• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam program “Kampung Siaga Indosat” adalah:

• Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam individu responden yang dapat memotivasi diri atau merupakan dorongan dalam diri untuk ikut berpartisipasi dalam program “Kampung Siaga Indosat”. Faktor internal meliputi usia, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, dan lama tinggal.

• Usia adalah lama hidup responden dari sejak lahir sampai ketika diwawancarai.

Rentang usia diukur dalam jumlah tahun berdasarkan sebaran yang didapat dari rata-rata data lapang.

Tua : ≥ 33 tahun Muda : < 33 tahun

• Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti responden. Diukur berdasarkan jenjang pendidikan formal terakhir dan dengan acuan dasar wajib belajar sembilan tahun.

Tinggi : > SMP Rendah : ≤ SMP

• Jumlah beban keluarga adalah mereka yang hidup satu atap dan satu dapur, atau satu dapur lain atap. Termasuk didalamnya adalah suami/istri, anak-anak, anggota keluarga lainnya ataupun bukan keluarga tetapi menjadi tanggungan responden.

Diukur dengan jumlah jiwa dan dengan dasar acuan standard BKKBN yaitu dua anak cukup.

Besar : > 4 orang Kecil : ≤ 4 orang

• Lama tinggal yaitu lamanya responden tinggal di tempat ini sampai dengan dilakukan wawancara. Diukur dengan satuan tahun. Tinggi rendahnya akan didapat dari rata-rata data lapang.

Tinggi : ≥ 27 tahun Rendah : < 27 tahun

• Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar responden yang dapat memotivasi atau mendorong responden untuk berpartisipasi dalam kegiatan

“Kampung Siaga Indosat”. Faktor eksternal meliputi metode kegiatan dan pelayanan pelaksanaan kegiatan.

• Metode kegiatan adalah pandangan responden mengenai bagaimana cara penyampaian informasi dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Diukur berdasarkan skor total yang didapat. Pengukuran yang digunakan yaitu satu arah dan dua arah. Metode kegiatan yang dua arah menerapkan proses tanya jawab antara pendamping dan warga dalam setiap pelaksanaan kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Untuk jawaban “ada” diberi nilai 2 dan untuk jawaban “tidak”

diberi nilai 1 untuk masing-masing pertanyaan.

Metode dua arah yaitu skor 5-6 Metode satu arah yaitu skor 3-4

• Kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan adalah pandangan responden tentang: 1) Kualitas pendampingan yang dilakukan oleh pihak Indosat dan PKPU selama program berlangsung 2) Kelengkapan fasilitas yang mendukung program

“Kampung Siaga Indosat”. Diukur berdasarkan skor yang didapat. Skor tertinggi tiap pertanyaan yaitu bernilai 2 dan skor terendah bernilai 1. Pengukurannya yaitu baik dan buruk. Ada 3 pertanyaan yang menjaring pandangan responden tentang kualitas pendampingan dan 2 pertanyaan yang menjaring kelengkapan fasilitas yang mendukung program “Kampung Siaga Indosat”.

Kualitas pelayanan baik yaitu skor 8-10 Kualitas pelayanan buruk yaitu skor 5-7

• Tingkat partisipasi adalah keikutsertaan anggota dalam semua tahapan kegiatan kelompok yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

• Tahap perencanaan, dinyatakan sebagai keikutsertaan responden dalam mengikuti rapat penyusunan rencana suatu kegiatan. Pada tahap perencanaan yang dinilai adalah kehadiran responden dalam rapat perencanaan program dan keaktifan dalam rapat tersebut.

Skor tertinggi tiap pertanyaan yaitu bernilai 3 dan skor terendah bernilai 1. Jika kehadiran dalam rapat tersebut > 2 kali diberi nilai 3, jika kehadirannya ≤ 2 kali diberi nilai 2 dan jika tidak pernah hadir dalam rapat diberi nilai 1. Untuk keaktifan dalam rapat, jika dia hanya hadir diberi nilai 1, jika dia hadir dan bertanya atau memberi usul/pendapat diberi nilai 2 dan jika dia hadir, bertanya, memberi usul/pendapat dan usul/pendapat diterima diberi nilai 3.

