi arus kas di masa yang akan dating.
3. Melaporkan sumber daya perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut, dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat menjelaskan kekayaan perusahaan, kepemilikan dan/atau pihak-pihak yang masih berhak atas sumber daya tersebut. Informasi yang disajikan juga dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi atas sumber daya tersebut selama satu periode akuntansi yang dilaporkan.
4. Melaporkan sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas para pemilik.
5. Melaporkan kinerja dan laba perusahaan. Laporan keuangan digunakan untuk mengukur prestasi manajemen dengan selisih antara pendapatan dan beban dalam periode akuntansi yang sama.
6. Menilai likuiditas, solvabilitas, dan arus dana. Laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan melunasi utang jangka pendek, jangka panjang, dan arus dana.
7. Menilai pengelolaan dan kinerja manajemen.
8. Menjelaskan dan menafsirkan informasi keuangan.
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh
siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Pengguna tersebut meliputi penyedia sumber daya bagi entitas, seperti kreditor maupun investor. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Indonesia, 2016: 3).
4. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas yang terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia (yang menggunakan dana nasyarakat seperti asuransi, perbankan, dan dana pensiun). Standar ini mengadopsi IFRS menginggat Indonesia melalui IAI, telah menetapkan untuk melakukan adopsi penuh IFRS mulai tahun 2012.
Adopsi penuh IFRS bukan berarti Indonesia tidak memiliki standar sendiri dan menggunakan secara langsung IFRS. Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tetap melakukan proses penerjemahaan IFRS kedalam bahasa Indonesia. Selain diterjemahkan dalam bahsa Indonesia, DSAK juga melakukan analisis apakah IFRS dapat diterapkan di Indonesia dan sesuai dengan kondisi hokum dan bisnis yang ada. Jika diperlukan, DSAK akan membuat pengecualian penerapan IFRS atau sebaliknya menambahkan aturan dalam standar. Penjelasan penambahan dan pengguranagan dari IFRS dari setiap standar yang diadopsi dapat dilihat dibagian depan PSAK yang diterbitkan. Informasi ini penting bagi pemakai sehingga dengan cepat dapat mengetahui perbedaan IFRS dan PSAK (Martani, 2012: 16).
Profesi akuntansi memiliki beberapa standar yang berlaku secara umum dan dipraktikkan secar universal. Sekumpulan standar umum disebut Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Standar-standar ini mengatur bagaimana peristiwa-peristiwa ekonomi dilaporkan.
Standar Akuntansi Keuangan berisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)
yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Dewan Standar dari setiap standar yang diadopsi dapat dilihat dibagian depan PSAK yang diterbitkan. Informasi ini penting bagi pemakai sehingga dengan cepat dapat mengetahui perbedaan IFRS dan PSAK (Martani, 2012: 16).
Profesi akuntansi memiliki beberapa standar yang berlaku secara umum dan dipraktikkan secar universal. Sekumpulan standar umum disebut Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Standar-standar ini mengatur bagaimana peristiwa-peristiwa ekonomi dilaporkan.
Standar Akuntansi Keuangan berisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Dewan Standar Akuntansi Keuangan berada di bawah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bukan di bawah Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Pengurus pusat IAI, sebagai dewan pengawas yang bertugas memilih anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK), dan menetapkan mekanisme kerja.
Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan bertugas memberikan masukan dan arahan kepada DSAK (Bahri, 2016: 6-7).
Tujuan Standar Akuntansi Keuanga adalah: 1) Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable. 2) Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun. 3) Memudahkan auditor dalam mengaudit. 4) Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
Tujuan Standar Akuntansi Keuanga adalah: 1) Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable. 2) Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun. 3) Memudahkan auditor dalam mengaudit. 4) Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk