BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Pengembangan Masyarakat (Community Development)
Komunitas adalah suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional maupun yang mempunyai teritorial (Nasdian, 2003).
Definisi lain dari komunitas adalah sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu dimana seluruh anggotanya berinteraksi satu sama lain, mempunyai pembagian peran dan status yang jelas, mempunyai kemampuan untuk memberikan pengaturan terhadap anggota-anggotanya (Warren, Cottrell sebagaimana dikutip Rudito dan Budimanta, 2003). Biasanya komunitas dikuatkan oleh hubungan kerabat, hubungan kerja, hubungan profesi.
Kriteria yang utama bagi keberadaan suatu komunitas adalah terdapat hubungan sosial (social relationships) antara anggota suatu kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunitas menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dan faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para angotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya (Soekanto, 1990 sebagaimana dikutip Nasdian, 2003).
2.3.2 Pengertian Pengembangan Masyarakat (Community Development)
Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat (Brokensha dan Hodge, 1969: h. 35 sebagaimana dikutip Adi, 2003).
Definisi lain pengembangan masyarakat menurut Christensen dan Robinson (1980) sebagaimana dikutip Nasdian (2003) adalah “a group of people working together in a community setting on a shared decision to initiate a process to change their economic, social, cultural or environmental situation”.
Menurut Ife (1995), pengembangan masyarakat merupakan suatu proses yang selalu bersumber pada keswadayaan lokal serta mengandung unsur partisipasi sebagai konsep utama dan kemandirian dari warga, sehingga dalam mengevaluasi program community development harus dilihat pada proses sejak perencanaan program hingga hasil. Pengembangan masyarakat sebagai suatu perencanaan sosial perlu berlandaskan pada asas-asas:
1. Komunitas dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan.
2. Mensinerjikan strategi komprehensif pemerintah, pihak-pihak terkait (related parties) dan partisipasi warga.
3. Membuka akses warga atas bantuan professional, teknis, fasilitas serta insentif lainnya agar meningkatkan partisipasi warga.
4. Mengubah perilaku profesional agar lebih peka pada kebutuhan, perhatian dan gagasan warga komunitas.
Dalam pengembangan masyarakat terdapat prinsip-prinsip yang merupakan penjabaran dari perspektif ekologi dan keadilan sosial. Prinsip-prinsip ini saling terkait
dalam pelaksanaannya. Sulit sekali menjalankan satu prinsip tanpa mengaitkannya dengan prinsip yang lainnya. Pemahaman terhadap prinsip ini perlu dilakukan agar dalam penerapan pengembangan masyarakat, seorang community worker mempunyai orientasi yang tidak hanya bersifat pragmatis tetapi juga mempunyai visi jangka panjang. Dalam prakteknya di lapangan, seringkali ditemukan suatu proyek dinamakan sebagai proyek pengembangan masyarakat, namun setelah dipelajari ternyata tidak menganut prinsip-prinsip pengembangan masyarakat.
Menurut Ife (1995) terdapat 22 prinsip pengembangan masyarakat, antara lain Integrated Development (Pembangunan Terpadu), Confronting Structural Disadvantage (konfrontasi dengan kebatilan struktural), Human Rights (Hak Asasi Manusia), Sustainability (Keberlanjutan), Empowerment (Pemberdayaan), The Personal and The Political (Pribadi dan Politik), Community Ownership (Kepemilikan Komunitas), Self Reliance (Kemandirian), Independent from the State (Ketidaktergantungan pada Pemerintah), Imediate Goals and Ultimate Vision (Tujuan dan Visi), Organic Development (Pembangunan bersifat Organik), The Pace of Development (Kecepatan Gerak Pembangunan), External Experties (Keahlian Pihak Luar), Community Building (Membangun Komunitas), Process and Outcome (Proses dan Hasilnya), The Integrity of the Process (Keterpaduan Proses), Non-Violence (Tanpa Kekerasan), Inclusiveness (Inklusif), Consensus (Konsensus), Co-operation (Kerjasama), Participation (Partisipasi), Defining Need (Mendefinisikan Kebutuhan).
Salah satu prinsip yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam penelitian ini adalah prinsip partisipasi. Partisipasi dalam pengembangan komunitas harus menciptakan peran serta yang maksimal dengan tujuan agar semua orang dalam masyarakat tersebut
dapat dilibatkan secara aktif pada proses dan kegiatan masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan pengembangan komunitas selalu mengoptimalkan partisipasi, dengan tujuan semua warga ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan dan terlibat dalam pelaksanaan serta evaluasi. Melalui peran serta warga komunitas maka akan diperoleh proses belajar satu sama lain, mereka dapat mengubah secara alamiah kegiatan tradisional yang ekslusif menjadi kegiatan yang partisipatif dan secara sportif mereka dapat menjadi tergantung satu sama lain.
Arti Penting Community Development bagi Perusahaan dan Pemerintah
Menurut Rudito dan Budimanta (2003) ada tiga alasan penting mengapa perusahaan dan pemerintah melakukan kegiatan community development, yaitu:
1. Izin lokal dalam mengembangkan hubungan dengan komuniti lokal. Izin lokal merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan komuniti perusahaan dalam rangka melanggengkan kegiatan di wilayah hak ulayat komuniti lokal sebagai bagian dari masyarakat, sehingga izin lokal mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan legalitas dari Nasional dan Pemerintah Daerah. Dengan izin lokal maka perusahaan dapat meminimalkan resiko pengeluaran biaya yang lebih banyak terhadap kelompok anggota masyarakat yang tergolong miskin yang ada di lokasi.
Artinya perusahaan dan programnya dapat bekerjasama dengan komuniti-komuniti yang ada sehingga dapat ikut terlibat dalam jenis-jenis usaha penunjang perusahaan yang ada, yang pada akhirnya pengeluaran biaya secara donor terhadap anggota masyarakat yang tergolong miskin yang ada di sekitarnya dapat tertanggulangi oleh adanya jasa penunjang ini.
2. Mengatur dan menciptakan strategi ke depan melalui program community development. Dengan beradaptasinya perusahaan dengan kehidupan sosial budaya komuniti lokal maka perusahaan dapat memperoleh dan menciptakan strategi pengembangan usahanya melalui kerjasama yang proaktif melalui program community development. Reputasi hubungan baik antara perusahaan dengan komuniti lokal dalam community development dapat menciptakan kesempatan usaha yang baru. Terciptanya mata rantai suplai dan usaha diantara keterkaitan komuniti-komuniti yang ada dan perusahaan dapat melanggengkan kehidupan beroperasinya perusahaan.
3. Program community development sebagai cara untuk membantu pemenuhan sasaran usaha. Sasaran-sasaran tersebut termasuk menangani isu pembangunan yang dapat secara langsung berakibat pada usaha perusahaan, seperti kesehatan masyarakat, pendidikan, membangun hubungan positif dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, memfasilitasi konsultasi umum dan komunikasi antara perusahaan dan masyarakat lokal dalam isu-isu usaha.
Jadi, dapat dikatakan bahwa kegiatan pengembangan masyarakat perlu partisipasi aktif dari masyarakat. Dengan demikian, program pengembangan masyarakat yang dijalankan perusahaan nantinya dapat terus berlanjut dan masyarakat menjadi mandiri serta tidak tergantung lagi pada perusahaan.