Partisipasi tinggi yaitu skor 5-6 Partisipasi rendah yaitu skor 2-4

• Tahap pelaksanaan, dinyatakan dalam keikutsertaan dan keaktifan pada pelaksanaan kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Partisipasi pada tahap pelaksanaan diukur berdasarkan banyaknya kegiatan yang diikuti responden pada

”Kampung Siaga Indosat” serta kehadiran/keaktifan dalam tiap-tiap kegiatan tersebut.

Partisipasi tinggi yaitu skor 17-23 Partisipasi rendah yaitu skor 9-16

• Tahap menikmati hasil yaitu keikutsertaan responden dalam merasakan manfaat dari program “Kampung Siaga Indosat”. Partisipasi pada tahap menikmati hasil diukur dari manfaat/keterampilan yang didapat oleh responden dari adanya kegiatan “Kampung Siaga Indosat” serta bagaimana dia menerapkan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Skor tertinggi tiap pertanyaan bernilai 2 dan skor terendah bernilai 1. Jika responden menjawab mendapatkan manfaat/keterampilan dari adanya “Kampung Siaga Indosat” dan menerapkan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, masing-masing diberi nilai 2. Jika responden menjawab tidak mendapatkan manfaat/keterampilan diberi nilai 1 Partisipasi tinggi yaitu skor 7-8

Partisipasi rendah yaitu skor 4-6

• Tahap evaluasi, yaitu keikutsertaan responden dalam mengevaluasi kegiatan. Jika responden ikut mengevaluasi dan membuat laporan secara lisan/tulisan, masing-masing diberi nilai 2. Jika responden tidak ikut mengevaluasi dan tidak membuat laporan secara lisan/tulisan, masing-masing diberi nilai 1.

Partisipasi tinggi yaitu skor 4 Partisipasi rendah yaitu skor 2-3

Penilaian terhadap partisipasi secara keseluruhan diukur melalui keikutsertaan responden pada tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi serta berdasarkan jumlah skor yang didapat pada tahap-tahap tersebut. Sehingga tingkat partisipasi dapat dikategorikan menjadi:

Tinggi, yaitu skor 29-41 Rendah, yaitu skor 17-28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung data-data kualitatif. Pendekatan kuantitaif dilakukan melalui metode survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survai dilakukan dengan maksud untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa yang dikategorikan sebagai penelitian penjelasan (explanatory atau confirmatory) (Singarimbun, 1989). Hubungan kausal yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah hubungan faktor internal dan faktor eksternal dengan partisipasi masyarakat dalam program “Kampung Siaga Indosat”.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan yang merupakan wilayah didirikannya posko Kampung Siaga Indosat.

Lokasi tersebut dipilih karena merupakan wilayah pertama yang ditetapkan oleh PT Indosat dalam menjalankan salah satu program CSRnya yaitu Indosat Peduli. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap yang dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2008. Tahap pertama yaitu pengumpulan literatur. Tahap kedua yaitu penyusunan proposal penelitian. Tahap ketiga yaitu pengumpulan data untuk pencapaian tujuan penelitian. Sedangkan penelitian tahap keempat yaitu pengolahan data sampai penyelesaian draft penelitian.

3.3 Teknik Pemilihan Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah warga RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Unit analisis dari responden yang dipilih adalah unit rumahtangga (RT). Unit pengamatan RT digunakan untuk pengumpulan data tentang karakteristik pelaku dan sejauhmana tingkat partisipasi warga. Sedangkan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pihak Indosat dan PKPU yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dan berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Pihak Indosat yang menjadi informan adalah staf dari divisi public relation (PR).

Jumlah responden merupakan 10 persen dari total populasi rumah tangga yang ada di RW 04 yaitu sebesar 100 rumah tangga. Teknik yang digunakan dalam mengambil sampel yaitu pengambilan sampel gugus sederhana (simple cluster sampling). Dasar pengklusteran yaitu RT atau Rukun Tetangga yang ada di RW 04 yaitu sejumlah 16 RT.

Dari masing-masing RT tersebut diambil secara acak sebanyak 7 responden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survai dilengkapi dengan wawancara. Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam survai adalah kuesioner. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan meliputi profil kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat”, profil kelurahan dan RW serta literatur yang terkait.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisa data secara kuantitatif dilakukan melalui tabulasi silang untuk menjelaskan hubungan kausal dan uji Korelasi Rank Spearman (Walpole 1995) dengan α 5 %. Uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap program “Kampung Siaga Indosat”. Sedangkan tabulasi silang digunakan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap program “Kampung Siaga Indosat” dan arah hubungannya. Untuk uji Rank Spearman digunakan nilai P value ≤ 0,05 maka tolak Ho pada α 5 %, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel yang diuji.

Pengujian ini menggunakan software SPSS 13.0 for windows. Rumus Korelasi Rank Spearman yang digunakan adalah :

dimana : di = perbedaan rank variabel pengaruh dan variabel terpengaruh untuk observasi ke-i

n = ukuran sampel

Analisa kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menginterpretasikan fenomena yang ada di lapang. Data yang dianalisa secara kualitatif yaitu data tentang pandangan perusahaan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, pelaksanaan program “Kampung Siaga Indosat” dan aspirasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap program “Kampung Siaga Indosat”.

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet

Secara geografis, RW 04 merupakan wilayah pemukiman padat penduduk yang terdiri dari 16 RT. RW 04 terletak di wilayah Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Kotamadya Jakarta Selatan. Wilayah ini merupakan daerah rawan banjir karena terletak di bantaran Sungai Ciliwung. Fasilitas umum yang terdapat di RW 04 antara lain sekolah, mushola, MCK, taman pospol, lapangan bola, lapangan bulu tangkis, balai warga dan pasar manggarai yang terletak di RT 16 dan RT 17.

Sebelah utara dan barat RW 04 berbatasan dengan Sungai Ciliwung. Bagian selatan RW 04 berbatasan dengan stasiun Manggarai. Sedangkan sebelah timur RW 04 berbatasan dengan RW 05, Kelurahan Manggarai yang merupakan wilayah pemukiman.

Secara umum, RW 04 dibagi menjadi 4 wilayah, antara lain:

1. Manggarai Pasar

a. terdiri dari RT 16 dan 17

b. Bentuk fisik rumah warga sudah banyak yang terbuat dari tembok.

2. Manggarai Stasiun

a. terdiri dari RT 06, 07, 08, 09, 10, 11, 12, dan 13

b. Bentuk fisik rumah warga sudah banyak yang terbuat dari tembok dengan lantai keramik dan MCK berada di rumah mereka sendiri.

c. Letak kelompok masyarakat ini berada di belakang Pos RW atau posko Kampung Siaga Indosat.

3. Komplek AL

a. terdiri dari RT 04 dan 05

b. Bentuk fisik rumah adalah tembok dan lantai keramik, lebih baik dibandingkan masyarakat wilayah lain.

4. Manggarai Kapuk

a. terdiri dari RT 01, 02 dan 03

b. Bentuk fisik rumah warga temboknya dari papan, dengan hunian sangat padat, lantai semen, sebagian warga hidup di ruangan yang tidak layak dengan luas 2x3 m2, dengan kasur, kompor/dapur jadi satu.

c. terdapat pondok gizi budarzi PKPU.

4.2 Kependudukan di RW 04

Jumlah penduduk RW 04 adalah 3727 jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak 1869 jiwa dan perempuan sebanyak 1858 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di RW 04 sebanyak 998 KK. Dari sejumlah 3727 jiwa jumlah penduduk RW 04, terdapat 59 jiwa yang tergolong yatim dan 98 orang jompo.

Tabel 1. Sebaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO RT KK L P JIWA

1 RT 001 169 324 287 611

2 RT 002 82 174 174 348

3 RT 003 67 140 144 284

4 RT 004 44 67 65 132

5 RT 005 31 64 67 131

6 RT 006 60 111 120 231

7 RT 007 70 139 115 254

8 RT 008 53 112 141 253

9 RT 009 73 126 164 290

10 RT 010 65 121 111 232 11 RT 011 69 138 135 273

12 RT 012 35 50 47 97

13 RT 013 46 80 68 148

14 RT 015 56 80 65 145

15 RT 016 30 60 74 134

16 RT 017 48 83 81 164

JUMLAH 998 1.869 1.858 3.727 Sumber: Data Monografi RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan 2007

4.3 Kondisi Sosial Ekonomi di RW 04

Merujuk monografi RW 04 Tahun 2007, jenis mata pencaharian dan kondisi sosial masyarakat RW 04 dapat dikelompokkan berdasarkan 4 wilayah yang terdapat di RW 04, antara lain:

1. Manggarai Pasar

a. Karakteristik warganya dengan moralitas yang rendah dengan banyaknya PSK yang mempunyai tempat operasi di luar, tukang palak, pemabok, judi, anak-anaknya sering meminta uang pada kondektur metromini atau angkot, banyak anak-anak yang putus sekolah, disinyalir banyak pemakai dan penderita HIV.

b. Sebutan untuk kelompok masyarakat ini adalah ”Masyarakat daerah Tuyul”.

2. Manggarai Stasiun

a. Sebagian besar pekerjaan warga adalah pedagang dan pemalak di stasiun.

b. Sebutan untuk kelompok masyarakat ini adalah ”Masyarakat Gemtas” (Gang Depan Stasiun atau Gembel Stasiun).

3. Komplek AL

a. warganya adalah anggota TNI AL

b. Secara sosial ekonomi, kondisi warga di wilayah ini jauh lebih baik dibandingkan wilayah lainnya.

4. Manggarai Kapuk

a. Sebagian besar pekerjaan warga adalah buruh lepas, pengemis, pedagang, pemulung dan penadah sampah.

4.4 Kesehatan di RW 04

RW 04 memiliki 1 buah posyandu dan 1 buah klinik yang bernama Klinik Mer-C.

Klinik ini telah beroperasi sejak kebakaran besar tahun 1993 yang menyediakan pelayanan kesehatan umum dengan buka pelayanan hari Senin-Jumat dari jam 17.00 sampai 20.00 wib dengan biaya Rp 5000 per pasien (tidak tergantung jenis penyakitnya dan jumlah obat). Namun, selama ini klinik Mer-C hanya melakukan pelayanan

pengobatan saja, kegiatan kesehatan lainnya belum dilakukan karena kurangnya dana dan SDM. RW ini tidak memiliki prasarana kesehatan seperti rumah sakit, balai pengobatan, rumah bersalin, dan toko obat. Warga RW 04 sudah banyak yang terlibat menjadi kader, antara lain 5 orang kader posyandu, 5 orang kader gizi, 1 orang kader kesling (kesehatan lingkungan), 1 orang kader penyuluh narkoba, dan 17 kader KB.

Jumlah balita yang terdapat di RW 04 pada Tahun 2007 sebanyak 173 jiwa.

Diantara jumlah tersebut, terdapat 3 balita (2 persen) yang tergolong gizi lebih, 62 balita (36 persen) gizi normal, 40 balita (23 persen) gizi kurang dan 47 balita (27 persen) gizi buruk. Jika dilihat dari data tersebut, jumlah balita dengan gizi kurang dan gizi buruk masih mendominasi. Hal tersebut terjadi dikarenakan berkaitan dengan faktor kemiskinan. Maka dari itu, PT Indosat memberikan bantuan pemulihan untuk balita penderita gizi kurang dan gizi buruk dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui program Pondok Gizi yang terdapat di ”Kampung Siaga Indosat”.

Permasalahan kesehatan yang ada di RW 04 antara lain masih banyaknya ibu yang kurang pengetahuan dalam pembinaan dan pendidikan kesehatan bagi anaknya.

Untuk melahirkan, mereka mempercayakan ke dukun beranak dibandingkan ke bidan atau ke dokter kandungan. Alasan terbesar mereka adalah masalah biaya yang lebih murah dan ”tidak macam-macam”. Ketika penyapihan pun mereka meminta dukun untuk

”menjampe-jampe” anaknya agar anaknya tidak mau menyusui lagi.

BAB V

KARAKTERISTIK RESPONDEN

5.1 Karakteristik Internal Responden 5.1.1 Usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58 persen responden berusia muda, yaitu berusia kurang dari 33 tahun. Sedangkan yang berusia 33 tahun ke atas atau berusia tua sebanyak 42 persen. Hasil tersebut sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan yaitu sebagian besar warga yang ditemui adalah warga yang berusia muda meskipun perbedaannya tidak terlalu besar.

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

Muda 58 58

Tua 42 42

Total 100 100

Sumber: Data Primer Penelitian, 2008

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Responden penelitian ini terbagi menjadi beberapa kategori pendidikan, sebagian besar dari responden berpendidikan rendah yaitu sebanyak 63 persen. Responden tersebut hanya tamat SD atau SMP. Bahkan dari sebanyak 63 persen, ada 4 responden yang tidak bersekolah. Sedangkan responden yang berpendidikan tinggi yaitu responden yang tamat hingga SMA atau bahkan perguruan tinggi sebanyak 37 persen. Sebagian besar responden merupakan lulusan SD yaitu sebanyak 40 persen. Sedangkan responden yang melanjutkan hingga perguruan tinggi hanya sebanyak 5 persen.

“rata-rata kebanyakan warga sini sekolah sampe SD doang neng, itu juga masih untung bisa sekolah…” SR (36 tahun)

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

Rendah 63 63

Tinggi 37 37

Total 100 100

Sumber: Data Primer Penelitian, 2008

5.1.3 Jumlah Beban Keluarga

Jumlah anggota keluarga responden terkecil adalah satu anggota keluarga dan terbesar adalah 11 anggota keluarga. Dari keseluruhan responden, sebanyak 42 persen memiliki jumlah beban keluarga lebih dari empat orang yang dikategorikan sebagai responden dengan jumlah beban keluarga besar dan sebanyak 58 persen memiliki jumlah beban keluarga kurang dari atau sama dengan empat orang yang dikategorikan sebagai responden dengan jumlah beban keluarga kecil.

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Beban Keluarga

Jumlah Beban Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%)

Kecil 58 58

Besar 42 42

Total 100 100

Sumber: Data Primer Penelitian, 2008

5.1.4 Lama Tinggal

Rata-rata responden telah tinggal di RW 04 selama 27 tahun. Responden dengan lama tinggal lebih dari atau sama dengan 27 tahun sebanyak 41 persen yang dikategorikan sebagai responden dengan lama tinggal tinggi. Sedangkan 59 persen dari responden telah tinggal di daerah ini selama kurang dari 27 tahun yang dikategorikan sebagai responden dengan lama tinggal rendah. RW 04 memang didiami oleh sebagian besar warga pendatang atau bukan asli dari wilayah ini.

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal

Lama Tinggal Jumlah (orang) Persentase (%)

Rendah 59 59

Tinggi 41 41

Total 100 100

Sumber: Data Primer Penelitian, 2008

5.2 Karakteristik Eksternal Responden 5.2.1 Metode Kegiatan

Metode kegiatan merupakan pandangan responden mengenai bagaimana cara penyampaian informasi dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Metode kegiatan yang dua arah menerapkan proses tanya jawab antara pendamping dan warga dalam setiap pelaksanaan kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Metode kegiatan yang dilakukan oleh pihak Indosat dan PKPU dalam pelaksanaan program “Kampung Siaga Indosat” menurut sebagian besar responden yaitu sebanyak 99 persen bersifat interaktif atau dua arah.

Responden menganggap pihak Indosat dan PKPU menempatkan dirinya sejajar dengan mereka. Responden merasa bebas untuk bertanya, menyampaikan ide, masukkan atau keberatannya terhadap suatu kegiatan “Kampung Siaga Indosat”.

Tabel 6. Karakteritik Responden Berdasarkan Metode Kegiatan

Metode Kegiatan Jumlah (orang) Persentase (%)

Satu arah 1 1

Dua arah 99 99

Total 100 100

Sumber: Data Primer Penelitian, 2008

5.2.2 Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan

Kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan adalah pandangan responden tentang: 1) Kualitas pendampingan yang dilakukan oleh pihak Indosat dan PKPU selama program berlangsung 2) Kelengkapan fasilitas yang mendukung program “Kampung Siaga

Indosat”. Kualitas pelayanan dalam pelaksanaan kegiatan “Kampung Siaga Indosat” oleh pihak Indosat dan PKPU menurut sebagian besar responden yaitu sebanyak 95 persen sudah baik atau mencukupi. Menurut sebagian besar responden, selalu ada pendamping dalam setiap kegiatan “Kampung Siaga Indosat” yang memberikan pengarahan. Selain itu, peralatan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan program sudah mencukupi, sehingga responden tidak perlu menyediakan peralatan sendiri.

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan

Kualitas Pelayanan

Pelaksanaan Kegiatan Jumlah (orang) Persentase (%)

Buruk 5 5

Baik 95 95

Total 100 100

Sumber: Data Primer Penelitian, 2008

BAB VI

KERAGAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT INDOSAT DAN ASPIRASI MASYARAKAT RW 04 TERHADAP

PROGRAM “KAMPUNG SIAGA INDOSAT”

6.1 Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indosat

Sebagai perusahaan publik yang beroperasi di Indonesia dan melayani kebutuhan telekomunikasi masyarakat Indonesia, Indosat senantiasa berupaya untuk tetap konsisten melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan bangsa Indonesia secara berkesinambungan. Memahami berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat saat ini, Indosat berupaya agar seluruh kegiatan CSRnya dapat terlaksana dengan baik dan tepat kepada sasaran dalam memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat yang bersifat jangka panjang.

Program CSR Indosat diimplementasikan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip integritas, akuntabilitas, tanggung jawab dan perbaikan kondisi komunitas yang terukur dengan visi dan misi sebagai berikut:

¾ Visi CSR Indosat

Program diarahkan untuk membangun kebanggaan seluruh stakeholder, termasuk karyawan terhadap Indosat serta sesuai dengan standard internasional yang berlaku.

¾ Misi CSR Indosat

Sejalan dengan misi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas hidup komunitas dan masyarakat.

Program CSR Indosat dilaksanakan dalam empat program besar, antara lain Indonesia Belajar, Indonesia Sehat, Berbagi Bersama Indosat dan Indosat Peduli seperti yang tercantum pada Gambar 3. berikut ini:

Gambar 3. Program CSR Indosat

Program CSR Indosat dimulai pada tahun 2005 yaitu dengan dilakukannya pembangunan dua sekolah dasar yang diperuntukkan bagi anak-anak Aceh. Sampai saat ini PT Indosat belum memiliki divisi khusus yang diperuntukkan bagi pelaksanaan CSR.

Berbagai program CSR Indosat saat ini dilaksanakan di bawah divisi Public Relation (PR).

Menurut pengakuan DH (45 tahun), salah satu staf yang melaksanakan program CSR, pelaksanaan CSR Indosat tidak berlandaskan UU yang dikeluarkan oleh pemerintah melainkan atas kebijakan perusahaan sendiri. Tetapi Indosat juga mendukung pemerintah dengan cara melakukan program dengan konsep yang berbeda. Sebagai contoh, pada saat Hari Kebangkitan Nasional, pemerintah melaksanakan program besar yaitu ”100 Tahun

Kebangkitan Nasional”. Pada saat yang bersamaan Indosat juga menyelenggarakan program ”Indosat Cinta Indonesia” yaitu melalui program ”Kebangkitan Teknologi Wairless”.

6.2 Keragaan Program CSR ”Kampung Siaga Indosat” dan Aspirasi Masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan

6.2.1 Keragaan Program CSR ”Kampung Siaga Indosat” di RW 04

Program ”Kampung Siaga Indosat” merupakan program peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi, kesehatan dan pendidikan yang akan didirikan di daerah minus rawan banjir (Kelurahan Manggarai). Program ini dilaksanakan oleh Indosat yang bekerjasama dengan Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). Program ”Kampung Siaga Indosat” ini merupakan salah satu dari program CSR Indosat Peduli. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

¾ Pendirian Bangunan

Di lokasi kampung siaga didirikan balai warga dengan memanfaatkan lahan fasos atau fasum bebas banjir sebagai tempat multiguna yang dimanfaatkan sebagai balai warga, pusat belajar dan pembinaan mental, pelayanan kesehatan/pondok gizi, sarana sistem peringatan dini sekaligus posko bencana. Bangunan/posko

”Kampung Siaga Indosat” berada di wilayah RW 04, tepatnya berdekatan dengan RT 6 dan RT 17. Pembangunan posko ”Kampung Siaga Indosat” dilakukan oleh orang di luar warga RW 04, hanya sebagian warga RW 04 yang ikut membantu pembangunan tersebut. Pada posko ”Kampung Siaga Indosat” terdapat berbagai fasilitas untuk mendukung kelancaran program yang dijalankan, seperti komputer, mesin jahit, papan tulis, meja belajar serta buku-buku bacaan.

Dokumen terkait